ABSTRAKKemajuan teknologi pada saat ini berpeluang mengembangkan metode penelitian, termasuk juga metode penelitian yang digunakan pada terumbu karang. Studi ini bertujuan untuk membandingkan teknik pengukuran terumbu karang menggunakan metode 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D) di Pulau Gili Labak, Metode 2D yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek kuadrat dengan luas 2 meter dan Panjang 14 meter dan penghitungan secara visual, sementara metode 3D mengaplikasikan teknologi fotogrametri untuk memperoleh volume dari terumbu karang. Data yang dikumpulkan meliputi parameter-parameter fisik terumbu karang, seperti luas area, keragaman spesies, kondisi morfologi serta volume terumbu karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun metode 2D lebih sederhana dan lebih murah, akurasi pengukuran yang dihasilkan terbatas pada aspek visual dan linear tanpa informasi mendalam mengenai struktur vertikal terumbu karang. Sebaliknya, metode 3D memberikan representasi yang lebih akurat dan detail mengenai topografi terumbu karang, namun memerlukan biaya dan perangkat teknologi yang lebih tinggi. Perbandingan kedua metode ini menunjukkan bahwa pengukuran 3D dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif mengenai kondisi terumbu karang, terutama dalam memetakan perubahan morfologi terumbu karang dari waktu ke waktu. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pemilihan metode pengukuran terumbu karang yang lebih efisien dan tepat guna, serta dapat digunakan dalam program konservasi dan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Gili Labak dan kawasan serupa.Kata Kunci : Terumbu karang, Pengukuran 2D, Pengukuran 3D, Fotogrametri, Pulau Gili LabakABSTRACTCurrent technological advances have the potential to develop research methods, including research methods used on coral reefs. This study aims to compare coral reef measurement techniques using 2-dimensional (2D) and 3-dimensional (3D) methods on Gili Labak Island, one of the tourist locations that is always crowded with tourists for swimming and diving located in Sumenep Regency, Madura. Coral reef measurement is very important in monitoring and managing coral reef ecosystems that are vulnerable to environmental changes. The 2D method used in this study is a quadrat transect with an area of 2 meters and a length of 14 meters and visual calculations, while the 3D method applies photogrammetry technology to obtain the volume of coral reefs. The data collected include physical parameters of coral reefs, such as area, species diversity, morphological conditions and coral reef volume. The results of the study show that although the 2D method is simpler and cheaper, the accuracy of the measurements produced is limited to visual and linear aspects without in-depth information about the vertical structure of the coral reef. In contrast, the 3D method provides a more accurate and detailed representation of coral reef topography, but requires higher costs and technological devices. The comparison of these two methods shows that 3D measurements can provide more comprehensive information on coral reef conditions, especially in mapping changes in coral reef morphology over time. This study is expected to be a reference in selecting more efficient and appropriate coral reef measurement methods, and can be used in coral reef conservation and rehabilitation programs on Gili Labak Island and similar areas.Keywords : coral reef, 2D measurements, 3D measurements, Photogrammetry, Gili Labak Island