p-Index From 2020 - 2025
11.885
P-Index
This Author published in this journals
All Journal E-Journal of Linguistics Jurnal Pendidikan dan Pengajaran PRASI: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Lingua Scientia Journal Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora (JPPSH) Jurnal IKA Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Pendidikan Indonesia Jurnal Kajian Bali Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurnal Pendidikan Bahasa Jurnal Pendidikan Matematika Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Arbitrer EXPOSURE JOURNAL Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal k@ta Esteem Journal of English Study Programme International Journal of Language and Literature WIDYA LAKSANA Journal of Education Technology MABASAN ACITYA Journal of Teaching & Education JALL (Journal of Applied Linguistics and Literacy) Journal of English Language and Culture E-Link Journal Journal of English Teaching and Applied Linguistics (JETAL) Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Interference: Journal of Language, Literature, and Linguistics The Art of Teaching English as a Foreign Language (TATEFL) Journal of English Language and Education Journal of Educational Study Jurnal Penelitan Mahasiswa Indonesia Jurnal Impresi Indonesia Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Indonesian Journal Of Educational Research and Review Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Room of Civil Society Development IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Pubmedia Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Journal of Linguistic and Literature Studies (JOLLES) Room of Civil Social Development
Claim Missing Document
Check
Articles

THE PHONOLOGICAL SYTEM OF BALINESE LANGUAGE OF KUTUH DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY ., Komang Evayanti; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.871 KB) | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.15052

Abstract

Penelitian ini dirancang dalam bentuk deskriptif kualitatif yang menggambarkan sistem fonologi Kutuh dialek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah fonem dan distribusinya. Penelitian ini hanya berfokus pada fonem segmental dalam Kutuh Dialek. Ada tiga informan yang dipilih berdasarkan satu set kriteria. Data dikumpulkan berdasarkan tiga daftar kosakata, yaitu: Swadesh, Nothofer, dan Holle. Tiga teknik digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu observasi, rekaman, dan teknik wawancara (mendengarkan dan mencatat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kutuh dialek memiliki 50 fonem dan tidak semua fonem memiliki distribusi lengkap (awal, tengah, posisi akhir). Fonem dapat diklasifikasikan menjadi: enam vokal; ʌ /, / i /, u /, / e /, / o /, / ə /, sebelas diftong; / ʌi /, / iʌ /, / ʌu /, / uʌ /, /uə /, / ʌə /, / ʌɛ /, / ʌɔ /, / ui /, / iu /, / iə /, lima geminate vokal; / ʌʌ /, / ʊʊ /, / ɔɔ /, / ɪɪ /, / əə /, sembilan belas konsonan; / p /, / b /, / t /, / m /, / d /, / g /, / h /, / c /, / r /, / s /, / n /, / y /, / j /, / w /, / ʔ /, / k /, / l /, / ŋ /, / ñ /, dan sembilan konsonan cluster; / kr /, / pr /, / br /, bl /, / kl /, / tl /, / ml /, / sl / dan / pl /.Kata Kunci : kualitatif, fonem, sistem fonologis, dialek This study was designed in form of descriptive qualitative that described Kutuh Balinese phonological system. This study aimed at describing the number of phonemes and their distributions. This study focused only on the segmental phonemes in Kutuh Dialect (KD). There were three informants chosen based on a set of criteria. The data were collected based on three word lists, namely: Swadesh’, Nothofer’s, and Holle’s. Three techniques were used to collect the data, namely observation, recording, and interview technique (listening and note-taking). As the result of this study, it shows that Kutuh Dialect has 50 phonemes and not all of phonemes have complete distribution(initial, middle, final position). The phonemes could be classified into: six vowels; ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ə/, eleven diphthongs; /ʌi/, /iʌ/, /ʌu/, /uʌ/, /uə/, /ʌə/, /ʌɛ/, /ʌɔ/, /ui/, /iu/,/iə/, five geminate vowels; /ʌʌ/, /ʊʊ/, /ɔɔ/, /ɪɪ/, /əə/, nineteen consonants; /p/,/b/, /t/, /m/, /d/, /g/, /h/, /c/, /r/, /s/, /n/ ,/y/, /j/, /w/, /ʔ/, /k/, /l/, /ŋ/, /ñ/, and nine consonant clusters; /kr/, /pr/, /br/, /bl/, /kl/, /tl/, /ml/, /sl/ and /pl/. keyword : qualitative, phoneme, phonological system, dialect
The Comparison Of Derivational and Inflectional Processes of Wongaya Gede and Tajen Dialects ., Gede Agus Lesmana Putra; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 4, No 1 (2016): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i1.8079

Abstract

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan dan persamaan awalan dan akhiran dalam hal process derivasi dan inlfeksi dari dialek Wongaya Gede dan Tajen. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, rekaman, dan interpiu (mendengarkan dan mencatat). Terdapat enam informan yang dipilih dari dua dialek. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima awalan dan enam akhiran yang ada di dialek Wongaya Gede: awalan {ә-}, {kә-}, {mә-}, {N-}, dan {si-} serta akhiran {-an}, {-in}, {-n}, {ne-}, {-ә}, dan {-әng}. Sedangkan, terdapat enam awalan dan akhiran yang ada di dialek Tajen: awalan {a-}, {bә-}, {kә-}, {mә-}, {N-}, dan {si-}, serta akhiran {-ang}, {-an}, {-in}, {-n}, {-ә}, dan {-ne}. Awalan yang sama yang mengalami morfem derivasi adalah awalan {kә-}, {mә-}, {N-}, dan {si-} dan tidak adanya perbedaan awalan. Awalan yang sama yang mengalami morfem infleksi adalah awalan {mә-}, {N-} sedangkan awalan yang berbeda adalah awalan {-ә} di dialek Wongaya Gede yang memiliki fungsi sama dengan awalan {a-} di dialek Tajen yang hanya dibedakan dari cara pengucapannya dan awalan {bә-} yang hanya ada di dialek Tajen. Tidak adanya persamana akhiran yang mengalami morfem derivasi dari kedua dialek, sedangkan akhiran yang berbeda adalah akhiran {-ang}, {-an}, {-in} yang hanya terdapat di dialek Tajen dan akhiran {-әng} di dialek Wongaya Gede yang memiliki fungsi yang sama dengan akhiran {-ang} dari dialek Tajen namun dibedakan dari segi pengucapannya. Persamaan akhiran yang mengalami morfem infleksi adalah akhiran {-an}, {-in}, {-n}, {ne-}, {-ә} dan tidak adanya perbedaan. Kata Kunci : Awalan dan Akhiran Derivasi, Awalan dan Akhiran Infleksi, Dialek Wongaya Gede dan Tajen This descriptive qualitative study aimed at comparing the differences and similarities of prefixes and suffixes in Wongaya Gede and Tajen dialects in the terms of derivational and inflectional processes. The data were collected through observation, recording, and interview (listening and noting) techniques. There were six informants chosen of the two dialects. The results of the study show that there are five prefixes and six suffixes existing in Wongaya Gede: prefix {ǝ-}, {kǝ-}, {mǝ-}, {N-}, and {si-} and suffix {-an}, {-in}, {-n}, {-nǝ}, {-ǝ}, and {-ǝng}. Meanwhile, there are six prefixes and suffixes existing in Tajen dialect: prefix {a-}, {bǝ-}, {kǝ-}, {mǝ-}, {N-}, and {si-} and suffix {-ang}, {-an}, {-in}, {-n}, and {-ǝ}, and {-nǝ}. The same prefixes undergoing derivational morphemes are prefix {kǝ-}, {mǝ-}, {N-}, and {si-} and there is no different prefixes. The same prefixes undergoing inflectional morphemes are prefix {mǝ-}, and {N-} and the difference is prefix {ǝ-} of Wongaya Gede dialect which has the same function with prefix {a-} of Tajen dialect differentiating on how they are pronounced and prefix {bǝ-}. There is no similarities of suffixes which undergo derivational morphemes. The different suffixes undergoing derivational morphemes are suffix {-ang}, {-an}, and {-in} which was found on Tajen dialect, and suffix {-ǝng} of Wogaya Gede dialect which has the same function as suffix {-ang} of Tajen dialect: differentiating on how they are pronounced. The same suffixes undergoing inflectional morphemes are suffix {-an}, {-in}, {-ne}, {-ǝ}, and {-n}. There is no differences.keyword : derivational prefixes and suffixes, inflectional prefixes and suffixes, Wongaya Gede and Tajen dialects
The Morphological Processes of Balinese Dialect Spoken by Timbrah Villagers ., Ni Made Sariningsih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 4, No 2 (2017):
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.202 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya proses pembentukan kata yang terjadi pada bahasa Bali yang digunakan di desa Timbrah. Penelitian ini merupakan Deskriptif Kualitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode interview. Data dikumpulkan berdasarkan 3 domain, yaitu: keluarga, pertemanan dan lingkungan. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan prosedur penelitian menggunakan data analisis oleh Miles dan Huberman (1994). Objek penelitian ini adalah proses pembentukan kata bahasa bali pada desa timbrah. Adapun 2 macam dari proses morfologi yaitu: awalan dan akhiran. Adapun 6 pembentukan kata yaitu: gabungan kata, pengulangan kata, campuran kata, pemotongan kata, peminjaman kata dan akronim. Hasil penelitian ini menunujukan adanya tiga jenis awalan yang merupakan proses pembentukan suatu jenis kata {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. Tujuh jenis akhiran yang dapat membentuk perubahan kata adalah jenis suffix {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} dan {-mu}. Lima jenis awalan yang tidak merubah kelas kata {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. Tiga jenis kata akhiran yang tidak merubah kelas kata {-e}, {-ang} dan {-in}. Adapun proses penambahan affiks salah satunya adalah prefiks {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-} dan sufiks {-an}, {-ang} and {-in}. Adapun contoh dari penggabungan kata: kaje kangin dan kaje kauh. Pemendekan kata: au, ko, to dan jae. Blending kata: bangku, jangku, karjae dan binpuan. Pengulangan kata: dadong-dadong, ujan-ujan and kunang-kunan. Peminjaman kata: buku, kamar mandi dan baju. Singkatan kata: UNDIKNAS dan UNDIKSHAKata Kunci : Bahasa Bali, Perubahan Kata,Timbrah Dialek,. The aim of this study was to find about the morphological processes of Balinese dialect spoken by Timbrah villagers. The research was a descriptive qualitative research which used observation method and interview method. The data were collected in three different domains, namely: Family, Friendship and Neighborhood. The researcher collected the data based on the research procedure by using data analysis suggested by Miles and Huberman (1994). The object of the study was the morphological processes of Balinese Dialect in Timbrah village. There were two kinds of morphological processes, namely: Preixation and Suffixation. There were six kinds of word formation, namely: compounding, reduplication, blending, clipping, borrowing and acronym. There are three kinds of derivational prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. There are seven kinds of derivational suffixes, namely {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} and {-mu}. There are five kinds of inflectional prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. There are three kinds of inflectional suffixes, namely {-e}, {-ang} and {-in}. There are Affixation process, namely prefixation of affixation {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-}. Suffixation of affixation {-an}, {-ang} and {-in}. There were found compounding: kaje kangin and kaje kauh; clipping: au, ko, to, and jae; blending: bangku, jangku, karjae, and binpuan; reduplication: dadong-dadong, ujan-ujan, and kunang-kunang; borrowing: buku, kamar mandi, and baju; and acronym: UNDIKNAS and UNDIKSHA.keyword : Balinese Language , Timbrah Dialect, Morphological Process.
AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTION AND EXPRESSION USED BY TOUR GUIDES AT BALI BEST MEMORY TOURS IN HANDLING TOURISTS ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi dan ungkapan bahasa yang digunakan oleh pemandu wisata di Bali Best Memory Tours dalam menangani wisatawan. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yang dilakukan dengan mengamati, merekam audio, dan mewawancarai subjek. Subjek penelitian ini adalah 2 pemandu wisata di Bali Best Memory Tours. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 fungsi bahasa yang digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani wisatawan, seperti: (1) fungsi untuk ucapan, (2) fungsi pemberian informasi, (3) fungsi untuk menawarkan sesuatu, (4). ) berfungsi untuk berterima kasih, (5) berfungsi untuk meminta maaf dan (6) berfungsi untuk mengucapkan selamat tinggal. Dari 6 fungsi bahasa, fungsi pemberian informasi banyak digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani para wisatawan. Fungsi pemberian informasi sebanyak 58 kali (57%), kemudian dilanjutkan dengan fungsi untuk mengucapkan terima kasih sebanyak 11 kali (11%), berfungsi untuk menyapa 10 kali (10%), berfungsi untuk meminta maaf 9 kali (9%) dan berfungsi untuk menawarkan sesuatu 8 kali (8%). Fungsi bahasa yang paling sedikit yang digunakan oleh pemandu wisata adalah fungsi untuk mengucapkan selamat tinggal, yang muncul 5 kali (5%). Dalam mengekspresikan fungsi bahasa tersebut, pemandu wisata di Bali Best Memory Tours kebanyakan menggunakan ekspresi formal, yang digunakan 96% oleh kedua pemandu wisata. Dan ada 4% ekspresi informal yang digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani para wisatawan.Kata Kunci : fungsi bahasa, ekspresi bahasa, pemandu wisata This study aimed at analyzing language functions and expressions used by the tour guides at Bali Best Memory Tours in handling tourists. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, which was conducted by observing, audio recording, and interviewing the subjects. The subjects of this study were 2 tour guides at Bali Best Memory Tours. The results of the study show that there were 6 language functions used by the tour guides in handling the tourists, such as: (1) function for greeting, (2) function for giving information, (3) function for offering something, (4) function for thanking, (5) function for apologizing and (6) function for saying goodbye. Out of 6 language functions, function for giving information was mostly used by the tour guides in handling the tourists. Function for giving information was used 58 times (57%), then followed by function for thanking that occurred 11 times (11%), function for greeting 10 times (10%), function for apologizing 9 times (9%) and function for offering something 8 times (8%). Moreover, the least language function that was used by the tour guides was the function for saying goodbye, occurring 5 times (5%). In expressing those language functions the tour guides at Bali Best Memory Tours mostly used formal expression, which were expressed 96% by both of the tour guides. Moreover, there were 4% informal expressions committed by the tour guides while handling the tourists.keyword : language functions, language expressions, tour guides
AFFIXATION OF TIANYAR DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY ., I Gede Sumerjaya; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.5277

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah prefiks dan suffiks di Dialek Tianyar dan jenisnya dari Infleksi dan Derivasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Qualitatif. Dua sampel informan dari Dialek Tianyar dipilih berdasarkan seperangkat kriteria. Data dikumpulkan menggunakan 3 tehnik, yakni: tehnik observasi, merekam, dan wawancara (mencatat dan mendengarkan). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada lima jenis prefiks dan lima jenis suffiks di Dialek Tianyar. Prefiks tersebut yakni prefiks {N-}, {ma-}, {sa-}, {pa-}, dan {ka-}. Suffiks tersebut yakni suffiks {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, dan {-e}. Jenis prefiks dan suffiks yang tergolong derivasi adalah prefiks{N-}, {ma-}, {sa-}, {pa}, and {ka-} dan suffiks {-ang}, {an}, {-ne}, dan {-in}. Jenis prefiks dan suffiks yang tergolong infleksi adalah prefiks {N-}, {ma-}, dan {ka-} dan suffiks {-ang}, {an}, {-ne}, {-in}, dan {-e}.Kata Kunci : derivasi prefiks dan suffiks, infleksi prefiks dan suffiks, dan Dialek Tianyar This study aimed at describing the number of prefixes and suffixes in Tianyar Dialect and its types of inflectional and derivational. This study is a descriptive qualitative research. Two informant samples of Tianyar Dialect were chosen based on a set criteria. The data were collected based on three techniques, namely: observation, recording technique, and interview (listening and noting) technique. The results of the study show that there were five prefixes and five suffixes existed in Tianyar Dialect. The prefixes were {N-}, {ma-}, {sa-}, {pa-}, and {ka-}. The suffixes were {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, and {-e}. The prefixes and suffixes that belong to derivation are: prefix {N-}, {ma-}, {sa-}, {pa}, and {ka-} and suffix {-ang}, {an}, {-ne}, and {-in}. The prefixes and suffixes that belong to inflection are: prefixes {N-}, {ma-}, and {ka-} and suffix {-ang}, {an}, {-ne}, {-in}, and {-e}.keyword : derivational prefixes and suffixes, inflectional prefixes and suffixes, and Tianyar Dialect
SOUND CHANGES OF THE BORROWING WORDS FROM ENGLISH INTO INDONESIAN IN RESTAURANT REGISTER ., I G A N Alitia k; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.82 KB) | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.15061

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis perubahan bunyi dari kata-kata pinjaman dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dalam ranah restoran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, ada 5 informan yang dipilih, satu sebagai informan utama dan empat lainnya sebagai informan sekunder. Data yang diperoleh dikumpulkan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi, wawancara, perekaman. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada 81 kata-kata pinjaman dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dalam ranah restoran, 6 kata mengalami pengurangan klaster, 7 kata mengalami epenthesis atau anaptyxis, 3 kata mengalami patah vocal atau diftongisasi, 11 kata mengalami paragoge, dan 23 kata mengalami monoftongisasi.Kata Kunci : kata pinjaman, perubahan bahasa, perubahan bunyi This study aimed at describing the types of sound change of the borrowing words from English to Indonesian in restaurant register. This research was a descriptive qualitative research. In this study, there were five informants selected, one as the main informant, and four others as the secondary informants. The obtained data were collected by using three techniques, namely: observation, interview, and recording. The results of the data analysis show that there were 81 borrowing words from English into Indonesian in restaurant register, 6 words underwent cluster reduction, 7 words underwent epenthesis or anaptyxis, 3 words underwent vowel breaking or diphthongization, 11 words underwent paragoge, and 23 words underwent monophthongization. keyword : borrowing words, language change, sound change
A COMPARATIVE STUDY ON MORPHOLOGICAL PROCESS OF TAMBAKAN AND PELAGA DIALECTS ., I Putu Edi Sutrisna; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin; ., Drs. Asril Marjohan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3331

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk membandingkan proses morfologi dari dialek Desa Tambakan dan Desa Pelaga. Fokus dari penelitian ini pada proses penambahan awalan dan akhiran kepada kata dasar yang terjadi pada dialek Desa Tambakan dan Pelaga. Data didapatkan melalui interaksi langsung dengan informan dari kedua desa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung, perekaman percakapan, dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah alat perekam, daftar kata Swadesh, dan daftar kata Budasi. Hasil dari peneltian ini menunjukan bahwa awalan yang terdapat di dialek Tambakan adalah {si-}, {pa-}, {ma-}, {N-}, {ka-}, dan {ba-}; akhiran yang terdapat di dialek Tambakan adalah {-ne}, {-ang}, {-an}, {-a}, {-in}, dan, {-n}; awalan yang terdapat di dialek Pelaga adalah {si-}, {pa-}, {ma-}, {N-}, dan {ka-}; dan akhiran yang terdapat di dialek Pelaga adalah {-ne}, {-ang}, {-an}, {-a}, {-in}, dan {-n}. Awalan {ba-} hanya ditemukan di dialek Tambakan saja. Imbuhan dari kedua dialek yang mengalami proses derivasi adalah {si-}, {ma-}, {N-}, {ka-}, {pa-}, {-in}, {-ang}, dan {-an}. Perbedaan proses derivasi kedua dialek tersebut terdapat pada awalan {ba-} yang hanya ditemukan di dialek Tambakan. Awalan dari kedua dialek yang mengalami proses infleksi adalah {ma-}, {N-}, {pa-}, {-in}, {-ne}, {-ang}, {-a}, {-n} and {-an}. Perbedaan dari dua dialek tersebut terdapat pada awalan {ka-} dan {ba-} yang hanya ditemukan mengalami proses infleksi di dialek Tambakan saja. Walaupun Desa Tambakan dan Pelaga tergolong dialek Bali Dataran, dapat disimpulkan bahwa kedua dialek tersebut memiliki perbedaan dalam proses morfologi yang mencangkup proses penambahan imbuhan pada kata dasarnya.Kata Kunci : dialek Bahasa Bali, imbuhan, penelitian deskriptif komparatif, proses morfologi This study was a descriptive qualitative study, which aimed at comparing the morphological process of Tambakan and Pelaga Dialects qualitatively. The focus on this study was the process of adding prefix and suffix to the word base of those dialects. Data were collected through direct encounter with the informants of two dialects. It was done through interviews, recording, and observation. The instruments used in obtaining data were recorder, Swadesh wordlist, and Budasi wordlist. The result of the study shows that the prefixes of Tambakan Dialect were {si-}, {pa-}, {ma-}, {N-}, {ka-}, and {ba-}; the suffixes of Tambakan Dialect were {-ne}, {-ang}, {-an}, {-a}, {-in}, and, {-n}; the prefixes of Pelaga Dialect were {si-}, {pa-}, {ma-}, {N-}, and {ka-}; and the suffixes of Pelaga Dialect were {-ne}, {-ang}, {-an}, {-a}, {-in}, and {-n}. Prefix {ba-} was only found on Tambakan Dialect only and it was not found on Pelaga Dialect. The same prefixes and suffixes of two dialects undergoing derivational process were {si-}, {ma-}, {N-}, {ka-}, {pa-}, {-in}, {-ang}, and {-an}. The difference was on Prefix {ba-}, which was found on Tambakan Dialect only. The same prefixes and suffixes of the two dialects undergoing inflectional process were {ma-}, {N-}, {pa-}, {-in}, {-ne}, {-ang}, {-a}, {-n} and {-an}. The difference was on Prefix {ka-} and {ba-}, which underwent inflectional process on Tambakan Dialect only. Although Tambakan and Pelaga Dialects belong to Bali Dataran Dialect, it can be concluded that they had differences in their morphological process, especially in adding prefixes and suffixes.keyword : affixation, Balinese Dialect, descriptive comparative study, morphological process
AN ANALYSIS OF PHONEMIC AND SEMANTIC CHANGES OF INDONESIAN WORDS BORROWED FROM ENGLISH APPEARING IN TOURISM MAGAZINES ., I Putu Hendra Adi Sutika; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 2, No 2 (2016):
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai macam jenis perubahan phonemic dan semantic yang terjadi pada bahasa pinjaman di Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris yang ditemukan di majalah-majalah pariwisata. Majalah pariwisata dipilih karena peneliti mengkhususkan fokus penelitian pada ranah pariwisata. Ranah pariwisata merupakan ranah dimana kontak antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris terjadi lebih banyak karena Indonesia sendiri merupakan daerah tujuan wisata populer sehingga penggunaan Bahasa Inggris dalam komunikasi terjadi lebih intensif. Dalam menganalisis data, peneliti berpedoman pada metode “Interactively Data Analysis Model” milik Miles dan Huberman (1984). Langkah-Langkahnya meliputi (1) membaca dua judul majalah yang telah disiapkan, (2) mengumpulkan kata-kata pinjaman dengan mempertimbangkan apakah kata tersebut terdengar/ tertulis seperti Bahasa Inggris atau tidak, (3) menulis dan mengartikan kata-kata pinjaman tersebut dan menaruhnya kedalam tabel-tabel, (4) menganalisis perubahan phonemic dengan berujuk pada perpaduan teori dari Warsiman dan Haspelmath & Tadmor, Teori milik Lass dan teori rephonemicization milik Crowley; perubahan semantic dengan berujuk pada teori milik Bloomfield, (5) memverifikasi dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat 5 tipe perubahan phonemic pada konsonan (6 proses phonemic shift, 3 proses phonemic split dan 1 proses masing masing untuk apocope, syncope dan lenition) dan 3 tipe perubahan phonemic pada vokal (2 proses phonemic split, 4 proses phonemic merger dan 4 proses paragore). Selain itu, terdapat juga tiga tipe perubahan semantic, meliputi perluasan makna, penyempitan makna dan peyorasi. Kata Kunci : kata-kata pinjaman, perubahan phonemic, perubahan semantic This research paper analyzes the various phonemic and semantic changes of Indonesian words borrowed from English appearing in tourism magazines. Tourism magazines were chosen because the researcher limited the focus of the study under the area of tourism field. Tourism field was considered as the field where language contact between English and Indonesian occurs more frequently than the others because Indonesia is a popular tourist destination so that the usage of English in communication happens intensively. In analyzing the data, the researcher used the method of “Interactively Data Analysis Model” of Miles and Huberman (1984). The steps were (1) reading the two magazines prepared, (2) collecting the borrowed words by considering whether the words has maintained the quiet similar spelling /pronunciation with English or not, (3) transcribing and defining the borrowed words and putting them into tables, (4) analyzing the phonemic changes based on the synthesized theories of Warsiman and Haspelmath & Tadmor, the Lass’ theory and the rephonemicization theory of Crowley; semantic changes by considering the theory of Bloomfield, (5) verifying and drawing a conclusion of the study. The results of the study show that there are five types of phonemic changes for consonants (6 processes of phonemic shift, 3 processes of phonemic split, and 1 process for apocope, syncope, lenition respectively) and three types of phonemic changes for vowel (2 processes of phonemic split, 4 processes of phonemic merger and 4 processes of paragore). Further, there are three types of semantic changes: semantic broadening, semantic narrowing and pejoration. keyword : borrowing words, phonemic changes, semantic changes
An Analysis of Morphological Processes of Balinese Dialect of Batukandik ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.158 KB) | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat desa Batukandik yang menggunakan dialek Batukandik dalam komunikasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik, yaitu; afiksasi, peminjaman, penciptaan kata baru, pemenggalan, dan pemendekan kata. Ada dua jenis afiksasi: (1) prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, dan {a-} dan (2) suffix: {-ne}, {-ang}, {-in}, {-an}, {-e} dan {-te}. Reduplikasi adalah dagang-dagang, bedos-bedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, dll. Peminjaman adalah TV, trik, administrasi, mineral, objek, persen, cek-up, transit, dll. Hanya ada tiga kata yaitu Rinso, Aqua, dan Honda yang termasuk penciptaan kata baru. Pemenggalan adalah kata pa dari paak, ked dari neked, pan dari bapan, dan kata hang dari bahang, dll. Pemendekan kata adalah KKN, TV, and HP.Kata Kunci : proses-proses morfologi, Dialek Bahasa Bali, Batukandik The study aimed at analyzing the types of morphological processes that exist in Balinese Dialect of Batukandik. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, in which the data were collected through observation and interview technique. The subjects of this study were the people of Batukandik village who speak Balinese in their daily communication. The result of the study showed that there were seven types of morphological processes that exist in Balinese Dialect Batukandik, namely; affixation, reduplication, borrowing, coinage, clipping, and initialism. There were two kinds of affixation: (1) by adding prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, and {a-}and (2) by adding suffix: {-ne},{-ang}, {-in}, {-n}, {-an}, {-e} and {-te}. The reduplication were dagang-dagang, bedos-nedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, etc. The borrowing were TV, strait, tricks, administration, mineral, objek, persen, cek-up, transit, etc. The coinage were Rinso, Aqua, and Honda. The clipping were the word pa from paak, ked from neked, pan from bapan, and the word hang from bahang, etc. The initialism were KKN, TV, andHP.keyword : morphological processes, Balinese dialect, Batukandik
THE QUALITATIVE EVIDENCES THAT DIFFERENTIATE PELAGA AND TAMBAKAN DIALECTS: A CONTRASTIVE STUDY ., Putu Bagus Mahardika; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin; ., Drs. Asril Marjohan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membedakan sistem fonologi antara dialek Pelaga (PD) dan Tambakan (TD) dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Subjek dari penelitian ini adalah dialek Pelaga dan Tambakan. Penelitian ini merupakan jenis dari penelitian konstrastif. Sistem fonologi dari kedua dialek dipaparkan pertamanya. Data dipaparkan menggunakan 3 jenis wordlist (Swadesh, Budasi, dan Holle) yang dikumpulkan menggunakan teknik perekaman dan pencatatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dari kedua dialek. Dalam hal fonem, PD memiliki 55 dan TD memiliki 48. Sementara itu, distribusi dari vokal kedua dialek menunjukkan perbedaan, walaupun jumlah keduanya sama. PD dan TD memiliki jumlah diftong yang sama, yakni 9. Dari 19 konsonan kedua dialek, kebanyakan memiliki distribusi yang lengkap. Namun, konsonan /ʔ/ dalam PD muncul di posisi tengah dan akhir, sementara dalam TD hanya muncul di posisi akhir. Dalam hal gugus konsonan, PD memiliki 17 dan TD hanya 11. Dalam pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, fonem bahasa Inggris /ӕ/, /ɒ/, /ɜ/, /ɑ/, /ɑI/, /ɑʊ/, /f/, /v/, /ɵ/, /ð/, /z/, /ʃ/, /ʤ/ dan semua triftong menjadi kendala dalam pengucapannya oleh orang-orang Pelaga dan Tambakan.Kata Kunci : bukti-bukti kualitatif, dialek Pelaga, dialek Tambajan, penelitian kontrastif The study aimed at contrasting the phonological systems of Pelaga Dialect (PD) and Tambakan Dialect (TD) and its implication to learning English as a foreign language. The subjects of this study were Pelaga and Tambakan dialects. This study was a contrastive research. The phonological systems of both dialects were firstly described. The obtained data in the form of wordlists (Swadesh, Budasi, and Holle) were collected through recording and listening and noting techniques. The result of the study shows that PD and TD have differences. In terms of phonemes, it was found that PD had 55 phonemes and TD had 48 phonemes. In term of vowel, the distribution of the vowels is different, although they have the same number of it. PD has 9 diphthongs and TD also has 9 diphthongs. From the 19 consonants of both dialects, most of the consonant have complete distribution. There is only the distribution of consonant /ʔ/ that differentiates both dialects in which in PD consonant /ʔ/ appears in the middle and final position, while in TD it appears in the final position only. In term of consonant cluster, PD has 17 consonant clusters and TD only has 11 consonant clusters. On the implication to learning English as a foreign language, English phonemes /ӕ/, /ɒ/, /ɜ/, /ɑ/, /ɑI/, /ɑʊ/, /f/, /v/, /ɵ/, /ð/, /z/, /ʃ/, /ʤ/ and all of the English triphthong are difficult to be pronounced by people in Pelaga and Tambakan.keyword : qualitative evidences, Pelaga dialect, Tambakan dialect, contrastive study
Co-Authors ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Desak Made Mira Diahningsih ., Desak Made Mira Diahningsih ., DIAH CYNTHIA PUTRI ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., I DEWA MADE BAGUS KASUMAJAYA ., I G A N Alitia k ., I G A N Alitia k ., I GEDE ARIS PRATAMA PUTRA ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Wahyu W.p ., I Gede Wahyu W.p ., I GUSTI AYU AGUNG MIRAH MEYLIANA ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Sudarma ., I Ketut Satria Adiguna ., I Ketut Seken ., I Komang Bramawan ., I Komang Bramawan ., I Made Dedi Kurniawan ., I Nym Dedy Rahland Krisna Hari ., I Nyoman Surya Manggala ., I Putu Adhi Wirayasa ., I PUTU AGUS ENDRA SUSANTA ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Suamba Wijaya ., I Wayan Bagastana ., Iga Putu Ardaba Kory ., Iga Putu Ardaba Kory ., Intania Harismayanti ., Intania Harismayanti ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Toni Sumartawan ., Kadek Vera Mia Asitari ., Kadek Vera Mia Asitari ., Km Triyunita Yani ., Km Triyunita Yani ., Komang Evayanti ., Komang Evayanti ., Komang Tia Dwi Pradipta ., KOMANG TRY WAHYUNI DEWI ., LUH GEDE TRISNAWATI ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Widiyaswary ., Made Ady Pradana Wiyasa ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Wikrama ., Made Wikrama ., MADE WINNY PARAMITHA ., Md Arini Purnamasari ., Md Arini Purnamasari ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., NI LUH MIA ADNYANI ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Made Eni Parwati ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., NI MADE SRI ARTINI ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Nyoman Erlina ., Nyoman Erlina ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., PROF. DR. I NYM. ADI JAYA PUTRA, M.A. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Pipin Septiari ., Putu Rika Pramayani ., Putu Rika Pramayani ., Putu Sri Ayu Padmi ., Putu Sutarma ., Putu Sutarma ., RISMA DIYAN SAPUTRI ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun A.A. Putu Putra Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Agus Yogi Pranata ., Agus Yogi Pranata Anak Agung Istri Mas Diah Utari Dewi Andi Nursyafeizah Anita Sofia Veronia Ariantari, Pande Kadek Dea Aridana, I Komang Japar Aron Meko Mbete Aron Meko Mbete Aryasuari, Putu Tanniya Pradnyan Batan, I Gede Bhuwana, I Putu Abdi Budiantari Putu Yuli Cantika, Kadek Meisani Dinda Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Feby Febriyanti Dewi, Ni Putu Desy Krisna Dharmasanti, Ni Made Utari Drs. Asril Marjohan,MA . Drs.Gede Batan,MA . Eka Grana Aristyana Dewi Fitriani Lestari G.A.P. Suprianti GD Hoki Artha Tama Wijaya Gede Bagus Kresnantara Gede Mahendrayana Gusanto, Athanasia Gusti Ayu Putu Linda Riani Gusti Made, Jyotika Gusti Ngurah Rai Dwijantara . Hayuni, Nyoman Tri I Dewa Gede Budi Utama I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja I Gede Batan I Gede Erlan Cahaya Unggawan . I Gede Febry Wira Pratama I Gede Putu Adhitya Prayoga . I Gede Sumerjaya ., I Gede Sumerjaya I Gusti Bagus Wiksuana I Gusti Putu Satria Wibawa I Ketut Mantra I Ketut Mantra . I Ketut Trika Adi Ana I Ketut Trika Adi Ana I Komang Japar Aridana I Made Adi Widarta Kusuma I Made Pasek Suwarbawa ., I Made Pasek Suwarbawa I Nyoman Adi Jaya Putra I NYOMAN SUPARWA I Putu Anjas Widya k ., I Putu Anjas Widya k I PUTU BAYOE MAHA PUTRA . I Putu Edi Sutrisna . I Putu Gede Satriya Wibawa I Putu Indra Kusuma I PUTU MARIANA . I Putu Ngurah Wage Myartawan I PUTU SUYOGA DHARMA . I PUTU YOGA LAKSANA . I Putu Yoga Purandina I Wayan Adi Wiweka . I Wayan Agus Anggayana I Wayan Eri Kurnia ., I Wayan Eri Kurnia I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya I Wayan Swandana I Wayan Wikajaya ., I Wayan Wikajaya I Wayan Wira Praditya I Wayan Wiranata . Ida Ayu Iran Adhiti IDA AYU MADE ISTRI UTAMI . IGA Pt Novita Sari Paragae Kadek Adyatna Wedananta Kadek Dwi Candra Oktariana Kadek Dwi Maharani ., Kadek Dwi Maharani Kadek Sari Wahyuni ., Kadek Sari Wahyuni Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Kadek Suardika Kd Astri Nirwitta Wijayanti Ketut Ayu Swati Pramitha Yuliandari Ketut Puspa Dewi Ketut Sintya Dewi KOMANG MELIAWATI . Luh Diah Surya Adnyani Luh Eka Susanti Luh Parmawati Luh Putu Artini Luh Siantari M.A. ., PROF. DR. I KETUT SEKEN, M.A. Made Arniati ., Made Arniati Made Hery Santosa Made Jane Purnama ., Made Jane Purnama Made Sri Satyawati MADE SUCI SUANDARI . Made Wahyu Mahendra . Mahayoni, Ni Putu Sukma Mahendrayana, I Gede Manik Puspita, Ni Nyoman Mantra, I Ketut Maria Yuliana Geofany Mella Resita Widhiastari Nafiis, Nahla Annisa Ainun Natih, Made Sarasvati Wirapuspa Ngurah Agung Riski Restuaji ., Ngurah Agung Riski Restuaji Ni Kadek Ita Tristiani Ni Kadek Suartini . Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Aristyawati Ni Luh Putu Era Adnyayanti Ni Made Ayu Sulatri Okta Pratiwi Ni Made Ayuni Wulandari ., Ni Made Ayuni Wulandari Ni Made Dhanawaty Ni Made Rai Wisudariani Ni Made Ratmingsih Ni Made Ratminingsih Ni Made Suniyasih NI MADE YUNIARI . Ni Nyoman Manik Puspita Ni Nyoman Padmadewi Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Deanitha Rizki Awalia . Ni Putu Desi Wulandari Ni Putu Dianita Safitri Ni Putu Puriasih Ni Putu Sintia Dewi Kusuma Wardani Ni Wayan Monik Rismadewi Nyoman Karina Wedanthi Nyoman Karina Wedhanti Okta Pratiwi, Ni Made Ayu Sulatri Pande Agus Putu Dharma Putra Panensia, Feraliensis Mangifera Paragae, IGA Pt Novita Sari Paramarta, I Made Suta Petrus I Wayan Brahmadyantara . Pradnyani, Pande Eka Putri Prayoga, Gusti Km Arysuta Pridayani, Kadek Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Putu Adi Krisna Juniarta Putu Ayu Kinanti Praditha Putu Bagus Mahardika . Putu Diandra Dama Suri Putu Dinia Suryandani Putu Edi Kusuma ., Putu Edi Kusuma Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana S Putu Eka Dambayana Suputra Putu Hendra Kusuma . Putu Kerti Nitiasih Putu Kerti Nitiasih Putu Niken Praweda Yanti Putu Pande Novita Sari Putu Reynald Ridana Pratama PUTU TIKA VIRGINIYA ., PUTU TIKA VIRGINIYA Putu Wulandari Tristananda . Rahayu, Made Sri Ratmingsih, Ni Made S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . Salsabila, Unik Hanifah Sang Ayu Made Diah Utami Putri Sang Ayu Putu Sriasih Sari, Nyoman Arina Putri Seken I Ketut Seniasih, Ni Kadek Mira Sri Pithamahayoni . Suardika, Kadek Sugiantari, Putu Ayu Dinda Suka, Eva Suniyasih, Ni Made Sutrini, Ayu Nyoman UNDIKSHA . Utamayana, I Wayan Yoga Utari Dewi, Anak Agung Istri Mas Diah Wawan Marhanjono Mustamar Wicaksana, GDA Widarta Kusuma, I Made Adi Widya Suputra I Gede Wiguna, Ida Bagus Andika Wikajaya, I Wayan Wulandari, Putu Ratih Yogiantari, Ni Putu Egik Yuliantari, I Gusti Ayu Winda