Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Character Education for Elementary School Students: A Process of Internalizing Religious Values through Nadoman in Sumedang Regency Supriyadi, Tedi; Hakam, Kama Abdul; Nurdin, Encep Syarief; Kosasih, Aceng; Rukmana, Anin; Saptani, Entan
Mimbar Sekolah Dasar Vol 10, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53400/mimbar-sd.v10i3.63399

Abstract

This study delves into the nadoman tradition prevalent among the Sundanese people of Sumedang district, focusing on how religiosity is transmitted among elementary school children through nadoman as a medium for character education rooted in local wisdom. Sumedang district was chosen due to its declaration as the center of Sundanese culture under the “Sumedang as the Sundanese Cultural Center” government program. Utilizing an ethnographic design, the study involved 3 teachers and 30 elementary school students in the North Sumedang sub-district, Sumedang Regency-West Java.  The study identified five significant themes: nadoman as an expression of appreciation for government policies, nadoman as an educational tradition for Sundanese Muslim children, nadoman as local wisdom, nadoman as a means for internalizing values, and the embodiment of students’ religious character through the nadoman tradition. Ultimately, the study concludes that the nadoman tradition plays a vital role in fostering and fortifying the religious character of children involved, contributing to the development of a character education program rooted in local wisdom within formal education institutions.
Local wisdom-based PAI learning: exploring integrated models in building student national character Firmansyah, Mokh. Iman; Nurdin, Encep Syarief; Hakam, Kama Abdul; Kosasih, Aceng
TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education Vol 10, No 1 (2023): May 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/t.v10i1.57477

Abstract

This article explores character valuesin the local wisdom of Sundanese culture and the “Bandung Masagi” policy as teaching materials in an integrated model of PAI learning in tertiary institutions to build students’ national character. This study chose a qualitative approach with an exploratory study design. The study’s results found that the values’ meaningin local wisdom is closely related to national character. The four values in Sundanese philosophy (silih asah, silih asih, silih asuh, and silih wawangi) are closely related to interpersonal relations (moral character), while the valuesin “Bandung Masagi” (love religion, protect culture, defend the country, and love the environment) closely related to self-mastery (performance character). The entire value of this local wisdom is an indicator of national character, which is very much needed. Through an integrative model, these local wisdom valuescan become teaching materials in PAI learning in tertiary institutions through the internalization stage, namely the provision of reliable information, so that students are confident in this information and become an attitude and displayed in the form of the character of the national love.Artikel ini mengupas nilai-nilai karakter dalam kearifan lokal budaya Sunda dan kebijakan “Bandung Masagi” sebagai bahan ajar dalam model pembelajaran PAI terpadu di perguruan tinggi untuk membangun karakter bangsa mahasiswa. Penelitian ini memilih pendekatan kualitatif dengan desain penelitian eksploratif. Hasil penelitian menemukan bahwa makna nilai-nilai kearifan lokal erat kaitannya dengan karakter bangsa. Keempat nilai dalam filsafat Sunda (silih asah, silih asih, silih asuh, dan silih wawangi) erat kaitannya dengan hubungan interpersonal (berakhlak mulia), sedangkan nilai-nilai dalam “Bandung Masagi” (cinta agama, menjaga budaya, bela negara, dan cinta lingkungan) erat kaitannya dengan penguasaan diri (kinerja karakter). Keseluruhan nilai kearifan lokal ini merupakan salah satu indikator karakter bangsa yang sangat dibutuhkan. Melalui model integratif, nilai-nilai kearifan lokal tersebut dapat menjadi bahan ajar dalam pembelajaran PAI di perguruan tinggi melalui tahap internalisasi yaitu pemberian informasi yang terpercaya, sehingga mahasiswa yakin akan informasi tersebut dan menjadi sikap serta ditampilkan dalam bentuk karakter tentang cinta nasional.
Cultivating Spiritual Intelligence: A Holistic Approach to Character Education for Prospective Nuns in RSCJ Community Diwu, Yolanda Alina; Nurdin, Encep Syarief; Ganeswara, Ganjar Muhammad
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v10i1.7030

Abstract

Responding to the Church's invitation and the increasingly rapid development of the times, this has greatly influenced the development of today's children, resulting in formation changes in the way of formation in each congregation. The aim of this research is: To know and identify a description of the character education model that brings spiritual values to life in the formation of RSCJ nuns. This research is a qualitative research. This research was conducted at the Congregation of the Sacred Heart of Jesus (RSCJ) in Bandung, West Java and Jakarta. The results of the research carried out are increased self-awareness and spiritual understanding. Intrapersonal intelligence-based character education at RSCJ develops deeper self-awareness in prospective nuns, facilitating a process of introspection that allows them to understand internal emotions, desires, strengths and weaknesses. This increase brings significant spiritual growth, creating a strong foundation for the development of a richer and more meaningful relationship with God. The conclusion of the research carried out is the Development of Spiritual Values with a focus on developing spiritual values such as love, honesty and empathy. This research contribution provides recommendations for prospective nuns to be taught to use introspection and self-awareness as tools to integrate these values into their behavior and decisions, forming a character that is in accordance with spiritual principles.
Telaah Revisi Teori Domain Kognitif Taksonomi Bloom dan Keterkaitannya dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kartini, N. Euis; Nurdin, Encep Syarief; Hakam, Kama Abdul; Syihabuddin, Syihabuddin
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3478

Abstract

Tujuan artikel ini untuk mendeskripsikan alasan revisi teori Taksonomi Bloom domain kognitif dan keterkaitannya dengan pendidikan di Indonesia khususnya pada pemanfaatan teori bagi kurikulum Pendidikan Agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode library reseach, yaitu metode penelitian yang bersumber dari perpustakaan. Hasil analisis mendeskripsikan bahwa keterkaitan dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam di Tingkat Sekolah Menengah Atas bahwa dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam memiliki dasar yang sama yaitu meliputi: Hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam sekitar. Dalam kurikulum Pendidikan Agama, paling tidak terdapat memuat pokok bahasan tentang: Sejarah Kebudayaan Islam, Aqidah Akhlak, Fiqh dan Alquran-Hadis yang memiliki koherensi dengan domain kognitif taksonomi Bloom. Hal ini menunjukan bahwa dalam sudut pandang Islam, teori Taksonomi Bloom dapat dikolaborasian dalam merancang pendidikan di Indonesia secara khusus.
INTERNALISASI NILAI PANCASILA DALAM PRAKTIK DISKRESI BAGI PENGAMBILAN KEBIJAKAN Surahno, Surahno; Ruyadi, Yadi; Nurdin, Encep Syarief
Masalah-Masalah Hukum Vol 53, No 3 (2024): MASALAH-MASALAH HUKUM
Publisher : Faculty of Law, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mmh.53.3.2024.316-325

Abstract

Tulisan ini mengajak pembaca untuk menganalisis keberadaan diskresi dengan tidak terbatas pada hukum positif yang biasa dipergunakan oleh pendekatan hukum administrasi negara, melainkan dari sudut pandang hukum kodrat yang secara filosofis diisi oleh nilai-nilai ideologis seperti Pancasila sebagai sebuah recht ide negara yang bersifat lebih luas serta mendasari substansi aturan yang terkandung dalam hukum positif tersebut. Dengan mempergunakan metode kualitatif melalui studi kepustakaan teoretis-konseptual, tulisan ini mengklaim bahwa untuk mengatasi persoalan diskresi, diperlukan dua langkah terobosan, yakni menempatkan diskresi dalam kerangka hukum kodrat yang berbasis pada Pancasila dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila bukan lagi kepada muatan atau isi diskresi, tetapi kepada pejabat pemerintah sebagai pengguna diskresi itu sendiri. Selain itu, tulisan ini juga menyarankan agar pemerintah lebih memerhatikan Indikator Nilai Pancasila sebagai pedoman dalam pengambilan diskresi.
Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan untuk Menguatkan Kewargaan Digital Sartika, Rika; Maftuh, Bunyamin; Nurdin, Encep Syarief; Budimansyah, Dasim
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 9 No 2 (2024): Volume 9, Nomor 2 - Desember 2024
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v9i2.10672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi model pembelajaran inkuiri dalam menguatkan keterampilan kewargaan digital yang dimiliki mahasiswa. Keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi era digital dimana ruang kehidupan tak terbatas dan pola interaksi yang bervariasi, agar tetap beretika. Melalui model pembelajaran inkuiri dalam Pendidikan Kewarganegaraan, diharapkan mahasiswa bukan hanya memiliki pengetahuan digital; namun juga memiliki tanggungjawab digital.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif; dengan pengumpulan data melalui observasi; wawancara; dan kajian literatur. Lokasi penelitian di dua perguruan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Informan penelitian yang dituju yaitu dosen dan mahasiswa. Analisis data dilakukan melalui reduksi data; pengujian data; dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan model pembelajaran inkuiri yang ideal untuk menguatkan keterampilan kewargaan digital adalah yang dikolaborasikan dengan blended learning;  Kendala yang dihadapi dalam penerapan model yaitu keterampilan dosen dalam menguasai teknologi dan motivasi mahasiswa menggunakan sumber digital yang terpercaya. Mahasiswa memiliki keterampilan kewargaan digital setelah menggunakan model inkuiri. Implikasi penelitian ini yaitu model hipotetik inkuiri yang sesuai dengan era digital saat ini dan dapat diterapkan di perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan.
Needs analysis for developing a laboratory manual of Cryptogamic botany to build scientific character on student biology education Ajizah, Aulia; Nahadi, Nahadi; Pasani, Chairil Faif; Nurdin, Encep Syarief
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Vol 6, No 3 (2024): October 2024
Publisher : Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bino.v6i3.19654

Abstract

The Cryptogamic botany course is supported by practical activities. The laboratory activities involve the observation of the morphology and taxonomy of lower plants. Observational activities focusing on lower plants require precision, creativity, curiosity, and objectivity from each participant. However, the available practical guide does not explicitly address these scientific characteristics. The objective of this research is to gather preliminary information and analyze the need for the development of a Cryptogamic botany practical guide aimed at fostering scientific character among students. This study is descriptive in nature, with data collection conducted through questionnaires and interviews involving 73 students and 4 lecturers responsible for the Lower Plants (Cryptogamic botany) course as respondents. The data were analyzed descriptively based on the percentage of respondent answers for each aspect in question. The results showed that 84.3% of the students strongly agreed, and 15.7% agreed, on the need for a practical guide integrated with scientific character. Furthermore, 58.8% of students preferred that this integration be explicitly presented in the practical guide, while others preferred it to be incorporated in the form of questions. All lecturers agreed on the integration of scientific character in the practical guide, with 25% favoring explicit inclusion, 25% supporting its incorporation through questions, and 50% advocating for it to be framed within a learning model. The development of a Cryptogamic botany practical guide integrating scientific character is deemed essential.Abstrak. Mata kuliah Cryptogamic botany ditunjang oleh kegiatan praktikum. Kegiatan pengamatan dengan objek tumbuhan rendah menuntut ketelitian, kreatifitas, rasa ingin tahu dan objektifitas terhadap data dari setiap praktikan. Panduan praktikum yang tersedia belum memuat secara eksplisit karakter ilmiah yang dimaksud. Tujuan penelitian adalah untuk mengumpulkan informasi awal dan untuk menganalisis kebutuhan untuk pengembangan panduan praktikum Cryptogamic botany dalam rangka membangun karakter ilmiah para praktikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara yang melibatkan 73 mahasiswa dan 4 orang dosen pengampu mata kuliah Tumbuhan Rendah (Cryptogamic botany) sebagai responden. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan penghitungan persentase jawaban responden pada setiap aspek yang dipertanyakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan mahasiswa terhadap panduan praktikum yang terintegrasi karakter ilmiah dengan persentase 84,3% sangat setuju dan 15,7% menyatakan setuju. Sebanyak 58,8% mahasiswa menghendaki pengintegrasiannya dipaparkan secara jelas di dalam panduan praktikum, dan yang lainnya menghendaki dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Seluruh dosen pengampu mata kuliah menyatakan setuju untuk pengintegrasian karakter ilmiah dalam panduan praktikum secara jelas (25%), 25% menghendaki dituangkan dalam bentuk pertanyaan. dan dikemas dalam suatu model pembelajaran (50%). Panduan praktikum Cryptogamic botany yang mengintegrasikan karakter ilmiah menjadi hal yang penting.
Pelayanan Misi Kontekstual Melalui Pendidikan Nilai Karakter Kristiani bagi Anak Jalanan di Kota Bandung Tainiady, Vicky; Agung, Mianto Nugroho; Nurdin, Encep Syarief
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 1 (2024): Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i1.1434

Abstract

Abstract. The 172 street children depicted are in vulnerable, marginal, and exploited conditions in the middle of the urban district of Bandung. To this day, the church as a spiritual institution and a community is still engaged in charitable diocese with a sporadic approach in responding to the street child phenomenon in the city. This research aimed to produce and develop a model of education of Christian character values as a contextual mission service for street children in Bandung City. This research was conducted by the Research and Development (R&D) method with the R2D2 model (Recursive, Reflective, Design, and Development. Through the Contextual Teaching & Learning (CTL) model in the implementation of Christian character education values, street children construct values given and shown in positive and beneficial actions and behaviors for empowerment. The church is expected to be able to build a positive image as a missionary who not only focuses on charitable diocese, but also meets the basic needs of street children through the implementation of a model of education of Christian character values.Abstrak. Sebanyak 172 anak jalanan digambarkan berada pada kondisi rentan, marginal, dan tereksploitasi di tengah perkotaan Bandung. Hingga saat ini gereja sebagai lembaga rohani, sekaligus komunitas, masih berkutat dengan diakonia karitatif dengan pendekatan sporadis dalam merespons fenomena anak jalanan di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan produk berupa model pendidikan nilai karakter Kristiani sebagai pelayanan misi kontekstual bagi anak jalanan di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (R&D) dengan model R2D2 (Recursive, Reflective, Design, and Development). Melalui model Contextual Teaching & Learning (CTL) dalam implementasi pendidikan nilai karakter Kristiani, anak jalanan mengonstruksi nilai yang diberikan dan ditunjukkan dalam tindakan dan tingkah laku positif dan bermanfaat untuk pemberdayaan dirinya. Gereja diharapkan mampu membangun citra positif sebagai pelaku misi yang tidak hanya bertumpu pada diakonia karitatif, akan tetapi memenuhi kebutuhan dasar anak jalanan melalui implementasi model pendidikan nilai karakter Kristiani.
Peningkatan Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila pada Generasi Muda Melalui Proyek Dialektika Pancasila Prihatin, Endang; Nurdin, Encep Syarief; Ruyadi, Yadi; Suhartati, Tri; Thabrani, An Nisaa Atila
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Desember 2024 - Januari 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i1.3287

Abstract

Generasi muda sebagai pilar masa depan suatu bangsa menghadapi berbagai tantangan dan dinamika yang mempengaruhi perkembangan karakter mereka di era global dan digital. Generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pendidikan, lingkungan sosial, teknologi, dan pengaruh orang tua dalam membentuk motivasi dan niat mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran. Penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu atau serangkaian penelitian dikenal dengan metode campuran. Uji coba yang dilakukan di Kota Tangerang menunjukkan bahwa model ini dapat diimplementasikan secara efektif, dengan beberapa perbaikan dan penyesuaian yang terus dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan pembelajaran. Kesimpulannya, model proyek Dialektika Pancasila memiliki potensi yang besar dalam membentuk karakter generasi muda yang dibangun di atas prinsip-prinsip Pancasila.
Strategi Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini di Banjarmasin Faqihatuddiniyah; Nurdin, Encep Syarief; Mariani, Naniek; Kosasih, Aceng
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Desember 2024 - Januari 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i1.3900

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bamainan masyarakat Banjar melakukan penanaman karakter disiplin dengan menamakan pembentukan, hasil dari temuan penelitian tentang proses penanaman karakter disiplin anak usia dini melalui metode pembiasaan adalah: (1) guru membiasakan anak untuk datang tepat waktu; (2) guru membiasakan anak untuk mengembalikan barang ke tempat semula; (3) guru membiasakan anak untuk membereskan mainan setelah bermain di dalam kelas; (4) guru membiasakan anak untuk bersabar dan tertib dalam menunggu giliran mencuci tangan; dan (5) guru membiasakan anak untuk mengantri ketika ingin ke kamar mandi. Pembiasaan yang dilakukan  tidak hanya pembiasaan melalui ucapan atau kata motivasi saja, namun pembiasaan melalui perilaku juga dilakukan di masyarakat Banjar, perilaku yang ditunjukkan oleh anak setelah mendapatkan pembiasaan dari guru yaitu: (1) anak datang tepat waktu, akan tetapi ada beberapa anak yang belum bisa datang tepat waktu, hal ini mengacu pada jumlah anak yang terlambat setiap hari mengalami naik turun; (2) anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya, hal ini ditunjukkan dengan kesadaran anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya tanpa diminta oleh guru, baik itu mainan ataupun alat tulis; (3) tertib dalam menunggu giliran, hal ini di tunjukkan dengan kesadaran anak berbaris di belakang temanya ketika ingin mencuci tangan tanpa didampingi oleh guru. Faktor pendukung pembentukan karakter disiplin di masyarakat Banjar yaitu adanya contoh dari guru, dan konsistensi yang dilakukan guru. Faktor yang menghambat pembentukan karakter disiplin di masyarakat Banjar yaitu ada beberapa orang tua yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya, dan tidak adanya kerja sama antara orang tua dan sekolah, dan kematangan usia anak juga mempengaruhi pembentukan karakter disiplin anak usia dini di masyarakat Banjar.