Claim Missing Document
Check
Articles

PELATIHAN MANAJEMEN LITERASI DIGITAL DI SEKOLAH IRAWAN, M. ARY; SUHARDI, MUHAMAD; IKAWATI, HASTUTI DIAH; ANWAR, ZUL; JAYADI, AGUS
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v4i2.4184

Abstract

Young children are growing up amid a digital revolution that has changed the way we interact with the world around us. While the benefits are great, the use of technology at an early age also brings risks and challenges. Exposure to inappropriate content, screen addiction and lack of supervision can be serious issues affecting children's development. Early education plays an important role in shaping early childhood digital literacy. Digital literacy is critical knowledge, wise attitudes and creative skills in utilizing digital media. The objectives of the training on implementing a digital literacy management model in schools are: (1) increasing awareness and understanding of the importance of digital literacy among teachers and school management; (2) equipping teachers and school management with practical skills in managing digital literacy in the school environment. The expected impact of this service activity is the application of an effective management model to manage digital literacy in schools. The results of the digital literacy management training activities successfully achieved their objectives by improving participants' understanding and skills. Feedback from participants showed positive results: 95% of participants felt the training was very useful, 85% felt more confident in using technology in learning, and 90% stated that they would apply the skills acquired in the teaching process. With the knowledge gained, teachers, principals and staff are expected to apply digital literacy in the learning process, so that students can also become wise users of technology. ABSTRAKAnak-anak usia dini tumbuh di tengah-tengah revolusi digital yang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Meskipun manfaatnya besar, penggunaan teknologi pada usia dini juga membawa risiko dan tantangan. Paparan terhadap konten yang tidak sesuai, kecanduan layar, dan kurangnya pengawasan dapat menjadi masalah serius yang mempengaruhi perkembangan anak-anak. Pendidikan awal memainkan peran penting dalam membentuk literasi digital anak usia dini. Literasi digital adalah pengetahuan kritis, sikap bijak, dan keterampilan kreatif dalam memanfaatkan media digital. Adapun tujuan pelatihan penerapan model manajemen literasi digital di sekolah adalah: (1) meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya literasi digital di kalangan guru dan manajemen sekolah; (2) membekali guru dan manajemen sekolah dengan keterampilan praktis dalam mengelola literasi digital di lingkungan sekolah. Adapun dampak yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini adalah penerapan model manajemen yang efektif untuk mengelola literasi digital di sekolah. Hasil kegiatan Pelatihan manajemen literasi digital berhasil mencapai tujuannya dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta. Umpan balik dari peserta menunjukkan hasil positif: 95% peserta merasa pelatihan sangat bermanfaat, 85% merasa lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran, dan 90% menyatakan bahwa mereka akan menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam proses pengajaran. Dengan pengetahuan yang diperoleh, guru, kepala sekolah, dan staf diharapkan dapat menerapkan literasi digital dalam proses pembelajaran, sehingga siswa juga dapat menjadi pengguna teknologi yang bijak.
EFFORTS TO IMPROVE LEARNING IN THE DEVELOPMENT OF MOTORIC SKILLS AT AISYIYAH PUCANGAN KINDERGARTEN RAHMANTO, RAHMANTO; AISYAH, PUTRI NUR; MUTAWAKKIL, ANNISA; HIDAYATI, HANIFA NUR; AZ-ZAHRA, BERLIAN; HAKIM, PRATIWI RAHMA; SUHARDI, MUHAMAD
EDUKIDS : Jurnal Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/edukids.v4i1.3783

Abstract

The development of motoric skills in early childhood holds significant importance as it serves as the foundation for various aspects of a child's growth. Strong motoric skills provide essential support for children in performing daily activities such as walking, running, writing, and communicating. These skills are not only crucial but also require continuous development and enhancement. This initiative focuses on improving learning by emphasizing motoric skills development through programs that support these abilities. At Aisyiyah Pucangan Kindergarten, the motoric skills development program is categorized into two types: the gross motoric skills development program and the fine motoric skills development program. ABSTRAK Perkembangan keterampilan motorik pada anak usia dini memiliki arti penting karena menjadi dasar untuk berbagai aspek pertumbuhan anak. Keterampilan motorik yang kuat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, menulis, dan berkomunikasi. Keterampilan ini tidak hanya penting, tetapi juga memerlukan pengembangan dan peningkatan yang berkelanjutan. Inisiatif ini berfokus pada peningkatan pembelajaran dengan menekankan pengembangan keterampilan motorik melalui program-program yang mendukung kemampuan ini. Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Pucangan, program pengembangan keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis: program pengembangan keterampilan motorik kasar dan program pengembangan keterampilan motorik halus.
ANATOMY APPLICATION FOR SPECIAL NEEDS CHILDREN IN THEMATIC LEARNING KARIMAH, VIA HAIYUN; SULEMAN, MUH. ASHARIF; IDAYANTI, ZULFI; SUHARDI, MUHAMAD
EDUKIDS : Jurnal Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/edukids.v4i2.3836

Abstract

Education is something for everyone, including children with special needs as regulated in Law no. 20 of 2003 Article 8 paragraph 1. The challenge of education for children with special needs is the cognitive aspect and adapting learning to suit their abilities and needs. The aim of this research is to find out how the anatomy application is implemented and to analyze how much influence this application has on students with special needs in thematic learning in theme 3 subtheme 1. The research method used is mixed methods quantitative qualitative. The quantitative data collection technique uses one group pretest-posttest and is then tested for validity, realism and hypothesis using Paired Sample Ttest analysis. Meanwhile, qualitative data collection techniques involve in-depth interviews with homeroom teachers. Participants in the quantitative approach were grade 5 children who had special needs such as slow learners, intellectual disabilities, multiple disabilities, and ADHD at SD TS Yogyakarta. The results of this research indicate that anatomy applications can be implemented with teacher supervision. Children can be divided into groups and access the application in turn. Students' cognitive development and interests vary according to their specific types of needs. Based on the results of quantitative analysis, it is known that the P-value is 0.020. This means that there is a significant difference between the groups before and after using anatomy applications in thematic learning. ABSTRAKPendidikan adalah hak bagi setiap individu, termasuk anak berkebutuhan khusus, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 8 Ayat 1. Tantangan dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus terletak pada aspek kognitif serta penyesuaian pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi aplikasi anatomi serta menganalisis pengaruh aplikasi ini terhadap anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran tematik pada tema 3 subtema 1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methods) kuantitatif-kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif menggunakan desain one group pretest-posttest dan kemudian diuji validitas, reliabilitas, serta hipotesis menggunakan analisis Paired Sample T-Test. Sementara itu, teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dengan wali kelas. Partisipan pendekatan kuantitatif adalah siswa kelas 5 yang memiliki kebutuhan khusus, seperti lamban belajar, tunagrahita, disabilitas ganda, dan ADHD di SD TS Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi anatomi dapat diimplementasikan dengan pengawasan guru. Anak-anak dapat dibagi menjadi kelompok dan mengakses aplikasi secara bergiliran. Perkembangan kognitif dan minat siswa bervariasi sesuai dengan jenis kebutuhan khusus mereka. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif, diketahui bahwa nilai P adalah 0,020. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi anatomi dalam pembelajaran tematik.
USE OF ROSELLA FLOWERS AS SYRUP WITH STEVIA LEAF SWEETENER RAFLI, MUHAMMAD; SAPUTRA, ARYA; IFADA, M. ZAKIAN; SAPUTRA, DIMAS RIZQI; MUKAROMAH, LUTFAH; SUHARDI, MUHAMAD
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i3.3678

Abstract

Rosella Syrup with Stevia Leaf Sweetener as a Healthy and Affordable Drink Alternative. Syrup is a popular drink made from a mixture of sugar and water, but consuming excess sugar in conventional syrup can have a bad impact on health. Therefore, this research aims to develop rosella syrup sweetened with stevia leaves as a healthier and more affordable alternative. Rosella flowers were chosen as the main ingredient because of their nutritional content and active substances which are beneficial for health, while stevia leaves are used as a natural, non-calorie sweetener. The research methods used include observation, syrup making, packaging and marketing. The research results show that rosella syrup sweetened with stevia leaves has the potential as an alternative healthy drink with added nutritional value and high health benefits. Marketing strategies through social media and distributors have proven effective in increasing sales of this product. In addition, the break-even analysis shows that this project has good profit potential. In conclusion, rosella syrup sweetened with stevia leaves is an attractive option to meet consumer demand for healthy drinks, and it is recommended that further research be carried out to optimize the formulation and marketing strategy of this product. ABSTRAKSirup Rosella dengan Pemanis Daun Stevia sebagai Alternatif Minuman Sehat dan Harga Terjangkau. Sirup merupakan minuman populer yang terbuat dari campuran gula dan air, namun mengonsumsi gula berlebih dalam sirup konvensional dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sirup rosella yang dimaniskan dengan daun stevia sebagai alternatif yang lebih sehat dan terjangkau. Bunga rosella dipilih sebagai bahan utama karena kandungan nutrisi dan zat aktifnya yang bermanfaat bagi kesehatan, sedangkan daun stevia digunakan sebagai pemanis alami non kalori. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi, pembuatan sirup, pengemasan dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup rosella yang dimaniskan dengan daun stevia berpotensi sebagai alternatif minuman sehat dengan nilai gizi tambahan dan manfaat kesehatan yang tinggi. Strategi pemasaran melalui media sosial dan distributor terbukti efektif meningkatkan penjualan produk ini. Selain itu, analisis titik impas menunjukkan bahwa proyek ini memiliki potensi keuntungan yang baik. Kesimpulannya, sirup rosella yang dimaniskan dengan daun stevia merupakan pilihan yang menarik untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap minuman sehat, dan disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan formulasi dan strategi pemasaran produk ini.
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF DENGAN KOMORBIDITAS DIABETES MELITUS : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA ARIRAHMAYANTI, I GUSTI AYU EKA; ARDANI, I GUSTI AYU INDAH; SUHARDI, MUHAMAD
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i3.3679

Abstract

The prevalence rate is that individuals with schizophrenia and schizoaffective disorder have more than twice the risk of developing type 2 diabetes mellitus (T2DM) compared to the general population. People on the schizophrenia spectrum are genetically predisposed to type II diabetes, accompanied by weight gain as a side effect of treatment, which is a risk factor for developing type 2 diabetes, which will worsen medical outcomes and mortality rates. This literature review involves 21 journal and book literature from the last 10 years regarding schizoaffective with comorbid diabetes mellitus. Different data sources and manual literature search methods were used to find related articles. The increase in comorbid DM in schizoaffective is related to mitochondrial dysfunction, the presence of shared susceptibility genes, and side effects of therapy. Functional proteins translated from shared genetic susceptibility genes are known to regulate neuronal development in the brain and insulin in the pancreas through several key cascades. Quetiapine, Ziprasidone, aripiprazole, and lurasidone have a lower metabolic risk profile. Olanzapine, clozapine and valproate are a high risk group for metabolic disorders. A much lower risk of DM was associated with lithium, lamotrigine, oxcarbazepine and bupropion monotherapy, single class selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) therapy and some drug combinations containing bupropion and SSRIs. Rational use of antipsychotics, metabolic monitoring and pharmacological and lifestyle modifications can also be carried out to reduce the risk of DM. Psychosis is a known risk factor for increasing metabolic syndrome. The existence of shared susceptibility genes between schizophrenia and DM, mitochondrial dysfunction, side effects of antipsychotic medication, antidepressants, mood stabilizers play a role in this. ABSTRAKAngka prevalensi individu penderita skizofrenia dan gangguan skizoafektif mempunyai risiko lebih dari dua kali lipat mengalami diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dibandingkan populasi umum. Orang dengan spektrum skizofrenia secara genetik cenderung mengalami diabetes tipe II disertai peningkatan berat badan sebagai efek samping pengobatan merupakan faktor risiko berkembangnya diabetes tipe 2 yang akan memperburuk luaran medis dan tingkat mortalitas. Tinjauan literatur ini melibatkan 21 literatur jurnal dan buku 10 tahun terakhir mengenai skizoafektif dengan komorbiditas diabetes melitus. Sumber data yang berbeda dan metode pencarian literatur manual digunakan untuk menemukan artikel yang berkaitan. Peningkatan komorbid DM pada skizoafektif berkaitan dengan disfungsi mitokondria, adanya gen kerentanan bersama, serta efek samping terapi. Protein fungsional yang ditranslasi dari gen kerentanan genetik bersama diketahui mengatur perkembangan saraf di otak dan insulin di pankreas melalui beberapa kaskade utama. Quetiapine, Ziprasidone, aripiprazole, dan lurasidone memiliki profil risiko metabolik yang lebih rendah. Olanzapine, clozapine dan valproat merupakan kelompok risiko tinggi terjadinya gangguan metabolisme. Risiko DM jauh lebih rendah dikaitkan dengan monoterapi litium, lamotrigin, oxcarbazepine dan bupropion, terapi kelas tunggal inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan beberapa kombinasi obat yang mengandung bupropion dan SSRI. Penggunaan antipsikotik yang rasional, pemantauan metabolik serta modifikasi farmakologis dan gaya hidup juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko DM. Psikosis merupakan faktor risiko yang diketahui meningkatkan sindrom metabolik. Adanya gen kerentanan bersama antara skizofrenia dan DM, disfungsi mitokondria, efek samping pengobatan antipsikotik, antidepresan, penstabil suasana hati berperan dalam hal tersebut.
MENGGALI KEINDAHAN KEBERAGAMAN: NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PPTQ BAITUL ABIDIN DARUSSALAM KALIBEBER WONOSOBO AMAL, IHSANUL; MA’RIFAH, ROUDHOTUL; MUBIN, NURUL; SUHARDI, MUHAMAD
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v4i2.3692

Abstract

This article examines the implementation of multicultural values at PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an) Baitul Abidin Darussalam, Kalibeber, Wonosobo. Using a qualitative approach, this study aims to explore how the pesantren integrates cultural, religious, and ethnic diversity into the education of its students. The findings indicate that the multicultural values at this PPTQ have successfully created an inclusive and harmonious environment. The students are taught to respect differences and build tolerance, which allows them to live harmoniously in the midst of diversity. The article concludes that the application of multicultural values in pesantren can serve as an effective educational model in shaping tolerant and broad-minded students. It provides recommendations for pesantren managers and educators to continue strengthening multicultural values in the daily activities of students. This reinforcement is crucial for preparing students to face rapid social changes. Therefore, the multicultural values applied at PPTQ Baitul Abidin Darussalam can serve as an example for other educational institutions in building a harmonious and inclusive society. ABSTRAKArtikel ini mengkaji penerapan nilai-nilai multikultural di PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an) Baitul Abidin Darussalam, Kalibeber, Wonosobo. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pesantren ini mengintegrasikan keberagaman budaya, agama, dan etnis dalam pendidikan santri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai multikultural di PPTQ ini berhasil menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis. Para santri diajarkan untuk menghargai perbedaan dan membangun toleransi, yang memungkinkan mereka untuk hidup berdampingan secara harmonis di tengah keberagaman. Artikel ini menyimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai multikultural di lingkungan pesantren dapat menjadi model pendidikan yang efektif dalam membentuk karakter santri yang toleran dan berwawasan luas. Artikel ini memberikan rekomendasi bagi pengelola pesantren dan pendidik untuk terus memperkuat nilai-nilai multikultural dalam kegiatan harian santri. Penguatan ini penting untuk mempersiapkan santri menghadapi perubahan sosial yang cepat. Dengan demikian, nilai-nilai multikultural yang diterapkan di PPTQ Baitul Abidin Darussalam dapat berfungsi sebagai contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
NILAI TINDIH SUKU SASAK SEBAGAI PEDOMAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN EMPATI DAN SIKAP HORMAT SISWA NURAENI, NURAENI; SUHARDI, MUHAMAD
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v4i2.3837

Abstract

Moral values, particularly respect, are fundamental principles that grow and develop from the value of empathy. Empathy, in this context, is a moral value that can positively contribute to an individual's moral development. Empathy and respect are among the foundational moral values that influence other virtues such as responsibility, friendship, peacefulness, honesty, and tolerance, which are integral to humanitarian values. One of the local wisdom values believed to enhance individual understanding and actions is the tindih value of the Sasak tribe. The tindih value refers to a core principle emphasizing commitment and consistency to truth and nobility, which is rooted in faith. The fundamental tindih value is supported by a protective value system that safeguards individuals and society from humanitarian degradation, namely maliq and merang. Maliq signifies the prohibition of engaging in inappropriate and unbeneficial actions. Meanwhile, merang embodies social solidarity, characterized by empathy and concern for others. ABSTRAKNilai moral berupa sikap hormat atau respect merupakan nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dari nilai empati. Nilai empati dalam hal ini merupakan nilai moralitas yang dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan moral individu. Empati dan sikap hormat merupakan salah satu nilai (kualitas dari perbuatan) yang merupakan nilai moral paling dasar bagi nilai-nilai lainnya yang juga dapat berpengaruh terhadap nilai tanggung jawab, persahabatan, cinta damai, rasa hormat, kejujuran dan toleransi nilai-nilai kemanusiaan. Adapun salah satu nilai kearifan lokal yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman dan perbuatan individu adalah nilai tindih suku Sasak. Adapun yang dimaksud nilai tindih adalah nilai dasar yang menekankan pada komitmen dan konsistensi pada kebenaran dan keluhuran yang bersumber dari keimanan. Adapun nilai dasar tindih didindingi oleh sistem nilai penyangga untuk membentengi diri dan masyarakat dari degradasi kemanusiaan yaitu maliq dan merang. Lebih lanjut maliq berarti pantangan melakukan hal yang tidak pantas dan tidak bermanfaat. Sedangkan merang mengandung nilai solidaritas sosial yaitu sikap tenggang rasa, dan perduli terhadap sesama atau mampu berempati.
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI MAWADDAH, ROCHMIYATUL; PUTRA , HELDY RAMADHAN; SUHARDI, MUHAMAD
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v4i3.3838

Abstract

The purpose of this study is to examine the role of school principals in improving technology-based learning. The research method uses qualitative descriptive, with the subject of the principal, data collection is carried out by observation and interviews and documentation. Data analysis using an interactive model from Milles and Hubbermant. The results of the study show that: (1) The leadership of the principal has a very significant influence on the performance of teachers and students, especially in the context of the application of technology in schools. (2) The challenge faced is that the provision of infrastructure and resources is still a major obstacle in the implementation of technology (3) Therefore, although the leadership of school principals is crucial, support from the government and the private sector in the provision of adequate infrastructure is urgently needed. In conclusion, principals must continue to strengthen their role as agents of change by encouraging innovation and technology development in schools, while collaborating with others to overcome existing barriers. ABSTRAKTujuan penelitian ini mengkaji peran kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran berbasis teknologi. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan subyek kepala sekolah, pengumpulan data dilakukan dengan obervasi dan wawancara serta dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan model interaktif dari Milles and Hubbermant. Hasil penelitian menunjuuukan bahwa : (1) Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja guru dan siswa, terutama dalam konteks penerapan teknologi di sekolah. (2) Tantangan yang dihadapi adalah menyediaan infrastruktur dan sumber daya masih menjadi hambatan besar dalam implementasi teknologi (3) Oleh karena itu, meskipun kepemimpinan kepala sekolah sangat krusial, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta dalam penyediaan infrastruktur yang memadai sangat dibutuhkan. Kesimpulannya, kepala sekolah harus terus memperkuat peran mereka sebagai agen perubahan dengan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di sekolah, sambil berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengatasi hambatan yang ada.
PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA DALAM DIGITALISASI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 WERA RISWAN, DEDY; ROHMADI, SAMSUL HUDA; SUHARDI, MUHAMAD
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v4i3.3840

Abstract

This study aims to explore the improvement of student engagement in digitalization of learning at SMA Negeri 1 Wera. In the digital era, the application of information and communication technology is very important to improve student access, interaction, and motivation in the learning process. The method used is qualitative with a case study design, involving 30 students, 5 teachers, and 1 principal. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document analysis. The results of the study indicate that digitalization expands access to learning materials and improves interaction between students and teachers, although challenges such as gaps in access to technology still exist. Parental and community support also greatly influences the success of digitalization. This study recommends a comprehensive strategy to improve student engagement in the digital era. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peningkatan keterlibatan siswa dalam digitalisasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Wera. Dalam era digital, penerapan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting untuk meningkatkan akses, interaksi, dan motivasi siswa dalam proses belajar. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan 30 siswa, 5 guru, dan 1 kepala sekolah. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi memperluas akses materi pembelajaran dan meningkatkan interaksi antara siswa dan guru, meskipun tantangan seperti kesenjangan akses teknologi masih ada. Dukungan orang tua dan komunitas juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan digitalisasi. Penelitian ini merekomendasikan strategi yang komprehensif untuk meningkatkan keterlibatan siswa di era digital.
IMPLEMENTASI MODEL OUTDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN PERILAKU MODERAT MAHASISWA PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA SUPRAPTI, SUPRAPTI; SUHARDI, MUHAMAD
TEACHER : Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/teacher.v4i2.3720

Abstract

The reasons for this research are threefold. First, mastery of pedagogy for MI Teacher Education students is absolutely essential to be mastered correctly. Outdoor Learning is a learning model that can be used to actualize the pedagogical knowledge that has been provided in classroom lectures. Second, moderation is an important focus that needs to be reactivated considering that there are many cases of intolerance in society. Third, apart from lectures being held in the classroom, lectures are being held in the community so that a more moderate attitude can be more easily actualized. The aim of this research is to describe the implementation of the outdoor learning model in improving the moderate behavior of Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) teacher education students at UIN Raden Mas Said Surakarta. This research uses a qualitative descriptive research type. The population of this study was 62 PGMI UIN Raden Mas Said 4th semester students. The results of this research describe that the outdoor learning model can relatively improve the moderate attitude of PGMI UIN RM Said Surakarta students. This means that students' learning activities are not limited by the lecture room so they can meet and communicate with many parties. From these learning activities, the habit of moderate rest has emerged and made students actualize a peaceful understanding of religion without significant conflict with society. Through a learning model like this, it can be developed by integration with various courses so that students are truly strengthened by a moderate attitude and use it as basic capital to build much closer socio-religious relations, both for religious purposes themselves and national goals more broadly. ABSTRAKAlasan penelitian ini ada tiga. Pertama, penguasaan terhadap pedagogik bagi siswa Pendidikan Guru MI adalah mutlak untuk dikuasai dengan benar. Outdoor Learning menjadi model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktualisasi keilmuan pedagogik yang telah diberikan dalam perkuliahan di kelas. Kedua, sikap moderat menjadi fokus penting yang perlu digiatkan kembali mengingat banyak terjadi kasus intoleransi di tengah masyarakat. Ketiga, selain perkuliahan dilakukan di dalam kelas, perkuliahan dilakukan di masyarakat sehingga sikap yang lebih moderat dapat lebih mudah diaktualisasikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran outdoor dalam meningkatkan perilaku moderat siswa pendidika guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) UIN Raden Mas Said Surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa PGMI UIN Raden Mas Said semester 4 yang berjumlah 62 orang. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan model pembelajaran outdoor relatif dapat meningkatkan sikap moderat mahasiswa PGMI UIN RM Said Surakarta. Hal ini menyebabkan aktivitas belajar siswa tidak dibatasi oleh ruangan perkuliahan sehingga dapat bertemu dan berkomunikasi dengan banyak pihak. Dari aktivitas belajar itulah, pembiasaan beristirahat moderat telah muncul dan menjadikan siswa lebih mengaktualisasikan pemahaman beragama yang damai tanpa konflik yang berarti dengan masyarakat. Melalui model pembelajaran seperti ini dapat dikembangkan dengan integrasi dengan berbagai mata kuliah sehingga siswa benar-benar dibentengi sikap moderat dan menjadikannya sebagai modal dasar membangun hubungan sosial keagamaan yang jauh lebih erat, baik untuk tujuan keagamaan itu sendiri, maupun tujuan kebangsaan secara luas.
Co-Authors AGUS JAYADI AHMAD , HARIADI AISYAH, PUTRI NUR Amal, Ihsanul Amalia, Nadia Amna, Amna Amri, Alwin Anggaraini, Aifiona Sukma Angrani, Ji’sui Antari, Diana Nofia APRILIA, PRISKA Aprilian, Indah Dwi Ardani, I Gusti Ayu Indah Arirahmayanti, I Gusti Ayu Eka Aslan Aslan, Aslan Astuti, Wiwin Aulia, Rosa Putri AZ-ZAHRA, BERLIAN CAHYATI, MIA DARMAWAN, ADEK RISKHY Deanti, Ramadani Triana Endriani, Ani Fadillah, M. Fahmi, Agus Fauroni, Raden Lukman Gunawan, I Made Sonny Hairi, Muhtadi HAKIM, PRATIWI RAHMA Hapiz, Qori Ul Haromain Heldy Ramadhan Putra P Hidayat, Alan HIDAYATI, HANIFA NUR Hidayatullah, Elmi Huda, Syafa’at Ariful Idayanti, Zulfi IFADA, M. ZAKIAN Ikawati, Hastuti Diah Indah Nurmala Sari, Indah Nurmala Irawan, M. Ary Juhri, Juhri Karimah, Via Haiyun KARLINA, MAYA Karnati, Neti Kurniati, Baiq KUSUMA, DYLAN PUTRA Maruf Akbar, Maruf Marziana, Lena Mawaddah, Rochmiyatul MA’RIFAH, ROUDHOTUL MELFIANA, GINA EKA Mubin, Nurul Muhammad Solihin, Muhammad MUKAROMAH, LUTFAH Mulyadi, Didi Munadi, M. Musifudin, Musifudin MUTAKAMIL, SYAMIL MUTAWAKKIL, ANNISA Nabil, M. Aufan NADIA, ANIS Nazopah, Nada Nuraeni Nuraeni Nurimani, Nurimani PASLA, FADHILAH AISYAH PUTRA , HELDY RAMADHAN Putra, Purniadi PUTRI, SELVISA Rafli, Muhammad RAHARJO, NADA DIKURNIA Rahmanto, Rahmanto RAHMAT, ZAMRONI Rahmawati, Putri Rizqiyah Rahmawati, Rahmawati RAMADHAN, HABIB CAHYA RISWAN, DEDY ROHMADI, SAMSUL HUDA Rohmawati, Widiasari Rosyadi, Unifah ROSYIDI, MUHAMAD YASIN ARIF Rudi Hariawan Rugaiyah Sakira, Nurul SALSABILA, YUSMINA Sansiska, Yela Amelia SAPUTRA, ARYA SAPUTRA, DIMAS RIZQI SEPTIANI, AMANDA DWI Silvia Ningsih Sri Mulyono Suleman, Muh. Asharif Sulistiawati, Nonik Suprapti Suprapti Supriyanto , Supriyanto Syafaat Ariful Huda Syakhrani, H. Abdul Wahab Syarif Maulidin Ummu Habibah, Ummu Umu Salamah UTAMI, AULIA RIZKI Winnugroho Wiratman, Manfaluthy Hakim, Tiara Aninditha, Aru W. Sudoyo, Joedo Prihartono Wulan, Dita Sri YANTO, SUSILO BASKORO TRI Yuni, Yatha Zaenudin, M. Zohratuddini, Dira Zul Anwar