p-Index From 2020 - 2025
6.376
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Inspiratif Pendidikan Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Informatika Al-Ibrah : Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Pendas : Jurnah Ilmiah Pendidikan Dasar Al-Mashrafiyah : Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah Majalah Ekonomi International Journal of Elementary Education Al-Asalmiya Nursing: Journal of Nursing Sciences Jurnal PPKn International Journal Of Science, Technology & Management (IJSTM) Entrepreneur : Jurnal Bisnis Manajemen dan Kewirausahaan International Journal of Community Service Jurnal Gastronomi Indonesia Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat International Journal of Islamic Business and Management Review Tarjih: Agribusiness Development Journal Jurnal Riset Kedokteran JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Bandung Conference Series : Medical Science Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Kharisma: Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Center of Economic Students Journal (CSEJ) Nusantara: Journal Of Law Studies "JAMASTIKA" Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika Income Journal: Accounting, Management and Economic Research Jurnal Paramaedutama Adpebi International Journal of Multidisciplinary Sciences Teumulong: Journal of Community Service Jurnal Dedikasi Masyarakat Andragogi Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IECON: International Economics and Business Conference Multidisciplinary Indonesian Center Journal Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi Jurnal Lempu International Journal of Language and Culture Masterpiece Journal Society Service Insight As-Sulthan Journal of Education
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series : Medical Science

Scoping Review: Hubungan Kadar Aviditas Immunoglobulin G Toxoplasma dengan Risiko Abortus Tyas Mayangputri Hadiana; Ismawati; Mira Dyani Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.563

Abstract

Abstract. Abortion is still a problem that gets special attention because based on data from the World Health Organization (WHO), abortion sees 15-50% as the cause of maternal death in the world. One of the risk factors for miscarriage is infection during pregnancy, including toxoplasmosis. The diagnosis of toxoplasmosis not sufficient from clinical signs, the patient may be asymptomatic so that serological tests are needed to detect IgM and IgG anti-T. gondii and IgG toxoplasma avidity tests to assess duration of infection if the results of IgM and IgG anti-T. gondii are positive. The purpose of this study was to analyze whether there was a relationship between toxoplasma IgG avidity and the risk of abortion. The research uses a scoping review study to identify, analyze, and evaluate scientific papers through PubMed, SpringerLink, ScienceDirect and ProQuest data sources. There were 310 articles were generated from four da sources, two articles fulfil the inclusion and eligibility criteria using JBI Critical Appraisal Checklist summarized in the PRISMA diagram. The results in one article mentioned two abortions and another article mentioned 17 abortions, both in first trimester pregnant women with low levels of toxoplasma IgG avidity. Both articles showed results that women with low levels of toxoplasma IgG avidity experienced more abortions in the early trimester than women with medium or high levels of toxoplasma IgG avidity. The conclusion of this study was that there was a relationship between the levels of toxoplasma IgG avidity and the risk of abortion. Abstrak. Abortus sampai saat ini masih menjadi masalah yang mendapat perhatian khusus karena berdasarkan data World Health Organization (WHO), abortus menyumbang angka 15−50% penyebab kematian ibu di dunia. Salah satu faktor risiko abortus yaitu adanya infeksi saat kehamilan, diantaranya toxoplasmosis. Diagnosis toxoplasmosis tidak cukup dari tanda klinis karena mungkin pasien asimptomatik sehingga memerlukan pemeriksaan serologi untuk mendeteksi IgM dan IgG anti-T.gondii dan pemeriksaan aviditas IgG toxoplasma untuk menilai durasi infeksi jika hasil IgM dan IgG anti-T.gondii positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara kadar aviditas IgG toxoplasma dengan risiko abortus. Penelitian menggunakan studi scoping review untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi tulisan ilmiah melalui sumber data PubMed, SpringerLink, ScienceDirect dan ProQuest. Dihasilkan 310 artikel dari keempat sumber data, terdapat 2 artikel lolos kriteria inklusi dan uji kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist yang dirangkum dalam diagram PRISMA. Hasil pada salah satu artikel menyebutkan dua kejadian abortus dan artikel lainnya menyebutkan 17 kejadian abortus, keduanya pada wanita hamil trimester pertama dengan kadar aviditas IgG toxoplasma rendah. Kedua artikel menunjukkan hasil bahwa wanita yang memiliki kadar aviditas IgG toxoplasma rendah lebih banyak mengalami abortus pada trimester awal dibandingkan wanita yang memiliki kadar aviditas IgG toxoplasma menengah atau tinggi. Simpulan dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan kadar aviditas IgG toxoplasma dengan risiko abortus.
Scoping Review: Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pondok Pesantren Imam Syukur Saraha; Ismawati; Sara Puspita
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.835

Abstract

Abstract. Scabies is a skin disease caused by infection with Sarcoptes scabiei var Hominis, occurring with a prevalence of about 200 million people each year due to the low economy, inadequate levels of environmental hygiene and sanitation. Scabies is mostly found in densely populated areas such as dormitories, Islamic boarding schools, hospitals, prisons and nursing homes. Environmental sanitation is one of the factors that can affect the transmission of scabies whose variables consist of ventilation, humidity, lighting, temperature, availability of clean water and residential density. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental sanitation and the incidence of scabies in students in Islamic boarding schools. The research uses a scoping review study through the Google Schoolar, ProQuest, Science Direct, and Garuda Portal databases with a feasibility test using the JBI Critical Appraisal Checklist. The total number of initial articles in this study was 289 articles, while the number of articles that met the eligibility criteria was 7 articles. The results showed that 6 out of 7 articles stated that there was a relationship between ventilation, clean water supply, occupancy density, lighting, temperature and humidity with the incidence of scabies. The conclusions of this study indicate that there is a relationship between environmental sanitation and the incidence of scabies in students at Islamic boarding schools. Abstrak. Skabies merupakan penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi Sarcoptes scabiei var Hominis, terjadi dengan prevalensi sekitar 200 juta orang setiap tahunnya diakibatkan oleh ekonomi rendah, tingkat kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai. Skabies banyak terdapat pada wilayah yang padat penduduk seperti asrama, pesantren, rumah sakit, penjara dan panti jompo. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi penularan skabies yang variabelnya yang terdiri dari ventilasi, kelembaban, pencahayaan, suhu, ketersediaan air bersih dan kepadatan hunian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren. Penelitian menggunakan studi scoping review melalui database Google Schoolar, ProQuest, Science Direct, dan Portal Garuda dengan uji kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist. Total jumlah artikel awal pada penelitian ini sebanyak 289 artikel, sedangkan jumlah artikel yang memenuhi kriteria kelayakan sebanyak 7 artikel. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 dari 7 artikel menyatakan terdapat hubungan ventilasi, penyediaan air bersih, kepadatan hunian, pencahayaan, suhu dan kelembaban dengan kejadian skabies. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren.
Scoping Review: Efektivitas Penggunaan Handsanitizer terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Escherichia coli pada Telapak Tangan Raisa Amaris; Usep Abdullah; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2373

Abstract

Abstract. Diarrhea is one of the public health problems in Indonesia, because there is an increase in morbidity and mortality. One of the diarrheal diseases can be caused by Escherichia coli bacteria. Prevention of diarrhea can be done by maintaining hand hygiene by using a hand sanitizer. The use of hand sanitizer is one of the sanitation measures by cleaning the palms of the hands used by humans with the aim of being clean. Hand sanitizer consists of chemicals that can function to prevent the growth or inhibit the metabolic activity of microorganisms on the surface of the palms. The content most often used in hand sanitizer is alcohol, because alcohol itself is bactericidal. This study aims to determine the effectiveness of using hand sanitizer to reduce the number of Escherichia coli bacteria on the palms of the hands. The research usesstudies scoping review to identify, analyze, and evaluate scientific writings. The databases used in this study were PubMed, ProQuest, EBSCO HOST, and SpringerLink with a total of 4,490 articles. The results of the screening of articles that met the inclusion criteria were 363 articles and articles that met the eligibility were 5 articles. The five articles show the results that there are differences in the number of Escherichia coli bacteria on the palms before and after using hand sanitizer. The conclusion from this study is that the use of hand sanitizer can reduce the number of Escherichia coli bacteria on the palms. Abstrak. Diare adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena terdapat peningkatan morbiditas dan mortalitasnya. Penyakit diare salah satunya dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Tindakan pencegahan pada diare dapat dilakukan dengan menjaga higenitas tangan dengan menggunakan handsanitizer. Penggunaan handsanitizer merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan telapak tangan yang digunakan oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih. Handsanitizer terdiri dari bahan kimia yang dapat berfungsi untuk mencegah pertumbuhan atau menghambat aktivitas metabolik mikroorganisme pada permukaan telapak tangan. Kandungan yang paling sering digunakan pada handsanitizer adalah alkohol, disebabkan alkohol sendiri bersifat bakterisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan handsanitizer terhadap penurunan jumlah bakteri Escherichia coli pada telapak tangan. Penelitian menggunakan studi scoping review untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi tulisan ilmiah. Database yang digunakan pada penelitian ini adalah PubMed, ProQuest, EBSCO HOST, dan SpringerLink dengan jumlah artikel yang didapatkan sebanyak 4.490 artikel. Hasil skrining artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 363 artikel dan artikel yang memenuhi kelayakan terdapat 5 artikel. Kelima artikel menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan jumlah bakteri Escherichia coli pada telapak tangan sebelum dan setelah penggunaan handsanitizer. Simpulan dari penelitian ini bahwa dalam penggunaan handsanitizer dapat menurunkan jumlah bakteri Escherichia coli pada telapak tangan
Hubungan Antara Hipertensi dengan Stroke Berulang di RS Al-Islam Bandung Farras Nur Muhamad; Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11142

Abstract

Abstract. Recurrent stroke is a condition where an individual experiences multiple stroke attacks after having previously suffered a stroke. Uncontrolled risk factors can be significant triggers for recurrent stroke, including hypertension. This study aims to explore the relationship between hypertension and recurrent stroke, whether ischemic or hemorrhagic stroke. The research methodology employed is an analytical observational study with a case-control approach. A total of 180 respondents participated in this study, comprising 30 cases of recurrent ischemic stroke, 30 cases of recurrent hemorrhagic stroke as the case group, and 60 patients each of non-recurrent ischemic and hemorrhagic stroke as the control group. Sampling was conducted using non-probability sampling techniques, employing quota sampling for the case group and stratified random sampling for the control group. Data collection involved the observation of medical records to obtain a history of hypertension and recurrent stroke events. Data analysis was performed using chi-square tests and odds ratios to assess the level of hypertension risk associated with recurrent stroke events. The research findings indicate a significant relationship between hypertension and recurrent ischemic stroke (ρ value < α, ρ = 0.002842, OR = 4.03), while no significant association was found between hypertension and recurrent hemorrhagic stroke (ρ value > α, ρ = 0.05239, OR = 2.444). In conclusion, this study confirms the significant role of hypertension in increasing the risk of recurrent ischemic stroke. However, there is no significant relationship between hypertension and recurrent hemorrhagic stroke. Abstrak. Stroke berulang merupakan kondisi di mana seseorang mengalami serangan stroke lebih dari sekali setelah sebelumnya telah mengalami stroke. Faktor-faktor risiko yang tidak terkontrol dapat menjadi pemicu utama terjadinya stroke berulang, di antaranya adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara hipertensi dan kejadian stroke berulang, baik itu stroke iskemik maupun perdarahan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case-control. Sebanyak 180 responden terlibat dalam penelitian ini, dengan 30 pasien stroke iskemik berulang, 30 pasien stroke perdarahan berulang sebagai kelompok kasus, dan 60 pasien stroke iskemik serta 60 pasien stroke perdarahan yang tidak mengalami kejadian berulang sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling dengan quota sampling untuk kelompok kasus dan stratified random sampling untuk kelompok kontrol. Data dikumpulkan melalui observasi rekam medis untuk mendapatkan riwayat hipertensi dan kejadian stroke berulang. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan odds ratio untuk menilai tingkat risiko hipertensi terhadap kejadian stroke berulang. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dan kejadian stroke iskemik berulang (ρ value < α, ρ = 0,002842, OR = 4,03), namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dan kejadian stroke perdarahan berulang (ρ value > α, ρ = 0,05239, OR = 2,444). Kesimpulannya, penelitian ini menegaskan bahwa hipertensi berperan penting dalam meningkatkan risiko kejadian stroke iskemik berulang. Meskipun demikian, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dan kejadian stroke perdarahan berulang.
Hubungan Tekanan Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kejadian Retinopati Diabetik di RSUD Al-Ihsan Bandung Cika Lailatus Sholihah; Suganda Tanuwidjaja; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11170

Abstract

Abstract. Diabetic retinopathy (DR) is a microvascular complication of type 2 diabetes mellitus which can damage retinal blood vessels and cause visual impairment and even blindness, making diabetic retinopathy a public health problem throughout the world. Diabetic retinopathy is the fifth cause of blindness and visual impairment. The International Diabetes Federation (IDF) stated that in 2021 there will be 537 million people in the world suffering from diabetes mellitus, while the prevalence of DM in Indonesia in 2018 was around 1.5% with the number diagnosed at 1,017,290. The prevalence of DR in Bandung is 19.46% in 2020. Risk factors that cause DR include hypertension, obesity, dyslipidemia, poor glycemic control and nephropathy, so prevention is needed by controlling related factors, one of which is hypertension. The aim of this study was to determine the relationship between blood pressure in type 2 DM sufferers and the incidence of DR. This study used a case control research design conducted at Al Ihsan Regional Hospital, Bandung, with a sample size of 152 type 2 DM patients, of whom 53 were diagnosed with RD and 99 were diagnosed with something other than RD. Data were analyzed using univariate and bivariate tests and statistical tests were carried outChiSquare andOds Ratio. The results of this study showed that the average age of RD patients was 55 years and it was more common among women. ChiSquare test shows p-value <0.0001 and odds ratio obtained 6.7. This research can be concluded that there is a relationship between hypertension and the incidence of diabetic retinopathy at Al Ihsan Regional Hospital. Abstrak. Retinopati diabetik (RD) merupakan komplikasi mikrovaskular diabetes melitus tipe 2 yang dapat merusak pembuluh darah retina dan mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan menyebabkan kebutaan, sehingga retinopati diabetik menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Retinopati diabetik menjadi penyebab kelima darikebutaan dan gangguan penglihatan. International Diabetes Federation (IDF) menyatakan tahun 2021 terdiri 537 juta orang di dunia menderita diabetes melitus, sedangkan prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2018 sekitar 1,5% dengan jumlah terdiagnosis 1.017.290. Prevalensi RD di Bandung, yaitu 19,46% pada tahun 2020. Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya RD, seperti hipertensi, kegemukan, dislipidemia, kontrol glikemik yang buruk, dan nefropati, sehingga diperlukan pencegahan dengan mengendalikan faktor yang berhubungan salah satunya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tekanan darah penderita DM tipe 2 dengan kejadian RD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control yang dilakukan di RSUD Al Ihsan bandung, dengan jumlah sampel 152 pasien DM tipe 2 diantaranya 53 terdiagnosis RD dan 99 terdiagnosis selain RD. Data dianalisis dengan uji univariat dan bivariat dan dilakukan uji statistik ChiSquare dan Ods Ratio. Hasil ini didapatkan rerata usia pasien RD adalah 55 tahun dan lebih banyak dialami oleh perempuan. Uji ChiSquare menunjukan nilai p-value <0.0001 dan uji OdsRatio didapatkan 6.7. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian retinopati diabetik di RSUD Al Ihsan.
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan ASI Lanjutan dengan Status Gizi pada Anak Usia 2 Tahun di Puskesmas Cimahi Selatan Ahnaf Yemina Putri; Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11272

Abstract

Abstract. The nutritional status of children aged less than five years in Indonesia is quite high. Nutritional status is influenced by nutritional intake and socioeconomic factors. Exclusive breastfeeding is one of the indicators of nutritional fulfillment. In Indonesia, exclusive breastfeeding still does not meet the national target and there is no further research on continued breastfeeding. In addition, WHO recommends breastfeeding for the first two years of life. The purpose of this study was to look at the picture, analyze the relationship between exclusive breastfeeding and continued breastfeeding with nutritional status, and analyze the difference in body weight of children who received exclusive breastfeeding and continued breastfeeding for up to 2 years. This study was an observational analytic with a cross sectional approach. The calculation method used to determine the relationship was the Chi square test and to determine the difference was the Mann-Whitney U test. The subjects of this study were children aged 2 years old (24-25 months) in the weighing period of February 2023 at the South Cimahi Health Center with a total subject of 74 children. The results showed that there was no significant relationship between exclusive breastfeeding classified into exclusive breastfeeding and not exclusive breastfeeding with nutritional status classified into poor nutrition and good nutrition (P=0.156). The results of this study also showed no association between continued breastfeeding until the age of 2 years classified into continued breastfeeding until 2 years and not continued breastfeeding (P=0.156). Abstrak. Permasalahan status gizi pada anak usia kurang dari lima tahun di Indonesia cukup tinggi. Masalah status gizi dipengaruhi oleh faktor asupan nutrisi dan sosioekonomi. Pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu indikator dalam pemenuhan gizi. Di Indonesia, pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target nasional dan pemberian ASI lanjutan tidak terdapat adanya penelitian lebih lanjut. Selain itu, WHO merekomendasikan untuk memberikan ASI selama dua tahun pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan lanjutan dengan status gizi pada anak usia 2 tahun. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan hubungan adalah uji Chi square. Subjek penelitian ini adalah anak usia 2 tahun (24-25 bulan) pada bulan penimbangan periode Februari 2023 di Puskesmas Cimahi Selatan dengan jumlah subjek 74 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif yang digolongkan menjadi ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif dengan status gizi yang digolongkan menjadi gizi buruk dan gizi baik (P=0,156). Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara pemberian ASI lanjutan hingga usia 2 tahun yang digolongkan menjadi ASI lanjutan hingga 2 tahun dan tidak ASI lanjutan hingga 2 tahun dengan status gizi (P=0,746). Hal tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain yang menentukan status gizi anak yang tidak di teliti dalam penelitian ini. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah makanan pendamping ASI.
Co-Authors Adila, Dian Roza Adinda Aisyah Afifah Ramadhani Agnita Utami Agus Maolana Hidayat Ahmad Tamami Ahnaf Yemina Putri Akram Adi Poetra Amin, Muhammad Akbar Andika Saputra Annisa Zulyanti Annisa, Ayati Anugrah Anwar Abidin, Acmad Arfah, Salmawati Arifai, Samsul Ariqa Rahma Abdullah Armelia Khairunnisa Asmila Dewi Astuti, Intan Attachira br Ritonga Avishena, Hima Ayu Rezki Sulfiana Azizeh, Nur Bakar, Muhammad Abu Budiandriani, Budiandriani Cika Lailatus Sholihah Clarisa Alfatihah Erman Dambe, Jumriani Desak Putu Parmiti Desna Edy Fachrial Effendi, Fallgivando Enggarjati, Frisca Adinda Fadillah, Nurul Adin Fadillah, Siti Nur Farahdziba, Alshela Sonya Farhan, Derigani Farhan, Ilham Farras Nur Muhamad Fitria, Zahira Aulida Haryadi, Wahyu Heni Muflihah Herman , Nurmelianda Hikrawati I Gde Wawan Sudatha Imam Syukur Saraha Indryani Irfani Dhia Rafif Isda Iskandar Jati, Afif P K, Amiruddin Kappa, M. Silmi Kurniawansyah Lusi Yusrenti M. Yusuf K Mahir Pradana Marcelin Octavia Marwah Dwi Cahyani Masin, Muhlis Mhd Wahyudi Azmi Mifta Zahira Mira Dyani Dewi Misra Windayani Muh Rasul Kahar Muh. Hanif Muh. Khaidir Ramadhan MUHAJIR Munawir K NANI HANIFAH Nazla Hafizah Ningsih, Dera Rahma Nisa, Vivi Fadira Choirun Nugraha, Muhammad Alfin Nurdin Natan Nurdin Salama Nurhaedah Nurhaedah Nurjannah Odha, RaodahtulJannah Paula Ramona Pelu, M Faisal A R Pipit Ari Aznel Putri, Dhita Indriana Putri, Namira Putri, Nurhalisa Qryoga Irsyad Reyen Rahmat Tisnawan Raisa Amaris Raissa Maharani Putik Kusuma Ramadhani, Alifiah Rifti Ramlawati Ranie Rahma Niza Ratna Dewi Indi Astuti Rima Vien Permata Hartanto Risya Ladiva Bridha Rofiqah Almunawwarah Rohmadiyah, Bulan Roslita, Riau Rosman, Romzie Saiful Muchlis, Saiful Salsabila Nurul Wildani Hasibuan Sanurdi Sara Puspita Saryono Selvi Ariani Sera Faren Setianingsih, Dhian Pastiana Shadiq, Aqil Silvia Maharani SRI RAHAYU Sri Wahyuni Sudirman Suganda Tanuwidjaja Sulfianti Sulistyowati Supriadi Suud Sarim Karimullah Syafruddin Timotius Agung Soripada Titania Tjandrawati Nugroho Tobing, Vella Yovinna Triana Rejekiningsih dkk Trimulato Tyas Mayangputri Hadiana Ubaidillah, Moch Ulfi Kartika Oktaviana Umar, St. Hafsah Usep Abdullah WAHYUNI Wardati Raudah Widayanto, Mutinda Teguh Woro Priatini Yuliana Yuliana Yuni Sukandani Zaehol Fatah Zamroni, M Afif Zulaifah ⁠Ahmad Izzaturrahim