p-Index From 2020 - 2025
3.673
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maspari Journal Biospecies Jurnal Veteriner Bumi Lestari ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Natur Indonesia Berkala Perikanan Terubuk BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Maspari Journal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Aceh Journal of Animal Science Jurnal Edukasi dan Sains Biologi JURNAL BIOLOGI INDONESIA ZOO INDONESIA Jurnal Biodjati Omni-Akuatika Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Molekul: Jurnal Ilmiah Kimia Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) Zoo Indonesia Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Abdi Masya JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Berkala Penelitian Hayati Manfish Journal Journal of Marine Studies MetaBio : Jurnal Pendidikan
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh stunting terhadap kondisi fisiologis benih ikan sidat, Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844 Latifa Fekri; Ridwan Affandi; Tatag Budiardi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 15 No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v15i1.76

Abstract

Eel is an economically important fish species and the demand for this species is increasing every year. However, stock availability not sustainable because the eel culture totally depends on the wild catches of glass eel (elver). The aim of this study was to examine the effect of stunting to the physiological condition of eel seeds with 1-2 g body weight and 8-12 mm body length. The research was conducted from September 2013 to February 2014 at the Aquatic Animal Physiology Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University. The experiment was arranged in a completely randomized design with three treatments of stunting (i.e. 30, 60, and 90 days) and three replications. Eel seeds were reared in aquarium 60 x 40 x 30 cm3 with a density of 30 fish in each aquarium and fed with commercial pellets of 1.5 mm in size with 46 % protein content. The diets were fed to the fish at a daily rate of 3.3% of the total biomass. Fish were fed twice a day continuously for 30, 60 and 90 days of rearing process. The weight, proximate test and blood analysis of each specimen were checked at the beginning of the experiment and in every 30 days. The results showed that the stunting for one month was the best treatment. In this treatment, the lowest specific growth rate was approaching 0 % (0.1%), coefficient of variation in body weight was < 20 % (19.90%), physiological conditions was normal (not different with control) and survival rate was above 96 %. The treatment of stunting for two and three months showed that the specific growth rate was 0.2 %, coefficient of variation in body weight was > 25% (27.96 % and 30.37 %), physiological conditions was over than the limit for normal conditions, and survival rate was 89% for both treatments. Abstrak Sidat adalah ikan ekonomis penting yang memiliki permintaan pasar yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, ketersediaan stok ikan sidat tidak berkelanjutan karena budi daya ikan ini masih bergantung kepada benih hasil tangka-pan dari alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh stunting (penahanan pertumbuhan) terhadap kondisi fisiologis benih ikan sidat ukuran 1-2 g dengan panjang tubuh 8-12 cm. Penelitian dilakukan dari bulan September 2013 hingga Februari 2014 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, FPIK IPB. Penelitian menggunakan rancangan acak leng-kap dengan tiga perlakuan lama stunting (30, 60 dan 90 hari) dan masing-masing dengan tiga ulangan. Ikan dipelihara dalam akuarium ukuran 60 x 40 x 30 cm3 dengan padat tebar 30 ekor per akuarium dan diberi pakan komersial berupa pellet ukuran 1,5 mm dengan kadar protein 46%. Jumlah pakan yang diberi setiap hari sebanyak 3,3 % dari total bio-massa ikan. Ikan diberi pakan dua kali sehari secara kontinu selama 30, 60 dan 90 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stunting selama satu bulan merupakan perlakuan yang terbaik yang ditunjukkan dengan dengan laju pertumbuhan spesifik benih ikan mendekati nol (0,1%), nilai koefisien keragaman bobot <20% (19,90%) dan kondisi fisiologis mendekati normal (tidak berbeda jauh dengan kontrol), serta kelangsungan hidup 96%. Perlakuan lama stunting dua dan tiga bulan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,2%, nilai koefisien keragaman bobot >25% (27,96% dan 30,37%) dan kondisi fisiologisnya jauh di atas batas normal benih ikan sidat, serta kelangsung-an hidup sebesar 89%.
Kode batang DNA ikan lais genus Kryptopterus asal Sungai Mahakam Kalimantan Timur [Barcoding DNA of catfish species genus Kryptopterus from Sungai Mahakam Kalimantan Timur] Jusmaldi Jusmaldi; Dedy Duryadi; Ridwan Affandi; Rudhy Gustiano
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 14 No 3 (2014): Oktober 2014
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v14i3.80

Abstract

DNA barcoding of genus Kryptopterus catfish from Mahakam River, East Kalimantan by using mitochondrial DNA COI gene has been performed to obtain genetic marker (barcoding DNA), genetic characteristics and genetic tree. Amplification of mitochondrial COI gene regions was conducted by using COI Fish F1 and COI Fish R1 primers on the three catfish species consist of Kryptopterus apogon (N=3), K. micronema (N=6), and K. limpok (N=1). Based on partial COI mtDNA multiple alignment, we obtained three specific nucleotide site as genetic marker. Meanwhile, genetic characteristic analysis revealed 13.58% of nucleotide variation. Nucleotide substitution was greater at the third codon and transitional substitution was greater than transvertion. Genetic tree reconstruction based on p-distance separated the three catfish species with perfect bootstrap value. Abstrak Penelitian kode batang DNA spesies ikan lais genus Kryptopterus asal Sungai Mahakam Kalimantan Timur mengguna-kan gen COI DNA mitokondria dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap penanda genetik (kode batang DNA), ka-rakterisasi genetik dan pohon genetik. Amplifikasi daerah gen COI DNA mitokondria dilakukan dengan menggunakan pasangan primer COI FishF1 dan COI FishR1 terhadap tiga spesies ikan lais yang terdiri atas Kryptopterus apogon (N=3), K. micronema (N=6), dan K. limpok (N=1). Hasil penelitian menunjukkan penyejajaran berganda pada gen par-sial COI DNA mitokondria antara spesies K. apogon, K. micronema, dan K. limpok diperoleh tiga situs nukleotida spe-sifik sebagai penanda genetik (kode batang DNA). Analisis karakterisasi genetik pada genus Kryptopterus berdasarkan gen parsial COI DNA mitokondria menunjukkan situs nukleotida yang bervariasi sebesar 13,58%, substitusi nukleotida lebih besar pada kodon ketiga dan bersifat transisi dari pada transversi. Konstruksi ulang pohon genetik berdasarkan ni-lai p-distance dapat memisahkan kelompok spesies K. apogon, K. micronema,dan K. limpok dengan nilai bootstrap sempurna.
Biologi reproduksi ikan brek (Barbonymus balleroides Cuvier & Val. 1842) di Sungai Serayu zona atas dan bawah Waduk Panglima Besar Soedirman, Jawa Tengah Norce Mote; Ridwan Affandi; Haryono Haryono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 14 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v14i2.87

Abstract

Damming river causes fragmentation of the river and changes in hydrologic regime, thus contributing to influence fish. We investigated barb and aimed to examine its reproductive aspects between the zone above and below the Panglima Besar Soedirman Reservoir. Samples were collected from October 2012 to March 2013. Gill nets, cast-net, and electrofishing were used to capture the fish. Samples were analysed to find out the estimate gonad maturity, gonado-somatic index, fecundity, and egg diameter. The first maturity of male gonad size (158 mm in length body) in zone above is smaller than the reservoir (158 mm) and zone below (187 mm). The female has 238 mm of the first maturity of gonad size on the reservoir site, bigger than the zone above (168 mm) and zone below (161 mm). The spawning peak of barb occurs in October based on the gonad maturity stage data and gonado-somatic index. The fecundity of the barb is 2,76025,290 eggs. The fish is total spawner. The reservoir influenced the barb reproduction. Abstrak Pembangunan bendungan akan memisahkan sungai dan mengubah rejim hidrologis, yang selanjutnya akan memenga-ruhi kehidupan ikan. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek reproduksi ikan brek pada bagian atas dan bagian bawah Sungai Serayu yang dipisahkan oleh Waduk Panglima Besar Soedirman. Pengambilan ikan contoh dilakukan dari bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013. Ikan contoh ditangkap dengan menggunakan jaring insang, jala, dan elektrofishing. Sebagai perbandingan, contoh ikan juga dikoleksi di daerah waduk. Analisis dilakukan terhadap tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur. Ukuran pertama matang gonad ikan brek jantan pada zona bawah (153 mm) lebih kecil jika dibandingkan dengan zona waduk (158 mm) dan zona atas (187 mm). Ikan betina pada zona waduk memiliki nilai lebih besar (238 mm) jika dibandingkan dengan zona atas (168 mm) dan zona bawah waduk (161 mm). Berdasarkan nilai tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad puncak pemijahan ikan brek terjadi pada bulan Oktober. Fekunditas ikan brek berkisar 2.760-25.290 butir telur. Ikan brek memiliki tipe pemi-jahan serempak. Pembangunan waduk berpengaruh terhadap reproduksi ikan brek.
Kondisi biometrik ikan nila, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758) yang terpapar merkuri [Biometric condition of nile tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758) after mercury exposure] Ilham Zulfahmi; Ridwan Affandi; Djamar T.F. Lumban Batu
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v14i1.94

Abstract

The aims of this study are to examine the changes in biometric variables of nile tilapia caused by mercury exposure. The study was conducted from February to June 2013. Test fish were exposed to 0 mg L-1, 0.164 mg L-1, and 0.196 mg L-1 mercury chloride for 56 days. Analysis was done for the survival rate, growth rate, hepatosomatic index, the relative bile volume, gonadal somatic index, fecundity, and oocyte diameter. The median lethal concentration (96 hrs, LC50) of mercury chloride was calculated as 1.64 mg L-1. The survival rate was highest in the control treatment (46.67%). Mercury chloride with concentration 0.196 mg L-1 shows significant effect to changes HSI and relative bile volume, and oocyte diameter of Nile tilapia (p<0.05). Mercury chloride with a concentration of 0.164 mg L-1and 0.196 mg L-1 have not a significant effect on the growth rate of weight, gonadal somatic index, and fecundity of nile tilapia (p>0.05). AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan beberapa variabel biometrik ikan nila akibat dari paparan merkuri. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2013. Ikan nila berukuran panjang 11-13 cm dengan bobot rata-rata 20 gram dipaparkan pada tiga konsentrasi merkuri klorida (0 mg L-1; 0,164 mg L-1; dan 0,196 mg L-1) selama 56 hari. Analisis dilakukan terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot, indeks hepatosomatik (HSI), volume empedu relatif, indeks kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50-96 jam merkuri klorida adalah sebesar 1,64 mg L-1. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan 0 mg L-1 (46,67%) dan terendah pada perlakuan 0,196 mg L-1 (40,00%). Merkuri klorida dengan konsentrasi 0,196 mg L"1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan HSI dan volume empedu relatif serta ukuran diameter telur ikan nila (p<0,05). Namun pada konsentrasi 0,164 mg L-1dan 0,196 mg L-1 merkuri klorida tidak ber-pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot, indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas ikan nila (p>0,05).
Struktur trofik komunitas ikan di Sungai Cisadea Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Trophic structure of fish community in Cisadea River, Cianjur, Jawa Barat] Epa Paujiah; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v13i2.100

Abstract

Interactions in fish community in an ecosystem can be assessed through food habits analysis. This study aims to assess the trophic structure of fish communities in Cisadea River. Fishes were collected using active and passive fishing gear at six locations representing upstream, midstream, and downstream areas at the dry season (June-November 2012). During the observation, sample was caught of 666 individuals consists of 48 species. A total of 250 individuals were analyzed for their food composition and digestive tract morphology to determine their trophic groups. Based on large group of organisms, fish community in Cisadea River consists three guild is carnivorous, omnivorous and herbivorous fish which dominated by carnivore and omnivore fish. Based on food organism taxon, the fishes were assigned to four groups i.e. insectivore, phy-toplanktivore, crustacivore, and molluscivore, with eight groups of food organisms (phytoplankton, insects, macrophytes, crustaceans, mollusc, fish, protozoa, and rotifers). In the upstream and midstream areas, the primary diet was insects and algae, whereas in the downstream the diet consists of algae, crustaceans, and insects. Abstrak Interaksi yang terjadi pada suatu komunitas ikan dapat dikaji melalui analisis makanan alaminya. Penelitian ini bertu-juan untuk mengkaji struktur trofik komunitas ikan di Sungai Cisadea. Ikan dikoleksi dengan menggunakan alat tang-kap aktif dan pasif di enam lokasi yang mewakili wilayah bagian hulu, tengah dan hilir selama musim kemarau (Juni-November 2012). Selama pengamatan, sampel yang diperoleh sebanyak 666 individu yang termasuk dalam 48 spesies. Sebanyak 250 individu dianalisis komposisi makanannya dan morfologi saluran pencernaannya untuk mengetahui ke-lompok trofik pada komunitas ikan tersebut. Berdasarkan golongan besar organismenya, komunitas ikan di Sungai Cisadea terdiri atas tiga kelompok, yaitu karnivora, omnivora, dan herbivora dengan kelompok ikan yang mendominasi adalah ikan omnivora dan karnivora. Berdasarkan takson organisme makanannya, komunitas ikan di Sungai Cisadea dibagi menjadi empat kelompok, yaitu insektivora, fitoplanktivora, krustasivora, dan moluskivora. Kelompok takson organisme makanannya ialah fitoplankton, insekta, makrofita, krustase, moluska, ikan, protozoa, dan rotifer. Di wilayah sungai bagian hulu dan tengah makanan utama ikan terdiri atas insekta dan alga, sedangkan di bagian hilir terdiri atas alga, krustase, dan insekta.
Variasi genetik populasi ikan brek (Barbonymus balleroides Val. 1842) sebagai dampak fragmentasi habitat di Sungai Serayu [Genetic variation of population barb (Barbonymus balleroides Val. 1842) as habitat fragmentation impact in Serayu River] Bahiyah Bahiyah; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v13i2.104

Abstract

The alteration of environmental characteristics and population separation caused by long term river barrage may affect morphological and genetic variation. This research aimed to ensure that the barb of this research is Barbonymous balleroides and to analyze genetic variation of barb at various habitats (upstream, reservoir, and downstream zones) in Serayu River, Banjarnegara. This research was conducted through DNA isolation and amplification by PCR and sequencing, along with water quality measurement. Result of phylogenetic tree showed that Barbonymus balleroides separated from its’ outgroup (Puntius orphoides dan Barbonymus gonionotus) as 6.34%. Genetic intraspecies distance of B. balleroides showed two clusters by similarity 2.0%. Barb population in Serayu River was identified as B. balleroides based on 710 bp fragment length of CO1 gene. Mrica reservoir development caused habitat fragmentation in Serayu River and increased genetic variation of barb population. Barb of downstream zone formed separate cluster from barb of reservoir and upstream zones marked basa cytosine (C) to downstream zone compared reservoir and upstream zone. Abstrak Perubahan karakteristik lingkungan dan pemisahan populasi ikan akibat pembendungan sungai dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan variasi morfologi (morfometrik) dan genetik. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa ikan brek yang dikaji pada penelitian ini adalah spesies Barbonymus balleroides dan mengkaji variasi ge-netik ikan brek pada berbagai habitat (hilir, waduk dan hulu) di Sungai Serayu wilayah Kabupaten Banjarnegara. Pe-nelitian meliputi isolasi dan amplifikasi DNA dengan PCR dan sekuensing, serta pengukuran parameter lingkungan. Hasil penelitian dari pohon filogenetik menunjukkan bahwa spesies ikan brek (Barbonymus balleroides) dan out gro-upnya (Puntius orphoides dan Barbonymus gonionotus) berbeda dengan jarak genetik ‘P’ sebesar 6,34%. Jarak genetik intraspesies B. balleroides memperlihatkan terdapat dua klaster dengan jarak perbedaan 2,0%. Populasi ikan brek yang dianalisis termasuk ke dalam spesies B. balleroides berdasarkan panjang fragmen 710 bp gen CO1. Pembangunan Wa-duk Mrica menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat di Sungai Serayu. Hal ini mengakibatkan variasi genetik pada ikan brek. Ikan brek yang mendiami zona bawah waduk membentuk klaster yang terpisah dari ikan brek yang mendiami zona waduk dan atas waduk ditandai adanya basa sitosin (C) pada zona bawah dibandingkan zona lainnya.
Kondisi fisiologis ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) yang dipelihara pada media yang terpapar merkuri dengan tingkat salinitas berbeda Ridwan Affandi; Riri Ezraneti; Kukuh Nirmala
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v12i2.123

Abstract

Mercury is a dangerous heavy metal to fish and human who consumed that contaminated fish. The objective of the research was to analysis the effect of mercury to physiological condition of milkfish which reared in various level of salinity. Experiment was divided into four treatments: A (0% + 0 mg Hg L-1); B (0%o + 0.012 mg Hg L-1); C (10%o + 0.012 mg Hg L-1); and D (20%o + 0.012 mg Hg L-1), each with three replications. Milkfish of 7-8 cm in length was reared in aquarium of 60 x 40 x 40 cm3 in size, filled with 40 L of water. Twenty milkfish were added into each aquarium, fed by artificial food up to 5% biomass, 3 times per day during 30 day of experiment. Physiological parameters were observed by measuring osmotic gradient, oxygen consumption and blood glucose. Within freshwater conditions, the results showed that osmotic gradient and blood glucose increased, while oxygen consumption decreased in response to the present of mercury. Milkfish that reared in 10%o salinity showed better physiological conditions than other treatment, i.e. osmotic gradient 0.237±0.088 Osm kg-1 H2O, oxygen consumption 0.257±0.037 mgO2 g-1 hour-1, and blood glucose 11.77±1.30 mg mL-1. It was shown that the toxicity level of mercury were the lowest at 10%o salinity. Abstrak Merkuri merupakan logam berat yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan, bahkan dapat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi logam berat tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh merkuri terhadap kondisi fisiologis ikan bandeng yang dipelihara pada berbagai tingkat salintas. Percobaan terdiri atas empat perlakuan yakni: A (0% + 0 mg Hg L-1), B (0%o + 0,012 mg Hg L-1), C (10%o + 0,012 mg Hg L-1), dan D (20%o + 0,012 mg Hg L-1).Masing-masing perlakuan memiliki tiga ulangan. Ikan bandeng yang berukuran 7-8 cm dipelihara dalam akuarium berukuran 60 x 40 x 40 cm3 dengan volume air 40 L. Masing-masing akuarium diisi dengan 20 ekor ikan bandeng dan dipelihara selama 30 hari. Pakan buatan berbentuk pellet diberikan tiga kali per hari sebanyak 5% dari bobot biomassa. Parameter yang diukur meliputi beban osmotik, tingkat konsumsi oksigen, dan kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ikan bandeng yang dipelihara di media air tawar, keberadaan merkuri menyebabkan naiknya beban osmotik dan kadar glukosa darah serta menurunkan tingkat konsumsi oksigen. Kondisi fisiologis ikan bandeng yang dipelihara pada salinitas 10%o lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya dengan nilai beban osmotik 0,237±0,088 Osm kg-1 H2O, tingkat konsumsi oksigen 0,257±0,037 mgO2 g-1 jam-1 dan kadar glukosa darah 11,7±1,30 mg.mL-1. Dampak toksisitas merkuri terhadap kondisi fisiologis ikan bandeng berkurang ketika dipelihara pada media dengan salinitas 10%o.
Perubahan morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada fase perkembangan gonad ikan senggaringan, Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah [Morpho-anatomical changes and energy storage during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps (Valenciennes, 1840) in Klawing River, Purbalingga, Central Java] Ridwan Affandi; Benny Heltonika; Iman Supriatna
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i2.143

Abstract

A research to explore morpho-anatomcal changes and energy storage on various organs during gonadal development of twospots catfish, Mystus nigriceps was carried out in Klawing River, Purbalingga, Central Java. Morpho-anatomical parameter e.g. condition factor, viscera somatic index, adipose fin index, hepato somatic index, gonado somatic index; and energy content of muscle of dorsal region, visceral organ, adipose fin, liver, and gonad tissue were measured based on gonad development stages. The results showed that morpho-anatomy and energy content in tissues have changed during the period of gonadal development. Moreover, there were a process of storage, transfer and transformation of energetic substances for gonad maturation and spawning activities. AbstrakSuatu penelitian dengan tujuan untuk mengkaji perubahan nilai indeks morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada beberapa organ tubuh ikan senggaringan selama masa perkembangan gonad telah dilaksanakan di Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah. Parameter morfo-anatomi meliputi faktor kondisi (CF), indeks jaringan viseral (VSI), indeks sirip lemak (AFI), indeks jaringan hati (HSI), indeks jaringan gonad (GSI), dan kandungan energi pada organ/jaringan otot punggung, sirip lemak, organ viseral, hati, dan gonad telah diukur berdasarkan tingkat perkembangan gonadnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama masa perkembangan gonad terjadi perubahan nilai-nilai parameter morfo-anatomi dan kandungan energi pada organ yang diukur, terjadi proses penyimpanan, perpindahan dan perubahan materi berenergi baik untuk keperluan pematangan gonad maupun untuk aktivitas pemijahan.
Keragaman jenis dan struktur morfometrik Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari [Diversity and morphometric structure of Kryptopterus spp. on Batang Hari River] Abdul Rahman Singkam; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.147

Abstract

The systematic of Kryptopterus has developed significantly. The latest research on Kryptopterus diversity in Batang Hari River was done on 2003. Environmental changes for the last seven years have a high possibility to change the variety composition. The aims of this research were to update the Kryptopterus data and to test the availability of specific way to identify a new Kryptopterus. Morphometric data was measured for 12 characters plus one character from calculation. Based on the 13 characters, the 13 morphometric indexes were calculated. The result shows that the variety of Kryptopterus, which still be found along Batanghari River, were K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bicirrhis and K. apogon. The variety of Kryptopterus can be differentiated by morphometric index. K. limpok was identified by a higher body than other Kryptopterus and K. bicirrhis was identified by a thicker tail. AbstrakSistematika pada genus Kryptopterus berkembang sangat cepat. Penelitian terakhir tentang keragaman Kryptopterus di Sungai Batang Hari dilakukan tahun 2003. Perubahan kondisi lingkungan dalam rentang waktu tujuh tahun (2003-2010) diduga telah mengubah komposisi jenis-jenis Kryptopterus di daerah aliran Sungai Batang Hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data terbaru anggota dari jenis-jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di Sungai Batang Hari dan untuk menguji ada atau tidaknya indeks khusus penciri spesies dalam genus Kryptopterus. Data morfometrik diukur untuk 12 karakter dan ditambahkan satu karakter hasil penghitungan. Berdasarkan 13 karakter tersebut dihitung 13 indeks morfometrik. Hasil penelitian menemukan jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di daerah aliran Sungai Batang Hari adalah K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bicirrhis, dan K. apogon. Jenis-jenis Kryptopterus dapat dipisahkan berdasarkan indeks morfometrik. K. limpok dicirikan dengan tubuh yang lebih tinggi dibanding anggota Kryptopterus lainnya. K. bicirrhis dicirikan dengan ekor yang lebih tebal (tinggi).
PENGAMATANISILAMBUNG BEBERAPA JENISIKAN BUNTAL ('Tetraodon reticularis, T. fluviatilis, I lunaris) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR [Study on the Stomach Contents of Some Puffer Fishes (Tetraodon reticularis, T. fluviatilis, T. lunaris) in Ujung Pangkah Waters, East Java] Sulistiono Sulistiono; Delismawati Lubis; Ridwan Affandi; Seiichi Watanabe
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 1 No 1 (2001): Juni 2001
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v1i1.153

Abstract

Study on the stomach contents of some puffer fishes (Tetraodon reticularis, T. fluviatilis, T. lunaris) was done from March 2000 to April 2001 in Ujung Pangkah Waters, East Java. Samples were collected monthly using gill net mesh sized of 2.5 and 4.5 cm. Stomach content was preserved by formalin 10% and observed under microscope (50 magnification). Analysis was carried out to estimate Index of Stomach content (ISC) and Index of Preponderance (IP). The result showed that main food of male Tetraodon reticularis was Balamis sp.. suplemen food was bivalva and debris, and additional food, gastropods and crab. While main food of female fish was Balamis sp., suplemen food w'as debris and bivalve, and additional food was shrimp, crab, and gastropoda. Main food of male T. fluviatilis was Balamis sp., suplemen food was gastropoda, additional food was shrimp, bivalve, fish and green mussel. While for female fish, the main food was Balamis sp., suplemen food was bivalve and shrimp, and additional food was gastropoda, crab, fish and bivalve. Main food of male T. lunaris was fish, suplemen food was bivalve, shrimp and gastropoda, and additional food was Balanus sp., crab, green mussel and unidentified organisms. While main food of female fish was fish, suplemen food was shrimp and bivalva, and additional food was Balanus sp., crab, gastropoda and unidentified organisms. The ISC seems on August (male) and September (female) for T. reticulates, on April (male) and May (female) for T. fluviatilis, and on April (male) and December (female) for T. lunaris. ABSTRAKPengamatan terhadap isi lambung beberapa jenis ikan buntal (Tetraodon reticularis, T. fluviatilis, T. lunaris) dilakukan sejak Maret 2000 sampai April 2001 di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Sampel ikan ditangkap per bulan dengan menggunakan gill net (mata jaring 2,5 dan 4,5 cm). Isi lambung diawet dengan formalin dan diamati di laboratorium. Analisis dilakukan untuk menentukan indeks isi lambung (ISC) dan indeks bagian terbesar (IP). Hasil pengamatan didapatkan bahwa jenis Tetraodon reticularis jantan memiliki makanan utama berupa Balanus sp., makanan pelengkap berupa bivalva, serasah, dan an makanan tambahan berupa ikan, gastropoda dan kepiting. Sedangkan untuk ikan betina, makanan utama berupa Balanus sp., makanan pelengkap berupa serasah dan bivalve, dan makanan tambahan berupa udang, kepiting dan gastropoda. T. fluviatilis jantan memiliki makanan utama berupa Balanus sp., makanan pelengkap berupa gastropoda, makanan tambahan berupa udang, bivalve dan ikan. Sedangkan untuk ikan betina makanan utamanya berupa Balanus sp., makanan tambahan berupa bivalve dan udang, dan makanan pelengkap berupa gastropoda, kepiting, ikan dan bivalve. T. lunaris jantan makanan utamanya berupa ikan, makanan pelengkap berupa bivalve, udang dan gastropoda, dan makanan tambahannya berupa Balanus sp., kepiting, bivalve dan organisme tak teridentifikasi. Sedangkan untuk jenis ikan betina memiliki makanan utama berupa ikan, makanan pelengkap berupa udarrg dan bivalve, dan makanan tambahannya berupa Balamis sp., kepiting, gastropoda dan organisma tak teridentifikasi. T. reticulates terlihat memiliki ISC yang lebih tinggi pada bulan Agustus (Jantan) dan September (betina), T. fluviatilis pada bulan April (jantan) dan Mei (betina), dan T. lunaris pada bulan April (jantan) dan Desember (betina).
Co-Authors , Suharsono -, Hariningsih . Sulistiono . Syafiuddin Abdul Rahman Singkam Abdul Rahman Singkam Ade Yulita Hesti Lukas Adinda Kurnia Putri Agoes Mardiono Jacoeb Agus Alim Hakim Agus Oman Sudrajat Agus Salim Ahmad Fachrudin Ahmad Fahrul Syarif Akhmad Firmansyah Alam Putra Persada Ali Mashar Alimuddin Am Azbas Taurusman Andi Chadijah Andi Gunawan Antonius Suwanto Apriana Vinasyiam Arlita, Kriswidya Asbar Laga, Asbar Azam B. Zaidy Bahiyah Bahiyah Bambang Kiranadi Bambang Priyo Utomo Benny Heltonika Cathrine Ferlianova Leuwol Cecep Kusmana Chair Rani Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Daniel Djokosetiyanto Daniel R Monintja Daniel R Monintja DEDI JUSADI Dedi Soedarma Dedi Soedharma DEDI SOEDHARMA Dedy Soedharma Delismawati Lubis Dendi Hidayatullah, Dendi Desrita Desrita Didik Wahju Hendro Tjahjo Dietriech Geoffrey Bengen Dimas Angga Hedianto Dinar Tri Soelistyowati Djadja S . Sjafei Djadja S. Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Eddy Supriyono Efriyeldi, Efriyeldi Eko Harianto, Eko Elen Selviana Ena Sutisna Enang Harris Enang Harris Enang Harris Surawidjaja Enang Harris Surawidjaja, Enang Harris Endah Purnamawati Epa Paujiah, Epa Etty Riani F. Damianus Hukom Farida Nur Rachmawati Fauzan, Tezza Ferdinand Hukama Taqwa Firat Meiyasa Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gatot Yulianto Gema Wahyu Dewantoro Gema Wahyu Dewantoro, Gema Wahyu Hadra Fi Ahlina Haninditya, Beta Harahap, Antoni Hardono Manan Harpasis S. Sanusi Harpasis S. Sanusi Haryono . Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Hayono, Hayono Hayono, Hayono Henni Syawal Heru Setijanto Husain Latuconsina Iis Diatin Ilham Zulfahmi Iman Rusmana Iman Supriatna iman supriatna INDRAYANI INDRAYANI ING MOKOGINTA Ing Mokoginta Irzal Effendi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Iska Angelika Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Istiyanto, Joko Jack Mamangke Jannesa Nasmi Jimmi . Jusmaldi Jusmaldi Kadarwan Soewardi Kardiyo Praptokardiyo Kasful Anwar Khairunnisa, Nursifa Koeswinarning Sigit Kukuh Nirmala Kuntari, Wahyu Budi Kurnia Faturrohman Kurniawati H Ekosafitri La Eddy Larasati, Aulia Nur Latifa Fekri Lella Herdiana Lenny S Syafei M F Rahardjo M F Rahardjo M Mukhlis Kamal M. Apuk Ismane M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo, M. F. M. Fadjar Rahardjo M. Mukhlis Kamal, M. Mukhlis M. Zairin Junior Mafatih Devi Safrina, Mafatih Devi Mala Nurilmala Mardani, Danis Aditya Marlindoaman Saragih Mennofatria Boer Menofatria Boer MF Rahardjo Mia Setiawati Mohammad Kamal Mohammad Mukhlis Kamal MOZES R. TOELIHERE Mozes R. Toelihere MOZES TOELIHERE Muchammad Sri Saeni Mufti Abdul Murhum MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Jamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal, Muhammad Mukhlis MUHAMMAD ZAIRIN Jr. Mukhlis Kamal Mulyadi . Mulyadi . Mulyadi Mulyadi Mulyadi Mulyadi Munawar Khalil Murniarti Brojo Nadeak, Horas Nanik Mustikaning Tyas Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI Nidya Kartini Nidya KARTINI Norce Mote Norman Razieb Azwar Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurfitri Triramdani Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurlisa Alias Butet Odang Carman Odilia Rovara Prastomo, Arul Tabah Priyo Handoyo Wicaksono Purnama Sukardi Purnama Sukardi Purnamawati, , R. Widjajakusuma Radhita Millaty Rahadjo, M F Rahadjo, M F Rahardjo, MF. Rahardjo, MF. Rahardjo, Muhammad Fajar Rahmadi Azis, Rahmadi Retno Cahya Mukti Rika Fauziah Riri Ezraneti Riri Ezraneti Rita Rachmawati Rizky Regina Kawirian Rizsa Mustika Pertiwi Robin, , Ronny I. Wahju Roza Elvyra Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Saddon Silalahi SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Seiichi Watanabe Setyo Wahyudi Siska Tridesianti Siti Nurul Aida Siti Sofiah Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sukenda Sukenda Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Surachman Suwardi Suradi Suradi Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Sukimin Sutrisno Sukimin Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Tatag Budiardi TATI NURHAYATI Thomas Nugroho Tjahjo Winanto Tjahjo Winanto, Tjahjo Tri Daryanto Tri Prartono Tri Wahyuni Tridesianti, Siska Triheru Prihadi, Triheru Triyanto Triyanto Triyanto Tussadiyah, Fadzillah Untung Susilo Untung Susilo Usman Muhammad Tang Vera Dewiana Bakhris Wahyuni, Sri Wasmen Manalu Widiana, Widiana Wildan Nurusallam Wildan Nurussalam Wildan, Dudi Muhammad Y. Hadiroseyani Yanti Sinaga Yonvitner - Yulfiperius, Yulfiperius Yuli Siti Fatma Yuli Wahyu Tri Mulyani Yulia Sistina Yulintine Yulintine Yulvian Sani Yuni Puji Hastuti Yunizar Ernawati Yusfiati Yusfiati Yusminah Hala Yusnarti Yus Zulfa Yandes