p-Index From 2020 - 2025
5.216
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Public Health Science (IJPHS) JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Jurnal Kesehatan Reproduksi Dentika Dental Journal Juke Indonesian Journal of Biotechnology Jurnal Kebidanan Midwiferia Jurnal Kesehatan Jurnal Surya Medika Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan Indonesian Contemporary Nursing Journal (ICON Journal) Jurnal Kesehatan Reproduksi Jurnal Kreativitas PKM Abdimas Umtas : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak JFIOnline YARSI Medical Journal Jurnal Biomedika dan Kesehatan Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Health Information : Jurnal Penelitian Jurnal Keperawatan dan Kesehatan NURSING UPDATE JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Indonesian Journal of Global Health research JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Berita Kedokteran Masyarakat Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah TRIMAS: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK) Jurnal Keperawatan Jurnal Kesehatan Tropis Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Jurnal Abdimas Kesehatan Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

FETAL GROWTH RESTRICTION IN PORPHYROMONAS GINGIVALIS-INFECTED PREGNANT RATS: RESTRI KSI PERTUMBUHAN JANIN PADA TIKUS HAMIL YANG DIINFEKSI PORPHYROMONAS GINGIVALIS Banun Kusumawardani; Marsetyawan Soesatyo; Djaswadi Dasuki; Widya Asmara
Dentika: Dental Journal Vol. 16 No. 1 (2011): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.181 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v16i1.1895

Abstract

The periodontopathogens Porphyromonas gingivalis may directly or indirectly attack the fetus by releasing toxins into the blood stream that could reach the placental and influence fetal development . This study aimed to determine the effect of periodontal infection with P. gingivalis on fetal development in pregnant rat model. Female rats were infected with live-P. gingivalis at concentration of 109colony forming unit/ml into subgingival sulcus before and/or during pregnancy. Group I: without P. gingivalis infection ; group II: P. gingivalis infection before and during pregnancy; group III: P. gingivalisinfection before pregnancy; and group IV: P. gingivalis infection during pregnancy. They were sacrified on gestational day 14 and 20. Fetuses were evaluated for weight and crown-tail length. The results showed that the dams infected with P.gingivalis significantly decrease the mean of fetal weights, lengths and placental weights compared with the control group (p<0.05). The percentages of fetal growth restriction at the time of sacrifice were 6.66, 100, 72.97 and 87.09% growthrestricted fetuses in group I, II, III, and IV, respectively. When weights of growth- restricted fetuses of the treated groups were compared with the control group there were significant differences (p<0.05). P. gingivalis was detected by API ZYM system in the blood of umbillical cord from the treated groups. In conclusion, in pregnant rat models, periodontal infection with P. gingivalis affects fetal development. The maternal P. gingivalis infection on periodontal tissue can result in P. gingivalis dissemination to umbillical cord and induction of FGR.
Pengaruh Penggunaan Fenilpropanolamin (PPA) terhadap Preeklampsia Virginia, Dita Maria; Dasuki, Djaswadi; Wibowo, Tunjung
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.54 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v7i2.163

Abstract

Preeclampsia causes high morbidity and morta lity among maternal in a worldwide. The condition such as influenza make them to consume decongestant to relief their  flu. Phenylpropanolamine (PPA) is decongestant which widely used in Indonesia and include over the counter (OTC) medicine. PPA is a sympathomitetic agent. Somehow, it can constricts uterine blood vessels and makes hipoxia in placental areas then itâ??s possible to get preeclampsia. To examine the association between the PPA used during pregnancy and preeclampsia. a matched case-control study of 68 maternal with an equal number of preeclampsia and non-preeclampsia was conducted among women who delivered infants between November 2012 and February 2013. Data were obtained from medical report and questionnaire and analized using McNemar, and conditional logistic regression to calculate odds ratio (OR) and 95% confidence intervals (CI) of potential risk factors associated with preeclampsia. Maternal who used PPA > 25 mg a day get preeclampsia/eclampsia 5,28 greater than maternal who consume PPA <12,5 mg a day (p=0,05). Bivariat analysis then multivariat result showed no correlation between frequency, duration, and trimester of PPA used with preeclampsia. The used of phenylpropanolamine (PPA) during pregnancy is greater on maternals who get preeclampsia than maternals who do not get preeclampsia.Keywords:  Preeclampsia, phenylpropanolamine, risk factors Preeklampsia merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu di dunia. Kondisi seperti influenza menyebabkan ibu hamil mengkonsumsi dekongestan untuk mengurangi gejala flu. Fenilpropanolamin (PPA) merupakan dekongestan yang banyak digunakan di Indonesia dan termasuk obat over the counter (OTC) yang dapat menimbulkan vasokonstriksi. Hal itu dapat menimbulkan konstriksi pada vaskuler uterus dan hipoksia plasenta sehingga memungkinkan timbulnya preeklampsia. Untuk mengetahui hubungan penggunaan PPA selama masa kehamilan terhadap terjadinya preeklampsia digunakan rancangan matched case-control dengan jumlah maternal pada kelompok kasus dan kontrol sebesar 68 maternal yang melahirkan antara bulan November 2012 sampai Februari 2013. Data diperoleh dari rekam medis, catatan kepe rawatan, dan kuesioner lalu dianalisis menggunakan McNemar, dan regresi logistik kondisional untuk menghitung odds ratio (OR) dan 95% confidence intervals (CI) dari faktor risiko yang berpotensi terkait dengan preeklampsia. Maternal yang menggunakan fenilpropanolamin (PPA) >25 mg sehari memiliki risiko 5,28 kali lebih besar (p=0,05) mengalami preeklampsia dari pada maternal yang mengkonsumsi dosis <12,5 mg per hari. Hasil analisis bivariat dilanjutkan dengan mulitivariat menunjukkan frekuensi, durasi, dan trimester penggunaan PPA tidak menunjukkan hubungan dengan preeklampsia. Fenilpropanolamin (PPA) lebih banyak digunakan selama kehamilan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia daripada ibu hamil yang tidak mengalami preeklampsia.Kata kunci: Preeklampsia, fenilpropanolamin, faktor risiko 
HUBUNGAN ANTARA ENDOMETRIOSIS FERTILITY INDEX (EFI) DAN KEBERHASILAN FERTILISASI IN VITRO (FIV) Amelia, Adelina; Dasuki, Djaswadi; Pradjatmo, Heru
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.549 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5334

Abstract

Adelina Amelia1, Djaswadi Dasuki2, Heru Pradjatmo3Background: Endometriosis is a gynecological disease that is found in 25-30% of infertile women. The most widely used staging system of endometriosis in IVF is the revised American Fertility Society (r-AFS) which has limited predictive ability for pregnancy after surgery. The Endometriosis Fertility Index (EFI) is used to predict fecundity after endometriosis surgery.Objective: To assess the relationship between EFI and the outcomes of IVF.Methods: The study was retrospective cohort. Subjects of study were endometriosis patients who underwent IVF in Infertility Clinic of Permata Hati, Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta in 2012 that met inclusion and exclusion criteria. Subjects were devided into two groups: high EFI and low EFI. ROC curve was used to obtain the cut-off point.Chi-square and logistic regression statistics analysis were used.Results and Discussion: A total of 54 cycles from 54 couples who underwent IVF were included. Cut off point for EFI is 6. There is no difference in the outcomes of IVF between high and low EFI (OR 15,135; 95% CI 0,830-276,00; p=0,067), but high EFI increased the outcome of IVF 15 times better than low EFI. The outcome of IVF was influenced by type of the embryo transfer (OR 0,126; 95% CI 0,028-0,566).Conclusion: High EFI did not affect the outcomes of IVF both rated at biochemical pregnancy, clinical pregnancy and live birth. The outcomes of IVF was influenced by type of the embryo transfer. The cause of female infertility and stage of the endometriosis increased EFI score but did not affect the outcomes of IVF. Keyword: endometriosis, infertility, endometriosis fertility index, in vitro fertilization ABSTRAK Latar Belakang: Endometriosis adalah salah satu penyakit ginekologi yang ditemukan pada 25-50% wanita infertil. Sistim klasifikasi yang digunakan untuk menentukan derajat atau stadium endometriosis dalam FIV yaitu The revised American Fertility Society (r-AFS) yang memiliki keterbatasan dalam memprediksikan kehamilan setelah pembedahan. Endometriosis Fertility Index ( EFI) adalah sistim klasifikasi endometriosis terbaru yang dapat digunakan untuk memprediksikan kehamilan setelah pembedahan.Tujuan: Menilai hubungan antara Endometriosis Fertility Index (EFI) dan keberhasilan Fertilisasi In Vitro (FIV). Metode: Studi kohor retrospektif. Subyek penelitian adalah pasien endometriosis yang menjalani program FIV di Klinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan terlepas dari kriteria ekslusi. Subyek dibagi menjadi 2, kelompok EFI tinggi dan EFI rendah. Nilai titik potong EFI didapat dari kurva ROC. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square dan regresi logistik.Hasil dan Pembahasan: Sebanyak 54 siklus dari 54 pasangan yang menjalani fertilisasi in vitro(FIV) disertakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Nilai titik potongditetapkan EFI=6. Tidak terdapat perbedaan secara statistik terhadap keberhasilan FIV antara EFI tinggi dan rendah (OR 15,135; IK 95% 0,830-276,00; p=0,067) tetapi secara klinis skor EFI tinggi meningkatkan keberhasilan FIV 15 kali dibanding skor EFI rendah. Keberhasilan FIV dipengaruhi oleh jenis embrio yang ditransfer (OR 7,020; IK 95% 1,309-37,660; p=0,023).Kesimpulan: Skor EFI tinggi tidak mempengaruhi keberhasilan dalam program FIV baik dinilai pada kehamilan biokimia, kehamilan klinik, maupun kelahiran bayi hidup. Faktor yang mempengaruhi adalah jenis embrio yang ditransfer. Faktor penyebab infertilitas wanita dan stadium endometriosis meningkatkan skor EFI tetapi tidak mempengaruhi keberhasilan FIV.Kata kunci: endometriosis, infertilitas, endometriosis fertility index,fertilisasi in vitro. 1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM
PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK, PUSKESMAS BANYUMAS DAN PUSKESMAS I KEMRANJEN Sumiyati, Sumiyati; Emilia, Ova; Dasuki, Djaswadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.897 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5347

Abstract

PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK, PUSKESMAS BANYUMAS DAN PUSKESMAS I KEMRANJEN Sumiyati1, Ova Emilia2, Djaswadi Dasuki3 ABSTRACT Background: Early Initiation of Breastfeeding (EIB) is important because it can increase the success of exclusive breastfeeding and infant survival. However, the implementation of the EIB is still not optimal in Banyumas. One of the factors that support the success of EIB is the support of health workers, especially midwives. Central Bureau of Statistics of Banyumas regency in 2012 said that most of deliveries in Banyumas 78.52% in 2011 attended by midwives.Objective: To determine the behavior of midwives in the implementation of Early Initiation of Breastfeeding at Work Area of Tambak Public Health Center Banyumas. Public Health Center and Kemranjen Public Center.Methods: The study was cross sectional complemented with qualitative data. The experiment was conducted at the Working Area of Tambak II, Banyumas and Kemranjen I public healh centers with 38 midwives as subjects. In-depth interviews conducted to 6 midwives and 4 postpartum mothers.Results and Discussion: There were a significant association between knowledge and attitudes of midwives to practice implementation of EIB, knowledgeable midwife tent to practice E.I.B 1.79 times higher than less knowledgeable midwife. Good attitude midwives 1.62 times more likely to support EIB practice.Conclusion: The behavior of midwife in the implementation of the EIB practices is influenced by a good knowledge and attitudes that support the EIB. Factors that inhibit the EIB, included flat nipples exhaustment of postpartum mothers and lack of rest among health professionals when encountered prolong labor. Keywords: knowledge, attitude, practice, midwife, early initiation of breastfeeding  ABSTRAK Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) penting karena dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif dan kelangsungan hidup bayi. Namun pelaksanaan IMD masih belum optimal di Kabupaten Banyumas. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan IMD adalah dukungan tenaga kesehatan terutama bidan. Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Banyumas tahun 2012 menyatakan sebagian besar penduduk Kabupaten Banyumas sekitar 78,52% pada tahun 2011 menggunakan tenaga kesehatan bidan untuk menolong persalinan.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak, Puskesmas Banyumas dan Puskesmas I Kemranjen.Metode: Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak, Puskesmas Banyumas dan Puskesmas I Kemranjen dengan subjek penelitian 38 bidan dan wawancara mendalam dengan 6 bidan serta 4 ibu postpartum.Hasil dan Pembahasan: Hasil analisis bivariabel terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap bidan dengan pelaksanaan praktik IMD, bidan yang berpengetahuan baik 1,79 kali lebih besar untuk melakukan praktik IMD dengan baik dibandingkan dengan bidan yang berpengetahuan kurang. Sikap bidan yang mendukung IMD 1,62 kali lebih besar untuk melakukan praktik IMD dengan baik dibandingkan dengan sikap bidan yang tidak mendukung IMD.Kesimpulan: Perilaku bidan dalam pelaksanaan praktik IMD dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan sikap yang mendukung terhadap IMD. Faktor yang menghambat IMD antara lain bentuk puting yang mendatar sehingga bayi kesulitan untuk menghisap, ibu postpartum merasa capai dan lelah karena kurang istirahat serta faktor tenaga kesehatan, apabila menolong persalinan dengan kala II lama sehingga pelaksanaan IMD kurang dari satu jam. Kata kunci: pengetahuan, sikap, praktik, bidan, inisiasi menyusu dini1    Poltekkes Kemenkes Semarang2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM
DENSITAS MASSA TULANG PADA PENGGUNA KONTRASEPSI IMPLAN LEVONORGESTREL Kumala Dewi, Andriana; Dasuki, Djaswadi; Rumekti Hadiati, Diah
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.123 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5349

Abstract

DENSITAS MASSA TULANG PADA PENGGUNA KONTRASEPSI IMPLAN LEVONORGESTREL Andriana Kumala Dewi1 , Djaswadi Dasuki2, Diah Rumekti Hadiati3  ABSTRACT Background: BKKBN reported that implant as a long term method of contraception was the most widely used among new users in 2012. The contraceptive action is mainly by inhibition of ovulation and production of estrogen is supressed. Estrogen is one of the most important factors related to bone remodelling. Thus, it has raised concerns regarding the adverse effect of long term use of this contraceptive method on the bone status of women who use them. So, it is necessary to study the effects of long term use of progestogens on bone mineral density.Objective: Comparing bone mass density in contraceptive implant users and non-hormonal users.Methods: Cross sectional study. This study was conducted in Kontap, outpatient department, Sardjito Hospital in August-December 2013. The participants’ age were 20-50 years who met the inclusion criteria and regardless of the exclusion criteria. Total of 110 women were divided into 2 groups, contraceptive implant users and non-hormonal contraceptive users. Bone mass density was measured using ultrasound densitometry on the calcaneus bone.Results: Bivariate Chi-square analysis showed that there was no significant association between the use of the contraceptive implant with incidence of abnormal bone density (RP 1.75; 95% CI (0.80-3.83), p = 0.23). BMI as confounding variable provide a significant relationship with bone density with OR 23.24; 95% CI (4.26 to 126.86), p <0.001Conclusion: In this study, there was no significant difference of bone mass density between contraceptive implant group and non hormonal group. BMI were significantly related to bone mass density. Keyword: Bone mineral density, contraceptive implant, contraceptive progestin-only, levonorgestrel  ABSTRAK Latar belakang: Data BKKBN menunjukkan bahwa implan merupakan metode kontrasepsi jangka panjang terbanyak dipakai oleh peserta baru KB tahun 2012. Cara kerja utama implan levonorgestrel dengan inhibisi ovulasi sehingga terjadi supresi produksi estrogen. Estrogen adalah salah satu faktor penting dalam remodelling tulang. Hal inilah yang memunculkan kekhawatiran tentang pengaruh penggunaan implan terhadap status kesehatan tulang pemakainya.Tujuan: Membandingkan densitas massa tulang pada pengguna kontrasepsi implan levonorgetrel dan non hormonal.Metode penelitian: Studi potong lintang. Penelitian dilakukan di Poliklinik Kontap, RSUP Dr. Sardjito. Jumlah peserta penelitian 110 wanita berusia 20-50 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan terlepas dari kriteria eksklusi, terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pengguna kontrasepsi implan dan pengguna kontrasepsi non hormonal. Densitas massa tulang diukur dengan menggunakan alat densitometri ultrasonografi pada tulang kalkaneus.Hasil: Analisis bivariat Chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan kontrasepsi implan dengan kejadian densitas tulang yang tidak normal (RP 1,75; IK 95% (0,80-3,83), p=0,23). BMI sebagai variabel luar memberikan hasil analisis yang bermakna terhadap kejadian densitas tulang tidak normal dengan nilai OR 23,24; IK 95% (4,26-126,86), p<0,001.Kesimpulan: Tidak ada perbedaan densitas massa tulang yang bermakna antara kelompok pengguna kontrasepsi implan dan non hormonal. BMI kategori underweight secara signifikan memiliki hubungan dengan kejadian densitas tulang tidak normal. Kata kunci: densitas massa tulang, kontrasepsi implan, kontrasepsi progestin-only, levonorgestrel 1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM/RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
PERBANDINGAN SKOR DISMENOREA PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS YANG MENDAPATKAN TERAPI ABLASI LAPAROSKOPI DILANJUTKAN GnRH AGONIST VERSUS ABLASI LAPAROSKOPI SAJA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Isyana, Marta; Dasuki, Djaswadi; Rumekti, Diah
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.786 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5752

Abstract

PERBANDINGAN SKOR DISMENOREA PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS YANG MENDAPATKAN TERAPI ABLASI LAPAROSKOPI DILANJUTKAN GnRH AGONIST VERSUS ABLASI LAPAROSKOPI SAJA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTAMarta Isyana 1 , Djaswadi Dasuki2, Diah Rumekti3ABSTRACTBackground: Dysmenorrhea in endometriosis is a condition that adversely impacts the quality of life of women. The current treatment for dysmenorrhea in endometriosis is essentially palliative, since most of these treatment can only suppress disease progression and relieve its symptoms.Objective: To compare the difference in dysmenorrhea scores pre and post treatment of dysmenorrhea in endometriosis patients who received laparoscopic ablation followed with GnRH agonist versus laparoscopic ablation therapy alone.Method: This is an observational study with a retrospective cohort design. Endometriosis patients were identified through medical records at Dr Sardjito Hospital, Yogyakarta. Patients were categorized into laparoscopic ablation therapy followed by GnRH agonist group and laparoscopic ablation therapy only group. Evaluation of dysmenorrhoea scores were performed in 6 months after therapy.Result and Discussion: A total of 88 subjects (44 subjects in each group) were eligible and gave their consent to participate. Patients who received laparoscopic ablation therapy followed by GnRH agonist showed greater VAS difference pre and post treatment (6,27±0,22 vs 4,20±1,17,p<0,001) compared with only ablation laparoscopic. This difference was not affected by age, BMI, and endometriosis stage. Eleven of the 44 subjects who received laparoscopic ablation followed by GnRH agonists developed side effects. There were 7 people with hot flushes, 3 people with decreased bone mineral density and 1 people with dry skin, whereas no subject in laparoscopic ablation group alone experienced them.Conclusions: Laparoscopic ablation followed by GnRH agonist therapy was associated with greather difference in dysmenorrhea score pre and post treatment compared with laparoscopic ablation only. Laparoscopic ablation therapy followed with a GnRH agonist was associated with higher side effects.Keywords: endometriosis, laparoscopic ablation, GnRH agonist, visual analog scaleABSTRAKLatar Belakang: Dismenorea pada endometriosis adalah suatu kondisi yang memberikan dampak bermakna pada mutu kehidupan wanita. Penanganan dismenorea pada endometriosis saat ini pada hakikatnya masih belum berhasil menyembuhkannya, karena sebagian besar baru mampu menekan perkembangan penyakit dan menghilangkan gejalanya.Tujuan: Membandingkan selisih skor dismenorea sebelum dan setelah terapi pada pasien endometriosis yang mendapatkan terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist versus ablasi laparoskopi saja.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan rancangan penelitian kohort retrospektif. Pasien endometriosis diidentifikasi melalui rekam medis di RSUP DR Sardjito, Yogyakarta. Pasien dikelompokkan menjadi kelompok terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan dengan GnRH agonist dan terapi ablasi laparoskopi saja.Evaluasi untuk skor dismenorea dilakukan pada jangka waktu 6 bulan setelah terapi. Hasil dan Pembahasan: Sebanyak 88 subyek (44 subyek dalam setiap kelompok) memenuhi kriteria penelitian dan memberikan persetujuan untuk diikutsertakan dalam penelitian. Pasien yang mendapatkan terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist menunjukkan selisih VAS sebelum dan setelah terapi yang secara signifikan lebih baik (6,22±0,22 vs 4,20±1,17;p<0,001) dibandingkan dengan ablasi laparoskopi saja. Perbedaan ini tidak dipengaruhi oleh umur, BMI, maupun derajat endometriosis. Sebelas dari 44 subyek yang mendapatkan ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist mengalami efek samping, yaitu 7 orang mengalami hot flushes, 3 orang mengalami penurunan densitas masa tulang dan 1 orang mengalami kulit kering, sedangkan tidak ada subyek dalam kelompok ablasi laparoskopi saja yang mengalami efek samping.Kesimpulan: Terapi ablasi laparoskopi yang dilanjutkan dengan GnRH agonist berhubungan dengan selisih skor dismenorea sebelum dan setelah terapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan terapi ablasi laparoskopi saja. Terapi ablasi laparoskopi yang dilanjutkan dengan GnRH agonist berhubungan dengan tingkat efek samping yang lebih tinggi.Kata kunci: endometriosis, ablasi laparoskopi, GnRH agonist, visual analog scale 1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BIDAN UNTUK SKRINING KANKER SERVIKS DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KALIMANTAN BARAT Mardiana, Mardiana; Dasuki, Djaswadi; Pradjatmo, Heru
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.687 KB) | DOI: 10.22146/jkr.6898

Abstract

Mardiana1, Djaswadi Dasuki2, Heru Pradjatmo2 ABSTRACT Background: Globally it is estimated that every two minutes a woman dies of cervical cancer and 500,000 women are diagnosed to have cervical cancer each year. In Indonesia, the incidence of cervical cancer is by 12.6 per 100,000 women with a mortality rate of 7 per 100,000. Screening method can reduce the incidence of cervical cancer if done cumulatively in 2012, the coverage of screening with a VIA method in Indonesia was 1.57%, whereas screening coverage with IVA in West Kalimantan Province was 1.06 %Objective: To assess midwives’ knowledge and skills of screening practices with a VIA method in health centers Method: This was an observational study with a cross-sectional study, using quantitative and qualitative approaches. The study was conducted in health centers in the province of West Kalimantan. This study was conducted in September to October 2014. The subjects of research were midwives who served in health centers doing a VIA examination in West Kalimantan who met inclusion and exclusion criteria. The total sample of this study was 42 taken with purposive sampling. The variables of this study were the dependent variable, ie, the practice of screening skills with a VIA method, the independent variable, ie, knowledge, and the extraneous variables, ie, age, education, and years of service. Analysis of the data included univariable, bivariable, multivariable, and qualitative. The quantitative data analysis used the chi-square and logistic regression with a significance level of p <0.05 and an OR value with confidence interval (CI) of 95%.Result & Discussion: The mean value of midwives’ knowledge was 26.0 from assessment scores of 0-30. A mean score of screening practice skills was 94.4 from 38-114. Of clinical assessment scores skill practice of competent midwives with good knowledge was higher than bad knowledge (OR= 6,98 CI 95% 1,21-40,33). After controlling education and years of service variables, good knowledge influenced screening clinical practice by 33%. Conclusion: Most of the midwives in West Kalimantan had good knowledge and skills to perform cervical cancer screening with a VIA method.Keywords: Knowledge, screening practice skills, VIA methods  ABSTRAKLatar Belakang: Di seluruh dunia diperkirakan setiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker servik dan sekitar 500.000 wanita di diagnosis kanker seviks setiap tahun. Di Indonesia insiden kanker serviks sebesar 12,6 per 100.000 perempuan dengan angka kematian sebesar 7 per 100.000. Metode skrining dapat menurunkan kejadian kanker serviks jika dilakukan secara kumulatif. Pada tahun 2012 cakupan skrining dengan metode IVA di Indonesia sebesar 1,57%, sedangkan cakupan skrining dengan metode IVA Propinsi Kalimantan Barat sebesar 1,06%.Tujuan: Menilai pengetahuan dan keterampilan praktek skrining bidan dengan metode IVA di puskesmas Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional study, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan di puskesmas di Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini dilaksanakan bulan September sampai dengan Oktober 2014. Subjek penelitian bidan yang melayani pemeriksaan IVA di puskesmas di Provinsi Kalimantan Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Total sampel penelitian ini 42 sampel dengan pengambilan sampel purposive sampling. Variabel penelitian ini yaitu: variabel terikat adalah keterampilan praktek skrining metode IVA, variabel bebas: pengetahuan, dan variabel luar: usia, pendidikan, dan lama bekerja. Analisis data meliputi: univariabel, bivariabel, multivariabel, dan kualitatif. Untuk analisis data kuantitatif meng-gunakan metode chi square dan logistic regresi dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 dan nilai OR dengan Confidence Interval (CI) 95%.Hasil & Pembahasan: Nilai mean pengetahuan bidan sebesar 26,0 dari skor penilaian 0-30. Keterampilan praktik dengan nilai mean 94,4 dari skor 38-114. Keterampilan praktik klinik yang kompeten lebih tinggi pada bidan berpengetahuan baik daripada bidan berpengetahuan kurang (OR= 6,98 CI 95% 1,21-40,33). Pengetahuan baik setelah dikontrol variabel pendidikan dan lama bekerja berpengaruh terhadap keterampilan praktik skrining sebesar 33%.Kesimpulan: Sebagian besar bidan di Kalimantan Barat memiliki pengetahuan baik dan keterampilan yang kompeten untuk skrining kanker serviks dengan metode IVA. Kata Kunci: Pengetahuan, keterampilan praktek skrining, metode IVA 1 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat2 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada      Yogyakarta
MICROVOLUME OF 0.1µL GAMA SLEEVED CRYOLOOPS FOR BLASTOCYST VITRIFICATION OF ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGY PATIENTS Hanoum, Ita Fauzia; Boediono, Arief; Pangestu, Mulyoto; Haryadi, Dwi; Widad, Shofwal; Dasuki, Djaswadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.875 KB) | DOI: 10.22146/jkr.7127

Abstract

Ita Fauzia Hanoum1,2, Arief Boediono3, Mulyoto Pangestu4,5, Dwi Haryadi1,Shofwal Widad1,2, Djaswadi Dasuki1,2 ABSTRAK Latar Belakang: Prosedur embrio vitrifikasi menggunakan alat berupa grid, straw atau cryoloop. Gama Sleeved cryoloop dibuat dan dikembangkan di klinik Permata Hati. Untuk itu, dilakukan pengamatan keberhasilan prosedur vitrifikasi menggunakan 0.1µl Gama Sleeved cryoloop.Metode: Vitrifikasi dilakukan pada blastokis dengan kualitas baik yang diperoleh pada hari ke 5 setelah fertilisasi. Inform consent telah disampaikan sebelumnya kepada pasien program bayi tabung di Klinik Permata Hati. Prosedur dilakukan dengan menggunakan media handling (GMOPS Plus; Vitrolife) embrio diinkubasi selama 1 menit; (7.5% EG (v/v); 7.5% DMSO (v/v)) selama 2-3 menit, (15% EG (v/v); 15% DMSO v/v; 10 mg/ml Ficoll; 0.65 M Sucrosa) selama 30 detik pada suhu ruang sebelum kemudian diletakkan di dalam cryoloop, setelah itu secara cepat cryoloop yang berisi embrio dibenamkan ke dalam nitrogen cair. Sebelum dilakukan embryo transfer (ET), embrio dihangatkan dengan cara two step technique (sucrose 0.25M) selama 2 menit dan selama 3 menit (sucrose 0.125M).Hasil: Sejumlah 97 blastokis divitrifikasi dan dihangatkan (67 pasien), dimana 91 blastokis berhasil ditransfer ke rahim ibu (93.8%). Blastokis yang tidak berhasil selamat dari prosedur penghangatan adalah blastokis dengan kerusakan lebih dari 50%. Diperoleh kehamilan klinis 43.3% sedangkan angka implantasi adalah 37.4%. Sampai saat ini, dilaporkan 20 kelahiran (23 bayi) dari program vitrifikasi menggunakan 0.1µl Gama Sleeved cryoloop, sementara 5 kehamilan masih berlangsung. Satu kehamilan dilaporkan gugur pada usia kehamilan yang masih sangat awal, dua keguguran pada usia kehamilan 12 minggu dan satu bayi lahir meninggal karena kelainan kongenital.Kesimpulan: 0.1µl Gama Sleeved cryoloop merupakan pilihan untuk digunakan sebagai alat vitrifikasi blastokis. Data awal yang kami sampaikan dan kelahiran bayi dari program tersebut memberikan harapan untuk kesuksesan program simpan beku embrio di klinik Permata Hati RSUP DR Sardjito Yogyakarta.Kata kunci: kriopreservasi, blastokis, vitrifikasi ABSTRACTBackground: Vitrification has been applied succesfully in human embryo using grid, straw and cryoloop. Gama Sleeved is a home made device develop at Permata Hati. We assessed the survival rate of human blastocyst vitrified in 0.1µl Gama Sleeved cryoloop as device.Method: Excess good grade human D5 embryos were vitrified, upon a detailed informed consent. Embryos were hold in handling media (GMOPS Plus; Vitrolife) for 1 minute; (7.5% EG (v/v); 7.5% DMSO (v/v)) for 2-3 minutes, (15% EG (v/v); 15% DMSO v/v; 10 mg/ml Ficoll; 0.65 M Sucrosa) for 30 seconds at room temperature before inserted in to the loops, then directly plunged into the liquid nitrogen. Prior to ET, embryos were warmed by two step technique in sucrose 0.25M for 2 min and 0.125M sucrosa for 3 min. Embryos were then cultured.Results: Total of 97 vitrified warmed human blastocyst (67 patients) were used and 91 (93.8%) were transferred. Non-transferred blastocyst (6.2%) has more than 50% lyse. The clinical pregnancy rate was 43.9%. The implantation rate was 37.4%. Currently, 20 deliveries of 23 babies born from vitrified blastocyst using 0.1µl Gama Sleeved cryoloop, and another 5 ongoing pregnancy. So far there was 1 early pregnancy loss, 2 miscarriages at 12 weeks pregnancy, and one infant died due to a congenital anomaly.Conclusion: 0.1µl Gama Sleeved cryoloop provides an excellent alternative to existing vitrification devices. These initial data and babies delivered from the program have been promising to a vitrification system in our own ART program.Keywords: cryopreservation, blastocyst, vitrification1Permata Hati Infertility Clinic RSUP DR Sardjito, Yogyakarta2Div Reproductive Endocrinology and Fertility OBGYN Medical Faculty Gadjah Mada University, Yogyakarta3Lab. Anatomi Embriologi FKH, Institut Teknologi Pertanian, Bogor4EPRD- Dept. Obstetrics and Gynecology, Monash University, Monash Medical Center,Victoria, Melbourne5Lab. Reproductive Physiology, Jenderal Soedirman University, Purwokerto Correspondence address: + 62 274 518684; fax + 62 274 553575; email: itafauzia@yahoo.com
Pengaruh Pelatihan Ultrasonografi terhadap Tingkat Pengetahuan Residen Obstetri dan Ginekologi mengenai Keamanan Penggunaan Ultrasonografi Obstetri Dewi, Suryani Puspa; Siswishanto, Rukmono; Dasuki, Djaswadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.948 KB) | DOI: 10.22146/jkr.41409

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan residen Obgin mengenai keamanan penggunaan USG obstetri di RSUP Dr. Sardjito antara yang sudah dan belum mengikuti pelatihan USG.Metode: Kuasi eksperimen dengan desain Post Test Only. Subyek penelitian adalah seluruh residen Obgin FK-KMK UGM yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data melalui pengisian kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai bioeffects dan safety index pemeriksaan USG obstetri.Hasil dan Pembahasan: Subyek penelitian terdiri dari 64 subyek yang sudah mengikuti pelatihan USG dan 24 subyek yang belum mengikuti pelatihan USG. Seluruh subyek yang belum mengikuti pelatihan memiliki klasifikasi pengetahuan kurang. Dan dari 64 subyek yang sudah mengikuti pelatihan hanya 1 subyek yang memiliki pengetahuan baik (1,56%), 14 subyek dengan pengetahuan cukup (21,87%), dan sisanya dengan pengetahuan kurang (76,56%). Dari analisis tidak ditemukan perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok tersebut (p=0,29).Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan  mengenai keamanan penggunaan USG obstetri antara residen Obgin yang sudah dan belum mengikuti pelatihan ultrasonografi. Kata kunci: Ultrasonografi; bioeffects; safety index; pengetahuan; pelatihan ultrasonografi; residen Obstetri dan Ginekologi 
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE DI DESA LEMBANG KABUPATEN BENGKAYANG Adi, Adi; Budiastutik, Indah; Hastuti, Lidia
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 1, No 02 (2014): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.002 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v1i02.317

Abstract

Background: The menopause is marked by the ending of menstruation and happen to women the age of 45-50 years old. In this period, there are many change of life, ones of the is sexual problem. Based on first survey in lembang village, there is a case a women menopause reported her husband to village’s leaders because her husband always forced her to do inter course every day, and there is a mitos named “pari ka jubata”, this is means God forbid to do sexual activity when is old age. This is caused by knowledge and attitudes of women are still less about menopause, especially about sexual activity.Purpose: To analyze the correlation of knowledge and attitudes about sexual activity with sexual activity in menopause period in Lembang village subdistrict of Bengkayang 2014.Methods: This is an analiytic survey research using cross sectional desing with samples as many as 75 (accidental sampling) people. The statistic test used is spearman rank test by 95% level of singnificance (p value) and correlation of power by spearman rank correlation (r value).Results: There is correlation between knowledge with sexual activity in menopause period (p = 0,000) with a moderate correlation of power (r = 0.423). There is correlation between attitudes with sexual activity in menopause period (p = 0,001) with a weak correlation of power (r = 0, 377).Advice given is the women of menopause should really open mind, active and willing to take the time receive information about menopause especially sexual activity, doing gymnastic for old age and collaborate with village’s programs by counseling for increased knowledge about healty sexual activity in menopause period.Keywords: Knowledge, Attitudes, Menopause, Aging and Sexual Activity
Co-Authors . Aida Abdul Wahab Abrori, Abrori Abrori, Abrori Ade Ana Adelina Amelia Adi Adi Adinda Putri Sari Dewi Agus Sudiana Nurmansyah Agustin Endriyani, Agustin Ahmad Hamim Sadewa Ahsanudin Attamimi Al Mumtahanah Almumtahanah, Almumtahanah Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Andriana Kumala Dewi Anik Dwi Marga Annisa R Annisa Rahmawati Annisa Rahmawati ANNISA RAHMAWATI Annisa Rahmawati Arfan, Iskandar Ariani, Desti Dwi Arief Boediono Asep Novianto Asmar Yetty Zein Asmar Yetty Zein, Asmar Yetty Aswita, Aswita Aulia, Ayuning Ayu Diana Meilantika Ayu Sugiarti Banun Kusumawardani Batubara, Irwan Bhakti, Wida Kuswida Blessilia, Eligia Cahya Skania, Pratiwi Cau Kim Jiu Cau Kim Jiu Dameria, Netty Katrina Dessy Hertati Detty Siti Nurdiati Dewi, Adinda Putri Sari Dewi, Fovilia Dewi, Ika Laksita Dewi, Suryani Puspa Dhesi Ari Astuti, Dhesi Ari Diah Fauri Yani Diah Rumekti Diah Rumekti Diah Rumekti Hadiati Dita Maria Virginia Djauhar Ismail Djauhar Ismail Dwi Hidayah Dwi Hidayah Edy Meiyanto Efriyan Imantika Elfrida Ratnawati Elisa Elisa Endang Purwaningsih Erlando, Zeri Erwan Syahrudin Ery purwanti Eva Mayandari Firmina Th Kora Hanafi Hanafi Handayani1, Leni Wahyu Hapis, Hapis Hapiz Haryanto Haryanto Herlin Fitriana Kurniawati Heru Pradjatmo Hidayah hidayah Hidayah, Hidayah Husnawati Husnawati Imran Imran Indah Budiastutik Indah Indah Indri Erhwani Indri Erwhani Indria Laksmi Gamayanti Indria Laksmi Gamayanti Irham Irham Irham Irham Irwan Taufiqurahman Isnaini Putri Ita Fauzia Hanoum, Ita Fauzia Ita Fauziah Hanoum Kadarsih Soejono, Sri Kadarsih Soejono, Sri Kadek Yuke Widyantari Kardiatun, Tutur Kartini, Farida Khairillah, Yuyun Nisaul Khoir, Fathul Kora, Firmina Th Lamana, Aspia Legawati Legawati, Legawati Leni Wahyu Handayani1 Lestari Makmuriana Lestari Makmuriana Lestari, Lilis Lilik Ariyanti Lily Marliany Surjadi Lukita, Yenni M Taufik Madarina Julia Mardiana Mardiana Mardiani Mardiani Mardiyani, Ridha Marga, Anik Dwi Marlenywati Marlenywati Marsetyawan Soesatyo Marsetyawan Soesatyo Marta Isyana Marta Isyana Masitha, Wulan Mauana, Andi Meisy Meisy Menik Sri Daryanti Menik Sri Daryanti, Menik Sri Meta Trisyya Mubasysyir Hasanbasri MULYOTO PANGESTU Mumtahanah, Al Mustofa Mustofa Nora Gracesara Nuniek Setyo Wardani Nur Ahlam Nadia Putri Nurhaya S Patui Nurmansyah, Agus Sudiana Nurmeini Nuruniyah Nuruniyah, Nuruniyah Nuzula, Rizka Firdausi Ova Emilia Parliani, Parliani Pinandari, Anggriyani W. Pinda Hutajulu Pinda Hutajulu, Pinda Purwanto, Dedy Putri, Nita Tri Putri, Nur Ahlam Nadia R. Sapto Hendri Boedi Soesatyo Ramanda, Galih Dwiki Retno Mawarti, Retno Ridha Mardiani Ridha Mardiani Ridha Mardiani Ridha Mardiani Ridha Mardiyani Riwayati Riwayati riwayati riwayati Rizky, Ayu Rona Eka Kusuma Rosdarni Rosdarni Rosdarni Rosdarni, Rosdarni Rukmono Siswishanto Samad, Abdu Sari, Nurmila Selly K Setianingsih Setianingsih Shofwal Widad Siswanto Agus Wilopo Sri Ariyanti Sri Ariyanti Sri Handayani Sri Haryati Sri Kadarsih S Sri Kadarsih S, Sri Sri Restu Sugiarti, Ayu Sulchan Sofoewan, Sulchan Sulistyaningsih, Sulistyaningsih - Sumarni Djoko Waluyo Sumarni Djoko Waluyo, Sumarni Djoko Sumarni DW Sumarni DW, Sumarni SUMIYATI SUMIYATI Suriadi Jais Susilawati, Budi Sutrisno Sutrisno Sutrisno, Sutrisno Topan Iman Sanjaya Totok Utoro Totok Utoro Tri Hastuti Tri Hastuti tri wahyuni Tri Wahyuni Tri Wahyuni Tri Wahyuni Tunjung Wibowo Tunjung Wibowo Tuti Nuraini Tuti Nuraini Ujiana, Sugi Ultari, Cici Uswatul Hasanah Utami, Fitria Siswi Virarisca, Sheilla Vivit Wiyandani Wahyuhidaya, Pratika Wahyuni, Budi Wibowo, Yudi Herdianto Widya Asmara Wuriani Wuriani Yani, Diah Fauri Yayi Suryo Prabandari Yundari, Yundari Yuyun Nisaul Khairillah Zerry Erlando