p-Index From 2020 - 2025
4.405
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Air Quality at Urban Transportation Nodes: A Case Study of SO₂, NO₂, and CO Concentrations in Palembang City Yuwati, Sri; Gulo, Fakhili; Zulkarnain, Mohammad; Suheryanto
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 13 No. 3 (2025): September
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v13i3.17495

Abstract

This study aimed to analyze variations in sulfur oxide (SO₂), nitrogen oxide (NO₂), and carbon monoxide (CO) concentrations at eight major intersections in Palembang City.This study analyzed ambient air quality at eight major traffic nodes in Palembang City using SO₂, NO₂, and CO parameters. Measurements were carried out at a height of 2–3 meters according to US-EPA and WHO standards. SO₂ was determined using the West–Gaeke method, NO₂ with the Griess–Saltzman and chemiluminescence analyzer, while CO was measured using the Non-Dispersive Infrared (NDIR) method. All procedures were accompanied by recording of meteorological factors and instrument quality control. The results showed a significant difference between morning and afternoon, with higher average concentrations in the afternoon (SO₂: p = 0.014; NO₂: p = 0.000; CO: p = 0.003), which was influenced by traffic density and meteorological conditions. Pollutant concentrations tended to increase during rush hour at intersections with high vehicle flow. In contrast, inter-location analysis showed variations in pollutant concentrations, but they were not statistically significant (p > 0.05), indicating a relatively homogeneous distribution of traffic emissions in urban areas. Exposure to SO₂, NO₂, and CO has the potential to cause serious health impacts, including respiratory and cardiovascular disorders, as well as liver dysfunction due to oxidative stress and hypoxia. These findings emphasize the need for continuous air quality monitoring and transportation emission control policies in Palembang.
PENGARUH TEKNOLOGI DIGITAL TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN Susanti, Susanti; Flora, Rostika; Zulkarnain, Mohammad
Scientific Of Environmental Health and Diseases (e-SEHAD) Vol. 3 No. 1 (2023): Electronic Journal Scientific of Environmental Health And Diseases
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/esehad.v3i2.27656

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Rendahnya pengetahuan para ibu dan remaja perempuan tentangkesehatan reproduksi mengakibatkan banyak yang tidak mengetahui pentingnya kesehaatanreproduksi. Situasi ini akhirnya berdampak pada ketidak mampuan perempuan dalammerawat alat reproduksi dikarenakan adanya informasi yang simpang siur. Hal ini juga jugaterjadi karena minimnya informasi yang di terima para remaja perempuan dan ibu-ibu.Padahalpengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.Informasi-informasi ini sebenarnya bisa didapatkan dari sesama teman, atau dari guruataupundari orang tua. Tetapi ada juga para ibu atau remaja perempuan yang malu dalam bertanyaatau membicarakan tentang alat reproduksi.Mereka masih menganggap bahwa masalahtersebut adalah hal yang tabu terutama didaerah pedesaan. Media sosial internet sangatberpengaruh dalam meningkatkan pemahahaman kesehatan reproduksi bagi perempuanMetode: Penelitian ini menggunakan Literature Review dengan menggunakan pencarian greyliterature Google Scholar. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria kemudian dilakukananalisis artikel.Hasil: Hasil didapatkan 12 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Dari 12 artikel didapatkantiga tema yaitu media sosial, pengetahuan dan kesehatan reproduksi.Simpulan: Pemanfaatan internet sebagai media informasi dalam mendapatkan informasiberkontribusi pada pendidikan kesehatan reproduksi perempuan dengan cara yang lebihinteraktif, menyenangkan, dan praktis. Hal ini menyiratkan jika interaksi secara online melaluiplatform media sosial lebih disukai para perempuan terutama remaja dibandingkan denganpendidikan kesehatan secara formal yang dilakukan di ruang kelas. Strategi denganpendekatan ini dapat digunakan oleh perawat dalam melakukan intervensi berupa pendidikandan promosi kesehatanKata Kunci: media social, pengetahuan, kesehatan reproduksi
Family Roles and Support in Preventing Stunting: A Systematic Review Fajar, Nur Alam; Zulkarnain, Mohammad; Taqwa, Ridha; Sulaningsi, Kiki; Ananingsih, Esti Sri; Rachmayanti, Riris Diana; Sin, Siau Ching
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 19 No.1 Januari 2024
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.19.1.50-57

Abstract

Background: Stunting is inadequacy in physical growth. Stunting can be detrimental to children under five as it causes low intelligence, decreased endurance, and inhibited growth and development. This will increase risk of infections and non-communicable diseases in adulthood. The optimal implementation of family roles supports the improvement of nutritional status in toddlers so it can reduce the incidence of stunting.Method: This systematic review is written in accordance to the PRISMA guidelines. The process includes analysis on online articles from databases of ScienceDirect, PubMed, and Google Scholar for the past five years the period from 2019 with the keywords "stunting and parents or family".Results: There are researches from eight articles related to the role and support of families in preventing stunting. Based on several syntheses reviewed, it was determined that culture can be an inhibiting factor in preventing stunting. Still, with local wisdom, it can also be a catalyst in reducing stunting itself. Culture is one of the specific nutrition interventions that can reduce the prevalence of stunting by emphasizing aspects of a mother as the “center of life”, family roles and support, and the role of fathers in preventing stunting. Families have an important role to play in preventing and managing the problem of stunting. Families play an important role in preventing stunting at every stage of life from fetus in the womb, to newborn, toddler, teenager, married, pregnant, and so on. Therefore, efforts to empower families are necessary.
Model pemberdayaan kader posyandu dalam stimulasi perkembangan balita melalui box edukatif stimulus balita (Besti Balita) Fajar, Nur Alam; Flora, Rostika; Hasyim, Hamzah; Zulkarnain, Mohammad; Syamsuryadi; Rahmawaty, Annisa; Ananingsih, Esti Sri; Amalia, Risa Nur
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 8 No 3 (2025)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v8i3.22857

Abstract

Kader Posyandu merupakan elemen penting dalam mendukung stimulasi tumbuh kembang balita. Media Besti Balita merupakan alat edukatif inovatif yang dirancang sesuai standar kementerian kesehatan untuk membantu kader posyandu dalam memberikan stimulasi perkembangan sesuai tahapan usia anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam melakukan stimulasi perkembangan balita, serta memperkuat peran mereka sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan pada 24 Agustus 2024 di Puskesmas Mariana, Kecamatan Banyuasin 1, dan diikuti oleh 30 kader Posyandu dari enam desa lokus stunting. Tahapan kegiatan meliputi pretest, pemberian materi, demonstrasi, simulasi, dan posttest. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan kader secara signifikan (p-value=0,001). Sebelum intervensi dilakukan terdapat 66,7% kader memiliki pengetahuan kurang, akan tetapi pengetahuan seluruh peserta (100%) menjadi baik setelah diberikan intervensi. Media Besti Balita terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan stimulasi perkembangan anak usia dini. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan kader Posyandu di daerah lain guna mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak secara berkelanjutan.
The Risk Quotient of Sulfide Hydrogen toward Lung Vital Capacity of People Living Around Landfill Area Zulkarnain, Mohammad; Flora, Rostika; Novrikasari, Novrikasari; Harto, Toto; Apriani, Dwi; Adela, Novita
Kesmas Vol. 12, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya polusi udara di Kota Palembang. Setiap hari terjadi peningkatan volume sampah yang harus diolah, sedangkan kondisi pelayanan pengelolaan sampah baru mencapai sekitar 70% dari total sampah secara keseluruhan. Pengolahan sampah yang dilakukan menggunakan sistem open dumping berdampak terhadap peningkatan terjadinya polusi udara. Gas hidrogen sulfida (H2S) yang diperoleh dari proses penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob pada tumpukan sampah dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik (usia, jenis kelamin, status gizi, merokok, dan jarak tempat tinggal) dan besaran risiko konsentrasi H2S udara ambien terhadap kapasitas vital paru penduduk di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel 78 orang penduduk yang berada di sekitar TPA. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan nilai status gizi (nilai p = 0,022, OR = 12,085) dan RQ (nilai p = 0,016; OR = 7,547) berhubungan secara signifikan terhadap kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA. Penduduk yang berada di sekitar TPA dengan nilai status gizi buruk dan nilai RQ lebih rendah dari median berpotensi mengalami gangguan kapasitas vital paru. Variabel dominan yang secara signifikan memengaruhi kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA sampah Sukawintan adalah status gizi. Waste is one of factors causing air pollution in Palembang City. Volume of waste that should be processed increases every day, while condition of waste management service is still 70% of the total volume. The waste processing is managed by using open dumping system, which affects on the increase of air pollution. One of gases that exist as effect of the process of organic compound decomposition of anaerobic bacteria from garbage is sulfide hydrogen (H2S) pollutant which can promote health disorders, especially respiratory system. This study aimed to analyze correlation between characteristics (age, sex, nutritional status, smoking, and living distance) and the risk quotient of sulfide hydrogen concentration in air ambient to the lung capacity of people around landfill area. This study used cross-sectional design with the sample of 78 people around landfill area. Data analysis used double logistic regression. Results showed that nutritional status (p value = 0.022, OR = 12.085) and RQ (p value = 0.016; OR = 7.547) significantly related to lung vital capacity of people around landfill area. People around landfill area having worse nutrition and lower RQ than the median were potential to have lung vital capacity disorder. The dominant variable significantly influencing to lung vital capacity of people living around Sukawinatan Landfill is nutritional status.
The Risk Quotient of Sulfide Hydrogen toward Lung Vital Capacity of People Living Around Landfill Area Zulkarnain, Mohammad; Flora, Rostika; Novrikasari, Novrikasari; Harto, Toto; Apriani, Dwi; Adela, Novita
Kesmas Vol. 12, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya polusi udara di Kota Palembang. Setiap hari terjadi peningkatan volume sampah yang harus diolah, sedangkan kondisi pelayanan pengelolaan sampah baru mencapai sekitar 70% dari total sampah secara keseluruhan. Pengolahan sampah yang dilakukan menggunakan sistem open dumping berdampak terhadap peningkatan terjadinya polusi udara. Gas hidrogen sulfida (H2S) yang diperoleh dari proses penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob pada tumpukan sampah dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik (usia, jenis kelamin, status gizi, merokok, dan jarak tempat tinggal) dan besaran risiko konsentrasi H2S udara ambien terhadap kapasitas vital paru penduduk di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel 78 orang penduduk yang berada di sekitar TPA. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan nilai status gizi (nilai p = 0,022, OR = 12,085) dan RQ (nilai p = 0,016; OR = 7,547) berhubungan secara signifikan terhadap kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA. Penduduk yang berada di sekitar TPA dengan nilai status gizi buruk dan nilai RQ lebih rendah dari median berpotensi mengalami gangguan kapasitas vital paru. Variabel dominan yang secara signifikan memengaruhi kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA sampah Sukawintan adalah status gizi. Waste is one of factors causing air pollution in Palembang City. Volume of waste that should be processed increases every day, while condition of waste management service is still 70% of the total volume. The waste processing is managed by using open dumping system, which affects on the increase of air pollution. One of gases that exist as effect of the process of organic compound decomposition of anaerobic bacteria from garbage is sulfide hydrogen (H2S) pollutant which can promote health disorders, especially respiratory system. This study aimed to analyze correlation between characteristics (age, sex, nutritional status, smoking, and living distance) and the risk quotient of sulfide hydrogen concentration in air ambient to the lung capacity of people around landfill area. This study used cross-sectional design with the sample of 78 people around landfill area. Data analysis used double logistic regression. Results showed that nutritional status (p value = 0.022, OR = 12.085) and RQ (p value = 0.016; OR = 7.547) significantly related to lung vital capacity of people around landfill area. People around landfill area having worse nutrition and lower RQ than the median were potential to have lung vital capacity disorder. The dominant variable significantly influencing to lung vital capacity of people living around Sukawinatan Landfill is nutritional status.