This Author published in this journals
All Journal MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment) Jurnal Studi Pemerintahan Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Jurnal Ilmu Lingkungan Sosiohumaniora KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian JAM : Jurnal Aplikasi Manajemen Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Jurnal Tataloka Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Journal of Management and Business Review Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] MAJALAH ILMIAH GLOBE Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Forest and Society BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI Jurnal Perencanaan Pembangunan Analisis Kebijakan Pertanian Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Jurnal Kependudukan Indonesia Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Jurnal Studi Pemerintahan Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture
Claim Missing Document
Check
Articles

Transformation of Farmer Resistance in Conservation Areas: Land Occupation by Farmers in Mount Halimun-Salak National Park, West Java Sardjo, Sulastri; Dharmawan, Arya Hadi; Darusman, Dudung; Wahyuni, Ekawati Sri
Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol. 27, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A number of studies have shown various agrarian conflicts as a response by local farmers against the policy of national parks that prohibits them from accessing conservation forest areas. However, previous studies had not explained the dynamics of power relations between park authorities and farmers who stand in opposition to these policies. This study employs a qualitative research approach complemented by secondary data to explain the transformation of farmer resistance in the Mount Halimun-Salak National Park (TNGHS) area, namely from their repertoire of everyday resistance to practices of land occupation. Specifically, this study uses the “powercube” analytical framework to explain the process of this transformation. The study concludes that changes have occurred within the dimensions of peasant power. Regarding the space of power, the power of farmers was transformed from being strictly exerted within closed spaces to being more open (invited), which enables them to conduct negotiations with the park authorities. Meanwhile, farmers now exert their power at the local TNGHS area level, after previously only taking place within each household. Finally, the form of power has changed from being hidden to more visible, which allows them to acquire the “recognition” of TNGHS authorities as legitimate sharecroppers. Farmers have been able to occupy land by taking advantage of the political space provided by a period of democratization, as well as their ability to mobilize economic capital and forge social relations with various actors, including the TNGHS park authorities.
Akses Lahan, Ekslusi, dan Konflik dalam Dinamika Perubahan Agraria di Kawasan Hutan di Desa Napal Putih, Kabupaten Tebo, Sumatra Muhammad Reza Halomoan; Arya Hadi Dharmawan; Satyawan Sunito
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 11 No. 3 (2023): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/11202349777

Abstract

Extraction activities in forest areas in Indonesia have led to drastic changes in the ecological balance of forest regions. The Indonesian government responded by implementing the concept of Industrial Plantation Forest (HTI), which was granted to the private sector to address the damage caused by forest extraction while utilizing unproductive forest land. However, this policy failed to consider the presence of communities that controlled and utilized land. This triggered agrarian conflicts because of differing claims over land. Using qualitative research methods, this paper explores the issue of agrarian conflict through a political ecological analysis within the theoretical framework of access and exclusion. Thus, it elucidates why forest area conflicts in Napal Putih occur, who the actors are involved in each contestation process, and how the relationships among actors take shape.
The Agricultural Expansion in Conservation Areas: The Case of Gunung Halimun Salak National Park, West Java Sardjo, Sulastri; Dharmawan, Arya Hadi; Darusman, Dudung; Wahyuni, Ekawati
Forest and Society Vol. 6 No. 2 (2022): NOVEMBER
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/fs.v6i2.18380

Abstract

The Indonesian government has expanded the Gunung Halimun Salak National Park (GHSNP) to reduce the impact of global climate change and conserve ecosystem biodiversity. This policy has been resisted by local communities who need access to GHNSP area to support their livelihoods. Qualitative and quantitative approaches have been applied in this study to explain the occurrence of agricultural expansion and its impact on the household economy in the GHSNP area. This study is supported by an analysis of secondary data regarding land cover changes in the GHSNP corridor area. This study found that farmers have been able to take reflexive and rational actions by utilizing power relations and social networks to regain their access in the GHSNP area. It was shown by the formation of concentrated agriculture expansion in areas that were previously stated as the forestry corporation concessions. Agricultural expansion has increased due to the economic needs of the resident, migration, and the resident's need for land. Massive agricultural expansion in the GHSNP corridor has changed land use and corridor landscapes and disrupted conservation goals. This study concludes that agricultural expansion occurred as a response of farmers to government decisions to expand the national park into areas the local communities considered part of their living space. The complexity of changes due to agricultural expansion in conservation areas challenges conservation experts and the forestry profession to develop adaptive management that is more sensitive to change and community needs.
Hutan Rakyat dalam Sistem Penghidupan Rumah Tangga Petani dan Peranannya dalam Industri Penggergajian Kayu di Pedesaan: Studi Kasus Desa Prigi, Kabupaten Banjarnegara Hapsari, Tsabita Alefia; Dharmawan, Arya Hadi; Sita, Rai
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 8 No. 01 (2024): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v8i01.1280

Abstract

Pada awal pengembangannya, sasaran hutan rakyat adalah pada lahan kritis. Namun, hutan rakyat berkembang menjadi bidang usaha yang dapat menopang penghidupan rumah tangga sekaligus menunjang pemenuhan bahan baku industri kehutanan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kontribusi hutan rakyat dalam sistem penghidupan rumah tangga petani dan industri kehutanan di pedesaan. Penelitian dilakukan di Desa Prigi, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian campuran yang memadukan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan rakyat berkontribusi dalam struktur nafkah rumah tangga sebagai pendapatan dari hasil pemasaran kayu dan tanaman lainnya. Kayu memiliki pemaknaan yang berbeda bagi masing-masing lapisan rumah tangga. Rumah tangga dengan lahan luas memaknai kayu sebagai sumber pendapatan biasa, sedangkan rumah tangga lahan sempit-sedang memaknainya sebagai tabungan yang membantu menghadapi kondisi kritis. Hutan rakyat berkontribusi dalam industri penggergajian kayu dilihat dari mayoritas bahan baku yang berasal dari hutan rakyat dan terintegrasinya kayu rakyat dalam saluran pemasaran kayu di dalam negeri maupun luar negeri. Hutan rakyat dan usaha penggergajian kayu membuka lapangan kerja, mendukung perekonomian daerah dan devisa negara.
Sistem Penghidupan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Pola Hubungan Sosial-Ekologi di Kawasan Konservasi Aryani, Dhea Putri; Dharmawan, Arya Hadi
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 8 No. 02 (2024): Juli
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v8i02.1311

Abstract

Strategi konservasi hutan melalui pengembangan unit pengelolaan hutan masih membawa kendala sosial berupa terbatasnya akses terhadap lahan bagi masyarakat yang penghidupannya bergantung pada hutan. Rumah tangga petani di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mempertahankan kelangsungan hidup mereka dengan mengambil strategi mata pencaharian alternatif dan menerapkan tindakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola hubungan sosial ekologi rumah tangga petani di sekitar kawasan konservasi dengan sistem mata pencaharian yang sangat bergantung pada sumber daya alam yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan temuan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan lima pola hubungan sosial ekologis yang dikembangkan oleh rumah tangga petani di sekitar kawasan konservasi. Terdapat kontribusi yang signifikan antara karakteristik rumah tangga petani dengan struktur pendapatan rumah tangga. Akses terhadap sumber daya hutan yang diberikan kepada masyarakat mendukung pengembangan struktur penghidupan berbasis sumber daya alam bagi rumah tangga petani pada umumnya dan terbangunnya keseimbangan sosial, ekonomi, lingkungan.
Merajut Kerjasama Multipihak dalam Jerat Krisis Ekologi Tambang Purwandari, Heru; Sita, Rai; Indriana, Hana; Hadi Dharmawan, Arya
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 4 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0504.772-776

Abstract

Aktivitas ekonomi ekstraktif pertambangan memiliki karakter eksploitasi terhadap sumberdaya alam yang sangat berisiko tidak hanya bagi lingkungan hidup namun juga bagi kehidupan sosial-kemasyarakatan. Pola eksploitasi berlebihan atas sumberdaya alam,menjadi penyebab utama terjadinya transformasi bentang alam dengan segala keseluruhan isinya di pedesaan. Sementara itu, menilik atmosfer kontestasi antar aktor di kawasan pertambangan, segera tampak bahwa terdapat kelompok yang mampu secara cepat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Di sisi lain, terdapat kelompok masyarakat yang tidak memiliki banyak pilihan, kecuali pasrah dengan cara membangun relasi-kerja dengan aktivitas ekonomi pertambangan. Ketika perubahan sistem sosial dan ekologi lokal masuk ke tahapan krisis ekologi akibat eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya alam tanpa disertai upaya pemulihan yang mencukupi, maka terdapat ancaman berupa ketidakberlanjutan sistem sosial-ekologi.Dalam hal ini,krisis ekologi kemudian diikuti oleh krisis sosial, krisis sistem penghidupan, dan krisis lain yang kompleks. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan mengantisipasi krisis ekologi menjadi upaya yang diperlukan sebagai pintu masuk memahami ancaman-ancaman sosial, ekonomi dan lingkungan terutama bagi kelompok tertentu yang rentan akibat perubahan bentang alam yang dipicu oleh pertambangan. Analisis pada tulisan ini diarahkan untuk memahami ragam bentuk adaptasi yang dikembangkan oleh kelompok sosial rentan di pedesaan yang menyertai perubahan sosial-ekologi akibat ekonomi ekstraktif pertambangan. Hasil kajian, merekomendasikan dibangunnya kolaborasi diantara empat pihak terkait yaitu pemerintah daerah, pemerintah desa, pelaku usaha tambang, dan komunitas untuk merespons krisis ekologi yang berdampak luas pada perubahan sistem sosial dan penghidupan masyarakat lokal.
Efectivity of Participatory Institution in Citarum River Upstream Watershed Halimatusadiah, Siti; Hadi Dharmawan, Arya; r, Rin
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 1 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.845 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v6i1.5806

Abstract

Upstream watershed is one of the sub-watersheds that serve to maintain the availability of water for the central and downstream region. So that, when damage occurs in that area, it will effect to the middle and lower area of the watershed. The purposes         of this study were (1) to determine the stakeholders who involved in the rescue of Citarum watershed upstream, (2) to know the effectiveness of participatory institutions to change attitudes and behavior of society around the Citarum watershed upstream. This study was conducted using a quantitative approach supported by qualitative approach. Meanwhile, the results of this study showed (1) institutional participatory have successfully changed   attitudes and behavior of society to not to dispose the household garbage and sewage into the river again (2) participatory institutional not yet managed to change the manner of private parties to not  to dispose garbage and industrial waste into the river, and (3) participatory institutions in central  are more effective to change society attitudes and behavior to be more concerned for the environment than the existing participatory institutions in the upstream. In generally, the participatory institutions have successfully established collaborative between public, private and government at the sub-watershed upstream.
Socio-Economic Impacts by the Internet Usage of Teenagers in Villages Ekasari, Putri; Hadi Dharmawan, Arya
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 1 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.564 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v6i1.5809

Abstract

The study was done in two village, they are Cibatok I Village and Pangradin Village, The Bogor District of West Java, Indonesia.The purposes of this study were 1) to analyse and determine the impacts of the use of internet in teenagers characteristics to internet usage pattern in two villages 2) to analyze the socio-economic impact brought by internet usage pattern of teenagers in two villages.This study was approached by using quantitative method supported by qualitative method. Data obtained through observation, depth interviews and interviews using questionnaires. Meanwhile, the results of this study showed 1) The differences of internet usage pattern in the two villages 2) The availability of internet access in Cibatok I Village have made impacts to the socio-economic changes of teenagers life. Meanwhile, it is not clearly seen in teenagers live at Pangradin Village
Local Capitalism of Bajo Isiyana Wianti, Nur; Hadi Dharmawan, Arya; Kinseng, Rilus
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 1 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.74 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v6i1.5810

Abstract

Transformasi ekonomi pedesaan tidak terkecuali juga dialami oleh komunitas nelayan suku Bajo. Transformasi yang dialami masyarakat Bajo saat ini juga merujuk pada perubahan masyarakat pedesaan berbasis pada pertumbuhan dan mekanisme kapitalis pasar. Mola adalah gambaran unik komunitas nelayan Bajo yang telah mengalami transformasi sosial dalam bentuk modernisasi. Kenyataan ini jauh berbeda Mantigola. Perubahan masyarakat Bajo kearah kapitalisme ditengarai oleh peran dari pertukaran ekonomi, dan penetrasi nilai-nilai yang dibawa oleh An Tje. Perubahan orientasi ekonomi ke arah kapitalisme juga disebabkan oleh peran besar dari orang Mandati yang adalah para kapitalis, yang memberikan iklim yang kondusif dalam berusaha. Sebaliknya, Bagi Bajo Mantigola, kemandekan ekonomi disebabkan adaptasi terhadap diskriminasi yang dilakukan oleh orang Kaledupa, pembatasan terhadap ruang nafkah oleh taman nasional, pelarangan untuk menangkap di perairan Australia, dan ketergantungan dari orang-orang Mola. Kemudian, agama juga menjadi faktor pendorong terjadinya kapitalisme di Mola. Kapitalisme lokal suku Bajo juga berkembang melalui etika, namun etika yang dianut oleh masyarakat Bajo Mola yang kapitalis lokal tidak seperti etika yang dianut oleh para kapitalis penuh ala masyarakat Barat yang sangat individualisme. Maka dengan melihat ranah sejarah tersebut, teori Weber lebih bisa menjelaskan sejarah munculnya kapitalisme di aras individu. Sementara teori Marx digunakan untuk memahami bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh orang-orang Mola terhadap saudaranya, namun bukan seperti eksploitasi yang sangat serakah seperti yang diungkapkan oleh Marx, karena masih bercokolnya nilai-nilai tertentu yang mengatur kehidupan berekonomi ala suku Bajo
ANALISIS KONFLIK SUMBERDAYA HUTAN DI KAWASAN KONSERVASI Marina, Ina; Hadi Dharmawan, Arya
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2011): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.165 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i1.5830

Abstract

This study focused on the history of natural resource conflict, the actors who involved in conflicts in Gunung Halimun-Salak National Park and the forms of conflict resolutions that has been done. The approach in this study is a qualitative approach with a case study methode. The data obtained with depth interview techniques, observation, and documentation. This study was conducted in Kampung Sinar Resmi, that belongs to the Kasepuhan Sinar Resmi community. This location is a place where community’s cultivating land overlap with the claim of Gunung Halimun-Salak National Park, thus causing a lack of clear boundaries and result in forest resource conflicts. Forest resource conflicts are caused by four different conflicts sources, namely differences in perceptions, different values, different interests, and differences in recognition of ownership rights. The forms of conflict resolution that has been done is negotiation, but doesn’t reach the agreement.
Co-Authors . Nuva ., Kasmiati ., Widhianthini A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Malik Abdulkadir Sunito, Melani Ade Mirza Roslinawati Adriana, Galuh Affandi, M.Joko Afqari, Muhammad Rifky Agustina M Purnomo Agustini, Syofia Akhmad Fauzi Akhmad Fauzi Alfiasari Ali Yansyah Abdurrahim Amanda, Jessica Vanelia Anton Supriyadi Arif Satria Aryani, Dhea Putri Asep Sapei Astri Astri Lestari Astriani Sudaryanti, Diyane Aulia Farida Aziz Hasyim Baba Barus Bambang Juan Bambang Pramudya - Bayu Eka Yulian Beta Dwi Utami Borni Kurniawan, Kharis Fadlan Budi Prasetyo, Lilik Budiarto, Tri Budiyanti, Indah D.S. Priyarsono Danang Pramudita Danang Pramudita, Danang Dedy Irawan Desty Ristianingsih Diah Irma Ayuningtyas, Diah Didik Suharjito Didin S. Damanhuri Dinintya Chairunnisa Dodik Ridho Nurrochmat Dominicus Savio Priyarsono Drajat Martianto Dudung Darusman Dudung Darusman Dwi Idawati Dyah Ita Mardianingsih Dyah Ita Mardiyaningsih Dyah Ita Mardiyaningsih, Dyah Ita Eka Intan Kumala Putri Ekawati Sri Wahyuni Elisabet Repelita Kuswijayanti Elisabet Repelita Kuswijayanti Endriatmo Soetarto Erliza Noor Ernan Rustiadi Euis Sunarti Faris Rahmadian Fatimah Azzahra Fatimah Azzahra Fredian Tonny Nasdian Hadi Alikodra - Hana Indriana Hapsari, Tsabita Alefia Harahap, Tinur Fitri Ayu Hartoyo Hartoyo Henry Silka Innah Henry Silka Innah Hermawan, FX Hermin Fatimah Hermin Fatimah, Hermin Heru Purwandari Hidayah, Nursantri Hilda Nurul Hidayati Husain Assadi I Made Sudiana Ina Marina Indah Budiyanti Indri Febriani Iqbal Abdul Muqsith Iqbal Rahmat Gani Isang Gonarsyah Ivanovich Agusta Iwan Nurhadi Jamilah, Joharotul K. Panjaitan,, Nurmala Kartodihardjo, Hariadi Kharis Fadlan Borni Kurniawan La Ode Alwi Lala M Kolopaking Lalu Ardhian Mustapa Liantiame, Liantiame LILIK BUDIPRASETYO Lina Marlina M. Joko Affandi M. Parulian Hutagaol Maksum, Mohammad Martua Sihaloho Mochammad Maksum MT Felix Sitorus Muh Kamim, Anggalih Bayu Muhammad Firdaus Muhammad Reza Halomoan Muhammad Rifky Afqari Nastiti Siswi Indrasti Novia Fridayanti Nudya Wiyata Nur Isiyana Wianti Nuraini W Nurjihadi, Muhammad Nurmala Katrina Pandjaitan P. Setia Lenggono Pacheco, Pablo Paulina P. Tulak Pitaloka Maharani Kusuma Ningtyas Pitri Yandri Purboningtyas, Titis Pury Putri Ekasari Putri, Rachmi Wildan Aghnia Meutia Rai Sita Raihani Alfiatush Arrasyiida Ramdhan Aziz Al Batistuta Reinhardt Nielsen, Martin Rilus Kinseng Rimarty Anggun Widiatri Rin r Rina Mardiana Risky Novan Ngutra Riyanto Riyanto Rizka Amalia Robert M.Z Lawang Rousilita Suhendah S Damanhuri, Didin S. Damanhuri, Didin Saharuddin Said Rusli Sakut Lorista Sardjo, Sulastri Satyawan Sunito Satyawan Sunito Siti Halimatusadiah Sitti Halumiah Sjafri Mangkuprawira Soehartini S Soeryo Adiwibowo Sri Setiawati - Suryadi Suryadi Suryadi Suryadi Syofia Agustini Tampubolon, Arisandy Fernando Taufik Hidayat Thita Moralitha Mayza Tia Oktaviani Sumarna Aulia Tinur Fitri Ayu Harahap Tirta Anugerah Titik Sumarti Titik Sumarti Tommi Tommi Tommi Tommi, Tommi Tommi, Tommi Tyas Widyastini Undang Fadjar W Widiyanto Wahyuni, Ekawati Wati, Elva Winda Gustika Yeti Lis Purnamadewi Yetti Lis Purnamadewi Yosia Ginting Yoyoh Indaryanti Yudhistira Saraswati Yuliana, Dhina Yusticia Andi Astuti Zairin, Dhea Dasa Cendekia Zulfa Nur Auliatun Nissa Zuzy Anna