Claim Missing Document
Check
Articles

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN CLASS GROUP DISCUSSION Juansah, Dase Erwin; Emzir, E
INTERNATIONAL JOURNAL OF LANGUAGE EDUCATION AND CULTURE REVIEW Vol 2, No 1 (2016): June 2016
Publisher : PPs UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study is aimed to understand the implementation of Grice’s cooperative principle in class group discussion at Indonesian Language and Literature Study Program of Faculty of Teachers Training and Education of UNTIRTA Serang. The research was conducted through ethnographic study. Data of the research were collected through observation and transcription of documentation which investigated into the analysis of domain, taxonomy, componential, and cultural themes. The result of study showed that the implementation of Grice’s cooperative principles was found in class group discussion at Indonesian Language and Literature Study Program of Faculty of Teachers Training and Education of UNTIRTA Serang. The maxim that mostly occurred was maxim of quantity, continued by maxim of relevance, maxim of quality, and maxim of manner. The result also showed that the use of cooperative principles in class group discussion could not be separated from the influence of students’ origin culture and mother tongue which reflected into the use of formal language, politeness, tone, sense of respect and focus on the discussion, and the use direct speech.
BENTUK CAMPUR KODE DALAM NOVEL MERINDU BAGINDA NABI KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Mar’atus Sholiha; Suprani Suprani; Dase Erwin Juansah
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia) (In Press)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.689 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v4i2.6313

Abstract

The purpose of this research were to describe kinds of code mixing in Merindu Baginda Nabi novel by Habiburrahman El Shirazy.. Data source of this research is Merindu Baginda Nabi novel by Habiburrahman El Shirazy, first edition on 2018. This research was a descriptive qualitative research. Descriptive data obtained through observed and noted. Research data collected was done by using library study technique, observed technique, and noted technique. Data analyze technique used was contextual analysis technique. Data was analyzed by using theory that stated by Suwito. The result of this research showed that code mixing that occurred in Merindu Baginda Nabi novel by Habiburrahman El Shirazy consisted of; (1) code mixing on word forms; (2) code mixing on phrase forms; (3) code mixing on clause forms; (4) code mixing on baster forms; (5) code mixing on repeated word forms; (6) code mixing on idiom forms. Based on analysis result can be concluded that in Merindu Baginda Nabi novel by Habiburrahman El Shirazy existed code mixing in dialogue (character discourse) and writer’s narrative (description) into words, phrases, clauses, basters, word repeat, and idiom.
PANDANGAN DAN SIKAP PEREMPUAN TERHADAP TOKOH PEREMPUAN Ade Husnul Mawadah; Dase Erwin Juansah; Ade Anggraini Kartika Devi
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v6i1.11145

Abstract

Dari beberapa film adaptasi, film Bumi Manusia menyita batin dan emosi perempuan karena novel tersebut mengangkat perjuangan seorang perempuan bernama Nyai Ontosoroh dalam mempertahankan harga dirinya sebagai perempuan pribumi (Indonesia) yang berada di lingkungan penjajah (Belanda). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memerikan pandangan dan sikap perempuan terhadap tokoh perempuan dalam film Bumi Manusia, sutradara Hanung Bramantyo. Metode yang digunakan ialah metode estetika resepsi dengan pendekatan eksperimental. Adapun data penelitiannya adalah 42 tanggapan penonton perempuan yang telah menonton film adaptasi novel Bumi Manusia Sutradara Hanung Bramantyo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton perempuan memiliki sensitivitas yang cermat dalam merespon tokoh perempuan dalam film Bumi Manusia.  Respons tersebut meliputi 1) tokoh perempuan yang paling berperan dalam menyuarakan persamaan hak, yakni 95,2 responden bersepakat jika Nyai Ontorosoh yang paling berperan dalam bersuara tentang persamaan hak perempuan. 2) Tokoh perempuan yang disukai, yakni 85,7% responden menyukai tokoh Nyai Ontorosoh. 3) Sikap Nyai Ontorosoh sebagai ibu dalam memperjuangkan hak asuh anaknya, yakni 97,6% responden menjawab setuju terhadap sikap tokoh Nyai Ontorosoh dalam memperjuangkan hak asuh anaknya (Annelies).  4) Pandangan atas kawin campur pribumi dan Belanda, yakni  61,9% responden setuju dengan praktik kawin campur antara Belanda dan Pribumi. 5) Sikap yang dipilih dalam memperjuangkan cinta, yakni  71,4% memilih jawaban melawan dengan berbagai cara untuk memperjuangkan cinta Annelies. 6) Keadilan yang diterima Nyai Ontorosoh, yakni sebanyak 88,1% responden beranggapan bahwa tokoh Nyai Ontorosoh tidak mendapatkan keadilan. 7) Pandangan atas praktik pergundikan di era kolonial, yakni  92,9% responden  tidak setuju terhadap praktik pergundikan . 8) Tokoh perempuan yang dipilih, yakni 61,9% memilih menjadi Annelies. 9) Sosok pendukung perjuangan Nyai Ontorosoh, yakni  88,1% responden beranggapan Nyai Ontorosoh dibantu  oleh orang lain dalam memperjuangkan kedudukannya sebagai perempuan pribumi. 10) Akhir perjuangan Nyai Ontorosoh, yakni sebanyak 64,3% menganggap perjuangan Nyai Ontorosoh tidak berhasil. Dari beberapa film adaptasi, film Bumi Manusia menyita batin dan emosi perempuan karena novel tersebut mengangkat perjuangan seorang perempuan bernama Nyai Ontosoroh dalam mempertahankan harga dirinya sebagai perempuan pribumi (Indonesia) yang berada di lingkungan penjajah (Belanda). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memerikan pandangan dan sikap perempuan terhadap tokoh perempuan dalam film Bumi Manusia, sutradara Hanung Bramantyo. Metode yang digunakan ialah metode estetika resepsi dengan pendekatan eksperimental. Adapun data penelitiannya adalah 42 tanggapan penonton perempuan yang telah menonton film adaptasi novel Bumi Manusia Sutradara Hanung Bramantyo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton perempuan memiliki sensitivitas yang cermat dalam merespon tokoh perempuan dalam film Bumi Manusia.  Respons tersebut meliputi 1) tokoh perempuan yang paling berperan dalam menyuarakan persamaan hak, yakni 95,2 responden bersepakat jika Nyai Ontorosoh yang paling berperan dalam bersuara tentang persamaan hak perempuan. 2) Tokoh perempuan yang disukai, yakni 85,7% responden menyukai tokoh Nyai Ontorosoh. 3) Sikap Nyai Ontorosoh sebagai ibu dalam memperjuangkan hak asuh anaknya, yakni 97,6% responden menjawab setuju terhadap sikap tokoh Nyai Ontorosoh dalam memperjuangkan hak asuh anaknya (Annelies).  4) Pandangan atas kawin campur pribumi dan Belanda, yakni  61,9% responden setuju dengan praktik kawin campur antara Belanda dan Pribumi. 5) Sikap yang dipilih dalam memperjuangkan cinta, yakni  71,4% memilih jawaban melawan dengan berbagai cara untuk memperjuangkan cinta Annelies. 6) Keadilan yang diterima Nyai Ontorosoh, yakni sebanyak 88,1% responden beranggapan bahwa tokoh Nyai Ontorosoh tidak mendapatkan keadilan. 7) Pandangan atas praktik pergundikan di era kolonial, yakni  92,9% responden  tidak setuju terhadap praktik pergundikan . 8) Tokoh perempuan yang dipilih, yakni 61,9% memilih menjadi Annelies. 9) Sosok pendukung perjuangan Nyai Ontorosoh, yakni  88,1% responden beranggapan Nyai Ontorosoh dibantu  oleh orang lain dalam memperjuangkan kedudukannya sebagai perempuan pribumi. 10) Akhir perjuangan Nyai Ontorosoh, yakni sebanyak 64,3% menganggap perjuangan Nyai Ontorosoh tidak berhasil. 
RAGAM BAHASA PADA JEJARING SOSIAL FACEBOOK DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Saroh Saroh; Dase Erwin Juansah
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.187 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v3i1.3746

Abstract

As the most preferred social networking, facebook also become the most prolific media examples to show the language used in the community in various ways. Language varieties that appear extremely varied, ranging from formal language to more familiar one. Variety of language is language variations or demands to use different language styles depending on places, topics, speakers, medium, and so on. The purpose of this study was to determine the suitability of language varieties in students’ facebook status of SMA Negeri 1 Cipanas Lebak year 2016/2017 with teaching materials selection criteria in order to use it in teaching Indonesian for senior high school. This is a qualitative research with content analyze technique. The method used in this study was observation with the tapping technique. In addition, this study used data collection method in the form of literature studies and interviews. In this study 100 data were taken and classified into language varieties. The result showed the type of language varieties in the form of (1) a variety of language, kronolek, (2) Colloquial, (3) ken, (4) slang, (5) jargon, (6) familiar, (7) formal, and (8) casual. Based on the analysis of the selection criteria for instructional materials reinforced by interviews and questionnaires, facebook status can be used as an alternative material language learning material in editing errors and identifying standard and non-standard language, so that learning can be more interesting and fun.
ANALISIS KONTRASTIF PRONOMINA DEMONSTRATIF BAHASA KOREA DAN BAHASA INDONESIA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) Lela Fadilah; Dase Erwin Juansah; Sundawati Tisnasari
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.428 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v2i1.1558

Abstract

Fokus penelitian ini adalah mencari persamaan dan perbedaan bentuk pronomina demonstratif bahasa Korea dan bahasa Indonesia serta implikasi terhadap pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode deskripstif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, bentuk pronomina demonstratif bahasa Korea berupa bentuk dasar, gabungan, dan pemendekan. Sedangkan, bentuk pronomina demonstratif bahasa Indonesia berupa bentuk dasar, gabungan, dan turunan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan sebagai bahan ajar materi pembelajaran tata bahasa untuk pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang berasal dari Korea.
PERILAKU KEKERASAN VERBAL SEBAGAI DAMPAK PAJANAN TAYANGAN KEKERASAN DALAM SINETRON STUDI KASUS TERHADAP SISWA SMPN 3 KOTA SERANG Dase Erwin Juansyah; Odien Rosidin; John Pahamzah
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v5i1.8071

Abstract

Penelitian ini merupakan studi mendalam tentang dampak pajanan sinetron remaja di televisi swasta nasional terhadap perilaku kekerasan verbal oleh siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Serang. Penelitian ini memiliki karakteristik yang relevan dengan penelitian kualitatif. Berdasarkan tujuan dan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penyediaan data dilakukan dengan menerapkan metode simak. Peneliti menyimak tuturan-tuturan dalam dialog sinetron remaja yang ditayangkan SCTV, RCTI, MNC TV, dan Indosiar. Metode simak dilakukan dengan menerapkan teknik dasar berupa teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Responden penelitian ini sebanyak 30 orang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Serang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kontekstual. Bentuk-bentuk kekerasan verbal yang ditemukan dalam sinetron remaja di televisi swasta nasional yang ditonton oleh para siswa adalah kutukan, menghina, memarahi, menampar, berteriak, memaksa, mengancam, dan menuduh. Sebagian besar responden menyadari bahwa pertunjukan sinetron mengandung konten kekerasan, termasuk kekerasan verbal. Sebagian besar responden mengakui bahwa mereka suka meniru adegan kekerasan verbal, baik ketika di lingkungan sekolah maupun di rumah.
BAHASA INDONESIA DAN DAERAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI BANTEN Dase Erwin Juansah
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.796 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v1i1.1654

Abstract

Indonesian  Language  has  two  positions,  namely  as  the  national  language  and  the language of the State. In his position as the national language, Indonesian Language serves as a symbol of national pride, a symbol of national identity and as a means of communication between peoples, inter-region and intertribe. Meanwhile, as the language of the state serves as the language of instruction in educational institutions, official state language, national cultureof developer tools, science and technology. The Political Language Seminar in 2000 decided that the position of regional languages serve as a symbol of regional pride, regional identity and local community relations. The presence of Indonesian and regional languages at the present time has begun to erode in the presence of a foreign language. At least, the languageusers  are  no  longer  using  language  appropriate  to  the  place  and  the  circumstances. Sometimes in a formal situation, people are using foreign languages or regional languages, although the situation is demanding to use Indonesian. The same thing happened in the contextof education in Banten province, the vast majority of students and educators in the teaching and learning process in the classroom often use or mix the language with the local language in Indonesian or foreign language. One of the factors that caused the decline in the vitality ofIndonesian Language in society and in educational institutions is the linguistic competence of the speakers, thus when doing communication, they mix or even leave Indonesian Language.
ANALISIS AFIKSASI DALAM KATA-KATA MUTIARA PADA CAPTION DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP Riska Herawati; Dase Erwin Juansah; Sundawati Tisnasari
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1783.735 KB) | DOI: 10.30870/jmbsi.v4i1.6236

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk kata berimbuhan (Afiksasi) dalam kata-kata mutiara pada caption di media sosial instagram, dan (2) implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak, dokumentasi, dan catat. Teknik analisis data menggunakan metode agih dengan teknik dasar, yaitu teknik bagi unsur langsung. Sumber data berasal dari kata-kata mutiara pada caption di media sosial instagram. Keabsahan data menggunakan triangulasi penyidik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 caption di instagram terdapat 87 data afiks yang ditemukan dalam kata-kata mutiara pada caption di media sosial instagram meliputi, 31 buah prefiks, 18 buah sufiks, 4 buah infiks, 16 buah konfiks, dan 18 buah klofiks.Data afiks yang memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, yaitu prefiks sebanyak 31 buah, sedangkan afiks yang memiliki frekuensi kemunculan paling sedikit, yaitu infiks sebanyak 4 buah. Hasil analisis dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi teks deskripstif di SMP Negeri3 Serang kelas X (sepuluh) semester 1.
EXPRESSION OF PROHIBITION AS A REPRESENTATIF OF TABOO IN BADUY SOCIETY Dase Erwin Juansah
LITERA Vol 18, No 1: LITERA MARET 2019
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v18i1.21066

Abstract

EXPRESSION OF PROHIBITION AS A REPRESENTATIF OF TABOO IN BADUY SOCIETYAbstractThe use of prohibited expressions as a taboo representation is a linguistic and cult¬ural fact that is always present in every society. The taboo expression is considered to have a moral message for people who believe in it. This study aims to describe the expression of prohibition (pamali) as a taboo representation in the Baduy community. The study used a qualitative approach with ethnographic methods with anthropolinguistic design. The source of the research data is the informant's oral utterances in natural speech situations and what they are. Data collection with involved participation techniques, observations, and interviews. Analysis is carried out during collection, reduction, presenta-tion, and drawing conclusions/verification. Data analysis is inductive-qualitative. The study found that the prohibition expression in the Baduy community was classified into three categories. First, prohibited expressions relating to the management of agricultural land, including: (a) the time to start farming, (b) the process of farming, and (c) the time of harvesting rice in the fields. Secondly, the prohibition is related to the rules of community life, including: (a) the rules of life are personal, and (b) the rules of life are general. Third, the prohibition expressions related to the use of forest resources and the environment include: (a) rules relating to entrusted forests, and (b) rules for tillage. In general, the expression prohibition uses imperative forms, both orders and prohibitions.Keywords: expressions of prohibitions, taboos, imperatives of prohibitions and orders, Baduy communityUNGKAPAN LARANGAN SEBAGAI REPRESENTASI TABUPADA MASYARAKAT BADUYAbstrakPenggunaan ungkapan larangan sebagai representasi tabu merupakan fakta linguistik dan budaya yang selalu ada dalam setiap masyarakat. Ungkapan tabu dianggap memiliki pesan moral bagi masyarakat yang meyakininya. Pene­litian ini bertujuan mendeskripsikan ungkapan larangan (pamali) sebagai representasi tabu di masyarakat Baduy. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografis berancangan antropo­linguistik. Sum­ber data penelitian adalah tuturan lisan informan dalam situasi tutur yang alamiah dan apa adanya. Pengumpulan data dengan teknik partisipasi terlibat, pengamatan, dan wawancara. Analisis dilakukan selama pengumpulan, reduksi, penyajian, dan pena­rikan simpulan/verifikasi. Analisis data bersifat induktif-kualitatif. Penelitian menemukan bahwa ungkapan larangan pada masyarakat Baduy diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Pertama, ungkapan larangan berkaitan dengan pengelolaan lahan pertanian, mencakup: (a) waktu mulai berladang, (b) proses berladang, dan (c) waktu panen padi di ladang. Kedua, ungkapan larangan berkaitan dengan aturan hidup bermasyarakat,  mencakup: (a) aturan hidup bersifat pribadi, dan (b) aturan hidup bersifat umum. Ketiga, ungkapan larangan berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan, mecakup: (a) aturan berkaitan dengan hutan titipan, dan (b) aturan pengolahan tanah. Secara umum, ungkapan larangan mengguna­kan bentuk imperatif, baik perintah maupun larangan.Kata Kunci: ungkapan larangan, tabu, imperatif larangan dan perintah, masyarakat Baduy
Rekonstruksi Cerita Rakyat Pulau Jawa Berdasarkan Perspektif Kesetaraan Gender Dase Erwin Juansah; Ade Husnul Mawadah; Ade Anggraini Kartika Devi
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 6, No 1 (2021): VOLUME 6 NUMBER 1 MARET 2021
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jp-bsi.v6i1.2053

Abstract

Ada isu stereotip gender yang secara halus membaur dalam cerita rakyat  Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan merekonstruksi  cerita rakyat Jawa dari perspektif kesetaraan gender. Metode penelitian yang digunakan berdasarkan paradigma kualitatif dengan model deskriptif. Data dikumpulkan melalui metode simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Teknik analisis data dilakukan dengan  menganalisis citra perempuan  dalam cerita rakyat yang ada, merekonstruksi cerita rakyat dengan sudut pandang kesetaraan gender, dan  merancang narasi dan visual cerita rakyat. Rekonstruksi cerita rakyat menghasilkan cerita yang tidak melemahkan figur perempuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa  ideologi cerita rakyat dapat disesuaikan dengan nilai-nilai yang ingin diajarkan kepada generasi muda tanpa mengubah alur cerita, tetapi dengan mengambil sudut pandang sebaliknya.
Co-Authors Aan Hendrayana Ade Anggraini Kartika Devi Ade Husnul Mawadah Ade Siti Haryanti Adinda Sabila Afdal Eki Pratama Afiyah Firiyani Apiyah Agnes Christina Napitupulu Aisyah Hamidiyah Akhmad Baihaqi Akhmad Baihaqi Ani, Ani Minarti Annisa Novianti, Annisa Arif Rahman Asep Muhyidin Asep Muhyidin Asmaarobiyah, Ratu Aurelia, Veren Azhari, Salsabil Najwa Basuki Basuki Cahya Muliana Sari Dalilah Dalilah Didik Iskandar Didik Iskandar Dine Ayu Fachrunnisa Diwansyah, Fitria Anggraini Dodi Firmansyah Dwi Yunianto Nugroho Eliza Anasera Br Bangun Eliza Anasera Br Bangun Elly Purnamasari Elly Purnamasari Emzir, E Erwin Salpa Riansi Erwin Salpa Riansi Fahmie Firmansyah Fareha Rahmatul Zahra Farid Ibnu Wahid Fenti Farleni Firmansyah, Dodi Fitria Sari Fitria Sari Hasanah, Windatul Heni Pujiastuti Hermansah Hermansah, Hermansah Hidayat, Sholeh Ila Rosmilawati Ilmi Solihat Iriyansah, Muhammad Rinzat Istiqomah Eka Diyanti Istiqomah, Firly John Pahamzah Kurniasih, Septi Lela Fadilah Lela Fadilah Lidya Lauren Debora Liska Berlian Lukman - Nulhakim Lukman Nulhakim Lukman Nulhakim Lukman Nulhakim Marjohan Marjohan Marlinda, Silviani Mar’atus Sholiha Muldawati*, Muldawati Mulyani, Siti Muhasitoh Mutia Nabilla, Syifa Aulia Nada Shofa Lubis Nadofah Nadofah Nulhakim, Lukman Nurazizah Nurazizah, Nurazizah Nurkhofifah, Nanda Odien Rosidin Odien Rosidin Putri Raudhah Heros Riadi, Muhamad Rizki Riansi, Erwin Salpa Rima Sahaya Riska Herawati Rosidi, Odin Rosidin, Odien Ro’fah, Deviyatul Rudi Haryadi Santomi, Santomi Saroh Saroh Septi Kurniasih Solihat, Ilmi Subihah Subihah Sudadio Sudadio Sukoco, Indri Wulandari Sulthaanika Ferdy Syahwardi Sulthaanika Ferdy Syahwardi Sundawati Tisnasari Sundawati Tisnasari Suprani Suprani Syifani Widya Jayanti Ujang Jamaludin Ujang jamaludin, Ujang Vivi Intan Pangestuti Yuly Suryandari Yuniar, Erni Yunita, Elis