p-Index From 2020 - 2025
8.486
P-Index
This Author published in this journals
All Journal IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems) ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences METANA JURNAL KIMIA SAINS DAN APLIKASI Prosiding Seminar Nasional MIPA Prosiding Seminar Biologi Management of Aquatic Resources Journal (Maquares) Journal of Marine Research Jurnal Pengajaran MIPA Jurnal Buana Informatika Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Jurnal Teknik Kimia Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam PAWIYATAN Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Indonesian Journal of Cancer Jurnal Kelautan Tropis Unnes Science Education Journal JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer) Journal Of Vocational Health Studies Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) G-Tech : Jurnal Teknologi Terapan Jurnal Ilmiah Wijaya Emphaty Cons : Journal of Guidance and Counseling Proceeding Biology Education Conference Journal of Tourism Economics and Policy Golden Ratio of Marketing and Applied Psychology of Business AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Jurnal Impresi Indonesia Pawiyatan Edubiologica Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi Jurnal Kebidanan, Keperawatan dan Kesehatan (J-BIKES) Education Journal: Journal Educational Research and Development Journal Of Artificial Intelligence And Software Engineering MANGGALI Ekobisman : Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen Journal Innovations Computer Science Journal of Midwifery Tiara Bunda BAABU AL-ILMI: Ekonomi dan Perbankan Syariah
Claim Missing Document
Check
Articles

Komunitas Fitoplankton Dan Kualitas Air Budidaya Udang Vannamei di Marine Science Techno Park Jepara Krisiyanto, Krisiyanto; Sunaryo, Sunaryo; Redjeki, Sri
Journal of Marine Research Vol 10, No 4 (2021): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i4.31664

Abstract

Bahan organik dari sisa pakan udang yang terakumulasi di perairan dapat memicu terjadinya senyawa Ammonia yang dapat menyebabkan racun sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air budidaya. Keberadaan komunitas fitoplankton yang bersinergi dengan bakteri, mempunyai peranan penting dalam mengurai bahan organik. Fitoplankton mampu membuat ikatan-ikatan organik kompleks dari bahan anorganik yang sederhana. Selanjutnya bakteri mempunyai peran dalam mengurai bahan organik melalui proses aerobik. Penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton di tambak udang Vannamei MSTP UNDIP Jepara pada masa pemeliharaan 30 hari. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan analisis data menggunakan indeks ekologi, meliputi: analisis kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi dan indeks saprobik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan jenis fitoplankton yang diperoleh, yaitu: kelas Bacillariophyceae dengan persentase 43%, kelas Cyanophyceae 28% dan kelas Dinophyceae 29%. Keanekaragaman fitoplankton yang diperoleh termasuk dalam ketegori rendah, di mana nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh <2,30. Indeks keseragaman fitoplankton yang diperoleh berada pada kondisi rendah dan indeks dominansi fitoplankton di perairan tersebut dalam kategori tidak ada yang dominan. Indeks saprobik menunjukkan bahwa kriteria perairan tersebut tergolong dalam pencemaran ringan-sedang dengan fase β/α-Mesosaprobik dan oligosaprobik. Organic matter from the rest of the shrimp feed that accumulates in the waters can trigger the occurrence of Ammonia compounds which can cause toxins that can lead to a decrease in the quality of aquaculture water. The existence of a phytoplankton community that synergizes with bacteria has an important role in breaking down organic matter. Phytoplankton are able to make complex organic bonds from simple inorganic materials. Furthermore, bacteria have a role in breaking down organic matter through an aerobic process. This study was to determine the structure of the phytoplankton community in the Vannamei shrimp pond MSTP UNDIP Jepara during the 30-day maintenance period. This study uses a case study method with data analysis using an ecological index, including: abundance analysis, diversity index, uniformity index, dominance index and saprobic index. The results showed that the abundance of phytoplankton species obtained were: class Bacillariophyceae with a percentage of 43%, class Cyanophyceae 28% and class Dinophyceae 29%. The phytoplankton diversity obtained is included in the low category, where the diversity index value obtained is < 2.30. The phytoplankton uniformity index obtained was in a low condition and the phytoplankton dominance index in the waters was in the none dominant category. The saprobic index indicates that the waters are classified as light-moderate pollution with pencemaran/α-Mesosaprobic and oligosaprobic phases.
Biodiversitas dan Tingkah Laku Kemunculan Cetacea di Perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur Raudina, Anggit Sapta; Redjeki, Sri; Taufiq-Spj, Nur
Journal of Marine Research Vol 10, No 4 (2021): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i4.30433

Abstract

Perairan Indonesia memiliki lebih dari sepertiga jenis paus dan lumba-lumba dunia, termasuk juga beberapa jenis yang dikategorikan langka dan terancam punah. Beberapa jenis Cetacea yang menggunakan jalur migrasi melalui perairan Indonesia bagian Timur, antara lain Samudera Hindia dan Pasifik melalui perairan Kepulauan Komodo, Solor-Lembata (NTT), Laut Banda (Maluku), Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Sorong-Fakfak (Papua). Hal ini menunjukkan bahwa Laut Sawu merupakan area pengasuhan dan mencari makan paus. Laut Sawu menjadi tempat potensial karena dijadikan jalur migrasi berbagai spesies Cetacea secara rutin. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keanekaragaman dan tingkah laku Cetacea yang bermigrasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018 di perairan sekitar Teluk Kupang dan Sulamu dengan menggunakan metode pengamatan single platform yang telah dimodifikasi. Data diolah melalui aplikasi ArcGIS 10.4 dan Microsoft Office Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kemunculan Cetacea berbeda-beda tiap spesiesnya dengan total 114 kali kemunculan. Aktivitas yang dilakukan Cetacea saat kemunculan sangat beragam, namun yang paling banyak yaitu aerials dan bowriding dari jenis lumba-lumba, kemudian logging dan spyhopping dari jenis paus. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa, lumba-lumba mempunyai kebiasaan untuk cenderung bermigrasi dalam satu kelompok besar. Sehingga kemunculan lumba-lumba sangat mendominasi di perairan Laut Sawu dibanding kemunculan paus yang cenderung soliter maupun dalam kelompok lebih kecil. More than one third of the world's whales and dolphins are found in Indonesian waters, including several that are categorized as rare and endangered species. Several types of cetaceans - migrate use eastern part of Indonesian waters as a migration route, i.e. between the Indian and Pacific Oceans through the waters of the Komodo Islands, Solor-Lembata (NTT), Banda Sea (Maluku), Southeast Sulawesi, North Sulawesi and Sorong-Fakfak (Papua). This indicated that the Savu Sea is a region for whales feeding ground and for their breeding.Apart from being a potential place for the Savu Sea to be used as a regular migration route for various cetacean species, it also has very promising tourism potential. Other than that, Migratory cetacean species are also very diverse, so this research was aims to analyze the diversity and behavior of cetaceans that migrate every year. This research was done in November 2018 around the Bay of Kupang and Sulamu, and a modified single platform observation method was used. The data were processed through the ArcGIS 10.4 and Microsoft Office Excel. The result shows that the occurrence number of cetaceans was in different species with a total of 114 appearances. The activities carried out by cetaceans at the time of emergence were varied, but the most common were aerials and bow-riding by dolphins, then logging and spyhopping by whales. Dolphins themselves are animals that tend to group in one large group so that their appearance is very dominant compared to whales which tend to be solitary and aggregated in small groups.
Studi Komparasi Antara Sikap Kepemimpinan Dengan Sikap Kedisiplinan Siswa Smk Penerbangan Kartika Aqasa Bhakti Semarang Handayani, Dwi Asih Kumala; Redjeki, Sri; Rimayati, Elfi
Pawiyatan Vol 27 No 02 (2020): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.061 KB)

Abstract

Sikap kedisiplinan penting dan harus dimiliki oleh setiap siswa. Disiplin membantu siswa dalam proses pembentukan sikap, prilaku dan akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan ketika bekerja nanti. Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri, dengan kesadaran yang datang dari diri sendiri ini sikap kedisiplinan akan lebih baik. Tujuan kegiatan; mengetahui bagaimana mengembangkan sikap kepemimpinan dan sikap disiplin pada pengurus organisasi sekolah. Mengetahui peran organisasi sekolah dalam membentuk sikap kepemimpinan dan sikap disiplin. Metode Pengabdian pada Masyarakat diselenggarakan dengan metode ceramah atau penyuluhan interaktif, metode pelatihan atau permainan/simulasi, dan test. Hasil uji analisis bahwa responden telah memiliki sikap kepemimpinan yang cukup tinggi, dan juga telah memiliki sikap kedisiplinan yang cukup baik. Pretest dan posttest yang dilakukan, membuktikan bahwa pelatihan yang diberikan meningkatkan perolehan nilai sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan siswa. Dan hasil paired samples t-test membuktikan bahwa sikap kepemimpinan tidak mempengaruhi terhadap sikap kedisiplinan siswa. Peningkatan nilai pada masing-masing variable adalah hasil dari pelatihan. Sikap kepemimpinan memiliki nilai yang lebih tinggi. Simpulan: Organisasi Sekolah dalam membentuk sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan memiliki peran yang sangat baik. Pengembangan sikap kepemimpinan dan sikap kedisiplinan pada pengurus organisasi sekolah dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, serta kegiatan lain yang menunjang sikap kepemimpinan dan kedisiplinan. Kata Kunci: Sikap kepemimpinan, sikap kedisiplinan, SMK
Studi Deskriptif Faktor Yang Memengaruhi Kesulitan Belajar Mahasiswa Sayekti, Sri; Redjeki, Sri; Handayani, Dwi Asih Kumala
Pawiyatan Vol 27 No 02 (2020): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.463 KB)

Abstract

Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana mahasiswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Mahasiswa program studi bimbingan dan konseling, baik mahasiswa yang bekerja maupun yang tidak bekerja memiliki kesulitan belajar dalam mengikuti perkuliahan. Tujuan penelitian: mendeskripsikan bentuk kesulitan belajar, mendeskripsikan factor kesulitan belajar, mendeskripsikan upaya mengatasi kesulitan belajar. Hasil analisis deskriptif terhadap tiga variabel, Variabel Bentuk kesulitan belajar: Kesulitan memotivasi diri 55,8%, Kesulitan memahami kelebihan dan kekurangan 48,8%, Kesulitan memiliki stategi belajar yang baik 46,5%. Variabel Faktor kesulitan belajar: Pengguna media sosial yang berlebihan (eksternal) 48,8%, Motivasi belajar yang kurang mendukung (internal) 44,2%, Kesulitan mempelajari materi kuliah (internal) 39,5%. Variabel Upaya mengatasi kesulitan belajar: Meningkatkan kedisiplinan belajar 75,6%, Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dosen 73,3%, Teman kuliah sebagai sharing dalam mengatasi kesulitan belajar 72,1%. Simpulan: (1) Bentuk kesulitan belajar memperoleh nilai tertinggi ada 3, (a) Kesulitan memotivasi diri, (b) Kesulitan memahami kelebihan dan kekurangan, (c) Kesulitan memiliki stategi belajar yang baik. (2) Faktor kesulitan belajar: faktor Internal (7 indikator), dan faktor eksternal (5 indikator). (3) Upaya mengatasi kesulitan belajar memperoleh nilai tertinggi adalah: (a) Meningkatkan kedisiplinan belajar, (b) Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dosen, dan (c) Teman kuliah sebagai sharing dalam mengatasi kesulitan belajar. Kata Kunci: Kesulitan belajar, Mahasiswa
Karakteristik Fisik Habitat Peneluran Penyu di Pulau Gelasa, Kepulauan Bangka Belitung Marselino, Frendy; Yusuf, Muh; Redjeki, Sri
Journal of Marine Research Vol 13, No 2 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i2.39011

Abstract

Penyu merupakan satwa yang termasuk dalam daftar merah satwa yang dilindungi karena populasinya semakin sedikit. Banyaknya perburuan telur,pencemaran alam, hingga perubahan morfodinamika alam mengakibatkan habitat hidupnya menjadi terganggu. Kondisi bentang alam yang kondusif sangat diperlukan untuk meningkatkan populasi penyu, oleh karena itu pengetahuan tentang kondisi fisik habitat yang sesuai untuk peneluran penyu sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik habitat peneluran penyu di Pulau Gelasa, Kepulauan Bangka Belitung. Karakteristik fisik habitat peneluran terdiri dari karakteristik pesisir hingga laut dan karakteristik sarang penelurannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan deskriptif dengan data primer meliputi: jumlah dan telur penyu, vegetasi, kemiringan pantai, panjang dan lebar pantai, kedalaman dan diameter sarang, ukuran butir sedimen sarang, pH sarang, suhusarang, dan kelembaban sarang. Sedangkan data sekunder meliputi: data topografi dan batimetri, pasang surut air laut, angin, gelombang laut, dan arus laut. Analisis data berupa korelasi antara beberapa parameter karakteristik fisik habitat peneluran terhadap jumlah telur penyu. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh sarang peneluran, diantaranya enam bekas sarang peneluran dan terdapat satu sarang yang terdapat telur. Rata-rata karakteristik fisik habitat peneluran penyu di Pulau Gelasa ini termasuk kurang sesuai untuk peneluran, karena kondisi kelerengan yang agak curam, sehingga sarang menjadi terlalu dekat dengan permukaan air laut. Hubungan antara beberapa karakteristik fisik habitat peneluran penyu yang terukur terhadap jumlah butir telur didapatkan hubungan yang sangat kuat yaitu 96,86% dengan setiap parameter yang tidak signifikan memengaruhi jumlah butir telur. Faktorfaktor yang membuat penyu tetap melakukan peneluran di Pulau Gelasa adalah kondisi alam yang masih terjaga, sehingga penyu laut banyak mencari makan di tempat tersebut, dan yang paling unik adalah penyu memiliki insting untuk kembali ke tempat kelahirannya untuk bertelur. Sea turtles are included in the red list of protected animals because of their smaller populations. The large number of egg hunting, natural pollution, tochanges in natural morphodynamics have resulted in disturbed living habitats.Conducive landscape conditions are indispensable for increasing turtlepopulations, therefore knowledge of the physical conditions of suitable habitats forturtle nesting is indispensable. This study aims to determine the physicalcharacteristics of turtle nesting beach habitats on Gelasa Island, in BangkaBelitung Province. The physical characteristics of the nesting habitat consist of thecharacteristics of the coast to the sea and the characteristics of the nest of itsspawning. This research was conducted in October 2022. The methods used arequantitative and descriptive methods with primary data including: nests and turtleeggs, vegetation, coastal slope, length and width of the beach, depth and diameterof the nest, grain size of the nest sediment, pH of the nest, nest temperature, andnest humidity. While secondary data include: topographic and bathymetric data,tides, winds, ocean waves, and ocean currents. Analysis of correlation data betweenseveral parameters of the physical characteristics of the nesting habitat to turt leeggs. The results showed that there were seven nests, including six former nests andone nest with eggs. The average physical characteristics of turtle nesting habitatson Gelasa Island are not suitable for nesting, because the slope conditions arerather steep, so the nests become too close to sea level. The relationship betweenseveral physical characteristics of turtle nesting habitat that is measured to seaturtle eggs obtained a very strong relationship of 96.86% with each parameter thatdoes not significantly affect sea turtle eggs. Factors that make sea turtles continueto nest on Gelasa Island are the natural conditions that are still maintained, so thatsea turtles are looking for food in that place, and the most unique thing is that seaturtles have an instinct to return to their birthplace to lay eggs.
Hubungan Panjang Berat Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Berahan Kulon, Demak Alburhana, Lathifatusy Syifa; Setyati, Wilis Ari; Redjeki, Sri
Journal of Marine Research Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i4.34119

Abstract

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan biota laut dalam kelas bivalvia yang kebanyakan hidup di dasar perairan laut yang berlumpur atau berpasir. Pertumbuhan kerang darah dapat diamati dengan melihat pertambahan ukuran cangkang kerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang cangkang dengan berat total dan faktor kondisi kerang darah. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2021 dengan metode purposive sampling pada tiga stasiun berbeda. Parameter morfometri yang diamati meliputi panjang cangkang dan berat total sampel kerang darah. Pengukuran panjang cangkang kerang dilakukan menggunakan jangka sorong. Panjang cangkang kerang diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior. Berat total kerang darah diukur menggunakan neraca digital. Pengukuran berat total kerang dilakukan dengan menimbang keseluruhan cangkang dan dagingnya yang masih menyatu. Parameter morfometri kerang darah pada penelitian kali ini memiliki pola hubungan alometrik negatif dimana nilai b < 3 yang berarti pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat. Faktor kondisi menghasilkan nilai yang relatif sama pada setiap stasiun penelitian. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kerang darah antara lain, adanya perubahan ketersediaan makanan, kondisi perairan yang berubah-ubah pada tiap waktu dan lokasi pengambilan sampel, perbedaan lokasi pengambilan sampel serta adanya proses pemijahan. Blood cockles (Anadara granosa) are marine biota in the bivalves class that mostly live on the bottom of muddy or sandy sea waters. The growth of blood cockles can be observed by looking at the increase in the size of the cockle shells. The purpose of this research is to determine the relationship between shell length and total weight and condition factor of blood cockles. Sampling has been done from August to September 2021 using the purposive sampling method at three different stations. The morphometric parameters observed included shell length and total weight of the blood cockles’ sample. The length of the shells was measured using a caliper. The length of the cockle shell was measured from the anterior end to the posterior end. The total weight of blood cockles was measured using a digital balance. The measurement of the total weight of the cockles was done by weighing the whole shell and the meat that was still fused together. The morphometric parameters of blood cockles in this research have a negative allometric relationship pattern where the value of b < 3 means that the length gain is faster than the weight gain. The condition factor resulted in relatively the same value at each research station. The results of the growth rate of blood cockles showed that Station II and Station III produced a faster growth rate than Station I. Factors that influence the growth of blood cockles are changes in food availability, changing water conditions at each time and sampling location, differences in sampling locations and the spawning process.
Inventarisasi dan Analisis Keanekaragaman Moluska Kelas Gastropoda dan Bivalvia di Habitat Mangrove Karimunjawa Ningrum, Marsella Ivon Citra; Redjeki, Sri; Pribadi, Rudhi; Agus, Elsa Lusia
Journal of Marine Research Vol 13, No 3 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i3.38803

Abstract

Kondisi ekosistem mangrove di Karimunjawa yang masih alami mempengaruhi kondisi komoditas dan kelimpahan biota yang ada pada ekosistem tersebut, sehingga diperlukan penelitian yang dapat memberikan informasi dan data mengenai kondisi ekosistem tersebut untuk memantau kondisinya secara berkala. Salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu menggunakan Gastropoda dan Bivalvia sebagai bioindikator kondisi mangrove yang ada di lokasi tersebut.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan kelimpahan Gastropoda dan Bivalvia yang berasosiasi pada ekosistem mangrove di Kepulauan Karimunjawa. Pengambilan sampel Gastropoda dan Bivalvia dilakukan pada masing-masing transek yang berukuran 1x1 m dalam plot transek 10x10 m yang telah dibuat. Total kedua stasiun ditemukan 14 spesies dari Gastropoda dan 8 spesies dari Bivalvia. Spesies paling melimpah dari Gastropoda adalah Telescopium telescopium sebanyak 52 ind/m2, sedangkan dari Bivalvia adalah Geloina expansa sebanyak 17 ind/m2. Nilai keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia pada kedua stasiun tergolong sedang, yaitu Stasiun I Nyamplungan sebesar 2.019 dan Stasiun II Jati Kerep sebesar 2.259. Nilai Indeks Keseragaman pada kedua stasiun tergolong tinggi, yaitu Stasiun I Nyamplungan sebesar 0,860 dan Stasiun II Jati Kerep sebesar 0,982.  Nilai Indeks Dominansi yang diperoleh pada kedua stasiun menunjukan tidak adanya dominansi, dengan hasil 0,146 pada Stasiun I Nyamplungan dan 0,126 pada Stasiun II Jati Kerep. Terdapat hubungan positif antara kerapatan mangrove dan kelimpahan Gastropoda dan Bivalvia, yang artinya keduanya saling mempengaruhi.  The pristine condition of the mangrove ecosystem in Karimunjawa influences the condition of commodities and the abundance of biota in the ecosystem, so research is needed to provide information and data regarding the condition of the ecosystem to monitor its condition periodically. One way that can be done is to use Gastropods and Bivalves as bioindicators of the condition of the mangroves at that location. This research aims to determine the types and abundance of Gastropods and Bivalves associated with the mangrove ecosystem in the Karimunjawa Islands. Gastropod and Bivalvia sampling were carried out on each transect measuring 1x1 m in the 10x10 m transect plot that had been created. At both stations, 14 gastropod species and eight Bivalves were found. The most abundant species of Gastropods is Telescopium telescopium at 52 ind/m2, while from Bivalvia, it is Geloina expansa at 17 ind/m2. The diversity value of Gastropods and Bivalves at both stations is moderate: Nyamplungan Station I is 2,019, and Jati Kerep Station II is 2,259. The Uniformity Index value at both stations is relatively high: Station I Nyamplungan at 0.860 and Station II Jati Kerep at 0.982. The Dominance Index value obtained at both stations shows no dominance, with a result of 0.146 at Station I Nyamplungan and 0.126 at Station II Jati Kerep. There is a positive relationship between mangrove density and the abundance of Gastropods and Bivalves, which means they both influence each other
Kajian Tingkat Timbal (Pb) di Perairan Pantai Semarang: Studi Kasus pada Kerang Darah Kusumadiani, Tazkia Aulia; Redjeki, Sri; Yulianto, Bambang
Journal of Marine Research Vol 13, No 3 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i3.39367

Abstract

Masuknya zat ataupun komponen ke dalam lingkungan laut yang menyebabkan berkurangnya kualitas perairan disebut sebagai pencemaran laut. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang banyak ditemukan di lingkungan laut. Contohnya adalah timbal (Pb). Pencemaran lingkungan laut tidak hanya berdampak terhadap menurunnya kualitas perairan, akan tetapi juga berdampak pada manusia yang mengkonsumsi produk hayati laut. Pesisir Kota Semarang merupakan wilayah tersibuk di Jawa Tengah dengan tingginya berbagai aktivitas seperti pemukiman, transportasi darat dan laut, industri, perikanan, dan pertanian yang mengakibatkan tingginya masukan polutan ke lingkungan laut yang mengakibatkan turunnya kualitas perairan darat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan logam timbal (Pb) pada air, sedimen, dan kerang darah (A. granosa) di Perairan Pantai Semarang. Konsentrasi logam berat Pb dalam air dan sedimen dianalisis dengan menggunakan Flame AAS sedangkan untuk kerang darah menggunakan metode ICP. Kandungan Pb pada seluruh sampel di bulan Maret 2023 lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023. Pb dalam air (0,059 – 0,067 mg/L) pada Januari 2023 telah melebihi nilai baku mutu (0,008 mg/L) sementara pada Maret 2023 adalah <0,003 mg/L. Konsentrasi sedimen pada Januari 2023 (20,19 – 22,47 mg/kg) dan Maret 2023 (6,03 – 6,763 mg/kg) tidak melebihi baku mutu (50 mg/kg). Pb dalam kerang darah pada Januari 2023 (0,118 – 0,134 mg/kg) dan Maret 2023 (<0,040 mg/kg) tidak melebihi baku mutu (1,5 mg/kg). Perhitungan asupan aman konsumsi kerang darah untuk mengetahui batas aman konsumsi kerang darah pada berat badan 55 dan 60 kg masing masing adalah 10,261-11,653 kg/minggu dan 11,194-12,712 kg/minggu. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam melihat tingkat pencemaran logam yang ada di Perairan Pantai Semarang.The entry of substances or components into the environment that caused a reduction in the quality of waters is known as marine pollution. Heavy metals are one of the most pollutant materials found in the marine environment. Example of heavy metal is lead (Pb). Contamination in the marine environment not only has an impact on decreasing water quality, but also on humans who consume marine biological products. The coastal of Semarang City known as busiest area in Central Java with high levels of various activities such as settlements, land and sea transportation, industry, fisheries, and agriculture which result in a high input of pollutants into the marine environment that make a decline in the quality of inland and sea waters. Purpose of this study is to determine content of heavy metal lead (Pb) in water, sediment, and blood shells (Anadara granosa) in Semarang Coastal waters. Concentration of heavy metal Pb in water and sediment was analyzed using Flame AAS while for blood shells using the ICP method. Pb content in all sample in March 2023 is lower than January 2023. Pb content in water (0,059 - 0,067 mg/L) in January 2023 has exceeded the quality standard value (0,008 mg/L) meanwhile in March 2023 Pb is <0,003 mg/L. Sediment concentration in January 2023 (20,19-22,47 mg/kg) and in March 2023 (6,03 – 6,763 mg/kg) did not exceed the quality standard (50 mg/kg). Pb content in blood shells in January 2023 (0,118 – 0,134 mg/kg) and in March 2023 (<0,040 mg/kg) did not exceed the quality standard (1,5 mg/kg). Calculation safe intake consumption of blood shells to determine the safe limit consumption of blood shells at 55 kg and 60 kg body weight respectively is 10,261 – 11,653 kg/week and 11,194 – 12,712 kg/week. The research results are expected to be a reference in looking at the level of metal pollution in Semarang Coastal Waters.
Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Kawasan Mangrove Baros, Bantul, Yogyakarta Anandita, Assifa Yusan; Redjeki, Sri; Endrawati, Hadi
Journal of Marine Research Vol 13, No 2 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i2.40544

Abstract

Kawasan ekowisata menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan karena pemandangan alam dan suasananya. Mangrove Baros, Bantul, Yogyakarta menjadi salah satu kawasan ekowisata yang mulai dikembangkan tahun 2022 dan banyak dikunjungi hingga ratusan pengunjung setiap harinya. Kondisi hutan mangrove perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ekowisata sehingga diperlukan perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata serta Daya Dukung Kawasan untuk memberikan informasi terkait kondisi di kawasan ekowisata tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), menghitung Daya Dukung Kawasan (DDK) yang menampilkan jumlah wisatawan yang dapat ditampung pada kawasan ekowisata. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif deskriptif dengan melakukan peninjauan langsung ke kawasan mangrove. Penelitian dilakukan pada 5 stasiun dengan parameter yang diambil yaitu ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, objek biota dan pasang surut serta data sekunder berupa wawancara dan kuisioner. Nilai IKW yang didapatkan dengan presentase tertinggi yaitu stasiun 5 sebesar 64,1% dan presentase terendah pada stasiun 4 sebesar 41% Stasiun 1, 2, 3 dan 4 masuk ke dalam kategori tidak sesuai dan hanya stasiun 5 yang masuk ke dalam kategori sesuai. Hasil perhitungan DDK didapatkan sebesar 282 orang/hari dengan melakukan kegiatan seperti wisata mangrove, memancing dan rekreasi. Rehabilitasi mangrove perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai IKW karena ketebalan mangrove dalam kategori kurang karena faktor utama yang setiap tahunnya mengancam kawasan mangrove yaitu banjir rob.Ecotourism area is one of the most visited tourist destinations by tourists because of its natural scenery and atmosphere. Baros Mangrove, Bantul, Yogyakarta is one of the ecotourism areas which will begin to be developed in 2022 and is visited by hundreds of visitors every day. The condition of mangrove forests needs to be considered in the implementation of ecotourism so that it is necessary to calculate the Tourism Suitability Index and Area Supporting Capacity to provide information regarding conditions in the ecotourism area. The research objective is to determine the value of the Tourism Suitability Index (TSI), calculate the Regional Support Capacity (CC) which displays the number of tourists that can be accommodated in ecotourism areas. The method used in this research is descriptive qualitative by observing the mangrove forest directly. The research was conducted at 5 stations with parameters taken, namely mangrove thickness, mangrove density, mangrove species, biota and tidal objects as well as secondary data in the form of interviews and questionnaires. The TSI value obtained with the highest percentage is station 5 of 64.1% and the lowest percentage is at station 4 of 41% Stations 1, 2, 3 and 4 categorized as an inappropriate category and only station 5 categorized as the appropriate category. The CC calculation results obtained were 282 people/day by carrying out activities such as mangrove tours, fishing and recreation. Mangrove rehabilitation needs to be done to increase the TSI value because the thickness of the mangroves is in the less category because the main factor that threatens the mangrove area every year is tidal flooding.
Blue Swimming Crab’s Conservation Area Determination in The North of Java Sea Using Reproductive Indicator Putri Novianingrum, Milka; Hartati, Retno; Pribadi, Rudhi; Käll, Sofia; Redjeki, Sri
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 28, No 4 (2023): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.28.4.321-333

Abstract

Despite being operated on a small scale, Blue Swimming Crab (BSC), Portunus pelagicus fishery substantially contributes to Indonesia's fisheries as the country's third-largest export commodity after tuna and shrimp. The high of BSC’s demand led to pressure on its stock. Hence a conservation area is needed to be set up, in this study, was proposed using reproduction indicators. with the case study of BSC Stock in Keboromo Waters, Pati Regency, North Central Java. The samples were collected from 38 sampling points at a distance of 2-12 miles from the coastline during November-December 2022 using collapsible crab traps.  A reproduction observation on female crabs was carried out on their carapace width and gonad maturity stage. The data then were analyzed for the percentage of egg-berried females (EBF), size at first maturity (Lm) and first captured (Lc), and their spawning potential Ratio (SPR).  This study found that the mature crabs (GMS2) in November and December were higher than in other stages while the proportion of ovigerous females (EBF) in December was higher than in November. At several sampling points, the size at first captures (Lc) was higher than that at first maturity (Lm) indicating a decrease in resource stocks due to a delay in the recruitment process. SPR of 19% showed that reproductive potential should be maintained before recruitment is limited, therefore based on the existence of EBF in particular sampling points it is recommended three conservation areas as a temporary no-take zone in BSC fishing ground in Keboromo Watres, Pati Regency.
Co-Authors ., Iriani Abd. Rasyid Syamsuri Abdul Ghofar Achmad Edi Subiyanto Achmad Munandar Achyani Achyani, Achyani Adanisa, Difa Ade Hari Siswanto Adi Rahmat Afandi, Yusuf Agus Indarjo Agus, Elsa Lusia Ahdiansyah, M Hafidz Alburhana, Lathifatusy Syifa Ali Djunaedi Almagribi, Ahmad Bilal Ambariyanto , Anam, Aufa Anandita, Assifa Yusan Andrie Wijaya, Shendy Angga Dewi, Widya Novi Anggara, Muhammad Alyfansyah Rizky Anggaraeni, Chaterine Oktavia Anggraheny -, Anggraheny Anna Fitri Hindriana Anna Triningsih, Anna Ari Widodo Ariesta Artamevia, Nazwa Aris Ismanto Ayu Larasati Ayu Lestari, Mita Azizah T.N., Ria Badik, Muhammad Bagus Eko Hardiono Baidhowie, Lutfil Hakim Bambang Yulianto Banun Sri Haksasi Baskoro Rochaddi Bayong Tjasyono Bustomi Cahyono, Arie Eko Chrisna Adhi Suryono Delianis Pringgenies Desyandri Desyandri Devi Nandita Choesin, Devi Nandita Dewi Novitasari Diah Permata Wijayanti Dodon Turianto Nugrahadi Duduh Abdul Bara Dwi Jatmiko, Dwi Edi Wibowo Edi Wibowo Kushartono Edy Supriyadi Elfi Rimayati Endang Sri Susilo Endang Supriyantini Eny Inayati, Eny Erliyanti, Nove Kartika Fajar, Surya FIRDAUSI, Ifrohatul Dini Firmansyah, Gerry Fitria Olivia franisa, anggi Fuad Ashari Gerhani, Febrina Gita, Irma Hadi Endrawati Haksan Darwangsa Handayani, Dwi Asih Kumala Hapsara, Hudanu Hariadi Hariadi Harry Firman Hartadi, I Gede Haryono, Yoyo Haula Robbi, M. Kautsar Hutagaol, Inggrid Debora I Nyoman P Aryantha Ika Ayuningtyas Indarwati, YM Iqbal Maulana Iriawati Iriawati Irwani Irwani Ismawati Ismawati Ita Riniatsih Jihadi, Muhammad Shulhan Jusup Suprijanto K. Susilo, David Käll, Sofia Khaerul Umam, Khaerul Khasanah Khasanah Khonsa Rezkania, Gita khusnul khotimah Krisiyanto, Krisiyanto Kunarso Kunarso Kusdarjanti, Endang Kusumadiani, Tazkia Aulia Laksmi Lita Rosa, Mia Lelono, Satrio Kusumo Lies Mardiyana, Lies Lilik Maslukah Luky Adrianto Luluk Edahwati Maharani, Galung Dhiva Marini . Marselino, Frendy Mayunar Mimin Nurjhani K Mr Kusnadi Mrs Sariwulan Diana Muchamad Fajar Alamsyah Muh Yusuf Muhajirin, Al Muhammad Reza Faisal, Muhammad Reza Muhammad Zainuri Mujayatun, Siti Muslih, Muhamad Musthofa, Danis Nurul Mustofa, Diah Ayu Mutiara Nurul Fajar Utami Mutiari Nurul Syam Utami Naufal, Nabil Neviyani Neviyani, Neviyani Ningrum, Marsella Ivon Citra Novi, Widya Nugroho, Aditya Dwi Nur Halimah, Anisa Nur Taurif Syamsudin Putra Jaya Nurasyah Dewi Napitupulu Nuryani Rustaman Nusaputro, Kurnia Adi Panatar, Jakfar Shodiq Philipus Uli Basa Hutabarat Pradana, Henrian Rizki Prameswari, Devi Diyah Ayu Praressha Wizurai Prasetiyorini, Pudhak Pratama, Candrika Prayoga Nugraha Taunay Prihandoko, Tri Leksono Pudhak Prasetiyorini Purba, Sariaman Purwati K. Suprapto Putri Novianingrum, Milka putri, Ferninda Rahardiyana Raden Ario Radityo Adi Nugroho Rahayu, Fenny Winda Rakhmawan, Aditya Ramadhani, Aulia Dessy Rasid, Harun Al Raudina, Anggit Sapta Retno Hartati Retno, Yosy Ria Azizah Tri Nuraini Ria, Intan Ade Riandi Riandi Ristanti, Rahmadita Aulya Rizkina, Nurnazmilaila rojanah, rojanah rojanah Rudhi Pribadi S Tapilouw, Fransisca. Sagara, Bangkit Putra sanjaya, deki dwi Santi, Shinta Soraya Santi, Sintha Soraya Satori, Djam'an Satriani, Bayu SD Sumbogo Murti Setiyadi, Agus Setyowati, Okti Sheila Puspa Arrum, Sheila Puspa Sianiwati Goenharto Sihite, Mombang Siti Kotijah Siti Munawaroh Sri Mulyani Sri Redjeki Sri Sayekti Sri Turni Hartati Sri Wahjuni Sujati Sujayanty, Sri Sunarto, Sandy Ryan Hendrawanto Sunaryo Sunaryo Tania, Sara TATI NURHAYATI Taufiq-Spj, Nur Tony Hadibarata, Tony Tri Mulyati, Tri Trianna, Nurul Widji Ubay, Jufri Ucu Rahayu Wafi, Azmi Sabilakisbatul Wahyu, Rindika Widhorini, Widhorini Widi Purwianingsih Wilis Ari Setyati Wishnuputri, Parameswari Iccha Nirmalabuddhi Yagus Cahyadi Yenny Anwar Yudhatama, Bayu Khrisna Yunika Ayu Setya W Ayu Setya W. Yunita Yunita Yustin Ragil Dewanti Yusuf Hilmi Adisendjaja Zihni Ihkamuddin