Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Efektifitas NSAID, Opioid dan Antibiotik pada Fraktur Terbuka dan Tertutup: TINJAUAN PUSTAKA Ulinnuha, Najwa; Nazher, Muhammad; Oktarlina, Rasmi Zakiah
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.21083

Abstract

ABSTRACT Open and closed fractures are common bone injuries caused by trauma such as traffic or occupational accidents. Management involves not only bone stabilization but also pain control and infection prevention. Antibiotics, opioids, and NSAIDs are the main classes of drugs used in fracture therapy, though their effectiveness and associated risks remain important subjects of ongoing study. This study is a literature review of 17 articles published between 2016 and 2024, sourced from PubMed, NCBI, and Google Scholar. The analysis was conducted to evaluate the effectiveness and safety of these three drug classes. Antibiotics such as cefazolin and ceftriaxone are effective in preventing infection when administered within the first three hours post-injury. Opioids are highly effective for managing severe pain but carry risks of addiction and systemic side effects. NSAIDs are suitable for moderate pain management but may impair bone healing by inhibiting multimodalprostaglandin synthesis. Antibiotics, opioids, and NSAIDs each play a critical role in the management of open and closed fractures. Treatment choices should be based on fracture type, clinical condition, and a careful assessment of the risks and benefits of each drug. Evidence-based clinical guidelines and further research are needed to support safer and more effective therapeutic practices. Keywords: Fracture, NSAIDs, Opioids, Antibiotics, Pain Management, Infection  ABSTRAK Fraktur terbuka dan tertutup merupakan cedera tulang yang sering terjadi akibat trauma seperti kecelakaan lalu lintas dan kerja. Penanganan tidak hanya fokus pada perbaikan tulang, tetapi juga pengendalian nyeri dan pencegahan infeksi. Antibiotik, opioid, dan NSAID adalah kelompok obat utama yang digunakan dalam terapi fraktur, namun efektivitas dan risikonya masih menjadi bahan kajian penting. Studi ini merupakan tinjauan literatur terhadap 15 artikel dari tahun 2016 hingga 2024 yang diakses melalui PubMed, NCBI, dan Google Scholar. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan tiga kelompok obat tersebut. Antibiotik seperti Sefazolin dan seftriakson efektif mencegah infeksi jika diberikan dalam tiga jam pertama pasca kecelakaan. Opioid bekerja baik untuk nyeri berat namun berisiko adiksi dan gangguan sistemik. NSAID efektif untuk nyeri sedang, tetapi dapat menghambat penyembuhan tulang. Ketiga kelompok obat, yaitu antibiotik, opioid, dan NSAID, memiliki peran penting dalam penanganan fraktur terbuka dan tertutup. Pemilihan terapi harus mempertimbangkan jenis fraktur, kondisi klinis pasien, serta risiko dan manfaat masing-masing obat. Diperlukan pedoman klinis berbasis bukti dan penelitian lanjutan untuk mendukung penggunaan yang lebih tepat, aman, dan efektif dalam praktik kedokteran. Kata Kunci: Fraktur, NSAID, Opioid, Antibiotik, Manajemen Nyeri, Infeksi
Penatalaksanaan Impetigo : Infeksi Bakteri Kulit yang Paling Umum Santhi, Komang Ria Yuliana; Oktarlina, Rasmi Zakiah
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.21089

Abstract

ABSTRACT Bacterial skin infections are among the most frequently encountered health problems, particularly affecting pre-school and school-aged children. One of the most common superficial skin infections is impetigo, caused by Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes, and characterized by fragile pustular lesions that form honey-colored crusts. Transmission occurs through direct skin contact or indirectly via contaminated objects. Effective management of impetigo requires accurate diagnosis, proper selection of both topical and systemic antibiotic therapies, and preventive measures to halt further transmission. This study employed a Systematic Literature Review (SLR) method by analyzing scientific journals focusing on the effectiveness and safety of antibiotic treatments, challenges related to resistance, and relevant prevention strategies. The review reveals that topical antibiotics such as mupirocin, fusidic acid, retapamulin, and ozenoxacin are effective for mild to moderate cases, while systemic antibiotics are reserved for more severe or widespread infections. Preventive efforts that emphasize personal hygiene and environmental sanitation also play a crucial role in breaking the chain of transmission. A comprehensive and rational approach to impetigo management can enhance treatment outcomes and reduce complications across various levels of healthcare services. Keywords: Impetigo, Skin Infections, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Antibiotics  ABSTRAK Infeksi kulit akibat bakteri merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah hingga usia sekolah. Salah satu bentuk infeksi kulit superfisial yang paling umum adalah impetigo, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes, dengan gejala khas berupa lesi pustularyang mudah pecah dan membentuk krusta berwarna madu. Penularan terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi. Penatalaksanaan impetigo membutuhkan diagnosis yang akurat, pemilihan terapi antibiotik yang tepat baik topikal maupun sistemik, serta langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penyebaran lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) dengan menganalisis jurnal ilmiah yang membahas efektivitas dan keamanan terapi antibiotik, tantangan resistensi, serta strategi pencegahan yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa antibiotik topikal seperti mupirocin, asam fusidat, retapamulin, dan ozenoxacin efektif untuk kasus ringan hingga sedang, sementara antibiotik sistemikdigunakan pada kasus yang berat atau meluas. Strategi pencegahan berbasis kebersihan diri dan lingkungan juga memainkan peran penting dalam memutus rantai penularan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan rasional, impetigo dapat ditangani secara efektif dan komplikasi dapat diminimalkan di berbagai tingkat layanan kesehatan. Kata Kunci: Impetigo, Infeksi Kulit, Staphylococcus Aureus, Streptococcus Pyogenes, Antibiotik
Manejemen Farmakologis Herpes Labialis : Tinjauan Pustaka Fauzi, Isaura Dewi; Oktarlina, Rasmi Zakiah
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 10 (2025): Volume 7 Nomor 10 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i10.20325

Abstract

ABSTRACT Herpes labialis caused by herpes simplex virus type 1 (HSV-1) infection is a latent infectious disease with high prevalence globally, where socioeconomic changes and hygiene levels affect its transmission patterns. This study aims to evaluate the pharmacological management of herpes labialis through analysis of treatment methods and stages of HSV-1 infection to determine the optimal intervention strategy. The study was conducted using a literature study method on 281 articles from the PubMed, ScienceDirect, Garuda, and Google Scholar databases, which were systematically selected and analyzed. The results of the analysis showed that Acyclovir administration was most effective in the prodromal phase, with a combination of corticosteroids able to accelerate healing. Supplementation of vitamins B12 and D contributed to supporting the immune system, while the use of 0.2% chlorhexidine gluconate was effective in preventing secondary infections. Stress factors were identified as a predisposition to recurrence, so stress management education based on the 4M concept (Avoiding, Changing, Adapting, Accepting) is important. It was concluded that optimal management of herpes labialis requires an integrated pharmacological approach and psychosocial interventions. Further research is needed for the development of an HSV-1 vaccine and the improvement of community-based prevention education programs. Keywords: Herpes Labialis, Antiviral, HSV ABSTRAK Herpes labialis yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), merupakan penyakit menular laten dengan prevalensi tinggi secara global, di mana perubahan sosial ekonomi dan tingkat kebersihan memengaruhi pola transmisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen farmakologis herpes labialis melalui analisis metode pengobatan dan tahapan infeksi HSV-1 guna menentukan strategi intervensi yang optimal. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka terhadap 281 artikel dari database PubMed, ScienceDirect, Garuda, dan Google Scholar, yang diseleksi dan dianalisis secara sistematis. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian Acyclovirpaling efektif pada fase prodromal, dengan kombinasi kortikosteroid mampu mempercepat penyembuhan. Suplementasi vitamin B12 dan D berkontribusi dalam mendukung sistem imun, sedangkan penggunaan klorheksidin glukonat 0,2% efektif dalam mencegah infeksi sekunder. Faktor stres diidentifikasi sebagai predisposisi kekambuhan, sehingga edukasi manajemen stres berbasis konsep 4M (Menghindari, Mengubah, Mengadaptasi, Menerima) menjadi penting. Disimpulkan bahwa pengelolaan herpes labialis yang optimal memerlukan pendekatan farmakologis terpadu dan intervensi psikososial. Penelitian lanjutan diperlukan untuk pengembangan vaksin HSV-1 dan peningkatan program edukasi pencegahan berbasis masyarakat. Kata Kunci: Herpes Labialis, Antivirus, HSV
Co-Authors Adela Putri Agata Afra Rahmania Santi oktarlina Agung Abadi Kiswandono Agustina, Mezza agustyas tjiptaningrum Alfina Indah Nabila Ali Hasymi Romanov Alicia Rahma, Cinta Alvira Balqis Soraya Amanda, Fadyla Ambarwati, Yuli Andi Nafisah Andrifianie, Femmy Annisa Nurul Sa'diah Antika Sintia, Nova Aqil, Faiq Akhmad Ari Wahyuni ari wahyuni Ari Wahyuni Aryanti, Sri Asep Sukohar Asep Sukohar Asnah Tarigan Aspita Laila Asyraf Vivaldi Wardoyo Atri Sri Ulandari Audry Lintang Hasanuddin Aulia Nur Fadilah Aulia Ramdini, Dwi Axcellia Theresa Bayu Anggileo Pramesona Berlyantama Afifaldo Chyntia Saputri Citra Yuliyanda Pardilawati Citra Yuliyanda Pradilawati Damayanti, Ervina Danang hafizfadillah Dewi Nur Fiana Dheti Efrilia - Dika Pratiwi Adifa Disaputera, Alfafa Tsalaatsa Diva Meylia Dwi Anjani, Galuh DWi Aulia Ramdini Dwi Aulia Ramdini Dwi Indria Anggraini Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Ebti Rizki Utami Ety Apriliana Ety Apriliana Evi Kurniawati, Evi Exsa Hadibrata Exsa Hadibrata Fathia Sa'adah Fatimah Azzahra Fauzi, Isaura Dewi Femmy Andrifianie Fernandya Sylvia Nurindi Fonna, Maulida Puteri Happy, Terza Aflika Helmi Ismunandar Helmi Ismunandar Hidayat, Rizqi High Boy Karumulborg Hutasoit Ilyas Prabamukti Inas Salsabila Indri Windarti Indriyani, Reni Intanri Kurniati Jeffrey Surya Jessy Dewi Awali Jezmy, Beby Kelidia Joni, Agnesia Priskila Josua Tumpal Haloman Junando, Mirza Karima, Nisa Khairun Nisa Khairunnisa Kurniawaty, Evi Kusumaningrum, Desy Lani Hartanti Lathifah, Dina Silmi Letifa Rahmadani Letifa Rahmadani Lia Qelina Liana Sidharti, Liana Lina Marlina M. Bintang Al Farrel M. Fitra Wardhana M. Rizky Fathurrohim Magdalena Yosefin Saputra Magdalena Yosefin Saputra Mallarangeng, Andi Nafisah Tendri Adjeng Mayasari, Diana Melia Megawati Mirza Junando Muhammad Aditya, Muhammad Muhammad Aditya, Muhammad Aditya Muhammad Fakih Muhammad Iqbal Muhammad Maulana Muhammad Miraj Mirza, Isroni Mukhlis Imanto Mulyono Mulyono Nara Safitri Natamiharja, Rudi Nathasya Karren Zeta Nathasya Karren Zeta Naza Tsasbita Hayuning Adila Nazher, Muhammad Noldy Masyitha Novita Carolia Novita Carolia Novita Carolia Novriana, Dina NUR AFRIYANI Nurul Islamy4 Oktafany Oktafany, Oktafany Oktoba, Zulpakor Pardilawati, Citra Yulianda Pardilawati, Citra Yuliyanda Patricia Cristina Wati Pius Ave Rafael Silalahi Prabamukti, Ilyas Pratama, Andre Arya Putri Ulan Sari Putri, Oka Mahila Gustia Putri, Syalika Dianisa Rahma, Cinta Alicia Rahmania Santi, Afra Rahmasari, Fania Asfi Ramadhana Komala Ramdini, Dwi Aulia Rani Himayani Rani Himayani Ratna Dewi Puspita Sari Ratu, Sarih Reffilia Irfa Reni Indriyani Reva Dwi Yanty Rika Lisiswanti Risal Wintoko Risti Graharti Rodiani, Rodiani Romulya, Ari Irawan Roro Rukmi WP Rossa, Putri Emylia Roviq Umam S Rr Astri Nur Azizah Utama Utama Sahab Sibuea Salsabila Dzakiyyah Zahra Salsabila Nurislami Salsabila Nurislami Salsabilla, Riefa Ayu Salshabilla, Annisa Sangging, Putu Ristyaning Ayu Santhi, Komang Ria Yuliana Saputra, Kurnia Hadi Saputra, Magdalena Yosefin Sari, Tri Anti Permata Setiawan, Muhamad Rizky Shinta Nareswari, Shinta Silalahi, Pius Ave Rafael Siti Khalimatus Sa'diah Sofyan Musyabiq Wijaya Soraya Rahmanisa Suharmanto Suri, Nurma Susianti, Susianti Sutarto Sutarto Sutarto Sutarto Sutyarso Syaiful Bahri Syazili Mustofa T.A. Larasati TA Larasati Tri Umiana Soleha Tri Umiana Soleha Triyandi, Ramadhan Ulinnuha, Najwa Vania Putri Risyhade Verizka, Talitha Wardani, Dyah Wulan S.R. Wardani, Farah Dwi Widyaningrum, Diah Ayu Winda Trijayanthi Utama, Winda Trijayanthi Winnugroho Wiratman, Manfaluthy Hakim, Tiara Aninditha, Aru W. Sudoyo, Joedo Prihartono yusran Zada Amalia Agatha Sari Zada Amalia Agatha Sari Zahra Wafiyatunisa Zetira, Zihan