p-Index From 2020 - 2025
3.673
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maspari Journal Biospecies Jurnal Veteriner Bumi Lestari ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Natur Indonesia Berkala Perikanan Terubuk BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Maspari Journal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Aceh Journal of Animal Science Jurnal Edukasi dan Sains Biologi JURNAL BIOLOGI INDONESIA ZOO INDONESIA Jurnal Biodjati Omni-Akuatika Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Molekul: Jurnal Ilmiah Kimia Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) Zoo Indonesia Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Abdi Masya JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Berkala Penelitian Hayati Manfish Journal Journal of Marine Studies MetaBio : Jurnal Pendidikan
Claim Missing Document
Check
Articles

ADHERENCE AND PATHOGENICITY ASSAY OF VIBRIO HARVEYI IN TIGER SHRIMP (PENAEUS MONODON) LARVAE FOR SCREENING BIOCONTROL AGENT ANTONIUS SUWANTO; YUSMINAH HALA; RIDWAN AFFANDI; MUHAMMAD ZAIRIN Jr.
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology No. 18 (2002)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2002.0.18.171

Abstract

Rifampicin-resistant marker was employed as a reporter to detect the adherence and colonization of V. harveyi  in shrimp larvae. Vibrio harveyi P1B  and YA32.2 were isolated from dead shrimp larvae in Besuki, Northern Coast of East Java, while V. harveyi HB3, was isolated from pristine sea water in Pacitan, Southern Coast of East Java. Vibrio metschnikovii used as biocontrol agent was isolated from healthy shrimp larvae in Serang, West Java. Spontaneous mutation was conducted to generate V. harveyi P1B, YA32.2 and HB3 resistant to rifampicin. These mutants exhibited similar survival ability to their parental (wild type) strains. Significant larval mortality was observed in shrimp larvae inoculated with YA32.2 than that of larvae inoculated with P1B. Larvae  inoculated with HB3 showed the lowest mortality. Bacterial cell count of Vibrio Rf*  in dead  larvae were 103-104 cells/larvae. Isolates of Vibrio metschnikovii Z and M as biocontrol candidates effectively reduced the growth and adherence ability of YA32.2 to shrimp larvae. Larval mortality in rearing water inoculated simultaneously with YA32.2 and V. metschnikovii was lower than the one inoculated with YA32.2 alone. Therefore, Vibrio metschnikovii Z or M could be developed as an effective probiotic or biocontrol agent for V. harveyi in shrimp hatcheries. Key words :   Biological control/Vibrio metschnikovii/shrimp \arvae/Penaeus mwu«fon/pathogenicity assay/Vibrio harveyi
DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN PEPIJA Harpadon nehereus (Hamilton, 1822) DI PERAIRAN PULAU TARAKAN, KALIMANTAN UTARA Asbar Laga; Ridwan Affandi; Ismudi Muchsin; Muhammad Mukhlis Kamal
ZOO INDONESIA Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v24i1.476

Abstract

Ikan pepija merupakan ikan demersal dengan penyebaran di perairan estuaria dan laut dangkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi spasial dan temporal ikan pepija di perairan P. Tarakan. Penelitian dilakukan dari Februari 2013 sampai dengan Februari 2014. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan pukat hela (trawl) dengan ukuran panjang sayap 7 meter dengan besar mata jaring pada sayap, badan dan kantong masing-masing berukuran 2,2 dan 1 inch. Pengoperasian jaring trawl pada masing-masing lokasi stasiun dilakukan “zig zag” dengan 2 kali masa penarikan pukat hela (towing) selama 30 menit. Ikan yang tertangkap ditimbang seluruhnya. Hasil tangkapan bervariasi saat waktu pengamatan dan antara satu stasiun dengan stasiun lainnya. Laju tangkap tertinggi pada bulan Desember dan Januari sebesar 75.56 dan 77.37 kg/jam dan terendah pada bulan April sebesar 7.41 kg/jam. Ikan pepija melakukan migrasi harian dari Tanjung Simaya (tanggal 7 kalender Hijriah), tanggal 8 di perairan Tanjung Selayu, tanggal 9 antara perairan Tanjung Selayu dan Tanjung Juata, dan tanggal 10 pada penanggalan Hijriah di perairan Tanjung Juata. Berdasarkan data tangkapan tersebut terungkap bahwa distribusi ikan pepija di perairan Pulau Tarakan berkaitan dengan pasang surut, ikan ini hanya ditemukan pada saat pasang perbani pada tanggal 7, 8, 9 dan 10 bulan Hijriah.
JENIS-JENIS IKAN DI PERAIRAN MANGROVE SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA Gema Wahyu Dewantoro; Muhammad Mukhlis Kamal; Ridwan Affandie; Mulyadi Mulyadi
ZOO INDONESIA Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v23i2.405

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan ekosistem mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke, Penjaringan Jakarta Utara, pada bulan Februari - April 2012 dengan menggunakan jala dan jaring insang berbagai uku-ran. Selama penelitian berlangsung tertangkap sebanyak 1.535 individu ikan yang terdiri dari 32 jenis yang mewakili 29 marga dan 26 suku. Keanekaragaman ikan-ikan di perairan ekosistem mangrove ini bervariasi antara 1,939-2,673 dengan keanekaragaman tertinggi di danau angke sedangkan terkecil di suaka, dengan dominasi jenis hasil tangkapan Pepetek (Leiognathus equulus). 
KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN SUNGAI SERAYU YANG TERFRAGMENTASI WADUK DI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA Haryono Haryono; M. F. Rahardjo; Mulyadi .; Ridwan Affandi
ZOO INDONESIA Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v23i1.369

Abstract

Serayu termasuk sungai besar yang alirannya melewati lima Kabupaten di Jawa Tengah dan terfragmentasi oleh waduk di wilayah Banjarnegara. Informasi mengenai biodiversitas ikan di sungai ini masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keanekaragaman jenis ikan, potensi, status jenis, dan upaya konservasinya. Penelitian menggunakan metode survei yang dilakukan di tiga zona (di bawah waduk, kawasan waduk, dan di atas waduk). Hasil penelitian ditemukan 22 spesies yang tergolong ke dalam 13 famili, sebagian besar merupakan ikan konsumsi (54,55%), status jenisnya sebagian besar bersifat umum atau mudah ditemukan (81,82%) dan introduksi (18,18%). Ancaman terhadap kelestarian sumber daya ikan di wilayah ini beragam dan diperlukan upaya konservasinya.
KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PENYU DI PANTAI PANGUMBAHAN, SUKABUMI, JAWA BARAT M. Apuk Ismane; Cecep Kusmana; Andi Gunawan; Ridwan Affandi; Surachman Suwardi
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 8 No. 1 (2018): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.8.1.36-43

Abstract

accordance with high exploitation of turtle in several sectors and will threatened the turtle sustainability in the future.  The aim of this study is to analyze the situational condition of environmental biophysics, socio-economic of the population, and the potential of tourism object in Pangumbahan Beach turtle conservation area and to determine the sustainability status of conservation area management for ecotourism development. Descriptive, vegetation, situational, tourist attraction, and sustainability status analysis are used for this research. Result of Situational analysis shows community attitudes toward turtle conservation management mostly uncertain (44%) about the turtle conservation. Generally the condition of the green turtle nesting habitat at Pangumbahan Beach were categorized as appropriate to very appropriate based on habitat sustainability matrix of green turtle nesting. Turtle conservation sustainability index in Pangumbahan Beach of all dimensions are sustainable.
On Status Assessment and Management Strategy Formulation for Sustainable Aquaculture of the Hoven’s Carp (Leptobarbus hoevenii, Bleeker, 1851) in Jambi Municipality Ena Sutisna; Ridwan Affandi; Mohammad Kamal; Gatot Yulianto
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 10 No. 3 (2020): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.10.3.524-532

Abstract

Hoven’s carp is an indigenous species of freshwater fish which is hihgly potential to be cultured in larger scale. It is omnivorous tend to be herbivorous fish so that it can save cost of feed. Sustainable management is needed in order to optimize the benefits that can be obtained from hoven’s carp aquaculture activities. It needs to pay attention to four dimensions of sustainable development (ecological, economic, socio-cultural and technological) to avoid problems of aquaculture. The purpose of this study was to assess the status and management strategy formulation for sustainable aquaculture of hoven’s carp in Jambi municipality using the Rapfish application. The results of the sustainability analysis of hoven’s carp aquaculture in Jambi municipality showed less sustainable with an index value of 46.60%, a stress value of 12.93% and a R2 value of 95.72%. Based on the leverage analysis, there are 14 sensitive attributes that are used to improve the sustainability of hoven’s carp aquaculture including availability of aquaculture land, land carrying capacity, marketing access, efficiency in the marketing chain, price fluctuations, availability of venture capital, knowledge of hoven’s carp fish aquaculture, fish farming experience, level of independence of farmers, availability of broodstock and seed, availability of supporting containers for aquaculture, feed independence.
Effect of fasting in waters with different salinity on physiological responses of Asian swamp eel, Monopterus albus Zuiew 1793 Yani Hadiroseyani; Sukenda Sukenda; Enang Harris Surawidjaja; Nur Bambang Priyo Utomo; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No 3 (2016): October 2016
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v16i3.31

Abstract

This study aimed to evaluate the physiological responses of Asian swamp eel, Monopterus albus during the fasting period at different salinity levels. Fasting period was three days at four levels of salinity, i.e., 0 g L -1 , 3 g L - 1 , 6 g L - 1 , and 9 g L - 1 . The eels were stocked at a density of 200 kg m - 3 . Physiological parameters studied were blood plasma cortisol which was measured by radioimmunoassay method, blood plasma glucose and liver glycogen which were measured by spectrophotometer, blood plasma sodium which was analyzed by Atomic Absorption Spect rophotometer, and osmolality which was measured using osmometer. The results showed that salinity affected the physiological status of the eels. Fasting the eels could increase the blood plasma cortisol levels, but in at higher salinity levels the hormone was lower. Blood plasma sodium levels of the eels increased in line with higher salinity. Fasting the eels at salinity of 0 and 3 g L - 1 was increasing the glucose levels significantly compared to the eel at a salinity of 6 and 9 g L - 1 . In contrary, the liv er glycogen levels were statistically lower in salinity of 0 and 3 g L - 1 compared to the eels at a salinity of 6 and 9 g L - 1 . Fasting the fish for three days at all salinity treatments did not change the condition factor of the eels. The eels were exhibite d the best physiological performance during the three - days fasting period at a salinity of 9 g L - 1 . Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meng evaluasi respons fisiologis ikan belut Monopterus albus pada pemberokan dengan tingkat salinitas yang berbeda. Pemberokan dilakukan pada ikan belut yang berukuran panjang 26,64 ± 2,94 cm dan b o - bot 12,57±4,99 g , selama tiga hari dalam media air dengan perlakuan empat tingkat salinitas, yaitu 0 g L - 1 , 3 g L -1 , 6 g L - 1 , dan 9 g L - 1 . B iomassa belut adalah 1 kg dalam 5 L air atau pada densitas 200 kg m - 3 . Parameter fisiologis yang diu - kur meliputi kortisol plasma darah dengan metode radioimunoasai, glukosa plasma darah dan glikogen hati dengan spektrofotometer, natrium plasma darah diana lisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometer , dan osmolalitas de - ngan menggunakan osmometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p emberokan dan salinitas mengakibatkan peru - bahan kondisi fisiologis ikan belut. Pemberokan mengakibatkan k adar kortisol meningkat , n amun peningkatan salinitas dapat menekan kadar hormon tersebut. Kadar natrium plasma darah ikan belut mengalami peningkatan sejalan dengan semakin tingginya salinitas. Kadar glukosa belut yang diberok pada salinitas 0 dan 3 g L - 1 secara statistik lebih tinggi dan berbeda sangat nyata di b andingkan dengan belut pada salinitas 6 dan 9 g L - 1 . Hal sebaliknya t erjadi pada kadar gli - kogen hati, yaitu secara statistik lebih rendah pada salinitas 0 dan 3 g L - 1 dibandingkan dengan belut pada salinitas 6 dan 9 g L - 1 . P emberokan selama tiga hari pada semua perlakuan salinitas t idak mengakibatkan perubahan nilai faktor kondisi belut . Ikan belut memberikan respons fisiologis yang paling baik pada pemberokan tiga hari dengan salinitas 9 g L - 1.
The phenotypic diversity of three populations of Asian swamp eel Monopterus albus (Zuiew 1793) from West Java and biometrics responses on salinity Ahmad Fahrul Syarif; Dinar Tri Soelistyowati; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No 2 (2016): June 2016
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v16i2.36

Abstract

This research aimed to evaluate the phenotype diversity of Asian swamp eel from West Java and the biometric responses on salinity for aquaculture development. Fish were collected from three different locations, i.e., Cianjur, Sukabumi, and Karawang with body size of 23.05+0.63 cm and weight of 7.58+1.04 g. Truss morphometric measurement was conducted for 30 samples from each location and biometric response on salty water media for 200 individuals. The experiment was performed in the media with different level of salinity, no substrate and with some shelters. Completely randomized design (CRD) with three levels of salinity (i.e. 0, 6, 12 g L-1) and density 1 kg m-2 was used in this study. Rearing was carried out for 30 days with 100% of media was changed every day and fish were fed with silk worms once a day with at satiation manner. The results showed that phenotypic diversity of Asian swamp eels from Karawang and Cianjur was similar, but differ from Sukabumi population. The biometric responses of Asian swamp eel from Karawang showed the superior performance and the best salinity of media for culture without substrate was 6 g L-1. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman fenotipe belut asal Jawa Barat serta respons biometriknya dalam pemeliharaan pada media air bersalinitas untuk pengembangan budi daya. Belut ditangkap dari tiga lokasi yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Karawang dengan ukuran tubuh berkisar antara 23,05+0,63 cm dan bobot 7,58+1,04 g. Sebanyak 30 ekor setiap populasi digunakan untuk pengukuran truss morfometrik dan 200 ekor untuk pengujian respons biometrik pada media air bersalinitas. Pemeliharaan dilakukan pada media air bersalinitas tanpa substrat dengan pemberian pelindung. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbedaan salinitas media pemeliharaan yaitu 0, 6, dan 12 g L-1 dengan padat penebaran 1 kg m-2. Pemeliharaan belut dilakukan selama 30 hari dengan penggantian air 100% setiap hari dengan pemberian pakan berupa cacing sutera Tubificidae sebanyak satu kali per hari secara at satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belut asal Karawang dan Cianjur mirip berdasarkan keragaman fenotipenya dibandingkan populasi Sukabumi. Respons biometrik belut asal Karawang paling unggul dan media terbaik untuk pemeliharaan belut tanpa substrat adalah media dengan salinitas 6 g L-1.
Yolk absorption efficiency and morphogenesis of the silver arawana Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829) prelarvae at various interactions of temperature and salinity Yuli Wahyu Tri Mulyani; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 15 No 3 (2015): October 2015
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v15i3.54

Abstract

The silver arawana Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829) has been cultured successfully in Indonesia, but still facing obstacles especially handling on the larval life stage. Yolk-sac stage is one of the critical phases in the early development of fish. Yolk-sac larvae of silver arawana use a yolk as food supply. The yolk absorption process influenced by abiotic factors, particularly temperature and salinity. Hence, this study aimed to examine the interaction of temperature and salinity of media in order for optimal yolk-sac absorption and morphogenesis of silver arawana larvae. The research was conducted from November 2013 to January 2014 in the Laboratory of Aquatic Animal Physiology, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University. The experimental design was arranged in two factors completely randomized designs, nine treatments with three replications. The first factor was the temperature consisted of 28, 30 and 32°C; the second factor was the salinity consisted of 3, 4 and 5%o. Yolk-sac larvae were reared in aquarium 40 x 30 x 30 cm3 with a density of 4 yolk-sac larvae per aquarium until the yolk was completely absorbed. Larvae were not fed during the experiment. The parameters measured were survival rate, time of yolk absorption, shrinkage rate of yolk, efficiency of yolk utilization, total length, total weight, specific weight growth rate, gradient osmotic oxygen consumption, and morphogenesis of larvae. The results showed that the silver arawana larvae reared at 28°C in combination with all levels of salinity (3, 4 and 5%o) and temperature of 30°C with a salinity of 3%o generate survival rate 100%. Meanwhile, the efficiency of yolk utilization, the fastest growth and morphogenesis were optimally at a temperature of 30°C in interaction with 3%o salinity. Abstrak Arwana silver Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829) telah berhasil dibudidayakan di Indonesia, namun masih mengalami kendala terutama penanganan pada fase pralarva. Pralarva merupakan salah satu stadia yang rentan dalam perkembangan awal hidup ikan. Pralarva arwana silver memiliki kuning telur yang digunakan sebagai cadangan ma-kanan. Penyerapan kuning telur pralarva dipengaruhi oleh faktor abiotik terutama suhu dan salinitas. Penelitian ini ber-tujuan untuk mengkaji interaksi suhu dan salinitas media pemeliharaan agar optimal untuk penyerapan kuning telur dan morfogenesis pralarva arwana silver. Penelitian dilakukan dari bulan November 2013 hingga Januari 2014 di La-boratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini meng-gunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan sembilan perlakuan dan masing-masing perlakuan memiliki tiga ulangan. Faktor pertama terdiri atas suhu 28, 30 dan 32°C, faktor kedua terdiri atas salinitas 3, 4 dan 5%o. Pralarva di-pelihara di dalam akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm3 dengan padat tebar empat ekor per akuarium, sampai kuning telur terserap di dalam tubuh. Selama pemeliharaan tidak diberikan pakan. Parameter yang diukur yaitu: kelangsungan hidup, waktu penyerapan kuning telur, laju penyusutan kuning telur, efisiensi pemanfaatan kuning telur, panjang total, bobot total, laju pertumbuhan spesifik, gradien osmotik, konsumsi oksigen, dan morfogenesis. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa pralarva arwana silver yang dipelihara pada suhu 28°C dengan semua level salinitas (3, 4, dan 5%o) dan suhu 30°C dengan salinitas 3%o memiliki kelangsungan hidup 100%, sedangkan efisiensi pemanfaatan kuning telur, pertumbuhan optimal, dan morfogenesis tercepat pada perlakuan interaksi suhu 30°C dengan salinitas 3%o.
Hormonally induced gonadal maturation in eels, Anguilla bicolor bicolor McClelland 1984 with the use of Pregnant Mare Serum Gonadotropin, anti dopamin, and recombinant Growth Hormone Hadra Fi Ahlina; Agus Oman Sudrajat; Tatag Budiardi; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 15 No 3 (2015): October 2015
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v15i3.57

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effect of Pregnant mare serum gonadotropin (PMSG), Anti-Dopamine (AD) and Recombinant growth hormone (RGH) through the injection technique on gonadal development of eel (Anguilla bicolor bicolor). The experimental was arranged in completely randomized design with five treatments of hormone combination, namely P10A combination hormone (10 IU PmsG + 0.1 mgL-1 AD), P10B (10 IU PMSG + 0.1 mgL-1 AD + 10 ug RGH), P20A (20 IU PMSG + 0.1 mgL-1 AD), P20B (20 IU PMSG + 0.1 mgL-1 AD + 10 ug RGH), and PK (negative control). In each treatment, a total of 20 fish individuals used as replicates and the hormonal induction was conducted every week for eight weeks of the rearing period. Specific growth rate (SGR), hepatosomatic index (HSI), go-nadosomatic index (GSI) and an index of the eye (IM) were observed. The results showed that the P20A treatment increased spermatogenesis and the value of GSI (2.291±0.278%) at 4-6 weeks after injection. This result was higher than P20B (2.134±0.265%), P10B (2.065±0.201%), P10A (2.037±0.105%), and PK (1.937±0.050%). The value of HSI on the P20a treatment (1.188±0.091 %) was higher than other treatments. The highest value of SGR (0.514±0.062%) was found in the P20B, whereas the lowest value (0.052±0.027%) was found in the PK. Thus, the combination of pMsG, AD and RGH hormones can stimulate the development of testicular of eel with body weight 140 to150 g, and stimulate the growth of 0.514 % during the six-weeks rearing period. Abstrak Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG), Anti Dopamin (AD) dan Recombinant Growth Hormone (rGH) melalui teknik penyuntikan terhadap pematangan gonad ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan kombinasi hormon yaitu 10 IU PMSG + 0,1 mgL-1 AD (P10A), 10 IU PMSG + 0,1 mgL-1 AD + 10 ^g rGH (P10B), 20 IU PMSG + 0,1 mgL-1 AD (P20A), 20 IU PMSG + 0,1 mgL-1 AD + 10 ^g rGH (P20B), dan PK (kontrol). Pada setiap perlakuan, sebanyak 20 ekor ikan digunakan sebagai ulangan individu dan sampling dilakukan setiap minggu selama delapan minggu masa pemeliharaan. Parameter yang diamati meliputi nilai laju pertumbuhan spesifik (LPS), indeks he-patosomatik (IHS), indeks gonadosomatik (IGS) dan indeks mata (IM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P20A menyebabkan perkembangan spermatogenesis dan meningkatkan nilai IGS tertinggi (2,291±0,278%) pada minggu ke empat hingga ke enam setelah penyuntikan dibandingkan perlakuan P20B (2,134±0,265%), P10B (2,065± 0,201%), P10A (2,037±0,105%) dan PK (1,937±0,050%). Nilai IHS pada perlakuan P20A (1,188±0,091%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai LPS tertinggi ditemukan pada perlakuan P20B (0,514±0,062 %) dan te-rendah pada perlakuan Kontrol (0,052±0,027%). Nilai IM juga meningkat pada perlakuan P20B (10,599±2,372) seiring dengan bertambahnya bobot tubuh dan terendah pada perlakuan PK (7,189±0,217). Kombinasi hormon PMSG, AD dan rGH dapat merangsang perkembangan testis ikan sidat ukuran 140-150 g serta memacu pertumbuhan 0,514 %.
Co-Authors , Suharsono -, Hariningsih . Sulistiono . Syafiuddin Abdul Rahman Singkam Abdul Rahman Singkam Ade Yulita Hesti Lukas Adinda Kurnia Putri Agoes Mardiono Jacoeb Agus Alim Hakim Agus Oman Sudrajat Agus Salim Ahmad Fachrudin Ahmad Fahrul Syarif Akhmad Firmansyah Alam Putra Persada Ali Mashar Alimuddin Am Azbas Taurusman Andi Chadijah Andi Gunawan Antonius Suwanto Apriana Vinasyiam Arlita, Kriswidya Asbar Laga, Asbar Azam B. Zaidy Bahiyah Bahiyah Bambang Kiranadi Bambang Priyo Utomo Benny Heltonika Cathrine Ferlianova Leuwol Cecep Kusmana Chair Rani Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Daniel Djokosetiyanto Daniel R Monintja Daniel R Monintja DEDI JUSADI Dedi Soedarma DEDI SOEDHARMA Dedi Soedharma Dedy Soedharma Delismawati Lubis Dendi Hidayatullah, Dendi Desrita Desrita Didik Wahju Hendro Tjahjo Dietriech Geoffrey Bengen Dimas Angga Hedianto Dinar Tri Soelistyowati Djadja S . Sjafei Djadja S. Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Eddy Supriyono Efriyeldi, Efriyeldi Eko Harianto, Eko Elen Selviana Ena Sutisna Enang Harris Enang Harris Enang Harris Surawidjaja Enang Harris Surawidjaja, Enang Harris Endah Purnamawati Epa Paujiah, Epa Etty Riani F. Damianus Hukom Farida Nur Rachmawati Fauzan, Tezza Ferdinand Hukama Taqwa Firat Meiyasa Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gatot Yulianto Gema Wahyu Dewantoro Gema Wahyu Dewantoro, Gema Wahyu Hadra Fi Ahlina Haninditya, Beta Harahap, Antoni Hardono Manan Harpasis S. Sanusi Harpasis S. Sanusi Haryono . Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Hayono, Hayono Hayono, Hayono Henni Syawal Heru Setijanto Husain Latuconsina Iis Diatin Ilham Zulfahmi Iman Rusmana iman supriatna Iman Supriatna INDRAYANI INDRAYANI ING MOKOGINTA Ing Mokoginta Irzal Effendi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Iska Angelika Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Istiyanto, Joko Jack Mamangke Jannesa Nasmi Jimmi . Jusmaldi Jusmaldi Kadarwan Soewardi Kardiyo Praptokardiyo Kasful Anwar Khairunnisa, Nursifa Koeswinarning Sigit Kukuh Nirmala Kuntari, Wahyu Budi Kurnia Faturrohman Kurniawati H Ekosafitri La Eddy Larasati, Aulia Nur Latifa Fekri Lella Herdiana Lenny S Syafei M F Rahardjo M F Rahardjo M Mukhlis Kamal M. Apuk Ismane M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo, M. F. M. Fadjar Rahardjo M. Mukhlis Kamal, M. Mukhlis M. Zairin Junior Mafatih Devi Safrina, Mafatih Devi Mala Nurilmala Mardani, Danis Aditya Marlindoaman Saragih Mennofatria Boer Menofatria Boer MF Rahardjo Mia Setiawati Mohammad Kamal Mohammad Mukhlis Kamal Mozes R. Toelihere MOZES R. TOELIHERE MOZES TOELIHERE Muchammad Sri Saeni Mufti Abdul Murhum MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Jamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal, Muhammad Mukhlis MUHAMMAD ZAIRIN Jr. Mukhlis Kamal Mulyadi . Mulyadi . Mulyadi Mulyadi Mulyadi Mulyadi Munawar Khalil Murniarti Brojo Nadeak, Horas Nanik Mustikaning Tyas Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI Nidya KARTINI Nidya Kartini Norce Mote Norman Razieb Azwar Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurfitri Triramdani Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurlisa Alias Butet Odang Carman Odilia Rovara Prastomo, Arul Tabah Priyo Handoyo Wicaksono Purnama Sukardi Purnama Sukardi Purnamawati, , R. Widjajakusuma Radhita Millaty Rahadjo, M F Rahadjo, M F Rahardjo, MF. Rahardjo, MF. Rahardjo, Muhammad Fajar Rahmadi Azis, Rahmadi Retno Cahya Mukti Rika Fauziah Riri Ezraneti Riri Ezraneti Rita Rachmawati Rizky Regina Kawirian Rizsa Mustika Pertiwi Robin, , Ronny I. Wahju Roza Elvyra Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Saddon Silalahi SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Seiichi Watanabe Setyo Wahyudi Siska Tridesianti Siti Nurul Aida Siti Sofiah Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sukenda Sukenda Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Surachman Suwardi Suradi Suradi Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Sukimin Sutrisno Sukimin Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Tatag Budiardi TATI NURHAYATI Thomas Nugroho Tjahjo Winanto Tjahjo Winanto, Tjahjo Tri Daryanto Tri Prartono Tri Wahyuni Tridesianti, Siska Triheru Prihadi, Triheru Triyanto Triyanto Triyanto Tussadiyah, Fadzillah Untung Susilo Untung Susilo Usman Muhammad Tang Vera Dewiana Bakhris Wahyuni, Sri Wasmen Manalu Widiana, Widiana Wildan Nurusallam Wildan Nurussalam Wildan, Dudi Muhammad Y. Hadiroseyani Yanti Sinaga Yonvitner - Yulfiperius, Yulfiperius Yuli Siti Fatma Yuli Wahyu Tri Mulyani Yulia Sistina Yulintine Yulintine Yulvian Sani Yuni Puji Hastuti Yunizar Ernawati Yusfiati Yusfiati Yusminah Hala Yusnarti Yus Zulfa Yandes