Infark miokard akut merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung koroner, hal ini terjadi karena infark miokard akut mengalami kematian sel-sel miokardium akibat kekurangan oksigen yang berkepanjangan. Infark miokard akut ini terjadi karena berbagai faktor resiko baik yang bisa diubah maupun tidak bisa diubah. Infark miokard akut, semakin banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Secara global, ada sekitar 32,4 juta kasus serangan jantung akut setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian infark miokard akut. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain penelitian case control. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling pada kasus dan purposive sampling pada kontrol, didapatkan jumlah sampel 33 pasien secara berpasangan. Dimana data diperoleh berupa data sekunder yaitu dari data rekam medik pasien.Hasil penelitian yangdiperoleh nilai p = 0,302 OR = 3,200 dengan 95% CI 0,315-32,475 pada faktor hipertensi, nilai p = 0,003 OR = 0,217 dengan 95% CI 0,077-0,613 pada faktor diabetes melitus, nilai p = 0,142 OR = 2,435 dengan 95% CI 0,728-8,140 pada faktor dislipidemia, nilai p = 0,001 OR = 5,333 dengan 95% CI 1,859-15,301 pada faktor obesitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi, dislipidemia dan obesitas berisiko menyebabkan infark miokard akut tapi tidak bermakna secara statistik, sedangkan diabetes melitus tidak berisiko menyebabkan infark miokard akut tapi bermakna secara statistik.