Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh cara pemberian pupuk NPK dan frekuensi pemberian paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang G0 di dataran medium Jajang Sauman Hamdani; Sumadi Sumadi; Kusumiyati Kusumiyati; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.35977

Abstract

AbstrakProduksi benih kentang (Solanum tuberosum L) di dataran medium dapat menjadi pilihan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan terbatasnya areal untuk produksi benih kentang di dataran tinggi. Salah satu upaya untuk peningkatan produksi benih kentang generasi ke-0 (G0) adalah  pemberian pupuk NPK dan zat pengatur tumbuh. Sehubungan hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian cara pemberian pupuk NPK dan frekuensi pemberian paklobutrazol yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil benih kentang G0 di dataran medium. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara cara pemberian pupuk NPK dan frekuensi pemberian paklobutrazol yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil benih kentang G0 di dataran medium. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok  Faktorial. Faktor pertama adalah cara pemberian pupuk NPK (butiran, cair, butiran+cair) dan faktor kedua adalah frekuensi pemberian paklobutrazol (1 kali pada 50 hari setelah tanam (HST); 2 kali pada 50 dan 60 HST; dan 3 kali pada 50, 60, dan 70 HST). Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara cara pemberian pupuk NPK dan frekuensi pemberian paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang G0. Cara pemberian pupuk NPK yang dicairkan dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, indeks luas daun, bobot kering tanaman, jumlah ubi (7,61knol/tanaman), dan bobot ubi benih kentang G0, yaitu 98,75 g/tanaman. Frekuensi pemberian paklobutrazol 3 kali yang diberikan pada umur 50, 60, dan 70 HST mampu meningkatkan kandungan klorofil, jumlah ubi (7,50 knol/tanaman), dan bobot ubi benih kentang G0 tertinggi, yaitu  104,40 g/tanaman.Kata kunci: Dataran medium ∙ Kentang G0 ∙ NPK ∙ Paklobutrazol  Abstract Potato (Solanum tuberosum L.) seed production in medium altitude land can be another option to avoid environmental damage and limited seed production area in the high altitute land. The effort to increase the production of G0 potato seed is to apply NPK fertilizer and plant growth regulators. There, it is necessary to research the proper application of NPK fertilizer and the frequency of paclobutrazol application to increase the growth and yield of Go potato seeds in medium plains. This study aims to determine the interaction between the application of NPK fertilizer and the frequency of paclobutrazol application that can increase the growth and yield of G0 potato seeds in medium plains. The experiment was carried out at the experimental filed of Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. The experimental design used was a factorial randomized block design. The first factor was the application method of NPK fertilizer (granules, liquid, granular + liquid) and the second factor was the frequency of paclobutrazol application, i.e., 1 time only at 50 days after planting (DAP), 2 times at 50 DAP and 60 DAP and 3 times at 50 DAP, 60 DAP, 70 DAP. The experimental results showed that there was no interaction between the method of NPK fertilizer application and the frequency of paclobutrazol application on the growth and yield of G0 potato seeds. The application method of NPK fertilizer in form of liquid fertilizer could increase plant height, leaf area, leaf area index, plant dry weight, numbers of G0 seed tubers (7.61 knol plant-1) and tuber weights per plant (98.75 g plant-1). The frequency of 3 times NPK fertilizer applied at 50 DAP, 60 DAP, and 70 DAP was able to increase the chlorophyll content, numbers of G0 seed tubers for about 7.50 knol plant-1, and the highest of tuber weight for about 104.40 g plant-1.Keywords: Medium plain ∙ G0 potato ∙ NPK ∙ Paclobutrazol 
Multiplikasi in vitro stroberi kultivar Tochiotome dengan penambahan jenis dan konsentrasi sitokinin untuk perbanyakan bibit Ega Raisya; Denny Sobardini Sobarna; Anne Nuraini; Syariful Mubarok; Erni Suminar; Masako Akutsu
Kultivasi Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i3.26932

Abstract

Sari Perbanyakan tanaman stroberi secara konvensional dilakukan dengan menggunakan stolon, tetapi kurang efektif serta kualitas bibit yang dihasilkan kurang baik akibat adanya akumulasi penyakit. Budidaya stroberi memerlukan adanya perbanyakan bibit secara massal, tetapi tidak mengubah kualitasnya. Multiplikasi in vitro menjadi solusi untuk penyediaan bibit berkualitas dalam jumlah besar. Upaya untuk mendapatkan tunas in vitro dalam jumlah banyak yakni perlu adanya penambahan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin seperti Benzylaminopurine (BAP) atau Thidiazuron (TDZ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menetapkan jenis serta konsentrasi sitokinin dengan hasil terbaik dalam multiplikasi stroberi kultivar Tochiotome. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari tujuh perlakuan yang diulang lima kali, yaitu: Kontrol (tanpa sitokinin); BAP (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm), dan TDZ (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm). Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa penambahan sitokinin tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan bobot segar planlet. Media perlakuan kontrol dapat menghasilkan jumlah akar lebih banyak dibandingkan dengan media ditambah sitokinin. Penambahan BAP 0,50 ppm  berpengaruh positif terhadap jumlah daun dan dapat menghasilkan runner secara in vitro. Pemberian BAP 0,50 ppm cenderung dapat meningkatkan dan mempercepat produksi bibit tanaman stroberi kultivar Tochiotome.Kata Kunci: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Stroberi, Kultur Jaringan AbstractStolon is used for conventional propagation of strawberry, but it is less effective and the quality of the seeds is not good due to the accumulation of disease. In vitro multiplication becomes a solution for the supply of quality seeds in a fast time. The addition of growth regulator cytokinin, such as Benzylaminopurine (BAP) or Thidiazuron (TDZ) can produced the large number of shoot. The objective of this study was to obtain the best type and concentration of cytokinin in the multiplication of strawberry ‘Tochiotome’. The study was conducted at the Plant Tissue Culture Laboratory, Seed Technology, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with seven treatments and five replications, that were: Control (without cytokinin); BAP (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm), and TDZ (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm). The results indicated that addition of cytokinin did not affected increasing number of shoots and fresh weightof plantlets. Control media can produce larger number of roots than those containing PGRs, this might be due to the endogenous auxin concentrations found in strawberry plants. Also, cytokinin inhibited root formations process. Plants treated with BAP 0.50 ppm increased for the number of leaves and produced runners in vitro. This study showed application of BAP with 0.50 ppm increased and accelerated the production of strawberry ‘Tochiotome’ seedlings.Keywords: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Strawberry, Tissue Culture
Faktor yang mempengaruhi pembungaan pada mangga (Mangifera indica L.) Ardika Albi Fauzi; Wawan Sutari; Nursuhud Nursuhud; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.465 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14340

Abstract

Pada kegiatan produksi mangga, tahap pembungaan pada mangga menjadi salah satu penentu dalam produksi buah mangga. Sehingga tahap pembungaan merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi. Pembungaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan produksi buah mangga (Mangifera indica L.) di setiap tahun. Perkembangan tanaman khususnya pembungaan bergantung pada beberapa faktor lingkungan dan internal dari tanaman mangga yang diusahakan. Pada daerah subtropis, faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan ada faktor suhu. Suhu 18°C di siang hari dan 10°C di malam hari memicu perkembangan bunga di daerah tropis. Untuk daerah tropis, faktor suhu tidak sangat mempengaruhi terhadap pembungaan karena perubahan suhu tiap musimnya tidak terlalu tegas. Cekaman kekeringan umumnya dapat memicu pembungaan di daerah tropis. Dalam pembungaan mangga, terdapat adanya rangsangan yang disebut florigenic promoter (FP). Adapun pertumbuhan vegetatif dikendalikan oleh rangsangan induksi berupa vegetative promoter (VP). Fitohormon pun memiliki peran dalam pembungaan mangga. Fitohormon yang berperan dalam pembungaan antara lain auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin. Adapun C/N rasio yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan karbohidrat yang tinggi dan mendukung inisiasi bunga. Adanya akumulasi karbohidrat pada bagian tajuk pada masa vegetatif akhir dapat memicu pembungaan.
Respons dua mutan tomat terhadap cekaman kekeringan Ayu Ratna Ningrum; Anne Nuraini; Erni Suminar; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.27095

Abstract

AbstrakKondisi cekaman kekeringan pada tanaman tomat dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perakitan varietas tanaman baru yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Beberapa hasil mutasi gen IAA pada tomat mutan Micro-Tom mampu menghasilkan tanaman yang toleran terhadap kondisi stress secara abiotik, yaitu pada galur iaa9-3 dan iaa9-5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons pertumbuhan vegetatif pada iaa9-3 dan iaa9-5 dalam kondisi cekaman kekeringan dengan metode in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan September sampai Desember 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah  mutan, yaitu iaa9-3, iaa9-5 dan Wild-Type Micro-Tom (WT-MT) sebagai kontrol, dan faktor kedua adalah tingkat cekaman kekeringan menggunakan konsentrasi polietilen glikol (PEG) yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara galur dan tingkat cekaman kekeringan pada parameter tinggi tanaman, jumlah akar, dan panjang akar, sedangkan pada jumlah daun eksplan dipengaruhi oleh galur dan tingkat cekaman secara mandiri. Pada kondisi tercekam, semua galur tomat yang diamati mengalami penurunan pada seluruh parameter pertumbuhan terutama pada galur WT-MT.  Galur iaa9-3 dan iaa9-5 toleran terhadap cekaman kekeringan sampai dengan konsentrasi 5% PEG, sedangkan untuk WT-MT sudah mengalami penurunan yang signifikan pada cekaman kekeringan 5% PEG.Kata Kunci: cekaman kekeringan, auksin, tomat, mutan, polietilen glikolAbstractDrought stress conditionin tomato plants cause the reduction of plant growth and production. One of the effort to resolve  this problem is by assembling new varieties that are tolerant to drought stress. Several IAA gene mutation have been generated to produced tolerant plant under abiotic stress condition, namely iaa9-3 and iaa9-5. This research was conducted to determinerespons of vegetative growth of iaa9-3 and iaa9-5 under drought stress condition by in vitro method. The experiment was conducted at Tissue Culture and Seed Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Padjajaran from September to December 2019. The experimental design used factorial Randomized Block Design, consisted of two factors and repeated three times. The first factor was tomatoes mutant, namely iaa9-3, iaa-95, and Wild Type Micro-Tom (WT-MT) as a control and the second factor was the level of drought stress of polyethylene glycol (PEG), namely 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. Under drought stress condition, all of tomato lines have a decrease in vegetative growth parameters. The results showed that there was an interaction effect between tomatoes mutant and the level of drought stress on the parameters of plant height, the number of roots, and root length, whereas the number of explant leaves was affected by tomatoes mutant and stress level independently. Lines of iaa9-3 and iaa9-5 were tolerant of drought stress up to a PEG 6000 concentration of 5% PEG, whereas for WT-MT there has been a significant decrease under drought stress of 5% PEG.Keywords : drought stress, auxin, tomato, mutant, poliethylene glycolKondisi cekaman kekeringan pada tanaman tomat dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perakitan varietas tanaman baru yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Beberapa hasil mutasi gen IAA pada tomat mutan Micro-Tom mampu menghasilkan tanaman yang toleran terhadap kondisi stress secara abiotik, yaitu pada galur iaa9-3 dan iaa9-5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons pertumbuhan vegetatif pada iaa9-3 dan iaa9-5 dalam kondisi cekaman kekeringan dengan metode in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan September sampai Desember 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah  mutan, yaitu iaa9-3, iaa9-5 dan Wild-Type Micro-Tom (WT-MT) sebagai kontrol, dan faktor kedua adalah tingkat cekaman kekeringan menggunakan konsentrasi polietilen glikol (PEG) yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara galur dan tingkat cekaman kekeringan pada parameter tinggi tanaman, jumlah akar, dan panjang akar, sedangkan pada jumlah daun eksplan dipengaruhi oleh galur dan tingkat cekaman secara mandiri. Pada kondisi tercekam, semua galur tomat yang diamati mengalami penurunan pada seluruh parameter pertumbuhan terutama pada galur WT-MT.  Galur iaa9-3 dan iaa9-5 toleran terhadap cekaman kekeringan sampai dengan konsentrasi 5% PEG, sedangkan untuk WT-MT sudah mengalami penurunan yang signifikan pada cekaman kekeringan 5% PEG. Kata Kunci: cekaman kekeringan, auksin, tomat, mutan, polyetilen glycol
Partisi bahan kering bibit kopi arabika (Coffea arabica L.) yang diberi asam humat dan pupuk NPK tablet Santi Rosniawaty; Rija Sudirja; Mira Ariyanti; Syariful Mubarok; Rachmad Akbar
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.838 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.20119

Abstract

Sari. Kopi merupakan salah satu produk perkebunan penghasil devisa negara.  Saat ini tanaman kopi menjadi andalan beberapa daerah di Indonesia dengan kekhasannya.  Namun demikian produksi kopi masih perlu ditingkatkan karena masih tidak sesuai dengan potensi produksi. Peningkatan produksi kopi dapat diawali dari pembibitan.  Pengelolaan bibit yang baik dapat dilakukan dengan pemberian pupuk NPK tablet dan asam humat, yang nantinya akan mempengaruhi fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan.  Tujuan penelitian adalah untuk melihat partisi bahan kering bibit kopi melalui bobot kering bagian-bagian tanaman pada bibit kopi yang diberi NPK tablet dan asam humat.  Percobaan dilakukan  di bulan Februari 2017 sampai bulan April 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Unpad. Percobaan ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan  sebagai berikut : Tanpa pupuk NPK tablet dan asam humat ; Pupuk NPK Tablet 6 g;  Asam humat 10 mL; Pupuk NPK Tablet 3 g + Asam Humat 5 mL; Pupuk NPK Tablet 3 g + Asam humat 10 mL;  Pupuk NPK tablet 3 g  + Asam Humat 15 mL;  Pupuk NPK tablet 6 g  + Asam Humat 5 mL; Pupuk NPK tablet 6 g   + Asam humat 10 mL;  Pupuk NPK tablet 6 g  + Asam Humat 15 mL. Terdapat pengaruh NPK tablet dan asam humat terhadap partisi bahan kering di akar bibit kopi. NPK tablet 1 butir (3g) dan asam humat 10 mL mempengaruhi partisi bahan kering di akar tertinggi. Kata kunci: bahan kering, bibit, kopi, asam humat, pupuk tabletAbstract. Coffee is one of the plants that gave income to Indonesia. Currently, coffee plants are the pledge of several regions in Indonesia with their distinctiveness. However, coffee production is still needed to be improved due to  its low production capacity. Increasing coffee production can be started from nurseries. Good seedling management can be done with application of NPK tablets and humic acid ferlilizer, which is influencing photosynthesis and photosynthates produced. The aim of the study was to determine dry matter partition through the dry weight of plant parts in coffee seedlings given NPK tablets and humic acid. The experiment was conducted on February to April 2017 at the Ciparanje Experimental Station, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Randomized block design (RBD) was used in this experiment, consisted of nine treatments and repeated three times. The treatment was : without NPK tablets and humic acid; NPK Tablet 6 g; 10 mL humic acid; NPK Tablet 3 g + 5 mL Humic Acid; NPK Tablet 3 g + 10 mL humic acid; NPK tablet 3 g + 15 mL humic acid; NPK tablet 6 g + humic acid 5 mL; NPK tablet 6 g + 10 mL humic acid; NPK tablet 6 g + 15 mL Humic Acid. There was an effect of NPK tablets and humic acid on dry matter partition in the roots of coffee seedlings. NPK tablet 3 g and 10 mL humic acid gave the highest dry matter partition at the root. Key words: dry matter, Seedling, coffee, humic acid, tablet fertilizer
Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut, kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis Kusumiyati Kusumiyati; Farida Farida; Wawan Sutari; Jajang Sauman Hamdani; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.531 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18698

Abstract

Sari Mangga arumanis merupakan salah satu komoditi mangga unggulan di daerah Majalengka, Jawa Barat. Para pedagang pada umumnya memasarkan buah mangga menggunakan keranjang anyaman bambu terutama dengan tujuan agar konsumen lebih mudah membawanya. Selain itu, harga keranjang anyaman bambu juga murah, sehingga kemasan keranjang anyaman bambu banyak digunakan petani buah mangga. Selama penyimpanan, buah mangga mengalami perubahan komposisi kimia dan juga fisik. Perubahan tersebut mencakup nilai kekerasan buah, total padatan terlarut (TPT), dan susut bobot buah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan nilai kekerasan, TPT dan susut bobot buah pada waktu simpan berbeda menggunakan keranjang anyaman bambu. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakukan yaitu penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari dengan 10 ulangan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 sampel buah mangga arumanis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terjadi perubahan nilai kekerasan, TPT dan susut bobot buah pada tiap perlakuan.Kata Kunci: Kekerasan buah ∙ Keranjang anyaman bambu  ∙ Klimakterik ∙ Total padatan terlarut Abstract Arumanis mango is one of mango’s leading commodities in Majalengka, West Java. Fruit sellers generally marketed mango fruit using bamboo wicker baskets mainly with the aim of making it easier for consumers to carry the fruit. In addition, the price of bamboo wicker basket is also cheap, hence the packaging of bamboo wicker basket is widely used by mango fruit sellers. During storage, mangoes experience changes in chemical and physical properties. These changes include the value of fruit firmness, total dissolved solids (TDS), and weight loss. The purposes of this study were to determine changes in firmness, TDS and weight loss at different storage duration using bamboo wicker baskets. The experimental design used in this research was a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 treatments, which are 0 day, 7 days and 14 days storage duration with 10 replications. The numbers of samples used were 90 samples of arumanis mangoes. The results of this study indicated that there were changes in the value of firmness, TDS and weight loss in each treatment.Keywords:  Bamboo wicker basket  ∙   Climacteric ∙    Fruit firmness  ∙    Total  dissolved  solids
Kualitas buah mangga selama penyimpanan pada keranjang anyaman bambu dengan identifikasi ruang warna L*,a* dan b* Kusumiyati Kusumiyati; Farida Farida; Wawan Sutari; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.109 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.17023

Abstract

Sari Penanganan pascapanen pada produk hortikultura sangat penting. Pengemasan yang tepat akan membantu produk hortikultura seperti buah mangga arumanis dapat mempertahankan kualitasnya selama proses distribusi. Salah satu jenis pengemasan buah mangga yang umum digunakan adalah dengan mengunakan keranjang anyaman bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  perubahan nilai kualitatif warna kulit buah mangga arumanis selama masa penyimpanan dalam kemasan keranjang anyaman bambu. Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2018 bertempat di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan terdari dari 0 hari (S0), 7 hari (S7) dan 14 hari (S14) masa simpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama masa simpan berpengaruh terhadap berbagai parameter nilai warna kulit buah mangga arumanis yang meliputi nilai L*, a* dan b*.Kata kunci: Klimakterik, keranjang anyaman bambu, penyimpanan, warna kulit buahAbstract Postharvest handling of horticultural product is important. Proper packaging ensures the horticultural product such as mangoes cv.arumanis to maintain the quality during the distribution. One of common mango packings is the use of bamboo wicker basket pack. The purpose of this research was to investigate the change of qualitative value of mango cv.arumanis skin color during storage using bamboo wicker basket pack. This research was conducted from March to May 2018 at Horticulture Laboratory of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The experimental design used in this study was Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 9 replications. The treatments consisted of0 day (S0), 7 days (S7) and 14 days (S14) storage duration. The results revealed that the storage durationaffected various parameters of skin color values of mango cv.arumanis fruit including L*, a* and b* values. Keywords: Bamboo wicker basket, climacteric, fruit skin color, storage 
Evaluasi tiga sistem budidaya di lahan sempit pada budidaya dua kultivar bayam di Kota Bekasi Syariful Mubarok; Salsabila Dwi Ananda; Farida Farida; Ainun Fadilah; Rija Sudirja
Kultivasi Vol 20, No 2 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i2.32022

Abstract

AbstrakBudidaya sayuran pada lahan sempit di daerah perkotaan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem budidaya tanaman bayam yang paling baik untuk diterapkan pada lahan sempit pekarangan di Kota Bekasi. Percobaan ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2020 di areal pemukiman yang berlokasi di Jalan Caringin Raya, Kota Bekasi. Percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dua kultivar bayam, ‘Maestro’ dan ‘Mira’, dibudidayakan pada tiga sistem budidaya berbeda, yaitu konvensional, vertikultur, dan hidroponik rakit apung yang diulang sebanyak empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman bayam pada sistem hidroponik rakit apung menghasilkan pertumbuhan, hasil, kualitas hasil, serta pendapatan yang paling baik dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional dan vertikultur.Kata kunci: Hidroponik, hortikultura, sayuran, vertikultur Abstract Vegetable cultivation on limited areas in urban is one of the government's efforts to obtain food security. The purpose of this study was to determine the best amaranth cultivation system to be applied in urban farming system likewise on limited areas in Bekasi City. This experiment was carried out from August to September 2020 in a densely inhabited living area located on Caringin Raya Street, Bekasi. The experiment used a Randomized Block Design. Two cultivars amaranth, ‘Maestro’ and ‘Mira’ were cultivated under treatment of three different cultivation. There were conventional system, verticulture system, and hydroponic floating raft, that repeated four times. The results showed that amaranth cultivation on the floating raft hydroponic produced the best growth, yield, yield quality, and revenue, compared to conventional and verticulture cultivation systems. Keywords: Hydroponic, horticulture, vegetables, verticulture.
Pertumbuhan tunas kunyit tinggi kurkumin pada berbagai jenis sitokinin dan auksin secara in vitro Erni Suminar; Denny Sobardini Sobarna; Syariful Mubarok; Sulistyaningsih Sulistyaningsih; Ade Setiawan
Kultivasi Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i1.30705

Abstract

Abstrak. Kunyit merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat tradisional, bumbu dapur, serta zat pewarna alami, sehingga kebutuhannya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyediaan bibit yang memiliki produktivitas tinggi dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan metode kultur in vitro, namun perlu optimasi media yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mencari komposisi zat pengatur tumbuh yang dapat memberikan pertumbuhan planlet yang lebih vigor. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan terdiri dari penggunaan sitokinin dan auksin pada eksplan kunyit yang diulang tiga kali. Media Murashige and Skoog (MS) digunakan sebagai media dasar dengan perlakuan kombinasi antara tipe dan konsentrasi sitokinin (9  mg L-1 benzyl amino purine; 1,0  mg L-1 Thidiazuron; 0,1 mg L-1 Zeatin) dengan auksin (0,01 mg L-1 dan 1  mg L-1  Naphthalene Acetic Acid). Pengamatan dilakukan terhadap perubah jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun pada 12 minggu setelah tanam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 9 mg L-1 benzyl amino purine + 0,1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid berpengaruh terhadap tinggi tunas dan jumlah daun.  Media dengan penambahan 1,0 mg L-1 Thidiazuron + 0,1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak, dan plantlet dari media 1,0 mg L-1 Thidiazuron + 0,01 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid memiliki jumlah stomata yang tertinggi.Kata Kunci: BAP, In vitro, Kunyit, NAA, TDZ, Zeatin Abstract. Turmeric is a plant that is widely used as raw material for traditional medicines, spices, and natural dye, so that their needs increased every year. Supply of high productivity seedlings in large quantities can use in vitro culture, but it is necessary to optimize the appropriate media. This study aims to find the composition of plant growth regulators that can provide vigorous plantlet growth. The experimental design used completely randomized design. The treatments consisted of cytokinins and auxins in turmeric explants which were repeated three times. Murashige and Skoog (MS) media were used as base media. The treatments were combination of cytokinin types and concentrations (9 mg L-1 benzyl amino purine; 1.0 mg L-1 Thidiazuron; 0.1 mg L-1 Zeatin) with auxin concentrations (0.01 mg L-1 and 1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid). Observations were made on changes in the number of shoots, shoot height, and number of leaves at 12 weeks after planting. The results showed that 9 mg L-1 benzyl amino purine + 0.1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid affected shoot height and leaves number. Media with the addition of 1.0 mg L-1 Thidiazuron + 0.1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid produced a higher number of shoots. Media of 1.0 mg L-1 Thidiazuron + 0.01 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid  gave the highest planlet stomata.Keywords: BAP, In vitro, NAA, TDZ, Turmeric
Pengaruh asam giberelat (GA3) dan waktu panen terhadap kualitas hasil buah zukini (Cucurbita pepo L.) Kusumiyati Kusumiyati; Syariful Mubarok; Ine Elisa Putri; Risa Nurul Falah
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.813 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.21766

Abstract

Sari. Zukini merupakan sayuran buah yang banyak diminati oleh konsumen. Sayuran ini memiliki kadar air yang tinggi. Petani memerlukan teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan kualitas buah zukini, diantaranya dengan penggunaan hormon giberelin (GA3) dan waktu panen yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penggunaan GA3 dan perbedaan waktu panen terhadap kualitas hasil buah zukini, yaitu nilai total padatan terlarut (TPT), kekerasan, dan kadar air buah. Penelitian menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL) factorial, dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi GA3 (0 part per million (ppm) dan 300 ppm) dan faktor kedua yaitu waktu panen 5 hari setelah berbunga (HSB), 10 HSB, dan 15 HSB. Data diuji dengan analisis sidik ragam (ANOVA), dilanjutkan uji lanjut Duncan dengan taraf nyata 5% dan diolah menggunakan software SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara GA3 dan waktu panen terhadap kadar air buah zukini. Konsentrasi GA3 300 ppmmenghasilkan kulit buah yang lebih keras dibandingkan dengan GA3 0 ppm kemudian 10 HSB dan 15 HSB memiliki nilai kekerasan lebih keras dibandingkan 0 HSB. Nilai TPT untuk GA3 300 ppm dan GA3 0 ppm menghasilkan nilai yang sama, sedangkan 5 HSB dan 10 HSB menampilkan nilai TPT lebih tinggi ketimbang 15 HSB. Kata Kunci: Cucurbitaceae ∙ hormon ∙ kadar air ∙ kekerasan buah ∙ total padatan terlarut  Abstract.  Zucchini is a fruit vegetable that is a lot of demand by costumers. This vegetable has a high water content. The farmers needs proper cultivation techniques to improve the quality of zucchini, including the used of the hormone gibberelin (GA3) and the harvest periods. The aim this research was to know effect used GA3 and harvest periods toward zucchini fruit quality, that were total soluble solids (TDS), firmness and fruit water content. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with factorial pattern with 2 factors and 5 replications. The first factors was concentration of  GA3  (0 part per million (ppm) and 300 ppm) and the second factor was harvest periods (5 days after flowering (DAF), 10 DAF, and 15 DAF). Data were tested by analysis of variance (ANOVA), followed by Duncan Multiple Range test with a significance level of 5% and processed using SPSS 24 software. The results of the study showed that there were interactions between GA3 and harvest periods on moisture content of zucchini fruit. Concentration of GA3 300 ppm obtained fruit skin that is harder than GA3 0 ppm and 10 DAF, then 15 DAF have a harder firmness values than 0 DAF. TDS values for GA3 300 ppm and GA3 0 ppm presented the same value, then 5 DAF and 10 DAF showed TDS value higher than 15 DAF.  Keywords: Cucurbitaceae ∙ fruit firmness ∙ hormone ∙ water content ∙ total soluble solids
Co-Authors A Salimah A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdullakasim, Supatida Ade Ismail Ade Risti Oktavia Ade Setiawan Adinda Cikal Amalia Agung Karuniawan Agung Rahmadi Agung Rahmadi Agus Wahyudin Aida Fadlilah Rahmani Ainun Fadilah Al Aufa, Elfa Muhammad Ihsan Al- Adawiah, Alin Robial Alin Robiah Al Adawiyah Alin Robial Al- Adawiah Amalia, Inneke Anas Anas Anas Anas Anas Anas, Anas ANNE NURAINI Anni Yuniarti Ardika Albi Fauzi Ardika Albi Fauzi Arif Affan Wicaksono Arin Rosmala Ariyanto, Nur Budi Arrin Rosmala Asyifa Mardatillah Ayu Ratna Ningrum Azizah, Annisa Nanda Nur Bachtiar, Nedya Putri Bambang Nurhadi Bayu Pradana Nur Rahmat Boy Macklin Pareira Prawiranegara Christine Angel Cinthiya Muizz Abita Sari Citra Bakti, Citra Darmawan, Ricco Basarestu Debby Ustari Dedeh Jubaedah Denny Sobardini Denny Sobardini Denny Sobardini Sobarna Denny Sobardini Sobarna Dewi, Tessa Prima Dikdik Kurnia Diky Indrawibawa Dinnur Afiifah Dinnur Afiifah, Dinnur Drikarsa, Drikarsa Ega Raisya Ega Raisya Elfira Rosalita Elma, Tiara Elok Zubaidah Endah Yulia Erika Wahyuni Saragih Erni Erni Erni Suminar Eva Aprilia Ezura, Hiroshi Fadilah, M. Fariz Farida Farida Damayanti Farida Farida Farida Farida Farida Farida Fauzi, Ardika Albi Fauzi, Ardika Albi Fiky Yulianto Wicaksono Firman Rezaldi Fitri Widya Fitriatin Fitri Widya Lestari Fitrianti Widya Lestari Giyarto, Gunes Gungun Wiguna Gungun Wiguna Gustiono Tegar Prasetyo Herjayanto, Muh. Hiroshi Ezura Hiroshi Ezura Hiroshi Ezura Ine Elisa Putri Ine Elisa Putri Ine Elisa Putri Inneke Amalia Jajang Sauman Hamdani Kartina Kartina Kusumadewi, Vira Kusumiyati Kusumiyati Lamro Purba Lestari, Rahma Wati Lilis Sugiarti Luciana Djaya, Luciana Maolana, Adrian Maritha, Vevi Masako Akutsu Maulana, Yusuf Eka Maura Zhafira Putri Meisyela Erizon Mia Munggarani Mira Ariyanti Mita Indriani Mochamad Arief Soleh, Mochamad Arief Mochammad Arief Soleh Mochammad Imron Awalludin Muhamad Joddy Ramadhan Muhamad kadapi, Muhamad Muhammad Abdillah Hasan Qonit Muhammad Faizal Fathurrohim Muhammad Rizki Muhardiono, Iman Murgayanti Murgayanti Murgayanti Mustika Arsri Nedya Deninta Neni Rostini Nindi Andianingsih Nisa, Kahirun Nita Suswati Endah Rini Noladhi Wicaksana Noor Istifadah Nur Azizah Romadhoni Nur Budi Ariyanto Nurlilasari, Puspita Nursuhud Nursuhud Pujawati Suryatmana Putri, Adinda Rosmaya Putri, Azizah Tiara Putri, Dina Rachmad Akbar Rahma, Siti Auliya Rahmat Budiarto Raisya, Ega Rani Andriani Budi Kusumo Rezaldi, Firman Rija Sudirja Rika Bhernike Sitepu RIKA MELIANSYAH Rina Hermawati, Rina Risa Nurul Falah Roni Gumilar Rosniawati, Santi Rufaidah, Fathi Ruminta Ruminta Saadah, Imas Rita Salsabila Dwi Ananda Santi Rosniawaty Santika Sari Sari, Dwi Novanda Saskia Pratiwi SIska Rasiska, SIska Siti Julaeha, Siti Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Sitompul, Kiki Nuratni Sudarjat Sudarjat Sudarjat Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi SUMADI SUMADI Sumadi Sumadi Suryaman, Teguh Firman Susiyanti, Susiyanti Tiara Elma Toto Sunarto Varinto, Irvan Venny Revia Viola Vevi Maritha Vijaya Isnaniawardhani Wahyu Ferdiyansyah Waluyo, Nurmalita Wawan Sutari Wibawa, Rangga Wieny Marma Jaya Wieny Rizky Y Rochayat Y Setiati Yayat Rochayat Suradinata Yuda Hadiwijaya Yuda Hadiwijaya Yudhistari Sihombing Yuliana Kolo Yulianto, Fiky Zulfatunnisa, Zulfatunnisa