Artikel ini menelusuri evolusi paradigma ilmu pengetahuan sejak era Yunani klasik hingga masa kontemporer melalui pendekatan historis-filosofis yang menyoroti dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis dalam filsafat ilmu. Tujuan utama kajian ini ialah mengungkap dinamika perubahan cara berpikir manusia dalam memahami realitas serta menelaah proses integrasi antara rasionalitas ilmiah dan spiritualitas keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research) yang berfokus pada analisis konseptual terhadap berbagai sumber klasik dan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara dialektis dan revolusioner, bukan secara linier, sebagaimana dijelaskan dalam paradigma Kuhnian. Dalam konteks keilmuan Islam, ilmu dipandang sebagai kesatuan nilai yang mengharmonisasikan wahyu, akal, dan pengalaman empiris dalam bingkai tauhid. Perspektif ini sekaligus menjadi kritik terhadap kecenderungan positivistik yang cenderung memisahkan ilmu dari nilai-nilai etis dan spiritual. Dari sisi aksiologi, ilmu memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi terhadap terwujudnya kemaslahatan, keadilan, serta keberlanjutan kehidupan manusia. Paradigma integratif-interkonektif yang kini berkembang di lingkungan perguruan tinggi Islam modern menjadi wujud nyata dari filsafat ilmu Islam yang menempatkan keterpaduan antara iman, ilmu, dan amal sebagai fondasi peradaban. Dengan demikian, evolusi paradigma ilmu tidak hanya merepresentasikan perubahan dalam metode dan pendekatan ilmiah, tetapi juga mencerminkan proses reflektif manusia dalam mencari kebenaran yang bersifat rasional, etis, dan transendental.