Anemia pada ibu hamil termasuk masalah kesehatan masyarakat utama dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Berdasarkan data laporan pelayanan ANC Terpadu dan SHK Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2020, Puskesmas Tenggarang Kabupaten Bondowoso memiliki prevalensi anemia tertinggi pada ibu hamil sebesar 41,04%. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil meliputi frekuensi kunjungan ANC dan ukuran konsumsi zat gizi. Penelitian ini menggunakan desain case-control pada September-Oktober 2022. Populasi penelitian adalah ibu hamil anemia dan tidak anemia berdasarkan data pelayanan ANC terpadu dan SHK sejumlah 353 ibu hamil. Sampel sejumlah 42 kasus dan 42 kontrol yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman’s rho. Faktor risiko yang berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil yaitu tingkat konsumsi energi (p-value= 0,005), protein (p-value= 0,001), dan zat besi (p-value= 0,000). Tingkat konsumsi zat besi merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (nilai koefisien korelasi (-0,542*), artinya ibu hamil yang konsumsi zat besinya kurang dari normal (defisit) dapat berisiko tinggi mengalami anemia selama kehamilan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan konsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil terutama zat besi dari hewani, dan perlu adanya peningkatan pengetahuan bagi ibu hamil dan keluarga terkait pentingnya konsumsi makanan bergizi dan berkualitas pada suami dan keluarga agar ibu hamil mendapat dukungan emosional dan dukungan finansial dalam memenuhi kebutuhan gizi.