Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PENGENDALIAN LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA BALITA DI KOTA PALEMBANG Haryanti, Neny; Fajar, Nur Alam; Windusari, Yuanita
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.384

Abstract

Latar belakang: Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan dengan melakukan pembasmian nyamuk Aedes aegypti yang berperan sebagai pembawa virus dengue. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD di Indonesia sejak tahun 2016 sampai saat ini adalah melalui program PSN 3Mplus, yaitu segala bentuk kegiatan pencegahan dari gigitan nyamuk, melalui pengendalian lingkungan  dan perlindungan diri dari gigitan nyamuk  yang dilakukan oleh masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  hubunganupaya pengendalian lingkungan melalui program PSN 3Mplus dengan kejadian demam berdarah denguedi Kota palembang. Metode: Penelitian ini  menggunakan desain cross sectional. Dilaksanakan bulan Februari sampai dengan Maret 2020 di kota Palembang. Populasinya adalah semua keluarga yang mempunyai balita usia0-59 bulan yang tinggal di kota Palembang. Besar sampel  sebanyak134 responden dalam wilayah kerja Puskesmas yang termasuk dalam wilayah kecamatan dengan kategori risiko tinggi angka insiden DBD di kota Palembang.Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan kemaknaan 95% (p<0,005). Hasil: Hasil penelitian didapat ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan keluarga menguras dan membersihkan tempat penampungan air/bak mandi, menghindari gigitan nyamuk dan menghindari menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian demam berdarah denguepada balita di Kota Palembang. Saran: Perlu peningkatan kesadaran pemberantasan sarang nyamuk di tiap wilayah melalui peran serta aktif masyarakat untuk melakukan upaya preventif (pencegahan) tempat perkembangbiakan vektor Aedes aegypti.Kata Kunci:Pengendalian lingkungan, DBD, PSN 3Mplus
PENGARUH PERILAKU (KEBIASAAN BUANG AIR BESAR) DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Septiani, Eichi; Fajar, Nur Alam; Sitorus, Rico J; Anwar, Chairil; Zulkarnain, Mohammad; Flora, Rostika
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 1: Februari 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i1.579

Abstract

Latar Belakang: Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki iklim dan kelembaban yang mendukung parasit cacing untuk tetap melangsungkan hidupnya. Kecacingan merupakan suatu masalah kesehatan yang masih dijumpai pada  masyarakat khususnya yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi kecacingan lebih sering di jumpai pada anak, baik itu pra sekolah ataupun sekolah dasar. Tujuan: Untuk menganalisis pengarh perilaku dan sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Metode: Penelitian ini menggunakan  rancangan studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Seluma yang dilaksanakan pada April 2020. Sampel berjumlah 140  anak yang  merupakan anak Sekolah Dasar usia 9-12 tahun dan berasal dari 5 kecamatan.  Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui infeksi kecacingan. Hasil: Hasil pemeriksaan feses didapatkan bahwa 37,9% anak mengalami infeksi kecacingan,  45,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai kebiasaan defikasi kurang baik, 45,7% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai sumber air kurang baik serta 25,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai tempat BAB kurang baik. Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan kebiasaan defikasi didapatkan nilai p= 0,201 dan PR = 1,66 ; infeksi kecacingan dengan sumber air didapatkan nilai p= 0,028 dan PR 2,3 ; infeksi kecacingan dengan  kebersihan kuku didapatkan nilai p=0,268 dan PR=0,57. Saran: Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma dan jajarannya diharapkan terus menggalakkan lagi edukasi tentang pencegahan dan bahaya penyakit kecacingan serta melakukan pemberian obat cacing lebih rutin (6 bulan 1x) dan melakukan skrining infeksi STH untuk sebagai upaya preventif. Kata Kunci : Perilaku, Sanitasi Lingkungan, Kecacingan, Anak Sekolah Dasar
ANALISIS RISIKO PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SUKAWINATAN KOTA PALEMBANG Fithriyani, Eka; Fajar, Nur Alam; Faisya, Achmad Fickry
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.388

Abstract

Latar belakang: Pencemaran udara akibat proses dekomposisi sampah merupakan salah satu dampak lingkungan yang  ditimbulkan dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Gas toksik hasil dekomposisi sampah yang berbau sangat tajam yaitu hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu gas berbahaya di TPA yang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan. Tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida (H2S)  terhadap kesehatan dapat dinilai melalui pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan menghitung nilai RQ (Risk Quotient) untuk menentukan tingkat risiko paparan pada kategori aman atau tidak aman terhadap kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko paparan gas hidrogen sulfida di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sukawinatan kota Palembang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) untuk menilai risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan kota Palembang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat berupa distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penilaian ARKL menunjukkan bahwa risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan berada di tingkat risiko tidak aman (RQ>1). Saran: adanya tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida yang tidak aman bagi kesehatan pemulung di TPA Sukawinatan, maka diharapkan pemulung dapat menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko paparan gas hidrogen sulfida.Kata Kunci: ARKL, Gas Hidrogen Sulfida, Risk Quotient
HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PESISIR SUNGAI MUSI PALEMBANG Ramdika, Sari Bema; Fajar, Nur Alam; Flora, Rostika; Rosyada, Amrina
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v15i1.304

Abstract

Abstract: Stunting is a condition of impaired growth in children resulting from chronic nutritional deficiencies, with long-term consequences on cognitive development, immune function, and future productivity. Inappropriate practices of exclusive breastfeeding and complementary feeding (MP-ASI), often influenced by low maternal knowledge and attitude, have been identified as major risk factors for stunting. This study aims to analyze the relationship between exclusive breastfeeding practices, maternal knowledge and attitudes related to MP-ASI, and the incidence of stunting among children under five in Palembang City. A cross-sectional study design was employed using a quantitative approach. Data were collected from 196 mothers with children aged 6–59 months across four sub-districts in Palembang City through multistage random sampling. Validated questionnaires were used as research instruments, and data were analyzed using the chi-square test. No significant association was found between knowledge (p=0.265) and attitude (p=0.652) regarding MP-ASI and stunting incidence. However, children of mothers with poor knowledge had a 2.175 times higher risk of stunting. Exclusive breastfeeding practices also showed no significant association with stunting (p=0.915), although children who were not exclusively breastfed had a 1.097 times higher risk of experiencing stunting. Although not statistically significant, low maternal knowledge on complementary feeding and lack of exclusive breastfeeding may increase the risk of stunting. Educational interventions promoting appropriate infant feeding practices are essential to reduce stunting prevalence in Palembang City. Keywords: attitude, complementary feeding, exclusive breastfeeding, knowledge,stunting Abstrak: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang dapat berdampak jangka panjang terhadap perkembangan kognitif, imunitas, dan produktivitas di masa depan. Praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI yang tidak tepat, sering kali dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting terhadap kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara praktik pemberian ASI, pengetahuan, dan sikap terkait MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak balita di Kota Palembang. Penelitian menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan pada 196 ibu yang memiliki balita usia 6–59 bulan di empat kecamatan Kota Palembang menggunakan metode multistage random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,265) dan sikap (p=0,652) terkait MP-ASI dengan kejadian stunting. Meskipun demikian, anak dari ibu dengan pengetahuan yang kurang baik memiliki risiko 2,175 kali lebih tinggi mengalami stunting. Praktik pemberian ASI eksklusif juga tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p=0,915), namun balita yang tidak menerima ASI eksklusif memiliki risiko 1,097 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting. Meskipun tidak signifikan secara statistik, rendahnya pengetahuan ibu terkait MP-ASI dan tidak diberikannya ASI eksklusif berpotensi meningkatkan risiko stunting. Intervensi edukatif mengenai praktik pemberian makan yang tepat sangat penting untuk menurunkan angka stunting di Kota Palembang. Kata kunci: ASI eksklusif, MP-ASI, pengetahuan, sikap, stunting
Faktor-faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan pada anak bawah dua tahun (Baduta) Silitonga, Angelienne Maria Prayscyllia; Fajar, Nur Alam; Kusumaningrum, Arie; Saci, Muhammad Amin Arigo
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 3 (2025): Volume 19 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i3.932

Abstract

Background: Toddlers (under two years old) are the first 1000 days of life, which is the period that begins from the formation of the fetus until the child is 2 years old. This period is the most important period in the growth and development period as an individual who will continue the nation and is expected to produce a reliable generation in competition in the global arena. To produce a reliable generation during this period, good growth and development stimulation is needed. Growth and development stimulation in the form of providing adequate nutrition and growth and development stimulation carried out by parents. Purpose: To analyze the factors that influence mothers in providing additional food to children under two years of age (toddlers). Method: Quantitative research with cross-sectional design. The population in this study were all mothers who had babies aged 6-24 months in Banyuasin Regency. In determining the sample of this study, the formula used was the Lemeshow formula with sampling using a simple random sampling technique. The independent variables in this study include; age, education, occupation, number of children in the family, and income, while the dependent variable is the provision of additional food. Data collection was carried out using a questionnaire method that was distributed directly to respondents. Data analysis carried out in this study used univariate analysis and bivariate analysis of the chi-square statistical test. Results: Based on the characteristics of the respondents' age, they are in the range of 20-34 years, as many as 57 respondents (53.8%) with a p value of 0.069 (>0.05). In general, respondents are included in the higher education category as many as 69 respondents (65.1%) with a p value of 0.010. Most respondents have a good level of knowledge as many as 65 respondents (61.3%) with a p value of 0.000 (<0.05). Almost all respondents are unemployed as many as 89 respondents (84.0%) with the results of the statistical test analysis showing a p value of 0.006. Most families have children >2 as many as 60 respondents (56.6%) with a p value of 0.000. Furthermore, most respondents' income < regional minimum wage as many as 73 respondents (68.9%) obtained a p value of 0.001 (<0.05). The variables of education, knowledge, occupation, number of children in the family, and parental income have a significant relationship to the provision of additional food. Meanwhile, there is one variable, namely age, which does not have a significant influence. Conclusion: The variables of education, knowledge, work, number of children in the family, and parental income have an effect on the provision of additional food with a p value <0.05. Meanwhile, the age variable does not significantly affect the provision of additional food in children under two years old.   Keywords: Additional Food; Mother; Under Two Years (Toddlers).   Pendahuluan: Baduta (bawah dua tahun) merupakan 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode mulai dari janin terbentuk sampai nak berusia 2 tahun. Pada periode ini merupakan periode terpenting pada masa pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu penerus bangsa yang dapat diharapakan untuk mencetak generasi yang handal dalam persaingan di kancah global. Agar menghasilkan genarasi yang handal pada periode tersebut memerlukan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Stimulasi pertumbuhan berupa pemberian gizi yang adekuat dan stimulasi perkembangan yang dilakukan oleh orang tua. Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian makanan tambahan pada anak bawah dua tahun (Baduta). Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan di wilayah Kabupaten Banyuasin. Dalam penentuan sampel penelitian ini, rumus yang digunakan adalah rumus Lemeshow dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi; umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dalam keluarga, dan pendapatan, sedangkan variabel dependennya adalah pemberian makanan tambahan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket yang dibagi langsung ke responden. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian menggunakan analisis univariat dan analisis bivariate uji statistic chi-square. Hasil: Berdasarkan karakteristik usia responden berada pada kisaran 20-34 sebanyak 57 responden (53.8%) dengan nilai p 0.069 (>0.05). Secara umum, responden masuk dalam kategori pendidikan tinggi sebanyak 69 (65.1%) dengan nilai p 0.010. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 65 (61.3%) dengan nilai p sebesar 0.000 (<0.05). Hampir seluruh responden tidak bekerja sebanyak 89 (84.0%) dengan hasil analisis uji statistik menunjukkan nilai p 0.006. Sebagian besar dalam satu keluarga memiliki jumlah anak >2 anak sebanyak 60 (56.6%) dengan nilai p 0.000. Selanjutnya mayoritas pendapatan responden < UMR sebanyak 73 (68.9%) diperoleh nilai p 0.001 (<0.05). Variabel pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jumlah anak dalam keluarga, dan pendapatan orangtua memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemberian makanan tambahan. Sementara, terdapat satu variabel yaitu umur tidak berpengaruh secara signifikan. Simpulan: Variabel pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jumlah anak dalam keluarga, dan pendapatan orang tua berpengaruh terhadap pemberian makanan tambahan dengan perolehan p-value < 0.05. Sementara itu, variabel umur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian makanan tambahan pada anak bawah dua tahun.   Kata Kunci: Anak Bawah Dua Tahun (Baduta); Ibu; Pemberian Makanan Tambahan.
Hubungan persepsi kepercayaan dalam pemberian ASI eksklusif dengan pencegahan stunting Nurazila, Nurazila; Fajar, Nur Alam; Sari, Yona Wia Sartika; Amalia, Risa Nur
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 4 (2025): Volume 19 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i4.1007

Abstract

Background: Stunting is a public health problem that is of global concern, especially in developing countries. This condition is characterized by failure to thrive in children due to chronic malnutrition, recurrent infections, and suboptimal parenting practices. Exclusive breastfeeding for the first six months of a baby's life is recommended by WHO and the Indonesian Ministry of Health as an effort to meet the nutritional needs of babies and protect them from infectious diseases. Breast milk contains all the nutrients needed by babies to grow and develop optimally. However, the level of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the national target of 70%. One of the factors that influences the low practice of exclusive breastfeeding is the mother's perception and belief in the benefits of breast milk. Purpose: To determine the relationship between the perception of belief in exclusive breastfeeding and the prevention of stunting. Method: Quantitative research with a cross-sectional correlation design to determine the relationship between the perception of belief in exclusive breastfeeding and the prevention of stunting. The population in this study were mothers who have children aged 6–24 months in Banyuasin Regency. The sampling technique used the proportional stratified random sampling method and obtained a sample size of 108 respondents. The instrument used was a questionnaire sheet given to respondents and data analysis using univariate and bivariate Chi-Square analysis or Spearman correlation test. Results: Most respondents aged 20-35 years as many as 88 (83.0%) with the last education ≥ high school as many as 72 respondents (67.9%), as many as 99 respondents (93.4%) did not work, had children > 2 children as many as 69 respondents (65.1%), family income more ≥ UMR as many as 87 respondents (82.1%), as many as 79 respondents (74.5%) had good knowledge about exclusive breastfeeding, and most respondents provided exclusive breastfeeding as many as 69 respondents (65.1%). Based on the variable of perception of trust (Perceived Susceptibility, Severity, Benefit, and Barriers), the results of the statistical test p value <0.05, indicating a significant relationship between perception of trust and exclusive breastfeeding. Conclusion: There is a significant relationship between perception of mother's trust and the practice of exclusive breastfeeding with efforts to prevent stunting. Children who receive exclusive breastfeeding for the first six months have a lower risk of experiencing stunting, characterized by better physical growth and cognitive development. This shows that exclusive breastfeeding is not only a nutritional strategy, but also a long-term preventive measure against stunting.   Keywords: Exclusive Breastfeeding; Perception; Stunting; Trust.   Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian global, terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini ditandai dengan gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan asupan gizi kronis, infeksi berulang, dan praktik pengasuhan yang kurang optimal. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan rekomendasi dari WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi mereka dari penyakit infeksi. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Namun, tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target nasional. Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya praktik pemberian ASI eksklusif adalah persepsi dan kepercayaan ibu terhadap manfaat ASI. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan persepsi kepercayaan dalam pemberian ASI eksklusif dengan pencegahan stunting. Metode: Penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional correlation. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 6–24 bulan di Kabupaten Banyuasin. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode proportionate stratified random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 108 responden. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner yang diberikan kepada responden dan analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat chi-square atau uji korelasi Spearman. Hasil: Sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 88 (83.0%) dengan pendidikan terakhir ≥SMA sebanyak 72 responden (67.9%), sebanyak 99 responden (93.4%) tidak bekerja, mempunyai anak > 2 anak sebanyak 69 responden (65.1%), pendapatan keluarga lebih banyak ≥ UMR sebanyak 87 responden (82.1%), sebanyak 79 responden (74.5%) berpengetahuan baik mengenai ASI eksklusif, dan sebagian besar responden memberikan ASI secara eksklusif.sebanyak 69 responden (65.1%). Berdasarkan variabel persepsi kepercayaan, (susceptibility, severity, benefit, dan barriers), didapatkan nilai p < 0.05, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi kepercayaan dengan pemberian ASI eksklusif. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kepercayaan ibu dan praktik ASI eksklusif dengan upaya pencegahan stunting.   Kata Kunci: ASI Eksklusif; Kepercayaan; Persepsi; Stunting.
Effect of physical environment and community behavior on dengue hemorrhagic fever (DHF): A literature review Anliyanita, Roza; Anwar, Chairil; Fajar, Nur Alam
CORE JOURNAL Volume 3, Issue 2, June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/corejournal.vi.37956

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is caused by the dengue virus which is transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. The spread of this disease has become a significant global health problem, especially in countries with high levels of poverty. The purpose of this study is to understand the role of factors such as geography and social norms in the spread of dengue disease, so that it becomes the main motivation in investigating the spread of dengue cases. The approach used in this study is a Systematic Literature Review. The sources used include various international and national journals accessed through platforms such as PubMed, Google Scholar, and Scopus between 2019 and 2023. There were 22 selected articles that met the exclusion and inclusion criteria. The results of this study involve the impact of the physical environment and human behavior on DHF. Dengue prevention efforts include actions such as emptying water containers, closing water storage containers, increasing used goods, using abate powder, keeping clothes dry properly, installing wire nets in vulnerable areas, using mosquito repellent lotions, and maintaining cleanliness and behavior. good in general. Therefore, it is hoped that the village head will initiate a DHF prevention program by involving the community in cleaning the physical environment through mutual cooperation activities and the local health center will implement the DHF prevention program.
Factors Associated with the Activeness of Posyandu Cadres in Providing Supplementary Food in Banyuasin District Apriliani, Ferenadia; Fajar, Nur Alam; Rahmiwati, Anita; Flora, Rostika; Zulkarnain, Mohammad; Sunarsih, Elvi; Lubis, Adelina Irmayani
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol 20 No 4: October 2025
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.20.4.%p

Abstract

Background: Stunting is a condition of failure to thrive in toddlers (babies under the age of five) due to chronic malnutrition, causing children to have a shorter height than they should for their age. Banyuasin Regency has the third highest prevalence of stunting in South Sumatra Province (13.3% in 2022). The Supplementary Feeding Program (PMT) is designed to improve the nutritional status of under-fives, and posyandu cadres play an important role in its successful implementation. This study aims to analyze the factors associated with the active role of posyandu cadres in providing supplementary food in Banyuasin Regency.Method: Quantitative research with a cross-sectional design using 100 samples with the Proportional random sampling method which was carried out in early October - early November 2024 in Banyuasin Regency.Result: The results of the chi square test showed that knowledge (p = 0.001), attitude (p = 0.025), age (p = 0.039), education (p = 0.524), incentives (p = 0.269), training (p = 0.019), length of time as a cadre (p = 0.045) facilities and infrastructure (p = 0.090) and active cadres as many as 59 posyandu cadres. This study indicates that the better the cadres’ knowledge, attitudes, and experience, and the more frequently they attend training, the more likely they are to play an active role in implementing the PMT program. In contrast, educational background, the provision of incentives, and the availability of facilities do not necessarily influence the cadres’ active involvement in the delivery of the PMT program. Efforts to increase the training of posyandu cadres are the main recommendations to support the success of the PMT program in stunting prevention in Banyuasin district.
Systematic Review: Hubungan Pengetahuan Sikap, Perilaku dengan Efektivitas Kinerja Kader Posyandu Pradisa , Dea; Fajar, Nur Alam; Sunarsi , Elvi
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 15 No 4 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v15i4.3846

Abstract

Kinerja kader Posyandu tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, di antaranya pengetahuan, sikap, dan perilaku kader. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku kader Posyandu terhadap efektivitas kinerjanya. Metode yang digunakan adalah systematic review dengan mengumpulkan dan menganalisis literatur dari berbagai database, studi yang telah dipublikasikan pada rentang waktu tahun 2018 hingga 2025. Proses seleksi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu identifikasi, penyaringan, dan kelayakan. Dari total 146 artikel yang ditemukan, 30 artikel lolos seleksi awal dan 10 artikel utama digunakan dalam analisis final berdasarkan kelengkapan data, relevansi topik, dan kualitas metodologi. Proses ini mengikuti panduan PRISMA 2020 (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) untuk menjaga transparansi dan konsistensi proses review. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang kesehatan, sikap positif, dan perilaku proaktif kader berkontribusi signifikan terhadap efektivitas kinerja mereka. Ditemukan bahwa kader yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program Posyandu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk pengembangan program pelatihan dan pendidikan kader Posyandu di masa depan.
Persepsi kepercayaan dalam pemberian Makanan Pendamping ASI dan pencegahan stunting di Kabupaten Banyuasin Nandira, Terra; Fajar, Nur Alam; Munadi, Muhammad Cholil
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v6i2.2492

Abstract

Background: Stunting is a significant health issue in children that impedes their growth and development due to prolonged nutritional deficiencies. Banyuasin Regency in South Sumatra, Indonesia, has a notably high prevalence of Stunting, reaching 24.8%. This problem is influenced by socio-cultural factors, including maternal perceptions and beliefs regarding the provision of complementary foods for breast milk.Objectives: The objective of this study is to examine the association between maternal perceptions and beliefs about Complementary Feeding Practices and Stunting prevention in Banyuasin Regency.Methods: The sampling procedure employed a purposive sampling approach, yielding a sample size of 106 respondents. The inclusion criteria consisted of mothers with children between the ages of 6 and 24 months residing in Banyuasin Regency. Data collection was facilitated through the use of a questionnaire. The analytical approach involved univariate analysis to provide a general description of each variable, and bivariate analysis was conducted using the Chi-Square test to examine the relationships between variables.Results: The results of the study show whether maternal perceptions are significantly related to maternal actions in providing Complementary Feeding for Stunting prevention.Conclusion: The findings of this study indicate that maternal perceptions of vulnerability, severity, and benefits are significantly associated with their actions in providing Complementary Feeding and the occurrence of Stunting. Conversely, perceptions of barriers do not demonstrate a statistically significant relationship. 
Co-Authors ., Sufriadin : Samwilson Slamet, : Samwilson Achmad Fickry Faisya, Achmad Fickry adelina irmayani lubis Adiaty, Vefi Aguscik, Aguscik Aldyirwansyah, Muhammad Amalia, Risa Nur Amrina Rosyada Ananingsih, Esti Sri Anita Camelia Anita Rahmiwati Anliyanita, Roza Anni Holila Pulungan Annisa Rahmawaty Apriliani, Ferenadia Ariana, Rika Arie Kusumaningrum Arumansawang, Andi Asmaripa Ainy Astari, Dea Widya Aurasyiddin, Jerry Khulafa Ayu, Dewi Putri Azwinfadhlan, Ahmad Bella, Febriani Dwi Chairil Anwar Dalimawati, Dalimawati Daniel, Risyad Aldian Desi Halimah Lubis, Desi Halimah Dianaulina, Dwi Djamaluddin . Eichi Septiani Eka Oktarina, Eka Elvi Sunarsih Etrawati, Feny Eva Nanda, Eva Faisa, Achmad Fickry Fatmalina Febry Febbryanti, Ririn Fratiwi Febriana, Fitri Fenny Etrawati Feranita Utama Fithriyani, Eka Fitriani, Novi Fitriani, Novilia Dwi Fitriani, Ranty Fitriawati, Fitriawati Flora, Rostika - Gaol, Ruth Evita Gloria Lumban Haerawati Idris Haerawati Idris, Haerawati Hakim, Dwi Ratnawaty Hamzah Hasyim Haryanti, Neny Hasanah, Putrie Uswatun Hatta, Asta Arjunoarwan Hayati, Thursina Vera I. Winta, Mulya Virgonita Iche Andriyani Liberty, Iche Andriyani Idris, Haerawari Ikhsan Ikhsan Ikhsan, Ikhsan - Imelda Gernauli Purba, Imelda Gernauli Indah Eliyanti, Indah Indah Purnama Sari Indah Yuliana Intan Permatasari Irzal Nur, Irzal Iwan Stia Budi Jasmine, Annisah Biancika Kamilah, Inayah Kartikasari, Erma Khairiyah, Muthiah Kiki Sulaningsi Kurniati, Desi Lestari, Amelia Sefti Lestari, Peggy Ayu Lubis, Fatma Juwita Marisa Apriyanti, Marisa Maryanto, Hendri Medias Imroni Misnaniarti Misnaniarti Mufarikha, Muhimatul Muhammad Yusuf, Fathullah Munadi, Abu Qasim, Muhammad Yusuf, Nabila, Sri Aisyah Najmah, Najmah Nandira, Terra Nike Warta, Nike Ningsih, Yusria Novrikasari Novrikasari Novrikasari, Novrikasari Nurazila, Nurazila Nurhayati, Anissa Nurlaili, Nurlaili - Nurmalia Ermi Ocktariyana, Ocktariyana Octaviana, Sinta Oktarina, Silvia oktaviani, Della Pradisa , Dea Prima Sari Putri, Prima Sari Purnama, Yetti Qaidahiyni, Nirmana Fiqra Rahman, Rika Ariana Rahmawati, Nur Farida Ramadhani, Indah Ramdika, Sari Bema Rapele, Nanda Pratiwi Resti Irmalasari, Resti Retri Primasari, Retri Rico Januar Sitorus Ridha Taqwa, Ridha Ridwan Ikob, Ridwan Ridzuan, M Rimadona, Nia Rini Mutahar Riris Diana Rachmayanti Risnawati Tanjung Rizma Adlia Syakurah Rosaria, Rini Rosaria Rostika Flora Saci, Muhammad Amin Arigo Sari, Novrika Sari, Yona Wia Sartika Silitonga, Angelienne Maria Prayscyllia Sin, Siau Ching Sitorus, Rico J Sri Widodo Sucirahayu, Citra Afny Sugiarti, Rini Sulung, Neshy Sunarsi , Elvi Sunarsi, Elvi Syafhira, Adinda Syafitri, Zahara Syamsuryadi Tuzzahra, Aquila Haya Winta, Mulya Virgonita Iswindari Wulanda, Ayu Febri Yeni Yeni Yuanita Windusari Yuliastuti, Maria Eka Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain, M Zulkarnain, M. Zulkarnain Zulkarnain, Mohammad Zulkarnain, Mohammad -