Bencana alam banjir dapat terjadi karena limpasan air sungai yang keluar dari alur sungai saat kapasitas sungai tidak mampu menampung aliran yang terjadi. Banjir akibat luapan air sungai juga terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tripa, Aceh. Banjir yang terus berulang menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Sungai Krueng Tripa. Maka dari itu diperlukan kajian untuk melihat sebaran genangan banjir akibat dari meluapnya Sungai Krueng Tripa. Dalam menetapkan sebaran genangan banjir diperlukan analisis banjir rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Soil Conservation Service (SCS) yang menghasilkan nilai debit banjir maksimum pada periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun ialah sebesar 1273,35 m/dt, 2092,41 m/dt, 2670,03 m/dt, 3361,64 m/dt, 4036,57 m/dt, dan 4664,72 m/dt. Hasil perhitungan debit banjir di-input kedalam software HEC-RAS 2D dengan aliran unsteady flow dan menghasilkan luasan sebaran genangan banjir pada setiap periode ulang sebesar 41,29 km, 68,14 km, 86,66 km, 108,35 km, 128,58 km, dan 142,54 km. Pembentukan peta genangan banjir dibantu dengan software ArcGIS 10.8.2. Validasi genangan banjir hasil pemodelan HEC-RAS dengan titik sebaran banjir didapatkan persentase genangan banjir pada setiap periode ulang menggenangi 3,45%, 27,59%, 46,55%, 77,59%, 82,76%, dan 91,38% titik sebaran banjir di DAS Tripa.