Kekerasan terhadap anak di pesantren yang mengakibatkan kematian merupakan fenomena yang memprihatinkan dan kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kekerasan, dampak yang ditimbulkan, dan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus serupa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengkaji dinamika sosial, budaya, dan kelembagaan di pesantren serta mengidentifikasi peran lingkungan keluarga, pengawasan lembaga, dan budaya kekerasan dalam memengaruhi perilaku agresif peserta didik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekerasan di pesantren disebabkan oleh gabungan faktor internal dan eksternal, meliputi pengawasan yang buruk, pengaruh pola asuh keluarga, dan adanya hierarki sosial yang memicu terjadinya tindak kekerasan. Dampak dari kekerasan tersebut sangat signifikan, baik bagi korban, pelaku, keluarga, maupun lembaga internal Islam, meliputi trauma psikologis, kerugian sosial, dan rusaknya reputasi lembaga. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengawasan di pesantren, penguatan pendidikan moral berbasis nilai-nilai agama, dan sinergi antara pesantren, keluarga, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif. Melalui langkah-langkah strategis tersebut diharapkan pesantren kembali menjadi wadah yang mendukung pembinaan moral dan spiritual santri secara optimal. Child abuse in Islamic schools that has resulted in death is a disturbing and complex phenomenon. This study aims to analyze the factors of abuse, the impacts caused and the preventive measures that can be implemented to prevent the recurrence of similar cases. Using a qualitative approach, this study explores the social, cultural and institutional dynamics in Islamic schools and identifies the role of the family environment, institutional supervision and the culture of violence in influencing the aggressive behavior of students. The results of the analysis show that abuse in Islamic schools is caused by a combination of internal and external factors, including poor supervision, the influence of family parenting models, and the existence of a social hierarchy that provokes acts of violence. The impact of these abuses is very significant, both for victims, perpetrators, families and Islamic interior institutions, including psychological trauma, social losses and damage to the institution's reputation. This study recommends increasing supervision in Islamic boarding schools, strengthening moral education based on religious values, and synergy between Islamic boarding schools, families, and the government to create a safe and conducive educational environment. Through strategic measures, it is hoped that Islamic boarding schools will once again become places that support the optimal moral and spiritual development of students.