p-Index From 2020 - 2025
3.461
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maspari Journal Biospecies Jurnal Veteriner Bumi Lestari ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Natur Indonesia Berkala Perikanan Terubuk BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Maspari Journal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Aceh Journal of Animal Science Jurnal Edukasi dan Sains Biologi JURNAL BIOLOGI INDONESIA ZOO INDONESIA Jurnal Biodjati Omni-Akuatika Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Molekul: Jurnal Ilmiah Kimia Zoo Indonesia Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Abdi Masya JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Berkala Penelitian Hayati Manfish Journal Journal of Marine Studies MetaBio : Jurnal Pendidikan
Claim Missing Document
Check
Articles

Pair replacement on the spawning success of broodstock Seahorse (Hippocampus barbouri) Syafiuddin, .; Junior, M. Zairin; Jusadi, Dedi; Carman, Odang; Affandi, Ridwan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.033 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.29-37

Abstract

Seahorse, (Hippocampus barbouri) is one of marine living resources having high commercial values and has commonly been traded especially as live ornamental aquarium fish, raw material of traditional medicine and as souvenirs. This expriment was conducted to determine the succces of spawning rate by replacing the broodstock pair of seahorse. This study was done experimentally with treatment of replacement of broodstock pair after spawning under control condition. The experiment was designed to apply completely randomize design by using the following treatments: Treatment A, without replacement neither male nor female. Treatment B, spawned female broodstock  was being mated with her unpaired male broodstock.  Treatment C, a male broodstock that still brood was being mated with his unpaired female broodstock.  Treatment D, a spawned male broodstock that has released larva was being mated with his unpaired female broodstock.  Results showed that under control condition the replacement of broodstock pairs of seahorse had significantly influenced the spawning interval, number of eggs released and number of juveniles produced (P0,05).  It can be concluded that seahorse is not monogamous, either male or female after being spawned may accept other pair for the next spawning. Key words: pair replacement, broodstock, success spawning, Hippocampus barbouri   ABSTRAK Kuda laut, (Hippocampus barbouri) merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang memiliki nilai komersial dan telah banyak diperdagangkan terutama sebagai ikan hias, bahan baku obat tradisional dan juga sebagai suvenir. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji tingkat keberhasilan pemijahan dengan penggantian pasangan induk kuda laut pada wadah budidaya. Percobaan ini dilakukan secara ekperimental dengan perlakuan penggantian pasangan induk setelah pemijahan dalam wadah budidaya. Percobaan dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut: Perlakuan  A, pemijahan   sepasang  induk kuda laut (tanpa pergantian). Perlakuan B, pemijahan induk betina yang telah memijah dengan induk jantan bukan pasangannya. Perlakuan C, pemijahan  induk  jantan  yang telah memijah (mengerami telur) dengan induk betina bukan pasangannya. Perlakuan D, pemijahan induk jantan yang telah melahirkan dengan induk betina bukan pasangannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggantian pasangan induk pada wadah budidaya sangat berpengaruh terhadap interval pemijahan, jumlah telur yang dikeluarkan dan jumlah juwana yang dihasilkan (P0,05). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kuda laut, tidak bersifat monogami, artinya baik jantan maupun betina setelah memijah dapat menerima pasangan lain untuk pemijahan berikutnya. Kata kunci: induk, keberhasilan pemijahan, pergantian pasangan, Hippocampus barbouri
Substitution time of natural food by artificial diet on survival rate and growth of pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) postlarvae during rearing in low salinity media Taqwa, Ferdinand Hukama; Djokosetiyanto, Daniel; Affandi, Ridwan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.776 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.38-43

Abstract

This research was conducted to determine natural food substitution time by artificial diet   after salinity acclimatization from 20 ppt until 2 ppt, which can increase survival and growth of (Litopenaeus vannamei) postlarvae during rearing period. Design experiment was completely randomized design with five treatments and three replications of natural food Chironomus sp.  (60% of crude protein) substitution time by artificial diet (40% of crude protein) at day: 1 (A), 7 (B), 14 (C), 21 (D) and full natural food without artificial diet (E) during 28 days rearing period. White shrimp postlarvae and rearing media in this experiment based from best result of earlier research that is PL25 from acclimatization in media 2 ppt with addition of potassium 25 ppm to freshwater media.  The densities of PL25 white shrimp were 20 PLs/50 liters of 2 ppt media. The result of this experiment showed that the use of artificial diet as soon as after salinity acclimatization (PL25) gave best performance production compared to which only that was given natural food Chironomus sp. during experiment or with treatment by artificial diet substitution at day-7, day-14 or day-21, shown with the highest value of food consumption level, protein retention, energy retention, daily growth rate and food efficiency. Survival rate of PL54 was above 80% and not significant different between treatment. That is supported by chemical-physical value of water quality still in range appropriate to survival rate of white shrimp post larvae during a rearing period. The result of this experiment indicated that requirement nutrient of PL25 in low salinity did not fulfilled if only rely on natural food, so that require artificial diet with nutrition content to support growth and survival rate of white shrimp post larvae more maximal. Key words: salinity, natural food, artificial diet, Pacific white shrimp   ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan waktu penggantian pakan alami oleh pakan buatan yang tepat selama masa pemeliharaan postlarva udang vaname di media bersalinitas rendah setelah melalui masa aklimatisasi penurunan salinitas dari 20 ppt hingga 2 ppt, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Rancangan percobaan berupa rancangan acak lengkap dengan perlakuan yang diterapkan berupa waktu penggantian pakan alami Chironomus sp. (kadar protein 62%) oleh pakan buatan (kadar protein 40%) pada hari ke-1 (A), ke-7 (B), ke-14 (C), ke-21 (D) dan pakan alami (E) selama masa pemeliharaan. Postlarva udang vaname dan media pemeliharaan yang dipergunakan selama percobaan mengacu pada hasil terbaik yang didapatkan dari penelitian pendahuluan yaitu berupa PL25 hasil aklimatisasi di media bersalinitas 2 ppt  dengan penambahan kalium 25 ppm ke media air tawar pengencer. Padat tebar sebanyak 20 ekor/50 liter/wadah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan yang diberikan segera setelah masa aklimatisasi salinitas (pada awal pemeliharaan PL25) memberikan performa produksi budidaya terbaik bila dibandingkan dengan yang hanya diberi pakan alami selama masa pemeliharaan maupun waktu penggantian pakan alami oleh pakan buatan pada hari ke-7, ke-14 dan hari ke-21 yang ditunjukkan dengan tingkat konsumsi pakan, retensi protein, retensi energi, laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan yang tertinggi.  Kelangsungan hidup di akhir pemeliharaan (PL54)  di atas 80% dan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hal ini ditunjang oleh nilai fisika kimia air yang berada dalam kisaran yang layak selama masa pemeliharaan. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi pada stadia PL25 di media bersalinitas rendah tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan pakan alami sehingga perlu ditunjang dari pakan buatan dengankandungan nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih maksimal. Kata kunci: salinitas, pakan alami, pakan buatan, udang vaname.
Feeding rate of freshwater eel Anguilla bicolor bicolor: at the body weight of 1–2 g Fekri, Latifa; Affandi, Ridwan; Budiardi, Tatag
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 1 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2852.205 KB) | DOI: 10.19027/jai.13.21-27

Abstract

ABSTRACT The aim of the research was to determine feed requirement for the maintenance, optimum, and maximum growth of freshwater eel (Anguilla bicolor bicolor) seed (1–2 g body weight). Feed used in this research was KRA feed with 46% protein content, with different feeding level (FR) at 0%, 5%, 10%, and 15% of fish biomass. The experiment was conducted in 30 days. Parameters measured were survival and specific growth (SGR). The results showed that survival of fish in all treatments were 100%, except in fish fed on 15% of biomass (only 96). Fish growth with feeding of 0%, 5%,10%, and 15%, were -1.06%; 0.42%; 0.73%; and 0.19%, respectively. Based on the analysis of the relationship between feeding level and growth, the feed requirement for maintenance, optimum, and maximum growth in 1–2 g freshwater eel seed were 3.3%; 7.0%; and 9.5% of the biomass, respectively. Keywords: eel seed, feed requirement, growth ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kebutuhan pakan untuk maintenance, dan untuk pertumbuhan optimum serta maksimum benih ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) (bobot tubuh 1–2 g). Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan KRA dengan kadar protein 46%, dengan tingkat pemberian pakan 0%, 5%, 10%, dan 15% dari bobot biomassa ikan. Pemeliharaan berlangsung selama 30 hari. Parameter yang diukur meliputi sintasan (STS) dan laju pertumbuhan spesifik (LPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa STS benih ikan sidat selama pemeliharaan, memiliki nilai yang baik (100%) kecuali pada pemberian pakan 15% (hanya 96%). Laju pertumbuhan benih ikan sidat selama pemeliharaan dengan pemberian pakan 0%, 5%, 10%, dan 15% berturut-turut adalah -1,06%; 0,42%; 0,73%; dan 0,19%. Berdasarkan analisis hubungan antara tingkat pemberian pakan dan laju pertumbuhan spesifik, maka kebutuhan pakan maintenance, pertumbuhan optimum dan maksimum benih ikan sidat berukuran 1–2 g berturut-turut adalah 3,3%; 7%; dan 9,5% dari biomassa. Kata kunci: benih ikan sidat, kebutuhan pakan, pertumbuhan
Fish oil supplementation in commercial diet on growth of Anguilla bicolor bicolor Mukti, Retno Cahya; Utomo, Nur Bambang Priyo; Affandi, Ridwan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 1 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2808.23 KB) | DOI: 10.19027/jai.13.54-60

Abstract

ABSTRACT This study was aimed to determine the effect of fish oil addition on growth performance and fatty acid composition of eel Anguilla bicolor bicolor. Freswater eel at an initial body weight of 9.90± 0.05 g were maintained in aquarium with volume of 120 L at stocking density of 1 g/L for 40 days. This research applied complete randomized design with four treatments addition of fish oil, i.e. 0%, 5%, 10%, and 15%. All treatments were carried out in triplicate. Feed given as much as 3% of the fish biomass a day for four times at 06:00, 11:00, 16:00, and 21:00. The results showed that the addition of fish oil in the diet have different effects (P<0.05) on specific growth (0.88–1.36%), feed efficiency (30.18–48.53%), protein retention (14.57–20.24%), fat retention (16.77–52.49%), energy retention (12.38–20.20%), and hepatosomatic index (1.72–2.72%) whereas the survival showed no difference (P>0.05) at 100%. In the fatty acid composition total of unsaturated fatty acid composition was 30.91–40.95%, n-3 fatty acids was 6.10–8.19%, and n-6 fatty acids were 6.18–8.19%. In conclusion, the addition of fish oil in the diet of freshwater eel Anguilla bicolor bicolor can be done up to 5% (13% fat content of diet). Keywords: Anguilla bicolor bicolor, fish oil, growth performance, fatty acid composition  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan minyak ikan terhadap kinerja pertumbuhan dan komposisi asam lemak ikan sidat Anguilla bicolor bicolor. Ikan sidat dengan bobot 9,90±0,05 g dipelihara dalam akuarium dengan volume 120 L pada padat tebar 1 g/L selama 40 hari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap terdiri atas empat perlakuan penambahan minyak ikan pada pakan sebesar 0%, 5%, 15%, dan 15%. Semua perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Pakan diberikan sebanyak 3% dari biomassa ikan dan diberikan sebanyak empat kali sehari yaitu pukul 06.00, 11.00, 16.00 dan 21.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak ikan dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda (P<0,05) terhadap spesific growth rate (0,88– 1,36%), efisiensi pakan (30,18–48,53%), retensi protein (14,57–20,24%), retensi lemak (16,77–52,49%), retensi energi (12,38–20,10%), dan indeks hepatosomatik (1,72–2,72%). Sintasan tidak menunjukkan adanya perbedaan (P>0,05) yaitu 100%. Pada komposisi asam lemak dihasilkan total komposisi asam lemak tidak jenuh 30,91– 40,95%, asam lemak n-3 6,10–8,19%, dan asam lemak n-6 6,18–8,19%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak ikan dalam pakan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dapat dilakukan sampai dengan 5% (kadar lemak pakan 13%). Kata kunci: Anguilla bicolor bicolor, minyak ikan, kinerja pertumbuhan, komposisi asam lemak
Growth of off-flavours-caused phytoplankton in milkfish culture fertilized with different N:P Azis, Rahmadi; Affandi, Ridwan; Nirmala, Kukuh; Prihadi, Triheru
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3018.594 KB) | DOI: 10.19027/jai.14.58-68

Abstract

ABSTRACT Milkfish culture in ponds currently use inorganic fertilizers for growing phytoplankton. Giving of urea and SP (superphosphate) too much in the pond environment will cause eutrophication and often cause fish smell of mud (off-flavours). Off-flavours in fish is caused by two chemical compounds those are geosmin and 2-methylisoborneol (MIB). Research was performed to evaluate the growth of off-flavours-caused phytoplankton in milkfish culture fertilized by different N:P. This study used nine ponds. Ponds are used for fish rearing area of 600 m2. Fish reared in ponds at the density of 1 fish/m2 for 90 days. The study were showed that types of phytoplankton obtained were the phylum Chlorophyta, Cyanophyta, Bacillariophyta, Dinoflagellate, Glaocophyta, and Euglenophyta. Percentage abundance of phytoplankton that produced geosmin and MIB (Cyanophyta) in each treatment was less than 50% of the percentage of total phytoplankton. Organoleptic scores showed that the treatment pond G (N:P ratio 4) score of 7 (not fresh, no off-flavours). Organoleptic scores of treatments with N:P ratio 5, 15 and 30 in pond A (freshwater pond) and pond B (brackish water pond) were 8 (fresh, no off-flavours). Keywords: extensive pond-culture, phytoplankton, N:P ratio, organoleptic  ABSTRAK Budidaya bandeng di tambak saat ini menggunakan pupuk anorganik untuk menumbuhkan fitoplankton. Pemberian pupuk urea dan SP (superphosphate) yang berlebihan pada lingkungan budidaya akan menyebabkan kondisi perairan tersebut menjadi sangat subur dan sering menyebabkan ikan bau lumpur off-flavours. Bau lumpur di ikan disebabkan oleh dua senyawa kimia yaitu geosmin dan 2-methylisoborneol (MIB). Penelitian dilakukan untuk menguji pertumbuhan fitoplankton penyebab bau lumpur pada tambak ikan bandeng dipupuk dengan N:P berbeda. Penelitian ini menggunakan sembilan petak tambak. Tambak yang digunakan berukuran 600 m2. Ikan ditebar di tambak dengan kepadatan 1 ikan/m2 dan dipelihara selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan fitoplankton yang didapatkan antara lain berasal dari filum Chlorophyta, Cyanophyta, Bacillariophyta, Dinoflagellata, Glaocophyta, dan Euglenophyta. Kelimpahan fitoplankton Cyanophyta lebih kecil dibandingkan dengan fitoplankton bukan Cyanophyta yaitu di bawah 50%. Skor organoleptik perlakuan tambak G (rasio N:P 4) yaitu 7 (kurang segar, tidak bau lumpur). Skor organoleptik perlakuan rasio N:P 5, 15, dan 30 di tambak A (tambak air tawar) dan tambak B (tambak air payau) adalah 8 (segar, tidak bau lumpur). Kata kunci: budidaya kolam ekstensif, fitoplankton, rasio N:P, organoleptik
Optimum salinity for growth of mangrove crab Scylla serrata seed in recirculation systems Hastuti, Yuni Puji; Affandi, Ridwan; Safrina, Mafatih Devi; Faturrohman, Kurnia; Nurussalam, Wildan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2897.309 KB) | DOI: 10.19027/jai.14.50-57

Abstract

ABSTRACT One of the abiotic factors that affects the growth and the survival of crabs is salinity. The optimum salinity media will give maximum impact on mangrove crab Scylla serrata due to the osmoregulation process. This study aimed to examine the effect of salinity on the survival rate (SR) and spesific growth rate (SGR) of mangrove crab through the reaction of physiological condition. The treatments were rearing mangrove crab at the salinity medium of 15 ppt (A), 20 ppt (B), 25 ppt (C), and 30 ppt (D). Result showed that different salinity performed a significant effect (P<0.05) on the survival rate and specific growth rate of the crabs. The low level of stress, shown by the high value of total hemocyte and the low osmotic pressure, has made salinity of 25 ppt was the optimum condition for the mangrove crab rearing. Keywords: salinity, survival, specific growth rate, mangrove crab  ABSTRAK Salah satu faktor abiotik yang memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting adalah salinitas. Salinitas media optimum akan memberikan efek yang maksimal pada kepiting bakau Scylla serrata sehubungan dengan proses osmoregulasi tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh salinitas pada kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau melalui reaksi kondisi fisiologis. Penelitian ini terdiri atas perlakuan salinitas media 15 ppt (A), 20 ppt (B), 25 ppt (C), dan 30 ppt (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan salinitas media pemeliharaan kepiting bakau memberikan perbedaan nyata (P<0,05) pada kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau. Rendahnya tingkat stres pada salinitas 25 ppt dijelaskan dengan tingginya jumlah total hemosit dan rendahnya tekanan osmotik sehingga salinitas 25 ppt merupakan kondisi optimum bagi pemeliharaan kepiting bakau. Keywords: salinitas, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, kepiting bakau
Penentuan pH optimum untuk pertumbuhan kepiting bakau Scylla serrata dalam wadah terkontrol Hastuti, Yuni Puji; Nadeak, Horas; Affandi, Ridwan; Faturrohman, Kurnia
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3175.873 KB) | DOI: 10.19027/jai.15.2.171-179

Abstract

ABSTRACT One of the abiotic factors that affects the growth and the survival of crabs is pH. The optimum pH media will give maximum impact on mangrove crabs because it is related with the osmoregulation process. This study aimed to examine the effect of pH on the survival rate (SR) and specific growth rate (SGR) of mangrove crab Scylla serrata through the reaction of physiological condition. This study consisted of the treatments with the pH medium 5 (A), pH medium 6 (B), pH medium 7 (C), and pH medium 8 (D).  The crab’s maintenance in different pH gave a significant effect (P<0.05) on the survival rate of the crabs. The pH treatments also gave a significant effect (P<0.05) on the SGR of the crabs. The low level of crab stress at pH 7 was described by  the total value of high hemocyte and the high osmotic load so that the pH 7 was the optimum condition for the crabs. Keywords: pH, survival, specific growth rate, mangrove crabs  ABSTRAK Salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting adalah pH. Media pH optimum akan memberikan dampak maksimum pada kepiting bakau karena terkait dengan proses osmoregulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pH pada tingkat kelangsungan hidup (SR) dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) kepiting mangrove Scylla serrata melalui reaksi kondisi fisiologis. Penelitian ini terdiri atas perlakuan dengan media pH 5 (A), sedang pH 6 (B), sedang pH 7 (C), dan menengah pH 8 (D). Pemeliharaan kepiting di pH yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) pada tingkat kelangsungan hidup kepiting. Perlakuan pH juga memberikan efek yang signifikan (P<0,05) pada SGR dari kepiting. Rendahnya tingkat stres kepiting pada pH 7 digambarkan oleh nilai total hemosit tinggi dan beban osmotik tinggi sehingga pH 7 adalah kondisi optimum untuk kepiting. Kata kunci: pH, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, kepiting mangrove
Genetic variability and performance of Asian swamp eel Monopterus albus (Zuiew, 1793) from West Java cultured in saline water medium Soelistyowati, Dinar Tri; Syarif, Ahmad Fahrul; Affandi, Ridwan; Hidayatullah, Dendi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3267.682 KB) | DOI: 10.19027/jai.16.1.33-40

Abstract

ABSTRACT  Asian swamp eel Monopterus albus (Zuiew, 1793) is freshwater fish species which is prospective for domestic and export markets. The production is limited depend on the catches of natural population. The cultivation of eel has been carried out to increase the production for sustainability. This study was conducted to evaluate the genetic variability and performance of Asian swamp eel from West Java and its potential cultivation in water based media with salinity. Three populations from West Java were collected of different altitudes from Sukabumi (673 m asl), Cianjur (429 m asl), Karawang (51 m asl) sized 19–26.5 cm and weighed 4.95–11.4 g. The cultivation was performed during 30 days in water media without substrate at salinity 6 ppt with density of 1 kg/m2 and maintenance at container 50×30×30 cm completed with shelter pipe of ¾ inches diameter and 20 cm length, height of water 10 cm and water exchange 100% every day, fed at satiation using Tubificidae once a day. Genetically, all of the populations showed low heterozygosity at 1.19–1.23% and genetic distance 0.01–0.04. Asian swamp eel adapted better at water salinity 6 ppt which indicated by low mesure of osmotic gradient and blood glucose. Asian swamp eel from Karawang showed superior at survival rate (90%) and daily growth rate (1.42/day). Keywords: Asian swamp eel, Monopterus albus, cultivation, genetic variability, salinity  ABSTRAK  Belut sawah Monopterus albus (Zuiew, 1793) merupakan komoditas ikan air tawar potensial di pasar domestik maupun ekspor, namun produksinya masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam karena budidaya belum berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genetik dan keragaan belut sawah asal Jawa Barat dan potensinya untuk dikembangkan dengan teknik budidaya di air bersalinitas tanpa lumpur. Tiga populasi belut sawah dikoleksi dari lokasi di Jawa Barat dengan ketinggian berbeda yaitu Sukabumi (673 m dpl), Cianjur (429 m dpl), Karawang (51 m dpl). Sumber genetik belut berukuran 19–26,5 cm dan bobot berkisar 4,95–11,4 g dipelihara selama 30 hari dalam media air tanpa substrat bersalinitas 6 ppt. Wadah pemeliharaan berukuran 50×30×30 cm dilengkapi shelter pipa paralon diameter ¾ inci dan panjang 20 cm serta ketinggian air 10 cm. Padat penebaran ikan 1 kg/m2 (20 ekor/wadah), serta pergantian air 100% dilakukan setiap hari dan pemberian pakan berupa Tubificidae secara at satiation satu kali sehari. Secara genetik ketiga populasi menunjukkan tingkat heterosigositas yang rendah yaitu berkisar 0,19–0,23 % dan jarak genetik 0,01–0,04. Belut sawah menunjukkan respons adaptasi yang baik dalam media air tanpa substrat pada salinitas 6 ppt berdasarkan indikator beban osmotik dan kadar glukosa yang rendah. Belut sawah asal Karawang unggul pada laju pertumbuhan harian (1,42/hari) dan kelangsungan hidup (90 %). Kata kunci: belut sawah Monopterus albus, budidaya, keragaman genetik, salinitas
Survival and growth responses of snakehead fish Channa striata Bloch. juvenile in aerated and unaerated acid sulfate water Purnamawati, ,; Djokosetiyanto, Daniel; Nirmala, Kukuh; Surawidjaja, Enang Harris; Affandi, Ridwan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3193.335 KB) | DOI: 10.19027/jai.16.1.60-67

Abstract

ABSTRACT  The aim of the research was to analyze survival rate, specific growth rate, albumin, and feed efficiency and physiological (blood glucose, cortisol, dan haemoglobin) responses of snake head fish juvenil that reared at aerated and unaerated of tidal land water have been conducted in the laboratory. Experiments using completely randomized design with aerated and unaerated as a treatment, and each treatment has twelve replications. The snakehead fish juvenil wich length 2.4±0.2 cm and weight of 0.21±0.05 g reared in the aquarium that are size 30×25×35 cm (water volume 25 L) with a stocking density 2 juvenile/L, for 40 days. The fishes were fed with commercial feed with protein content about 40%, feeding two times a day (morning and afternoon) were at satiation. Replacement of water done every two days about 10% of the total water volume in the aquarium. The results showed that unaerated median significantly affected to biometric and physiological response of juvenile of snake head fish. The media un-aerated gives the best results shown by the higher value of survival (92%), specific growth rate (6.73%/ day), feed efficiency (78.22%), protein retention (41.91%), energy retention (30.81%) value of albumin (6.60 g/100 mL) and the haemoglobin (5.58 g/dL), and have the lowest value of cortisol (21.49 ng/L) and blood glucose (43.36 mg/100 mL). Keywords: acid sulfate water, growth rate, aeration, Channa striata   ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons kelangsungan hidup, pertumbuhan spesifik, albumin, dan efisiensi pakan dan fisiologis (kortisol, glukosa darah, dan hemoglobin) juvenil ikan gabus yang dipelihara dengan dan tanpa aerasi pada media air rawa pasang surut. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan aerasi dan tanpa aerasi sebagai perlakuan, dan masing-masing perlakuan memiliki 12 ulangan. Juvenil ikan gabus berukuran panjang 2,4±0,3 cm dan bobot 0,21±0,03 g dipelihara dalam akuarium 30×25×35 cm (volume 25 L) dengan padat tebar 2 ekor/L, selama 40 hari. Ikan diberi pakan berupa pakan komersial dengan kadar protein ±40%, pemberian pakan dua kali sehari (pagi dan sore) at satiation. Penggantian air dan penyiponan dilakukan dua hari sekali sebanyak 10% dari volume total dalam akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa aerasi berpengaruh nyata terhadap respons biometrik dan fisiologis juvenil ikan gabus. Media tanpa aerasi memberikan hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh kelangsungan hidup (92%), laju pertumbuhan spesifik (6,73%/ hari), efisiensi pakan (78,22%), retensi protein (41,91%), retensi energi (30,81%), kadar albumin (6,60 g/100 mL), dan hemoglobin (5,85 g/dL) yang lebih tinggi, sedangkan kadar kortisol (219 ng/L) dan glukosa darah (43,36 mg/100 mL) yang terendah. Kata kunci: media sulfat masam, pertumbuhan, aerasi, Channa striata
Application of gamal Gliricidia sepium leaves compost as depuration agent of leads (Pb) in the body organ of red tilapia Oreochromis sp. Robin, ,; Nirmala, Kukuh; Harris, Enang; Affandi, Ridwan; Jusadi, Dedi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3275.112 KB) | DOI: 10.19027/jai.16.1.83-91

Abstract

ABSTRACT  This study was aimed to perform depuration of Pb contained in tilapia body. The experiments were conducted in aquarium using compost of Gliricidia sepium leaf at a concentration of 10g/L, 20 g/L, 30 g/L, 40 g/L, and 0 g/L (control). The result showed that Pb level in fish muscle immersed with compost of Gliricidia leaf at a dose of 30 g/L for five days successfully decreased to a safe limit for human consumption (<0.3 mg/kg). However, decrease of Pb level in fish liver and kidney to finally reach the safe limit required seven days. Decreasing level of lead in the organs of experimental fish along with the increasing level of Pb in compost and maintenance media indicated that Pb accumulated in fish were released into the maintenance media by compost through chelation process. To conclude, compost of G. sepium leaves can be used as the material for depuration of Pb in the body of tilapia Keywords: humic acid, fulvic acid, depuration, Gliricidia leaves, lead, red tilapia  ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mendepurasi Pb yang terkandung di tubuh ikan nila. Percobaan dilakukan di dalam akuarium menggunakan kompos daun gamal pada konsentrasi 10 g/L, 20 g/L, 30 g/L, 40 g/L, dan 0 g/L (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pb di daging ikan yang direndam dengan kompos daun gamal pada konsentrasi 30 g/L selama lima hari, kadarnya menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi manusia (<0,3 mg/ kg). Penurunan Pb di hati dan ginjal untuk mencapai kadar aman membutuhkan waktu yang lebih lama, yakni tujuh hari. Seiring dengan menurunnya kadar Pb dalam organ ikan uji, kisaran Pb dalam kompos dan media budidaya meningkat, menunjukkan bahwa Pb dari tubuh ikan dilepaskan ke media budidaya dan terjadi proses khelat oleh kompos. Dengan demikian, kompos daun gamal bisa digunakan sebagai bahan pendepurasi Pb dari tubuh ikan nila. Kata kunci: asam humat, asam fulvik, depurasi, daun gamal, timbal, nila merah
Co-Authors , Suharsono -, Hariningsih . Sulistiono . Syafiuddin Abdul Rahman Singkam Ade Yulita Hesti Lukas Adinda Kurnia Putri Agoes Mardiono Jacoeb Agus Alim Hakim Agus Oman Sudrajat Agus Salim Ahmad Fachrudin Ahmad Fahrul Syarif Akhmad Firmansyah Alam Putra Persada Ali Mashar Alimuddin Am Azbas Taurusman Andi Chadijah Andi Gunawan Antonius Suwanto Apriana Vinasyiam Arlita, Kriswidya Arul Tabah Prastomo Asbar Laga, Asbar Azam B. Zaidy Bahiyah Bahiyah Bambang Kiranadi Bambang Priyo Utomo Benny Heltonika Cathrine Ferlianova Leuwol Cecep Kusmana Chair Rani Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Daniel Djokosetiyanto Daniel R Monintja Daniel R Monintja DEDI JUSADI Dedi Soedarma Dedi Soedharma DEDI SOEDHARMA Dedy Soedharma Delismawati Lubis Dendi Hidayatullah, Dendi Desrita Desrita Didik Wahju Hendro Tjahjo Dietriech Geoffrey Bengen Dimas Angga Hedianto Dinar Tri Soelistyowati Djadja S . Sjafei Djadja S. Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dudi Muhammad Wildan Dudi Muhammad Wildan Eddy Supriyono Efriyeldi, Efriyeldi Eko Harianto, Eko Elen Selviana Ena Sutisna Enang Harris Enang Harris Enang Harris Surawidjaja Enang Harris Surawidjaja, Enang Harris Endah Purnamawati Epa Paujiah, Epa Etty Riani F. Damianus Hukom Farida Nur Rachmawati Fauzan, Tezza Ferdinand Hukama Taqwa Firat Meiyasa Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gatot Yulianto Gema Wahyu Dewantoro Gema Wahyu Dewantoro, Gema Wahyu Hadra Fi Ahlina Harahap, Antoni Hardono Manan Harpasis S. Sanusi Harpasis S. Sanusi Haryono . Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Hayono, Hayono Hayono, Hayono Henni Syawal Heru Setijanto Husain Latuconsina Iis Diatin Ilham Zulfahmi Iman Rusmana Iman Supriatna iman supriatna INDRAYANI INDRAYANI ING MOKOGINTA Ing Mokoginta Irzal Effendi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Iska Angelika Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Istiyanto, Joko Jack Mamangke Jannesa Nasmi Jimmi . Jusmaldi Jusmaldi Kadarwan Soewardi Kardiyo Praptokardiyo Kasful Anwar Kawirian, Rizky Regina Koeswinarning Sigit Kukuh Nirmala Kuntari, Wahyu Budi Kurnia Faturrohman Kurniawati H Ekosafitri La Eddy Larasati, Aulia Nur Latifa Fekri Lella Herdiana Lenny S Syafei M F Rahardjo M F Rahardjo M Mukhlis Kamal M. Apuk Ismane M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo, M. F. M. Fadjar Rahardjo M. Mukhlis Kamal M. Zairin Junior Mafatih Devi Safrina, Mafatih Devi Mala Nurilmala Mardani, Danis Aditya Marlindoaman Saragih Mennofatria Boer Menofatria Boer MF Rahardjo Mia Setiawati Mohammad Kamal Mohammad Mukhlis Kamal Mozes R. Toelihere MOZES R. TOELIHERE MOZES TOELIHERE Muchammad Sri Saeni Mufti Abdul Murhum MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Jamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal, Muhammad Mukhlis MUHAMMAD ZAIRIN Jr. Mukhlis Kamal Mulyadi . Mulyadi . Mulyadi Mulyadi Mulyadi Mulyadi Munawar Khalil Murniarti Brojo Nadeak, Horas Nanik Mustikaning Tyas Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI Nidya Kartini Nidya KARTINI Norce Mote Norman Razieb Azwar Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurfitri Triramdani Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurlisa Alias Butet Odang Carman Odilia Rovara Priyo Handoyo Wicaksono Purnama Sukardi Purnama Sukardi Purnamawati, , R. Widjajakusuma Radhita Millaty Rahadjo, M F Rahadjo, M F Rahardjo, MF. Rahardjo, MF. Rahardjo, Muhammad Fajar Rahmadi Azis, Rahmadi Retno Cahya Mukti Rika Fauziah Riri Ezraneti Riri Ezraneti Rita Rachmawati Rizsa Mustika Pertiwi Robin, , Ronny I. Wahju Roza Elvyra Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Saddon Silalahi SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Seiichi Watanabe Setyo Wahyudi Siska Tridesianti Siti Nurul Aida Siti Sofiah Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sukenda Sukenda Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Surachman Suwardi Suradi Suradi Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Sukimin Sutrisno Sukimin Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Tatag Budiardi TATI NURHAYATI Thomas Nugroho Tjahjo Winanto Tjahjo Winanto, Tjahjo Tri Daryanto Tri Prartono Tri Wahyuni Tridesianti, Siska Triheru Prihadi, Triheru Triyanto Triyanto Triyanto Tussadiyah, Fadzillah Untung Susilo Untung Susilo Usman Muhammad Tang Vera Dewiana Bakhris Wahyuni, Sri Wasmen Manalu Widiana, Widiana Wildan Nurusallam Wildan Nurussalam Wildan, Dudi Muhammad Y. Hadiroseyani Yanti Sinaga Yonvitner - Yulfiperius, Yulfiperius Yuli Siti Fatma Yuli Wahyu Tri Mulyani Yulia Sistina Yulintine Yulintine Yulvian Sani Yuni Puji Hastuti Yunizar Ernawati Yusfiati Yusfiati Yusminah Hala Yusnarti Yus Zulfa Yandes