Articles
Seni sebagai Sarana Interaksi Sosial (Art as a Tool of Social Interactions)
-, Wadiyo
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 2 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v7i2.771
Interaksi sosial merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk yang secarakodrati hanya bisa hidup jika berhubungan dengan orang lain. Dalam berkesenian,manusia juga memerlukan orang lain. Seni diciptakan oleh manusia sebagaibentuk ekspresi budaya dan ungkapan sosialnya. Dalam pengertian ini senidiciptakan oleh manusia tidak semata-mata hanya untuk dirinya tapi juga untukorang lain. Berapresiasi terhadap sebuah karya seni juga merupakan wujudinteraksi sosial manusia dengan benda seni ciptaan manusia meskipun interaksisosialnya mungkin masih dalam tataran kontak sosial. Berkait dengan itu untukmencapai tataran interaksi sosial yang sempurna diperlukan dua tahap syaratyang tidak bisa ditawar, yakni tahap kontak sosial dan komunikasi. Jikamengapresiasi sebuah karya seni masih dianggap sebagai kontak sosial, makauntuk ditingkatkan menjadi bentuk interaksi sosial harus lah telah ada komunikasiantara apresiator dengan pencipta seninya. Jika pencipta seni telah sadar bahwakarya seninya diapresiasi oleh orang lain dan/ atau telah terjadi aksi dan reaksiantara pencipta dengan apresiatornya, maka interaksi sosial telah terjadi.Demikian juga antara penampil seni atau penyaji seni dengan penikmat. Jika telahada aksi dan reaksi antara penampil seni dengan penikmat maka interaksi sosialitu telah terjadi. Berinteraksi sosial melalui seni tidak harus melakukan kegiatanseni bersama/ berkesenian bersama. Mengkomunikasikan produk seni antaraindividu satu dengan individu lain, Individu satu dengan sebuah kelompok atausebaliknya, serta kelompok dengan kelompok, juga merupakan bagian dari senisebagai sarana interaksi sosial.Kata kunci: Interaksi Sosial, Kontak Sosial, Komunikasi, Berkesenian, ProdukSeni.
PENDIDIKAN ESTETIKA MELALUI SENI BUDAYA DI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Malarsih, -;
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v9i1.662
This research is aimed to give an image of aesthetic education implementation through art inLanguages and Arts Faculty in Semarang State University. Applied method in this research isqualitative method. Data collection technique are done by observation, inter view, anddocumentation. Analyzing data is done by using interactive analysis. Technique of checkingrelevance data done by using triangulation. The result of this research shows that aestheticeducation implementation through art in Languages and Arts Faculty are done in form of formaland non-formal aesthetics. Formal aesthetic education are done by all of students in languagesand arts faculty through art materials. Non-formal aesthetics education are done by academicconsists of students, lecturers, employees, as well as the head of faculty. Non-formal estheticseducation mainly are done as a coordinating institution of studentsââ¬â¢ activity unit. Aestheticseducation for lecturers, employees, as well as the head of faculty mainly done through artappreciation and creation by watching art exhibition, watching art performances, doing artactivities which held by faculties and majors events.Kata kunci : seni budaya, estetika, pendidikan, apresiasi, kreasi
TEORIÃÂ DANÃÂ MASALAHÃÂ PENJELMANÃÂ SENI DALAMÃÂ PERSPEKTIFÃÂ SOSIOÃÂKULTURAL (TheoryÃÂ andÃÂ ProblemÃÂ ofÃÂ ArtÃÂ ResearchÃÂ inÃÂ SocioÃÂculturalÃÂ Perspective)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.727
Perumusan masalah penelitian selalu menjadi problematik utama dalam penelitianÃÂ seni. ÃÂ Problematik ÃÂ ini ÃÂ biasanya ÃÂ datang ÃÂ dari ÃÂ peneliti ÃÂ sendiri ÃÂ karena ÃÂ merekaÃÂ merumuskan ÃÂ masalah ÃÂ penelitian ÃÂ berangkat ÃÂ dari ÃÂ judul ÃÂ penelitian. ÃÂ Setelah ÃÂ judulÃÂ penelitian ÃÂ ditentukan ÃÂ lalu ÃÂ peneliti ÃÂ mencari ÃÂ latar ÃÂ belakang ÃÂ masalah ÃÂ danÃÂ merumuskan ÃÂ masalah ÃÂ penelitiannya. ÃÂ Cara seperti ÃÂ ini ÃÂ menurut ÃÂ perspektif ÃÂ sosioÃÂkultural, yang dalam hal ini kesenian mestinya juga masuk di dalamnya sangatÃÂ mengacaukan ÃÂ gerak ÃÂ langkah ÃÂ berikutnya. Semestinya judul ÃÂ penelitian ditentukanÃÂ dari masalah penelitian. yang masalah penelitian itu sendiri harus berpijak padaÃÂ teori ÃÂ tertentu ÃÂ yang ÃÂ akan ÃÂ digunakan ÃÂ untuk ÃÂ menjawab ÃÂ dan ÃÂ menjelaskan ÃÂ masalahÃÂ penelitian yang diangkatnya. Dengan demikian begitu masalah penelitian selesaiÃÂ ditentukan ÃÂ akan ÃÂ begitu ÃÂ mudah ÃÂ menentukan ÃÂ judul ÃÂ yang ÃÂ tepat ÃÂ sesuai ÃÂ masalahÃÂ penelitiannya ÃÂ itu ÃÂ dan ÃÂ peneliti ÃÂ tidak ÃÂ perlu ÃÂ bingungÃÂbingung ÃÂ mencari ÃÂ teori ÃÂ yangÃÂ akan digunakan untuk menjawab dan menjelaskan masalah penelitiannya.Kata kunci: teori, masalah, penelitian seni, sosioÃÂkultural, tekstual, kontekstual
Campursari dalam Stratifikasi Sosial di Semarang (Social Statification of Campursari in Semarang)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.797
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan minat terhadap musikcampursari antara masyarakat remaja golongan atas dengan masyarakat remaja golongan bawahdi Semarang. Metode penelitian yang diterapkan adalah kuantitatif. Populasi, seluruh remajaSemarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Ukuran sampel104 orang, terdiri dari remaja golongan atas 52 orang dan remaja golongan bawah 52 orang.Analisis data untuk menguji perbedaan, menggunakan rumus uji beda dua rata-rata (t-tes).Analisis data untuk mengetahui kategori besaran minat, menggunakan analisis deskriptifkategoris. Hasil penelitian menunjukkan, minat terhadap musik campursari antara masyarakatremaja golongan atas dengan masyarakat remaja golongan bawah, ada perbedaan. Kategoribesaran minat diketahui, masyarakat remaja golongan atas masuk dalam kategori cukupsedangkan masyarakat remaja golongan bawah masuk dalam kategori besar. Disarankan,hendaknya campursari sebagai seni budaya lokal mendapat perhatian yang serius dari semuapihak agar keberadaannya tidak lenyap ditelan jaman. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kreatorkreatorbaru utamanya dari kaum remaja sebagai generasi penerusnya.Kata kunci: campursari, stratifikasi sosial, minat, remaja, seni
Musik Dangdut di Kalangan Remaja Kota Semarang (Dangdut Music of Adolescent Society in Semarsmg City)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 5, No 3 (2004)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v5i3.819
Kepopuleran musik dangdut di masyarakat merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dari perspektif sosial budaya. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan mengungkap fungsi musik dangdut bagi para remaja pecintanya di Kota Semarang. Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriprif. Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data yang ditempuh rnengikuti alur analisis Milles dan Huberman. Pola analisisnya menggunakan model interaktif yang cara kerjanya beranjak dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi yang berputar terus menerus sampai menemukan hasil yang diyakini kebenarannya. Berdasar atas analisis data yang telah dilakukan dapat ditunjukkan hasil, fungsi musik dangdut bagi para remaja pecintanya di Kota semarang adalah untuk pemenuhan kebutuhan akan rasa keindahan dalam ranah dan konteks individu sebagai makhuk sosial. Wujud nyata dari itu, mereka bemyanyi sekalipun kadang hanya dalam hati. ÃÂ Kata kunci: Musik dangdut, masyarakat remaja, sosial budaya.
Music As An Integrated Education Tool for Preschool Students
Wadiyo, W
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v15i2.4691
Integrated study is considered to be important for preschool students. This study is aiming at understanding the implementation of learning music in integrated learning context in preschool education level especially kindergarten. Research methodology employed in this research was qualitative method. The subject of this study was the implementation of learning in preschool education level especially kindergartens in Semarang. This study focuses on how music or children song is used as integrated education tool by the teacher. Observation, interview and study of documentation were implemented here as the data collection technique. In addition, source triangulation technique was applied here as the validation technique, while interactive analysis was used as the data analysis technique. Results of the research show that the application of learning music process in preschool level of kindergarten school in Semarang is integrated with the other lessons. The development of its learning materials refers to the curriculum by considering the developments of the children in general. The main technique in the implementation of the learning process is by singing together. Messages of the music or song are used in order to deliver the education message according to the theme of learning.
TEORI DAN MASALAH PENJELMAN SENI DALAM PERSPEKTIF SOSIOÂÂKULTURAL (Theory and Problem of Art Research in SocioÂÂcultural Perspective)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.727
Perumusan masalah penelitian selalu menjadi problematik utama dalam penelitian seni.  Problematik  ini  biasanya  datang  dari  peneliti  sendiri  karena  mereka merumuskan  masalah  penelitian  berangkat  dari  judul  penelitian.  Setelah  judul penelitian  ditentukan  lalu  peneliti  mencari  latar  belakang  masalah  dan merumuskan  masalah  penelitiannya.  Cara seperti  ini  menurut  perspektif  sosioÂÂkultural, yang dalam hal ini kesenian mestinya juga masuk di dalamnya sangat mengacaukan  gerak  langkah  berikutnya. Semestinya judul  penelitian ditentukan dari masalah penelitian. yang masalah penelitian itu sendiri harus berpijak pada teori  tertentu  yang  akan  digunakan  untuk  menjawab  dan  menjelaskan  masalah penelitian yang diangkatnya. Dengan demikian begitu masalah penelitian selesai ditentukan  akan  begitu  mudah  menentukan  judul  yang  tepat  sesuai  masalah penelitiannya  itu  dan  peneliti  tidak  perlu  bingungÂÂbingung  mencari  teori  yang akan digunakan untuk menjawab dan menjelaskan masalah penelitiannya.Kata kunci: teori, masalah, penelitian seni, sosioÂÂkultural, tekstual, kontekstual
Music As An Integrated Education Tool for Preschool Students
Wadiyo, W
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 15, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v15i2.4691
Integrated study is considered to be important for preschool students. This study is aiming at understanding the implementation of learning music in integrated learning context in preschool education level especially kindergarten. Research methodology employed in this research was qualitative method. The subject of this study was the implementation of learning in preschool education level especially kindergartens in Semarang. This study focuses on how music or children song is used as integrated education tool by the teacher. Observation, interview and study of documentation were implemented here as the data collection technique. In addition, source triangulation technique was applied here as the validation technique, while interactive analysis was used as the data analysis technique. Results of the research show that the application of learning music process in preschool level of kindergarten school in Semarang is integrated with the other lessons. The development of its learning materials refers to the curriculum by considering the developments of the children in general. The main technique in the implementation of the learning process is by singing together. Messages of the music or song are used in order to deliver the education message according to the theme of learning.
Campursari dalam Stratifikasi Sosial di Semarang (Social Statification of Campursari in Semarang)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.797
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan minat terhadap musikcampursari antara masyarakat remaja golongan atas dengan masyarakat remaja golongan bawahdi Semarang. Metode penelitian yang diterapkan adalah kuantitatif. Populasi, seluruh remajaSemarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Ukuran sampel104 orang, terdiri dari remaja golongan atas 52 orang dan remaja golongan bawah 52 orang.Analisis data untuk menguji perbedaan, menggunakan rumus uji beda dua rata-rata (t-tes).Analisis data untuk mengetahui kategori besaran minat, menggunakan analisis deskriptifkategoris. Hasil penelitian menunjukkan, minat terhadap musik campursari antara masyarakatremaja golongan atas dengan masyarakat remaja golongan bawah, ada perbedaan. Kategoribesaran minat diketahui, masyarakat remaja golongan atas masuk dalam kategori cukupsedangkan masyarakat remaja golongan bawah masuk dalam kategori besar. Disarankan,hendaknya campursari sebagai seni budaya lokal mendapat perhatian yang serius dari semuapihak agar keberadaannya tidak lenyap ditelan jaman. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kreatorkreatorbaru utamanya dari kaum remaja sebagai generasi penerusnya.Kata kunci: campursari, stratifikasi sosial, minat, remaja, seni
Musik Dangdut di Kalangan Remaja Kota Semarang (Dangdut Music of Adolescent Society in Semarsmg City)
Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 5, No 3 (2004)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/harmonia.v5i3.819
Kepopuleran musik dangdut di masyarakat merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dari perspektif sosial budaya. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan mengungkap fungsi musik dangdut bagi para remaja pecintanya di Kota Semarang. Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriprif. Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data yang ditempuh rnengikuti alur analisis Milles dan Huberman. Pola analisisnya menggunakan model interaktif yang cara kerjanya beranjak dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi yang berputar terus menerus sampai menemukan hasil yang diyakini kebenarannya. Berdasar atas analisis data yang telah dilakukan dapat ditunjukkan hasil, fungsi musik dangdut bagi para remaja pecintanya di Kota semarang adalah untuk pemenuhan kebutuhan akan rasa keindahan dalam ranah dan konteks individu sebagai makhuk sosial. Wujud nyata dari itu, mereka bemyanyi sekalipun kadang hanya dalam hati.  Kata kunci: Musik dangdut, masyarakat remaja, sosial budaya.