p-Index From 2020 - 2025
3.673
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maspari Journal Biospecies Jurnal Veteriner Bumi Lestari ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Natur Indonesia Berkala Perikanan Terubuk BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Maspari Journal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Aceh Journal of Animal Science Jurnal Edukasi dan Sains Biologi JURNAL BIOLOGI INDONESIA ZOO INDONESIA Jurnal Biodjati Omni-Akuatika Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Molekul: Jurnal Ilmiah Kimia Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) Zoo Indonesia Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Abdi Masya JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Berkala Penelitian Hayati Manfish Journal Journal of Marine Studies MetaBio : Jurnal Pendidikan
Claim Missing Document
Check
Articles

Transportation of juvenile striped snakehead (Bloch 1793) with different densities in 3 ppt salinity media Jannesa Nasmi; Kukuh Nirmala; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 1 (2017): February 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i1.307

Abstract

The present study aimed to ensure the effect 3 ppt of salt addition into the transportation media water to the water quality, suvival rate, daily growth rate, and stress level after transportation. This study was consisted of two phase, the first phase was fish transportation for 24 hours and the second phase was 21 days rearing after-transportation. Snake-head larvae’s transported with five treatments i.e a transportation media with no salt addition and stocked with 30 larvae L-1 as the control, and four transportation media with 3 ppt salt addition at different densities (30, 45, 60, and 75 larvae L-1). During the transportation, the water quality and survival rate were determined. The first phase experiment showed that salt addition in transportation media maintained the water quality and higher survival rate than control. After 24 hours, 30 larvae of each treatment were stocked into tank with 0 ppt salinity media. The results showed no significant differences in the survival rate and growth rate at the different densities without salt addition. The pH and blood glucose levels were slowly back to normal in day 21. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian garam 3 ppt dalam media pengangkutan terhadap perubahan kualitas air dan laju sintasan selama pengangkutan, laju pertumbuhan harian, glukosa darah, dan pH darah pascapengangkutan. Penelitian ini terdiri atas dua tahap kegiatan, yaitu tahap satu adalah pengangkutan selama 24 jam dan tahap dua adalah pemeliharaan pascapengangkutan selama 21 hari. Pada tahap satu kantong plastik diisi air 1 L dan dilakukan pengepakan sesuai dengan perlakuan, yaitu perlakuan kontrol tanpa garam (kepadatan 30 ekor L-1) dan perla-kuan penambahan garam 3 ppt (kepadatan 30, 45, 60, dan 75 ekor L"1). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan penambahan garam dalam media pengangkutan dapat mempertahankan kondisi kualitas air dan menghasilkan laju sintasan yang le-bih tinggi dibandingkan pada perlakuan tanpa garam. Tahap dua adalah pemeliharaan pascapengangkutan selama 21 hari. Setelah masa pengangkutan juvenil dari setiap perlakuan dan ulangan dipelihara 30 ekor per akuarium pada media bersalinitas 0 ppt. Hasil penelitian menunjukkan laju sintasan dan laju pertumbuhan pascapengangkutan tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Glukosa darah dan pH darah perlahan kembali normal hingga pemeliharaan hari ke-21.
Acute toxicity test of carbamate insecticide on common carp, Cyprinus carpio Linnaeus, 1758 Cathrine Ferlianova Leuwol; Djamar Tumpal Floranthus Lumban Batu; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 18 No 3 (2018): October 2018
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v18i3.340

Abstract

Carbamate is a highly toxic pollutant for animal, even though this insecticide is biodegradable in nature and in the food chain. The purpose of this research was to find the LC50-96 of carbamate insecticide (Marshall 200 EC) on test organism. The test organism used common carps (Cyprinus carpio L.) with 6-8 cm of length and 5,5-9 g of weight. This study used an experimental method by divided into two steps i.e. preliminary test and acute toxicity (LC50-96) tests. Preliminary test was done without repetition and twice repetition for acute toxicity. Acute toxicity test data were analyzed by probit analysis. The result showed that LC50-96of carbamate insecticide (Marshal 200 EC) on Cyprinus carpio L. was 1,68 mgL-1. Abstrak Pestisida golongan karbamat merupakan sumber pencemar yang sangat toksik bagi hewan, meskipun insektisida go-longan karbamat ini mudah terurai di alam baik pada media air maupun pada organisme dalam rantai makanan. Tujuan penelitian ini ialah mengukur nilai LC50-96 insektisida karbamat (Marshal 200 EC) terhadap hewan uji. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio L.) dengan panjang 6-8 cm dan bobot 5,5-9 g. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode eksperimental dengan dua tahapan penelitian, yaitu uji pendahuluan dan uji toksisitas akut (LC50-96). Uji pendahuluan dilakukan tanpa ulangan dan uji toksisitas akut dilakukan ulangan sebanyak dua kali. Data uji toksisitas akut dianalisis dengan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50-96 insektisida karbamat (Marshal 200 EC) terhadap ikan mas adalah 1,68 mgL-1.
Gonad maturity and spawning type of silurid catfishes, Ompok miostoma (Vaillant, 1902) from Mahakam watershed, East Kalimantan Jusmaldi Jusmaldi; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi; M F Rahardjo; Rudhy Gustiano
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 2 (2017): June 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i2.359

Abstract

Silurid catfishes O. miostoma (Vaillant, 1902) is an endemic species in Mahakam Watershed East Kalimantan. Biology reproduction aspect of this species is not yet known. The purpose of this study was to determine the stages of gonad maturation characteristics, egg size, and spawning type. Fish sampling conducted monthly from November 2013 to Oc-tober 2014, using many gears at four locations in Mahakam Watershed, i.e: Semayang Lake, Belayan River, Siran River and Tering River. To determine the stages of gonad maturation in silurid catfishes were carried out by morphologic and histologic examination methods. Spawning fish type was determined based on the distribution of eggs diameter. The results of this research showed that there are five gonad maturation stages of males and females of silurid catfishes. Dis-tribution of eggs diameter in gonad maturity stages ranges from 0.54 – 1.30 mm with simultaneous spawning type. Abstrak Ikan lais O. miostoma (Vaillant 1902) adalah spesies ikan endemik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam Kaliman-tan Timur. Aspek biologi reproduksi ikan ini belum pernah diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karak-teristik tahap kematangan gonad, ukuran telur, dan tipe pemijahan. Pengambilan contoh ikan dilakukan setiap bulan, dari bulan November 2013 sampai Oktober 2014 menggunakan berbagai jenis alat tangkap pada empat lokasi penelitian di DAS Mahakam yang meliputi: Danau Semayang, Sungai Belayan, Sungai Siran, dan Sungai Tering. Penentuan ting-kat kematangan gonad ikan lais dilakukan dengan metode pemeriksaan morfologis dan histologis. Tipe pemijahan ikan lais ditentukan berdasarkan sebaran diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan ada lima tahap kematangan gonad jantan dan betina ikan lais. Sebaran diameter telur pada tahap matang gonad berkisar dari 0,54 - 1,30 mm dengan tipe pemijahan serempak.
Reproductive biology of silurid catfishes Ompok miostoma (Vaillant 1902) in Mahakam River East Kalimantan Jusmaldi Jusmaldi; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi; MF Rahardjo; Rudhy Gustiano
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i1.387

Abstract

Reproductive biology of silurid catfish O.miostoma(Vaillant 1902)as one of endemic species in Mahakam River East Kalimantan is not yet known. This study aimed to analysisreproductive aspect related to changing seasons, including sex-ratio, spawning season, spawning location, length at first gonad maturity, gonado-somatic index, and fecundity. Total fish samples (n=1214)were collected monthly from November 2013 to October 2014 at four locations in the Mahakam River, using many fishing gears.The results of this research showthe total length of fish ranged from 132.19 to 227.30 mm and weight ranged from 20.00 to 70.40 g. The overall sex ratio of male and female was1: 1.56, while at gonad maturity stages were1:1.77. The spawning season range from November to January and peak spawning occurs in December. The highest spawning location was found at swamp flood Semayang Lake. The length at first gonad maturity of male ranged of 191.05-202.60 mm, while it was in 179.56-198.50 female. Maximum average gonado-somatic index (GSI) values obtained for male and female were 0.32 and 2.07 respectively during spawning period in November and declined to minimum in February. The total fecundity and eggs diameter rangedfrom 2648 to 12495 eggsind-1and 0.61 to 1.30 mm respectively. There was a positive correlation between fecundity andtotal length and weightof fishes. Abstrak Biologi reproduksi ikan lais O. miostoma (Vaillant 1902)sebagai salah satu spesies endemik di Sungai Mahakam Kalimantan Timur belum pernah diketahui. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisaspek reproduksi ikan laisberkaitan dengan perubahan musimyang mencakupnisbah kelamin, musim pemijahan, lokasi pemijahan, ukuran kali pertama matang gonad, indeks kematangan gonad dan fekunditas.Total ikan contoh 1214 ekor telah dikumpulkan setiap bulan mulai dari bulan November 2013 sampai Oktober 2014di empat lokasi perairan Sungai Mahakam, menggunakan berbagai alat tangkap. Hasil penelitian menunjukkanukuran panjang total ikan berkisar dari 132,19-227,30 mm dan bobot berkisar dari 20,00-70,40 gram.Nisbah kelamin seluruh ikan jantan dan betina yang diamati 1 : 1,56, sedangkanpada tahap kematangan gonad 1:1,77. Musim pemijahan terjadi mulai dari bulan November sampai Januari dan puncak pemijahan pada bulan Desember. Lokasi pemijahan tertinggi ditemukan di rawa banjiran Danau Semayang. Ukuran ikan pertamamatang gonad pada jantan berkisar dari 191,05-202,60 mm dan betina berkisar dari 179,56-198,50 mm. Rata-rata indeks kematangan gonad (IKG) tertinggi ditemukan pada jantan dan betina berturut turut 0,32 dan 2,07 selama musim pemijahanpada bulan November dan menurun hingga terendah pada bulan Februari. Fekunditas total berkisar dari 2.648-12.495 butir telur per individu.Ada korelasi positif antara fekunditas dengan panjang total dan bobot ikan.
Growth of stunted elver of the Indonesian shortfin eel Anguilla bicolor McClelland, 1844 rearing in semi-natural media Latifa Fekri; Ridwan Affandi; M. F. Rahardjo; Tatag Budiardi; Charles P. H. Simanjuntak
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 2 (2019): June 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i2.481

Abstract

This study aimed to evaluate the growth of stunted elver Anguilla bicolor from three different periods of stunting process. Prior to experiment, the stunting process of elver was carried out by limiting the feeding rate at 2% of the fish biomass and temperature media with 24 oC for 2, 4, and 6 months period. The study used a completely randomized design with three different sources of stunted elvers (i.e., A = 2 months; B = 4 months; C = 6 months) as treatments with three replications. Measurement of RNA:DNA ratio, protein content, profile blood description and elver otolith growth was carried out at the beginning and end of rearing process. Post-stunting elvers were reared on artificial media designed according to elver habitat and controlled. Elver was stocked with 15 individuals in the artificial semi-natural media with a temperature of 28 oC and fed with 1 kg media-1 day-1 tubifex worm for three months. The results showed that the compensatory growth of stunted elvers increased two to three times with 100% of survival rate after three months of rearing process. Stunting has a significant effect on treatment B, indicated by the value of weight specific growth rates, RNA : DNA ratio, protein content, blood glucose levels and otolith growth of elvers. This study revealed that the growth performance of stunted elver reared in semi-natural media for four months is better than other treatments. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan elver Anguilla bicolor pascapembantutan dari tiga periode pembantutan yang berbeda. Proses pembantutan yang dilakukan sebelumnya dengan membatasi jumlah pemberian pakan sebanyak 2% dari biomassa dan pengaturan suhu media pemeliharaan 24 oC selama 2, 4, dan 6 bulan. Peneli-tian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan masa pembantutan yang berbeda (yaitu A = 2 bulan; B = 4 bulan; C = 6 bulan) dan masing-masing tiga ulangan. Pengukuran nisbah RNA:DNA, kandungan protein, gambaran profil darah dan pertumbuhan otolit elver dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Elver pascapembantutan dipelihara pada media buatan yang dirancang sesuai dengan habitat alami elver dan terkontrol. Elver ditebar 15 ekor per sekat pada media buatan semi alami dengan suhu 28 oC dan diberi pakan sebanyak 1 kg cacing sutera per media per hari selama tiga bulan pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kompensasi elver pascapembantutan meningkat dua hingga tiga kali dengan sintasan 100% setelah pemeliharaan tiga bulan. Pembantutan memberikan pengaruh yang signifikan pada perlakuan B, ditunjukkan oleh nilai laju pertumbuh-an spesifik bobot, nisbah RNA:DNA, kandungan protein, kadar glukosa darah dan pertumbuhan otolit. Penelitian ini menunjukkan bahwa keragaan pertumbuhan elver pascapembantutan empat bulan yang dipelihara di media semi alami lebih baik daripada perlakuan lainnya.
Spatio-temporal variations of fish assemblages in seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu Adinda Kurnia Putri; Ridwan Affandi; Charles P.H. Simanjuntak; M. Fadjar Rahardjo
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.486

Abstract

Seagrass are globally known as an essential habitat for marine fishes. The study of fish assemblages in seagrass ecosystem is needed as the first base to select the most suitable coastal fisheries management. The study aims to reveal the composition of fish assemblages both seasonally and spatially in Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu. Sampling was performed six times in NW monsoon (March), first transitional monsoon (April-May) and SE monsoon (Juni, August, September) 2018. Fish were sampled at four sites at seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, namely eastern, southern, western, and northern by using beach seine net. The differences of juvenile fish assemblages were analyzed using One-Way ANOSIM. A total of 6,326 fish were collected belonging to 78 species, 31 families and 10 orders in which Labridae was the most diverse family. The result indicates strong spatial and temporal variation in fish composition. Fish compositions were dominated by juvenile both spatially and temporally. The most common species that inhabits seagrass beds of the Karang Congkak Island as temporary resident such as Gerres oyena and Siganus canaliculatus, and regular visitor namely Halichoeres argus. Cannonical correspondence analysis indicated strong correlation between several fish species and environmental variables. Abstrak Penelitian kumpulan ikan dilakukan untuk mengungkap komposisi ikan secara spasial dan temporal di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak. Frekuensi pengambilan sampel ikan dilakukan selama enam kali yaitu pada musim barat (Maret), peralihan (April-Mei) dan timur (Juli, Agustus, September) 2018 pada empat lokasi lamun yakni zona timur, selatan, barat, dan utara Pulau Karang Congkak dengan menggunakan pukat tarik pantai. Perbedaan komposisi spasial dan temporal kumpulan ikan dianalisis menggunakan analisis similaritas satu arah (One-Way ANOSIM). Kumpulan ikan yang terkoleksi terdiri atas 78 spesies dari 31 famili dan 10 ordo. Famili ikan yang dominan adalah Labridae. Hasil analisis similaritas mengindikasikan adanya perbedaan komposisi spesies ikan secara spasial dan temporal. Kumpulan ikan di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak didominansi oleh yuwana baik secara spasial maupun temporal. Ikan yang paling banyak ditemukan menghuni ekosistem lamun Pulau Karang Congkak berasal dari kelompok penghuni sementara seperti Gerres oyena dan Siganus canaliculatus, serta ikan pengunjung tetap, yakni Halichoeres argus. Hasil analisis korelasi kumpulan ikan dan lingkungan menunjukkan adanya korelasi erat antara beberapa spesies ikan dengan variabel lingkungan.
Production performance and physiology response of Anguilla bicolor bicolor rearing with a wet, damp and dry system Eko Harianto; Eddy Supriyono; Tatag Budiardi; Ridwan Affandi; Yani Hadiroseyani
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.519

Abstract

Aquaculture is is often constrained by the availability of water, both in quality and quantity. The aim of this study was to determine the optimum maintenance system of elver (Anguilla bicolor bicolor) on a wet, moist and dry system through production performance studies and physiological responses. The research was conducted from August to September 2018 at the Production Technic and Management of Aquaculture Laboratory, Department of Aquaculture, IPB University. A completely randomized design with 5 treatments and 3 replications was used in this study, namely treatment with high water wet system 0% of body height (A), high water wet system 50% of body height (B), high water wet system 100% of body height (C), moist system (D), and dry system (E). The body weight of elver was 18.80 ± 0.62 g which derived from fish cultivator in Bogor, West Java. Fish was fed 3 times per day at satiation with commercial feed which a protein content of 50%. Results showed that treatment C was the best result with survival rate of 100%, the specific growth rate of 0.45% day -1, the absolute growth rate of 0.07 g day 1 and feed conversion ratio of 6.57. The analysis of variance showed that the treatments showed the significant effect (P <0.05). The blood glucose value closest to the eel condition before treatment was found in the treatment C. Abstrak Budi daya ikan sering terkendala terhadap ketersediaan air, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) merupakan spesies ikan yang dalam sistem pemeliharaannya membutuhkan volume air yang banyak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan sistem pemeliharaan terbaik elver ikan sidat (A. bicolor bicolor) pada sistem basah, lembap, dan kering melalui kajian kinerja produksi dan respons fisiologis. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai September 2018 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan sistem basah tinggi air 0% dari tinggi badan (A), sistem basah tinggi air 50% dari tinggi badan (B), sistem basah tinggi air 100% dari tinggi badan (C), sistem lembap (D), dan sistem kering (E). Ikan yang digunakan adalah elver ikan sidat berukuran 18,80±0,62g yang berasal dari pembudidaya di Bogor Jawa Barat. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kadar protein 50% yang diberikan secara at satiation 3 kali per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C memberikan hasil terbaik dengan nilai sintasan 100%, laju per-tumbuhan spesifik 0,45 % hari-1, laju pertumbuhan mutlak 0,07 g hari-1 dan rasio konversi pakan sebesar 6,57. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05). Nilai glukosa darah pada perlakuan C merupakan nilai yang paling mendekati dengan kondisi ikan sidat sebelum perlakuan.
Genetic characteristic of giant featherback, Chitala lopis (Bleeker, 1851) from Lampung and Kalimantan using COI Gene Alam Putra Persada; Dedy Duryadi Solihin; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 21 No 1 (2021): February 2021
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v21i1.551

Abstract

DNA barcoding based on partial Cytochrome Oxidase subunit I (COI) gene in the mitochondrial has widely used in species identification and biodiversity studies. COI gene application is expected to obtain genetic characteristic, genetic variations and phylogeny of giant featherback. The aim of this research was to analyze genetic diversity of giant featherback Chitala lopis in Lampung and Kalimantan. To analyse genetic distance, Kimura two parameter (K2P) model was performed where to determine nucleotide variation & polymorphism and also reconstructed of phylogenetic tree was used MEGA 7.0 software. Total nine individuals were obtained from three populations, i.e. Lampung, West Kalimantan and South Kalimantan. The results showed that giant featherback has 689 bp conserve, 18 bp variation, 13 bp parsimony-informative, and 2 bp singleton sites from 707 bp COI partial gene. The average within-species, in-group, and out-group based on K2P distances were 1.24%, 1.43% & 1.58% (AP008922.1; KM213054.1), and 13.00% respectively. The Single Nucleotide Polymorphism (SNP) was obtaining from 13 SNP sites. West Kalimantan samples have two SNP (471 and 528 site). The South Kalimantan samples showed more specific nucleotides with nine SNP (120, 129, 144, 201, 306, 324, 474, 615 and 644). Based on genetic distance, the biggest difference was in the South Kalimantan sample (1.58%) compared with Lampung and West Kalimantan. The results of the K2P neighbour-joining phylogenetic tree reconstruction show that the South Kalimantan samples are in a different group. The West Kalimantan sample shows that it is closely related to the Lampung. Abstrak Barkoding DNA berdasarkan gen parsial Cytochrome Oxidase subunit I (COI) mitokondria telah banyak digunakan pada identifikasi spesies dan studi biodiversitas. Penggunaan gen COI mampu memperoleh karakteristik genetik, variasi genetik, dan filogeni. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keragaman genetik spesies ikan belida Chitala lopis asal Lampung dan Kalimantan. Analisis yang digunakan yaitu menghitung jarak genetik dengan model Kimura two parameter (K2P), melihat variasi nukleotida, polimorfisme dan merekonstruksi pohon filogenetik menggunakan software MEGA 7.0. Sebanyak sembilan individu ikan belida dikoleksi dari tiga populasi yaitu: Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Hasil analisis urutan nukleotida yang didapat menunjukkan 689 pb situs konservatif, 18 pb situs variasi, 13 pb situs parsimoni, dan 2 pb situs singleton dari 707 pb gen parsial COI. Jarak rata-rata intraspesies, ingroup, outgroup berdasarkan K2P adalah 1,24%, 1,43% & 1,58% (Kode akses Genbank: AP008922.1; KM213054.1), 13,00%. Single Nucleotide Polymorphism (SNP) yang diperoleh sebanyak 13 situs. Sampel Kalimantan Barat memiliki dua SNP pada situs (471 dan 528). Kalimantan Selatan memiliki sembilan SNP (situs ke 120, 129, 144, 201, 306, 324, 474, 615 dan 644). Berdasarkan jarak genetik, perbedaan terbesar terletak pada sampel Kalimantan Selatan (1,58%) dibandingkan dengan Lampung dan Kalimantan Barat. Hasil rekonstruksi pohon filogenetik K2P neighbor-joining, menunjukkan bahwa sampel Kalimantan Selatan berada pada grup yang berbeda. Sampel Kalimantan Barat menunjukkan kekerabatan lebih dekat dengan grup Lampung.
PERUBAHAN STRUKTUR HISTOLOGIS INSANG DAN HATI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus 1758) YANG TERPAPAR MERKURI Ilham Zulfahmi; Ridwan Affandi; Djamar T.F. Lumban Batu
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 4 No 1 (2015): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan struktur histologis organ insang, hati dan ginjal ikan nila akibat dari paparan merkuri. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2013. Ikan nila berukuran panjang 11-13 cm dengan bobot rata-rata 20 gram dipaparkan pada konsentrasi sub kronik merkuri klorida (0,164 mgL-1) selama 56 hari. Pembuatan preparat histologis hati dan dilakukan dengan metode histoteknik menggunakan pewarnaan Haemotoxylin dan Eosin. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif pada hati dan ginjal ikan nila akibat dari paparan merkuri. Paparan merkuri pada organ insang menyebabkan terjadinya perubahan struktur histologis berupa perbesaran sel organ (hypertrophy), penambahan jumlah sel (hyperplasia) pembengkokan lamela sekunder (curling of secondary lamella), penghimpitan lamella sekunder (fusion in secondary lamella)  dan kematian sel  (neukrosis). Perubahan histologis pada organ hati berupa perbesaran sel organ (hypertrophy), penambahan jumlah sel (hyperplasia), penciutan inti  sel (shrinkage of hepatocytes), pendarahan (hemorage), dan kematian sel (neukrosis).Kata kunci: merkuri klorida, histologis, hypertrophy, hyperplasia, neukrosis.
PENGARUH SUHU DAN OKSIGEN TERLARUT TERHADAP TINGKAT METABOLISME DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BAUNG Mystus nemurus Cuv & Val Usman Muhammad Tang; Ridwan Affandi; R. Widjajakusuma; Heru Setijanto; M. F. Rahardjo
JURNAL PENELITIAN BIOLOGI BERKALA PENELITIAN HAYATI Vol 6 No 1 (2000): December 2000
Publisher : The East Java Biological Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23869/479

Abstract

The rearing technology of green catfish larvae has not yet established. Hight mortality occurred in the early larval stages. This experiment was conducted to study the effect of temperature and dissolved oxygen on metabolic rate and survival rate of green catfish larvae. 3600 green catfish larvae with initial individual mean weights of 1.24 ±0.19 mg and lengths 5.85 ±0.71 mm (one day after hatching) were reared in the aquarium of 30 cm x 30 cm x 40 cm dimension. Treatments were done at 3 levels of temperature 27oC, 30oC, and 33oC; and 3 levels of dissolved oxygen 6.47 ml/L, 1.05 ml/L, and 0.78 ml/L and 3 replications. The result showed that temperature and dissolved oxygen was significant to the oxygen consumption. Oxygen consumption of 0.67 ±0.25 mg O2/h/g and 0.86 ±0.005 mg O2/h/g was highest in larval reared at 33oC and dissolved oxygen 6.47 ml/L for 3 weeks. The higher water temperature the greater the oxygen consumption. The oxygen consumption decline with decreasing dissolved oxygen in the water, indicating an axyconformer type. The temperature was not significant to the survival rate and growth of the larvae. However the effect of dissolved oxygen was significant to the growth rate (P<0.05). Growth rate of 25.69 ±0.55% was highest in larval reared at 6.47 mg/L for 3 weeks.
Co-Authors , Suharsono -, Hariningsih . Sulistiono . Syafiuddin Abdul Rahman Singkam Abdul Rahman Singkam Ade Yulita Hesti Lukas Adinda Kurnia Putri Agoes Mardiono Jacoeb Agus Alim Hakim Agus Oman Sudrajat Agus Salim Ahmad Fachrudin Ahmad Fahrul Syarif Akhmad Firmansyah Alam Putra Persada Ali Mashar Alimuddin Am Azbas Taurusman Andi Chadijah Andi Gunawan Antonius Suwanto Apriana Vinasyiam Arlita, Kriswidya Asbar Laga, Asbar Azam B. Zaidy Bahiyah Bahiyah Bambang Kiranadi Bambang Priyo Utomo Benny Heltonika Cathrine Ferlianova Leuwol Cecep Kusmana Chair Rani Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Daniel Djokosetiyanto Daniel R Monintja Daniel R Monintja DEDI JUSADI Dedi Soedarma Dedi Soedharma DEDI SOEDHARMA Dedy Soedharma Delismawati Lubis Dendi Hidayatullah, Dendi Desrita Desrita Didik Wahju Hendro Tjahjo Dietriech Geoffrey Bengen Dimas Angga Hedianto Dinar Tri Soelistyowati Djadja S . Sjafei Djadja S. Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djadja Subardja Sjafei Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Eddy Supriyono Efriyeldi, Efriyeldi Eko Harianto, Eko Elen Selviana Ena Sutisna Enang Harris Enang Harris Enang Harris Surawidjaja Enang Harris Surawidjaja, Enang Harris Endah Purnamawati Epa Paujiah, Epa Etty Riani F. Damianus Hukom Farida Nur Rachmawati Fauzan, Tezza Ferdinand Hukama Taqwa Firat Meiyasa Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gatot Yulianto Gema Wahyu Dewantoro Gema Wahyu Dewantoro, Gema Wahyu Hadra Fi Ahlina Haninditya, Beta Harahap, Antoni Hardono Manan Harpasis S. Sanusi Harpasis S. Sanusi Haryono . Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Haryono Hayono, Hayono Hayono, Hayono Henni Syawal Heru Setijanto Husain Latuconsina Iis Diatin Ilham Zulfahmi Iman Rusmana Iman Supriatna iman supriatna INDRAYANI INDRAYANI ING MOKOGINTA Ing Mokoginta Irzal Effendi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Iska Angelika Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Istiyanto, Joko Jack Mamangke Jannesa Nasmi Jimmi . Jusmaldi Jusmaldi Kadarwan Soewardi Kardiyo Praptokardiyo Kasful Anwar Khairunnisa, Nursifa Koeswinarning Sigit Kukuh Nirmala Kuntari, Wahyu Budi Kurnia Faturrohman Kurniawati H Ekosafitri La Eddy Larasati, Aulia Nur Latifa Fekri Lella Herdiana Lenny S Syafei M F Rahardjo M F Rahardjo M Mukhlis Kamal M. Apuk Ismane M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo M. F. Rahardjo, M. F. M. Fadjar Rahardjo M. Mukhlis Kamal, M. Mukhlis M. Zairin Junior Mafatih Devi Safrina, Mafatih Devi Mala Nurilmala Mardani, Danis Aditya Marlindoaman Saragih Mennofatria Boer Menofatria Boer MF Rahardjo Mia Setiawati Mohammad Kamal Mohammad Mukhlis Kamal Mozes R. Toelihere MOZES R. TOELIHERE MOZES TOELIHERE Muchammad Sri Saeni Mufti Abdul Murhum MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Jamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal Muhammad Mukhlis Kamal, Muhammad Mukhlis MUHAMMAD ZAIRIN Jr. Mukhlis Kamal Mulyadi . Mulyadi . Mulyadi Mulyadi Mulyadi Mulyadi Munawar Khalil Murniarti Brojo Nadeak, Horas Nanik Mustikaning Tyas Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI Nidya Kartini Nidya KARTINI Norce Mote Norman Razieb Azwar Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurfitri Triramdani Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurhidayat Nurlisa Alias Butet Odang Carman Odilia Rovara Prastomo, Arul Tabah Priyo Handoyo Wicaksono Purnama Sukardi Purnama Sukardi Purnamawati, , R. Widjajakusuma Radhita Millaty Rahadjo, M F Rahadjo, M F Rahardjo, MF. Rahardjo, MF. Rahardjo, Muhammad Fajar Rahmadi Azis, Rahmadi Retno Cahya Mukti Rika Fauziah Riri Ezraneti Riri Ezraneti Rita Rachmawati Rizky Regina Kawirian Rizsa Mustika Pertiwi Robin, , Ronny I. Wahju Roza Elvyra Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Rudhy Gustiano Saddon Silalahi SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Seiichi Watanabe Setyo Wahyudi Siska Tridesianti Siti Nurul Aida Siti Sofiah Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sukenda Sukenda Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Surachman Suwardi Suradi Suradi Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Sukimin Sutrisno Sukimin Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Tatag Budiardi TATI NURHAYATI Thomas Nugroho Tjahjo Winanto Tjahjo Winanto, Tjahjo Tri Daryanto Tri Prartono Tri Wahyuni Tridesianti, Siska Triheru Prihadi, Triheru Triyanto Triyanto Triyanto Tussadiyah, Fadzillah Untung Susilo Untung Susilo Usman Muhammad Tang Vera Dewiana Bakhris Wahyuni, Sri Wasmen Manalu Widiana, Widiana Wildan Nurusallam Wildan Nurussalam Wildan, Dudi Muhammad Y. Hadiroseyani Yanti Sinaga Yonvitner - Yulfiperius, Yulfiperius Yuli Siti Fatma Yuli Wahyu Tri Mulyani Yulia Sistina Yulintine Yulintine Yulvian Sani Yuni Puji Hastuti Yunizar Ernawati Yusfiati Yusfiati Yusminah Hala Yusnarti Yus Zulfa Yandes