Claim Missing Document
Check
Articles

Efektivitas 1-Methylcyclopropene (1-MCP) terhadap ketahanan simpan bunga potong mawar (Rosa hybrida Hort.) Dinnur Afiifah; Wawan Sutari; Kusumiyati Kusumiyati; Erni Suminar; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.892 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11547

Abstract

Mawar (Rosa hybrida Hort.) merupakan salah satu tanaman hias yang populer dan banyak diminati di kalangan masyarakat. Namun, salah satu permasalahan yang sering dialami oleh produsen dan konsumen mawar adalah daya simpan nya yang cukup singkat. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi 1-MCP serta lama aplikasi yang tepat dalam mempertahankan kesegaran bunga mawar potong. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura Universitas Padjadjaran pada bulan Desember 2016 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Sederhana dari tujuh perlakuan yaitu kontrol, pemberian 1-MCP 0.1, 0.5, dan 1 μL L-1  yang diberikan selama  6 jam, serta 0.1, 0.5, dan 1 μL L-1 yang diberikan selama 24 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi 1 μL L-1 1-MCP selama 24 jam memberikan hasil terbaik dengan mempertahankan lama segar bunga potong mawar cv Avalance putih selama 9.67 hari.Kata kunci: Lama kesegaran, bunga potong mawar cv. Avalance putih, 1-MCP 
Pengaruh larutan perendam alami dan penghambat etilen (1-Methylcyclopropene) terhadap kualitas pascapanen bunga potong krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev.) 'White Fiji'. Syariful Mubarok; Mustika Arsri; Farida Farida; Erni Suminar; Endah Yulia
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.626 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18611

Abstract

Sari Bunga potong krisan (Dendrathema grandiflora Tzvelev.) merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat karena keindahan, warna, dan ukurannya yang besar. Permasalahan pada bunga krisan potong salah satunya adalah kesegaran bunga yang singkat. Kesegaran bunga potong dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama dengan penambahan larutan perendam alami, kimia dan 1-MCP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan larutan perendam berupa bahan alami dan bahan kimia serta pengaplikasi 1-MCP dapat mempertahankan  kesegaran bunga krisan potong. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari sepuluh perlakuan yaitu A (Kontrol), B (1-MCP 0,25 μl/L), C  (Sukrosa 1% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , D  (Air kelapa 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , E (Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L), F (Perasan jeruk nipis 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L), G  (NaOCl 0.01% dan 1-MCP 0,25 μl/L), H (Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sukrosa 1%, NaOCl 0.01%, Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L),  J (Air kelapa 5%, Perasan jeruk nipis 5%, Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L). Hasil percobaan menunjukkan bahwa komposisi larutan tunggal sukrosa 1%, dan 1-MCP 0,25 μl/Lmemberikan hasil terbaik bunga krisan potong ‘White Fiji’ dalam mempertahankan lama kesegaran bunga hingga 14,78 hari, skor warna bunga, sudut kulai, pertambahan diameter yang lambat dan indeks kerusakan yang sedikit.Kata Kunci: Kesegaran, Perasan Jeruk Nipis, Rebusan Daun Sirih, Sodium Hypochlorite, WarnaAbstract. Chrysantemum (Dendranthema GrandifloraTzvelev.)is one of the ornamental plants greatly demanded because of its beauty, color, and size. One of the problems in cut chrysantemum is short time of flower longevity. The longevity of cut flowers can be maintained by the additional of a submersion solution such as a solution of natural, chemicals and 1-MCP. The aim of this study was to determine a solution of natural, chemicals, and 1-MCP for the flower longevity of cut chrysantemum. The experiment was conducted using a Completely Randomized Design consisted of nine treatments, A (Control), B (1-MCP 0,25 μl/L), C (Sucrose 1% and 1-MCP 0,25 μl/L), D (Coconut water 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), E (Citric acid 3% and 1-MCP 0,25 μl/L), F (Lime juice 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), G (NaOCl 0,01% and 1-MCP 0,25 μl/L), H (Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sucrose 1%, NaOCl 0,01%, Citric acid 3% and 1- MCP 0,25 μl/L), J (Coconut water5%, Lime juice5%, Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L).The experimental results showed that 1% Sucrose and 1-MCP 0,25 μl/L gave the best results in the flowers chrysanthemum cut 'White Fiji' maintaining the freshness of flowers until 14,78 days, the flower color score, the angle of the starter, slow diameter increase and fewer damage indexes.Keywords: Betel Leaf Stew, Color, Freshness, Lime Juice, Sodium Hypochlorite
Pembentukan ubi mikro kentang (Solanum tuberosum L.) pada berbagai komposisi media in vitro Inneke Amalia; Anne Nuraini; Sumadi Sumadi; Syariful Mubarok; Erni Suminar
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.915 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14441

Abstract

Permasalahan umum terkait pada produksi kentang adalah penggunaan benih sumber yang kurang bermutu dan mengalami kemunduran benih. Penelitian bertujuan untuk menentukan zat penghambat tumbuh coumarin,  jasmonic acid dan paklobutrazol yang tepat untuk pertumbuhan stek dan pembentukan ubi mikro kentang secara in vitrosehingga dapat digunakan untuk penyediaan bibit berkualitas. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang, pada bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan kombinasi dari media, retardan coumarin (105 mg L-1 dan 120 mg L-1), paklobutrazol (0.4 mg L-1 dan 1 mg L-1) dan  jasmonic acid (0,4 mg L-1 dan 10 mg L-1), dan tambahan gula dengan komposisi 90 g L-1 dan 120 gL-1. Percobaan diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media dasar dan zat retardan dapat berpengaruh terhadap peubahjumlah ubi mikro dan bobot ubi mikro. Kata Kunci: ubi mikro kentang,  zat penghambat tumbuh, paclobutrazol, jasmonic acid, coumarin
Pertumbuhan dan hasil dua kultivar bayam pada sistem budidaya hidroponik untuk lahan sempit Syariful Mubarok; Asyifa Mardatillah; Anne Nuraini
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.32141

Abstract

AbstrakHidroponik merupakan salah satu teknik sistem budidaya yang biasa digunakan di lahan sempit seperti di perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sistem budidaya bayam yang paling baik untuk diterapkan pada sistem urban farming pada lahan sempit, misalnya di kawasan pemukiman padat penduduk di bagian timur Jakarta. Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kultivar bayam dan tiga sistem budidaya yaitu budidaya konvensional, sistem hidroponik Wick dan NFT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem NFT menghasilkan pertumbuhan dan hasil terbaik yang ditunjukkan oleh jumlah daun, diameter batang, luas daun, panjang akar, volume akar dan berat segar tanaman yang lebih baik daripada sistem hidroponik Wick dan konvensional pada dua kultivar bayam 'Maestro' dan 'Mira'.Kata kunci: Bayam ∙ Kemandirian pangan ∙ Lahan pekarangan ∙ NFT ∙ Wick   Abstract.Hydroponic is one of the cultivation system techniques that usually used in the small area alike urban area. The purpose of this study was to determine the best amaranth cultivation system to be applied in urban farming system applied on small area, e.g. in a densely inhabited residental area in eastern part of Jakarta. Randomized Completely Block Design used in this experiment consisted of two amaranth cultivars and three cultivation systems namely conventional cultivation, Wick hydroponic and NFT hydroponic. The results showed that the NFT system resulted the best growth and yield, as indicated by the number of leaves, stem diameter, leaf area, root length, root volume and plant fresh weight that were better than the Wick hydroponic and conventional system in two amaranth cultivars namely ‘Maestro’ and ‘Mira’.Keywords: Amaranth ∙ Food independence ∙ Yard ∙ NFT ∙ Wick 
Hormon etilen dan auksin serta kaitannya dalam pembentukan tomat tahan simpan dan tanpa biji Syariful Mubarok; Alin Robiah Al Adawiyah; Arin Rosmala; Fathi Rufaidah; Anne Nuraini; Erni Suminar
Kultivasi Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i3.29408

Abstract

Sari Tomat merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura penting di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, sudah banyak dikembangkan varietas tomat baru yang mempunyai karakter-karakter yang diinginkan antara lain tahan akan penyakit, produktivitas tinggi tinggi, kandungan nutrisi tinggi dan lain-lain. Penerapan teknologi melalui pendekatan hormonal sangat penting untuk menghasilkan jenis tomat baru, diantaranya adalah hormone etilen dan auksin. Kedua hormone tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat khususnya untuk menghasilkan tomat yang adaptif pada kondisi lingkungan tercekam dan ketahanan simpan buah yang tinggi. Teknologi mutasi pada kedua hormone tersebut sudah dapat menghasilkan tomat yang diinginkan diantaranya adalah tomat iaa9-3 yang merupakan tomat yang mengalami mutasi pada gen IAA9 dengan karakter yang dihasilkan berupa buah tanpa biji dan tomat Sletr1-2 yang merupakan tomat yang mengalami mutasi pada gen SlETR1 dengan karakter yang dihasilkan berupa buah tomat tahan simpan.  Dalam review ini akan dibahas bagaimana peranan auksin, etilen dan peranan mutasi dalam menghasilkan tomat tanpa biji dan tahan simpan, serta persektif masa depan dalam pengembangan tomat di Indonesia.Kata Kunci: Auksin, etilen, mutasi partenokarpi, tomat Abstract Tomato is one of the important horticultural crops in Indonesia. Along with technological developments, many new tomato varieties have been developed that have the desired characteristics, including disease resistance, high productivity, high nutrient content and others. The application of technology through a hormonal approach is very important to produce new varieties of tomatoes, including ethylene and auxin. Both of these hormones are very influential on the growth and yield of tomatoes, especially to produce tomatoes that are adaptive to stressful environmental conditions and high fruit storage resistance. The mutation technology in these two hormones has been able to produce the desired tomatoes, including tomatoes iaa9-3, which is a tomato that has a mutation in the IAA9 gene with the resulting characters in the form of seedless fruit. Sletr1-2 tomatoes, which are tomatoes that have mutations in the SlETR1 gene with the resulting character is a shelf-stable tomato. This review will discuss the role of auxin, ethylene and the role of mutations in producing parthenocarpy tomato and long fruit shelf-life tomatoes, as well as future perspectives in the development of tomatoes in Indonesia.Keyword: Auxin, ethylene, mutation, parthenocarpy, tomato
Pemanfaatan fenomena pembentukan buah partenokarpi dalam perspektif pertanian di Indonesia Firman Rezaldi; Muhammad Abdilah Hasan Qonit; Anne Nuraini; Kusumiyati Kusumiyati; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.887 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.21172

Abstract

Sari. Buah merupakan organ reproduktif yang memainkan peranan penting pada tanaman dalam proses perbanyakan tanaman dan penyebaran biji. Biji akan terbentuk akibat adanya proses polinasi dan fertilisasi. Pada beberapa jenis buah keberadaan biji tidak diinginkan, sehingga sekarang sudah banyak dikembangkan buah tanpa biji atau buah partenokarpi. Secara garis besar partenokarpi terdiri dari dua kelompok utama, yaitu partenokarpi alami dan partenokarpi buatan. Pisang, tomat, dan manggis merupakan contoh tanaman yang bersifat partenokarpi alami. Pembetukan buah partenokarpi dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya adalah penggunaan hormone auksin/giberelin, iridiasi polen, perubahan jumlah kromosom, gene  silencing, modifikasi gen, dan genome editing tools. Review ini menjelaskan mengenai pembentukan buah partenokarpi melalui pendekatan bioteknologi.Kata Kunci: Bioteknologi, partenokarpi alami, partenokarpi buatan, buah  AbstractFruit is a reproductive organ that plays an important role in plants for plant propagation and seed dispersal. Seeds will be formed due to the process of pollination and fertilization. In some types of fruit, seed in the fruit is not expected, therfore recently many study have been conducted to develop seedless fruit (parthenocarpic fruit). Seedless fruit consists of two main groups namely natural and artificial partenocarpic. Bananas, tomatoes, and mangosteen are examples of natural parthenocarpy plants. Artificial parthenokarpi fruit can be developed in several methods including the use of plant hormone i.e. auksin or gibberellin, pollen iridiation, changes in chromosome number, gene silencing, gene modification, and genome editing tools. In this review, it is explained about the formation of parthenocarp fruit through a biotechnology approach. Keywords: Biotechnology, natural parthenocarpy, artificial parthenocarpy, and fruit
Mutu buah sawo selama periode simpan berbeda Kusumiyati Kusumiyati; Farida Farida; Wawan Sutari; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.912 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14385

Abstract

Buah sawo adalah salah satu buah tropik yang dipanen sebelum matang fisiologis, sehingga membutuhkan masa penyimpanan. Proses penyimpanan dilakukan saat proses distribusi. Selama masa penyimpanan terjadi perubahan mutu buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan mutu buah sawo yang terjadi selama masa simpan terhadap kekerasan buah, kadar air dan total padatan terlarut (TPT). Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai Juli 2017 di Laboratorium Tekno-logi Produksi Tanaman Divisi Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penyimpanan 0 hari (P0), penyimpanan 5 hari (P5) dan penyimpanan 10 hari (P10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode simpan yang berbeda berpengaruh terhadap berbagai parameter mutu buah sawo, seperti kekerasan buah, kadar air dan TPT. Kata Kunci: Buah Klimaterik, Kadar Air, Kekerasan Buah, Penyimpanan, Total Padatan Terlarut
Optimasi teknik sterilisasi dan induksi tunas tanaman durian (Durio zibethinus Murr) ‘Kamajaya’ lokal Cimahi Secara in vitro Agung Rahmadi; Noladhi Wicaksana; Bambang Nurhadi; Erni Suminar; Siti Rakhmah Tenrisui Pakki; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.702 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.24559

Abstract

Sari. Durian ‘Kamajaya’ merupakan salah satu jenis durian lokal yang keberadaanya hampir punah sehingga perlu dilakukan konservasi, salah satunya yaitu dengan perbanyakan menggunakan kultur jaringan. Permasalahan yang muncul dalam kultur jaringan durian ini salah satunya adalah metode sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode sterilisasi yang tepat untuk perbanyakan tanaman durian ‘Kamajaya’ secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, sejak bulan Mei sampai September tahun 2019. Eksplan yang digunakan adalah tunas muda dari tanaman durian ‘Kamajaya’ yang berasal dari Cimahi. Sterilisasi untuk inisiasi dengan teknik kultur jaringan menggunakan kombinasi air mengalir, detergen, fungisida, bakterisida, alkohol 70%, antiseptik PCMX 10%, surfaktan polysorbate 3 tetes per liter, antiseptik povidone-iodine, clorox (10% dan 20%)  dan HgCl2 0,1%. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sterilisasi tunas muda durian ‘Kamajaya’ dengan menggunakan air mengalir, perendaman dalam detergen selama 10 menit, perendaman dalam fungisida selama 10 menit, perendaman dalam clorox 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 20 menit, perendaman dalam clorox 10% selama 10 menit, serta perendaman dalam HgCl2 0,1% selama 1 menit memiliki presentase kontaminasi terendah yaitu 20 % dan presentasi hidup tertinggi yaitu 80 %.Kata kunci:  Durian ‘Kamajaya’ ∙ Kultur jaringan ∙ Sterilisasi Abstract. Durian 'Kamajaya' is a type of local durian that is almost extinct. Tissue culture is one of the methods that can be used as a plant conservation. However, many problems arise in Durian tissue culture, one of which is the sterilization method. The objective of this study was to obtain an appropriate in vitro sterilization method for the multiplication of Durian 'Kamajaya'. The research was conducted at the Laboratory of Tissue Culture, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, from May to September 2019. The durian buds were used as plant explant sterilized for initiation with tissue culture techniques using different sterilization methods as following running water, detergent, fungicides  , bactericide, alcohol 70% , PCMX antiseptic 10%, polysorbate surfactant 3 drops per L,  clorox (10% and 20%), and  HgCl2 0.1%. The results showed that the sterilization of Durian 'Kamajaya' using water flow + soaking in detergent for 10 minutes +  fungicide for 10 minutes + Clorox 20% and polysorbate surfactant 3 drops per L for 20 minutes + Clorox 10% for 10 minutes + HgCl2 0.1% for 1 minute gave the lowest percentage of contamination (20%) and the highest life presentation(80%).Keywords: Durian 'Kamajaya' ∙ Tissue culture ∙ Sterilization
Respons dua generasi tomat mutan insensitif etilen Sletr1-2 terhadap cekaman kekeringan Bayu Pradana Nur Rahmat; Noladhi Wicaksana; Syariful Mubarok; Muhamad Joddy Ramadhan; Maura Zhafira Putri; Hiroshi Ezura
Kultivasi Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i1.32034

Abstract

Abstrak. Buah tomat tergolong ke dalam golongan buah klimaterik. Umur simpan buah tomat sangat dipengaruhi oleh keberadaan etilen. Tomat mutan NIL Sletr1-2 adalah generasi baru dari tomat insensitif etilen. Buah dari tomat mutan NIL Sletr1-2 memiliki umur simpan yang lebih lama dari tomat komersial pada umumnyanamun kehilangan fungsi untuk merespon keberadaan etilen dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya dalam kondisi cekaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek cekaman kekeringan terhadap dua generasi tomat mutan insensitif etilen (NIL Sletr1-2 dan BC3F1 Sletr1-2), dengan tomat ‘Intan’ sebagai tanaman kontrol. Ketiga tomat tersebut disiram dengan tiga interval waktu yang berbeda, yaitu: setiap hari (kondisi normal), interval tiga hari (cekaman kekeringan moderat), dan interval lima hari (cekaman kekeringan berat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi cekaman kekeringan moderat dan berat, respons morfologis (tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar), dan anatomis (jumlah sel epidermis) kedua generasi tomat mutan lebih buruk dari tetuanya tomat ‘Intan’. Hal tersebut menunjukkan bahwa berkurangnya sensitivitas etilen meningkatkan kerentanan tanaman dalam kondisi cekaman kekeringan, sekaligus memperkuat anggapan bahwa etilen berperan penting dalam ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan.Kata kunci: Cekaman kekeringan, Etilen, Insensitivitas etilen, Tomat mutan Abstract. Tomato belongs to climacteric fruits, Its fruit shelf life is highly affected by the presence of ethylene. NIL Sletr1-2 tomato is a novel generation of an ethylene insensitive mutant. Its fruit has prolonged fruit shelf life, lasting longer than commercial ones. However, the loss of function in ethylene response would affect plant growth and development, especially under stress conditions. The objective of this research was to investigate the effect of drought stress on two generations of ethylene insensitive tomato mutants (NIL Sletr1-2 and BC3F1 Sletr1-2), with ‘Intan’ as a control plant. Those tomatoes were watered at three different intervals: every day; three days interval; and five days. The results showed that under three and five days watering interval, both generation of ethylene insensitive mutants have reduction in plant morphological response (plant height, number of leaves, and root length) and anatomical response (epidermal cell count), compared to their control, ‘Intan’. These results indicated that reduction in ethylene sensitivity could increase plant susceptibility under drought stress condition, thus solidifying the importance of ethylene in plant defence against environmental stress.Keywords: Drought stress, Ethylene, Ethylene receptor, Tomato mutant
Multiplikasi tunas mikro pisang (Musa paradisiaca l.) ‘raja bulu’ secara in vitro pada berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin Tiara Elma; Erni Suminar; Syariful Mubarok; Anne Nuraini; Nur Budi Ariyanto
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.703 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14917

Abstract

Terbatasnya ketersediaan bibit pisang bermutu di Indonesia disebabkan oleh masih rendahnya jumlah dan kualitas bibit pisang yang dihasilkan melalui metode konvensional. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bibit cukup lama, oleh karena itu digunakan suatu metode perbanyakan untuk menghasilkan bibit dalam waktu yang relatif singkat melalui metode kultur jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan salah satu jenis dan konsentrasi sitokinin terbaik dalam meningkatkan laju multiplikasi tunas pisang raja bulu secara in vitro. Percobaan dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai bulan Maret 2017 di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Sumedang. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini dengan 13 perlakuan, 3 ulangan dan 2 sampel. Media Murashige and Skoog (MS) digunakan sebagai media dasar dengan kombinasi konsentrasi BAP (1; 1,5; 2 and 2,5 mg L-1), Thidiazuron (TDZ) (0,1; 0,3; 0,5 and 0,7 mg L-1) and Kinetin (1,5; 2; 2,5 and       3 mg L-1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDZ 0,1 mg L-1 mampu meningkatkan jumlah tunas pisang 'Raja Bulu', oleh karena itu menunjukkan bahwa TDZ 0,1 mg L-1 merupakan jenis sitokinin yang potensial untuk proses multiplikasi tunas pada pisang 'Raja Bulu' secara in vitro. Kata Kunci : BAP, In Vitro, Kinetin, Musa paradisiaca L., TDZ
Co-Authors A Salimah A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdullakasim, Supatida Ade Ismail Ade Risti Oktavia Ade Setiawan Adinda Cikal Amalia Agung Karuniawan Agung Rahmadi Agung Rahmadi Agus Wahyudin Aida Fadlilah Rahmani Ainun Fadilah Al Aufa, Elfa Muhammad Ihsan Al- Adawiah, Alin Robial Alin Robiah Al Adawiyah Alin Robial Al- Adawiah Amalia, Inneke Anas Anas Anas Anas Anas Anas, Anas ANNE NURAINI Anni Yuniarti Ardika Albi Fauzi Ardika Albi Fauzi Arif Affan Wicaksono Arin Rosmala Ariyanto, Nur Budi Arrin Rosmala Asyifa Mardatillah Ayu Ratna Ningrum Azizah, Annisa Nanda Nur Bachtiar, Nedya Putri Bambang Nurhadi Bayu Pradana Nur Rahmat Boy Macklin Pareira Prawiranegara Christine Angel Cinthiya Muizz Abita Sari Citra Bakti, Citra Darmawan, Ricco Basarestu Debby Ustari Dedeh Jubaedah Denny Sobardini Denny Sobardini Denny Sobardini Sobarna Denny Sobardini Sobarna Dewi, Tessa Prima Dikdik Kurnia Diky Indrawibawa Dinnur Afiifah Dinnur Afiifah, Dinnur Drikarsa, Drikarsa Ega Raisya Ega Raisya Elfira Rosalita Elma, Tiara Elok Zubaidah Endah Yulia Erika Wahyuni Saragih Erni Erni Erni Suminar Eva Aprilia Ezura, Hiroshi Fadilah, M. Fariz Farida Farida Damayanti Farida Farida Farida Farida Farida Farida Fauzi, Ardika Albi Fauzi, Ardika Albi Fiky Yulianto Wicaksono Firman Rezaldi Fitri Widya Fitriatin Fitri Widya Lestari Fitrianti Widya Lestari Giyarto, Gunes Gungun Wiguna Gungun Wiguna Gustiono Tegar Prasetyo Herjayanto, Muh. Hiroshi Ezura Hiroshi Ezura Hiroshi Ezura Ine Elisa Putri Ine Elisa Putri Ine Elisa Putri Inneke Amalia Jajang Sauman Hamdani Kartina Kartina Kusumadewi, Vira Kusumiyati Kusumiyati Lamro Purba Lestari, Rahma Wati Lilis Sugiarti Luciana Djaya, Luciana Maolana, Adrian Maritha, Vevi Masako Akutsu Maulana, Yusuf Eka Maura Zhafira Putri Meisyela Erizon Mia Munggarani Mira Ariyanti Mita Indriani Mochamad Arief Soleh, Mochamad Arief Mochammad Arief Soleh Mochammad Imron Awalludin Muhamad Joddy Ramadhan Muhamad kadapi, Muhamad Muhammad Abdillah Hasan Qonit Muhammad Faizal Fathurrohim Muhammad Rizki Muhardiono, Iman Murgayanti Murgayanti Murgayanti Mustika Arsri Nedya Deninta Neni Rostini Nindi Andianingsih Nisa, Kahirun Nita Suswati Endah Rini Noladhi Wicaksana Noor Istifadah Nur Azizah Romadhoni Nur Budi Ariyanto Nurlilasari, Puspita Nursuhud Nursuhud Pujawati Suryatmana Putri, Adinda Rosmaya Putri, Azizah Tiara Putri, Dina Rachmad Akbar Rahma, Siti Auliya Rahmat Budiarto Raisya, Ega Rani Andriani Budi Kusumo Rezaldi, Firman Rija Sudirja Rika Bhernike Sitepu RIKA MELIANSYAH Rina Hermawati, Rina Risa Nurul Falah Roni Gumilar Rosniawati, Santi Rufaidah, Fathi Ruminta Ruminta Saadah, Imas Rita Salsabila Dwi Ananda Santi Rosniawaty Santika Sari Sari, Dwi Novanda Saskia Pratiwi SIska Rasiska, SIska Siti Julaeha, Siti Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Sitompul, Kiki Nuratni Sudarjat Sudarjat Sudarjat Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sumadi Sumadi SUMADI SUMADI Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi Suryaman, Teguh Firman Susiyanti, Susiyanti Tiara Elma Toto Sunarto Varinto, Irvan Venny Revia Viola Vevi Maritha Vijaya Isnaniawardhani Wahyu Ferdiyansyah Waluyo, Nurmalita Wawan Sutari Wibawa, Rangga Wieny Marma Jaya Wieny Rizky Y Rochayat Y Setiati Yayat Rochayat Suradinata Yuda Hadiwijaya Yuda Hadiwijaya Yudhistari Sihombing Yuliana Kolo Yulianto, Fiky Zulfatunnisa, Zulfatunnisa