p-Index From 2020 - 2025
12.631
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Ekonomikawan : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Jurnal Konstruksia Gravitasi el-Jizya: Jurnal Ekonomi Islam Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Jurnal Manajemen Pendidikan EnviroScienteae Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Jurnal Biologi Tropis JURNAL SERAMBI ILMU Jurnal Serambi Engineering International Journal of Supply Chain Management YUME : Journal of Management Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN JURNAL TEKNIK PERSPEKTIF JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx Journal) International Journal Of Science, Technology & Management (IJSTM) Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora Jurnal Sosial dan Teknologi Indonesian Journal of Legality of Law Nobel Management Review GOVERNANCE: Jurnal Ilmiah Kajian Politik Lokal dan Pembangunan Jurnal Ekonomi Jurnal Sylva Scienteae Sibatik Journal : Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan Jurnal SainTekA Jurnal Kapita Selekta Administrasi Publik East Asian Journal of Multidisciplinary Research (EAJMR) International Journal of Social Science, Education, Communication and Economics Journal of Social Interactions and Humanities (JSIH) JURNAL HUTAN TROPIS Jurnal Rekayasa Sipil (e-journal) Aurelia: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Mamangan Social Science Journal JOURNAL OF WETLANDS ENVIRONMENTAL MANAGEMENT Paradoks : Jurnal Ilmu Ekonomi Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat Barongko : Jurnal Ilmu Kesehatan Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI International Journal of Health Sciences Jurnal Serambi Ekonomi dan Bisnis Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi Jurnal Rimba Lestari Management Studies and Business Journal La Parole : Journal of Language Teaching and Pedagogy Margin : Journal of Islamic Banking Nusantara Mengabdi kepada Negeri Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Jurnal Ilmiah Bongaya (JIB)
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Sylva Scienteae

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT (KHDTK ULM) KALIMANTAN SELATAN Saputra, Feri; fithria, Abdi; Badaruddin, Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 3 Edisi Juni 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.311 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i3.3742

Abstract

This study aims to record the diversity of bird species in various land covers, analyze the vegetation types of bird habitat in various land covers, identify branches of branches / branches used as bird perch in each land cover in the KHDTK ULM area (Forest Areas with Special Purpose, Lambung Mangkurat University) Kalimantan South. Sampling is done using the method of exploration (Incidental Sampling) at the observation location and randomly at the starting point of observation. diversity of bird species obtained from various land cover totaling 30 species, 18 families and 361 individuals. The results of the study of bird species present on the entire land cover are Java chili (Dicaeum trochileum), Peking bondol (Lonchura punculata), stone kite (Hirundo tahitica), gray bentet (Lanius scach), honey sriganti (Cinnyris jugularis). Vegetation diversity around secondary forest land cover found 15 types of vegetation, shrub land cover found 12 types of vegetation, garden land cover found 13 types of vegetation, residential land cover found 12 types of vegetation, dry land forest cover found 20 types of vegetation. Branches / twigs are used as perches to adjust to the activities and types of vegetation where the birds perch on / perch, on average all birds will perch in the perched branch / branches with diameters of 1-5 cm.Penelitian ini bertujuan untuk mendata keragaman jenis burung diberbagai tutupan lahan, menganalisis jenis vegetasi habitat burung diberbagai tutupan lahan, mengidentifikasi kelas tengger dahan/ranting yang dijadikan tempat bertengger burung disetiap tutupan lahan di areal KHDTK ULM (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Universitas Lambung Mangkurat) Kalimantan Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode penjelajahan (Incidental Sampling) pada lokasi pengamatan dan secara acak pada titik awal pengamatan keragaman jenis burung yang didapat dari berbagai tutupan lahan berjumlah 30 jenis, 18 family dan 361 individu. Hasil penelitian jenis burung yang hadir pada seluruh tutupan lahan adalah cabai jawa (Dicaeum trochileum), bondol peking (Lonchura punculata), layang-layang batu (Hirundo tahitica), bentet kelabu (Lanius scach), madu sriganti (Cinnyris jugularis). Keragaman vegetasi di sekitar tutupan lahan hutan sekunder di temukan 15 jenis vegetasi, tutupan lahan semak belukar ditemukan 12 jenis vegetasi, tutupan lahan kebun ditemukan 13 jenis vegetasi, tutupan lahan pemukiman ditemukan 12 jenis vegetasi, tutupan  hutan lahan kering ditemukan 20 jenis vegetasi. Dahan/ranting yang di jadikan tempat bertengger menyesuaikan dengan aktifitas dan jenis vegetasi tempat berpijak/bertengger burung, rata-rata semua burung akan bertengger pada kelas tengger dahan/ranting dengan diameter 1-5 cm.
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DI AREAL RDAS PT TUNAS INTI ABADI SUB DAS RIAM KANAN DESA TIWINGAN LAMA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Muhammad Thoha Al alabi; Abdi Fithria; Badaruddin Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Volume 5 No 1 Edisi Februari 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i1.5044

Abstract

The ability of land in an area is very necessary to know so that the land can be utilized as best as possible. Land capabilities include characteristics of the land such as soil properties, topography, drainage, and other environmental conditions. The purpose of this research is to evaluate land capability in the Rehabilitation Area of Desa Tiwingan Lama Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. A map overlay is performed to determine the determination of the land unit. Observation of land closure vegetation in the field using 0.1% intensity and plot and soil sampling in the field using purposive sampling method. Soil sampling using ring samples and soil drills will then be tested. Based on the analysis, there are 5 Land Capability Classes namely II, III, IV, VII and VIII with Sub Class Land Capability limiting factor among them most dominant is slope. The amount of Erosion (ton/Ha/yr) is owned by the bushland cover with an average erosion of 30.09 tons/Ha/yr. Erosion Hazard Level (TBE) owned by Heavy Scrubland Cover (III-B). Evaluation of Land Capability Class for land capability II and III of agroforestry and maintenance direction, land capability of reforization and maintenance, land capability VII Maintained and recommended planting type MPTS, land capability VIII maintained, rehabilitated with superior and enhanced maintenance.Kemampuan lahan dalam suatu areal sangat perlu untuk diketahui sehingga lahan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Kemampuan lahan mencakup karakteristik dari lahan itu seperti  topografi, kondisi lingkungan hidup lain, sifat tanah serta drainase. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Kemampuan Lahan di Area Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Desa Tiwingan Lama Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Overlay peta dilakukan untuk mengetahui penentuan unit lahan. Pengamatan vegetasi penutupan lahan di lapangan menggunakan intensitas 0,1% dan pengambilan plot serta sampel tanah dilapangan menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel tanah menggunakan ring sample dan bor tanah yang kemudian akan dilakukan pengujian. Berdasarkan analisis, terdapat 5 kelompok Kelas Kemampuan Lahan yaitu II, III, IV, VII dan VIII dengan Sub Kelas Kemampuan Lahan faktor pembatas diantaranya paling dominan adalah lereng. Besarnya Erosi (ton/Ha/thn) dimiliki oleh penutup lahan Semak Belukar dengan rata rata erosi 30,09 ton/Ha/thn. Penutup lahan Semak Belukar memiliki Tingkat Bahaya Erosi (TBE) termasuk Berat (III-B). Evaluasi Kelas Kemampuan Lahan untuk kemampuan lahan II dan III arahan agroforestry dan pemeliharaan, kemampuan lahan Reboisasi dan pemeliharaan, kemampuan lahan VII dipertahankan dan direkomendasikan penanaman jenis MPTS, kemampuan lahan VIII juga dapat tetap dipertahankan dengan melakukan rehabilitasi menggunakan bibit yang unggul serta pemeliharaan yang perlu ditingkatkan
ANALISIS KUALITAS AIR TERJUN MANDIN MANGAPAN DI DESA PARAMASAN ATAS KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Yudha Esa Putra; Badaruddin Badaruddin; Asysyifa Asysyifa
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.352 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4574

Abstract

Nowadays, the quality and quantity of water are decreasing and suffered a violation of order as an impact of overexploitation and the living things behavior. The deviations occur as the impact of overexploitation of human activities that ignore environmental aspects. Mandin Mangapan Waterfall in Niwak Hamlet Paramasan Atas Village is one of the potential forest products in form of environmental services. For a long time the people of Niwak Hamlet, Paramasan Atas Village have used Mandin Mangapan Waterfall to fulfill the water needs as a source of clean water needs. The purpose of this study was to analyze the quality of water-based on physical, chemical and biological parameters and to determine the suitability of water quality as well as describing the management of Mandin Mangapan Waterfall by forest management unit. The results indicate that designation of Mandin Mangapan Waterfall was classified to water quality class 2. That matter showed by, physically with indicators of temperature, color, smell and taste the water was a good quality so that means the requirements to be used as a source of clean water. From the results of laboratory testing, it shows that the water quality is relatively good in terms of chemical parameters with indicators of pH, Nitrite, Ammonia, Alkalinity and Sulfate which is classified in water quality class 1. Meanwhile, in terms of biological parameters, Mandin Mangapan Waterfall is polluted by bacteria. This is indicated by the presence of total coliform and fecal coli content in the water but does not exceed the water quality class 2 standard threshold and can be used as drinking water for conventional drinking water treatmentDewasa ini, kualitas dan kuantitas air bersih mengalami penurunan dan penyimpangan tatanan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih oleh manusia. Penyimpangan yang terjadi merupakan dampak eksploitasi berlebih dari kegiatan manusia yang mengabaikan aspek kelestarian lingkungan. Air terjun Mandin Mangapan merupakan salah satu potensi hasil hutan berupa jasa lingkungan yang berada di Dusun Niwak, Desa Paramasan Atas. Untuk memenuhi kebutuhan air sejak lama masyarakat Dusun Niwak, Desa Paramasan Atas memanfaatkan aliran Air terjun Mandin Mangapan sebagai sumber mata air untuk kebutuhan air bersih. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kualitas Air terjun Mandin Mangapan berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi serta untuk mengkategorikan kesesuaian kualitas air dengan peruntukanya dan mendeskripsikan pengelolaan oleh pihak terkait pada Air terjun Mandin Mangapan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Air terjun Mandin Mangapan sesuai peruntukannya termasuk dalam pemanfaatan baku mutu kelas 2. Hal ini ditunjukan melalui hasil analisis, secara fisik melalui indikator suhu, warna, bau dan rasa air yang memiliki kualitas baik sehingga memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Dari hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kualitas air relatif baik dilihat dari parameter kimia dengan indikator pH, Nitrit, Amoniak, Alkalinitas dan sulfat kualitas air termasuk dalam pemanfaatan baku mutu kelas 1. Sedangkan pada parameter biologi, Air terjun Mandin Mangapan dalam kondisi tercemar oleh bakteri coliform. Ditunjukan dengan adanya kandungan total coliform dan fecal coli di dalam air namun tidak melebihi batas ambang baku mutu kelas 2.  Air terjun Mandin Mangapan juga dapat dimanfaatkan sebagai air minum bagi pengolahan air minum secara konvensional
ANALISIS INFILTRASI PADA BERBAGAI TUTUPAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) MANDIANGIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Monika Rolina; Syarifuddin Kadir; Badaruddin Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 1 Edisi Februari 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i1.8205

Abstract

Infiltration can affects hydrological cycle in area. The infiltration process is also required by vegetation. Infiltration can occur in various land covers. This study has a purpose was to determine the infiltration rate on various land covers, determine the capacity and volume of infiltration on various land covers in the Special Purpose Forest Area (SPFA) Mandiangin, South Kalimantan. Land cover in this study was grouped into 4 namely reeds, shrubs, rubber and secondary forest. Primary data collection was carried out directly in the field using an infiltrometer to further analyze the infiltration rate, capacity and volume of infiltration. Each land cover was replicated 3 times so that the number of samples was 12 samples. The largest infiltration rate was found in the bushland cover of 2.57 mm/hour and the smallest was at the alang-alang area of 0.3 mm/hour. The largest infiltration capacity and volume was found in bushland cover with an infiltration capacity of 7.03 mm/hour and an infiltration volume of 3.15 mm3. While the smallest occurred in Imperata land cover with an infiltration capacity of 0.27 mm/hour and an infiltration volume of 0.14 mm3Infiltrasi berpengaruh terhadap siklus hidrologi di dalam suatu kawasan. Proses infiltrasi juga diperlukan oleh vegetasi. Infiltrasi dapat terjadi di berbagai penutupan lahan. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan besarnya laju infiltrasi pada berbagai tutupan lahan, menentukan kapasitas dan volume infiltrasi pada berbagai tutupan lahan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Mandiangin, Kalimantan Selatan. Tutupan lahan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 4 yaitu alang-alang, semak belukar, karet dan hutan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan langsung dilapangan dengan menggunakan alat infiltrometer untuk selanjutnya dianalisa laju infiltrasi, kapasitas dan volume infiltrasi. Setiap tutupan lahan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali sehingga jumlah sampel 12 sampel. Besarnya laju infiltrasi terbesar terdapat pada tutupan lahan semak belukar sebesar 2,57 mm/jam dan yang terkecil berada pada lokasi alang- alang sebesar 0,3 mm/jam. Kapasitas dan volume infiltrasi terbesar terdapat pada tutupan lahan semak belukar dengan kapasitas infiltrasi sebesar 7,03 mm/jam dan volume infiltrasi sebesar 3,15 mm3. Sedangkan yang terkecil terjadi pada tutupan lahan alang-alang dengan kapasitas infitrasi sebesar 0,27 mm/jam dan untuk volume inftrasinya sebesar 0,14 mm3
ANALISIS FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN PADA KELERENGAN YANG BERBEDA DI IUPHHK-HA PT SINERGI HUTAN SEJATI Ahmad Rizal Mahdi; Ahmad Jauhari; Badaruddin Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 2 Edisi April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i2.8502

Abstract

The exploitation factor is a comparison between the amount of wood production produced from a forest area with the potential of wood and is included in the determination of the production target of HPH performance, one of which can be measured from the value of the Exploitation Factor. This Exploitation Factor is a comparison between the part of the rod that is utilized and the part of the stem that is expected to be utilized. This study aims to analyze the value of production forest exploitation factors and log volumes on different marbles in PT. Sinergi Hutan Sejati of Central Kalimantan, This Exploitation Factor Analysis is based on the degree of marbles where there are four levels of marbles, the first is sloping, flat, rather steep and steep. The Exploitation Factor is very influential on the production of a timber company (HPH), which if the Exploitation Factor increases, it will affect the annual production ration (JPT). The results obtained in the Forest Exploitation Factor Analysis on different marbles at IUPHHK-HA PT. Sinergi Hutan Sejati in each of the consecutive marbles from flat (0-8 %), gentle (8-15 %), rather steep (15-25 %), and steep (25-45 %) is 0.89, 0.89, 084, and 0.85. In general, the value of the Exploitation Factor is 0.87, this value is still above what was set by the government, which is 0.7.Faktor eksploitasi merupakan perbandingan antara banyaknya produksi kayu yang dihasilkan dari suatu areal hutan dengan potensi kayu dan dimasukkan dalam penentuan target produksi Kinerja HPH salah satunya dapat diukur dari nilai Faktor Ekploitasi. Faktor Eksploitasi ini merupakan perbandingan antara bagian batang yang dimanfaatkan dengan bagian batang yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai faktor eksploitasi hutan produksi dan volume log pada kelerengan yang berbeda di PT. Sinergi Hutan Sejati Kalimantan Tengah, Analisis Faktor Eksploitasi ini berdasarkan tingkat kelerengan yang mana ada empat tingkat kelerengan yang pertama landai, datar, agak curam dan curam. Faktor Eksploitasi sangat berpengaruh besar terhadap produksi suatu perusahaan kayu (HPH), yang mana bila Faktor Eksploitasi meningkat akan berpengaruh terhadap jatah produksi tahunan (JPT). Hasil yang diperoleh pada Analisis Faktor Eksploitasi hutan pada kelerengan yang berbeda di IUPHHK-HA PT. Sinergi Hutan Sejati pada masing – masing kelerengan berturut-turut dari datar (0-8%), landai (8-15%), agak curam (15-25%), dan curam (25-45%) adalah 0,89, 0,89, 084, dan 0,85. Secara umum nilai Faktor Ekploitasi adalah 0,87, nilai ini masih diatas dari yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 0,7.
ANALlSlS lNFlLTRASl PADA BERBAGAl TUTUPAN LAHAN Dl SUB DAS AMPARO KEClL DAS TABUNlO KABUPATEN TANAH LAUT Nur Syifa Yarnie; Badaruddin Badaruddin; Syarifuddin Kadir
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 2 Edisi April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i2.8538

Abstract

Population growth has resulted in widespread land conversion due to increasing human needs. This can have an impact on the hydrological cycle, especially the infiItration process. The purpose of this research is to anaIye the physicaI properties of the soil, rate of infiltration, capacity and voIume of infiItration on various Iand covers in the Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio Tanah Laut Regency. Location of the research was determined by overIay 3 types of maps: soiI type maps, Iand cover maps, and sIope maps. Data was coIIected using purposive sampIing technique, the data taken were infiltration measurement with 3 repetitions at each location and soil samples were taken to test the physical properties of the soil. This research was conducted at 5 locations with different land cover, namely rubber plantations on A-T1 and A-T2, shrubs on A-T3, and secondary forest on A-T4 and A-T5. The resuIts of laboratory tests of soiI physicaI properties showed that the largest percentage of soil porosity was found in A-T4 which is 64% and the lowest is in A-T2, which is 45%. The highest infiItration rate was found in A-T4 which is 118.33 mm/hour and the Iowest was found in A-T3 which is 28.33 mm/hour. The highest infiltration capacity was found in A-T4 which is 334.92 mm/hour and the highest infiltration volume was found in A-T5 which is 307.37 mm3, and the Iowest infiItration capacity and voIume were found in A-T3 which is 49,12 mm/hour and 27 ,85 mm3.Pertumbuhan penduduk mengakibatkan maraknya alih fungsi lahan karena meningkatnya kebutuhan manusia. HaI tersebut dapat berdampak pada siklus hidrologi terutama proses penyerapan air. PeneIitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah, Iaju infiItrasi, serta kapasitas dan voIume infiItrasi pada berbagai tutupan Iahan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan melalui overlay antara peta jenis tanah, peta tutupan Iahan, dan peta keIerengan. Data diambil dengan teknik purposive sampling, data yang diambiI berupa pengukuran infiItrasi dengan 3 kaIi penguIangan pada setiap lokasi dan pengambilan sampeI tanah untuk dilakukan pengujian sifat fisik tanah. Penelitian ini dilakukan pada 5 titik lokasi dengan tutupan lahan berbeda yaitu perkebunan karet pada A-T1 dan A-T2, semak belukar pada A-T3, dan hutan sekunder pada A-T4 dan A-T5. Hasil uji laboratorium sifat fisik tanah menunjukan persentase porositas tanah terbesar terdapat pada A-T4 yaitu 64% dan yang terendah pada A-T2 yaitu 45%. Laju infiltrasi tertinggi terdapat pada A-T4 yaitu 118,33 mm/jam dan yang terendah terdapat pada A-T3 yaitu 28,33 mm/jam. Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada A-T4 yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada A-T5  yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan voIume terendah terdapat pada pada A-T3 yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3.
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA SUB DAS TEBING SIRING DAS TABUNIO KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Hartinah Harman; Syarifuddin Kadir; Badaruddin Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9219

Abstract

The erosion hazard level of a sub-watershed is very important to find out about the degree of erosion hazard in an area. This research aims to analyze the value of erosion and the level of erosion hazard that occurs in the Tebing Siring sub-watershed, Tabunio watershed, Tanah Laut district, South Kalimantan Province. Estimation of erosion value using the USLE (Universal Soil Loss Equation) method with purposive sampling using 8 (eight) sample points on a predetermined land unit. The highest erosion value of 192.18 tons/ha/yr was obtained on a land unit (UL) 4 with land cover in the form of open land with a rather steep slope (15-25%). The lowest erosion value of 0.81 ton/ha/yr was obtained on a land unit (UL) 6 with rubber plantation land cover with a flat slope (0-8%). The degree of erosion hazard obtained refers to the findings of the calculation, it was found that the Tebing Siring Sub-watershed has a very light to severe erosion hazard level.  Very light erosion hazard level is known to be found in a land unit (UL) 5, land unit (UL) 6, and land unit (UL) 7. Light erosion hazard level is found in a land unit (UL) 1, land unit (UL) 2, and land unit (UL) 3. Moderate erosion hazard level is found in a land unit (UL) 8, and the severe erosion hazard level is found in a land unit (UL) 4Tingkat bahaya erosi Sub DAS sangat penting dilakukan untuk mencari tahu tentang derajat besar bahaya erosi yang dialami pada suatu kawasan. Riset ini bertujuan guna analisis nilai erosi dan level bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Tebing Siring DAS Tabunio kabupaten tanah laut Provinsi Kalimantan Selatan. Pendugaan nilai erosi dengan menerapkan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan pengambilan sampel yang dalam hal ini berjenis purposive sampling dengan jumlah 8 (delapan) titik sampel pada unit lahan yang telah ditetapkan. Nilai erosi tertinggi sebesar 192,18ton/ha/thn diperoleh pada unit lahan (UL) 4 dengan penutupan lahan berupa lahan terbuka dengan kemiringan lereng agak curam (15-25%). Nilai erosi terendah sebesar 0,81ton/ha/thn diperoleh pada unit lahan (UL) 6 dengan penutupan lahan perkebunan karet dengan kemiringan lereng datar (0-8%). Derajat bahaya erosi yang diperoleh mengacu pada temuan perhitungan ditemukan bahwa pada Sub DAS Tebing Siring memiliki level bahaya erosi amat ringan hingga berat. Derajat bahaya erosi sangat ringan diketahui terdapat pad unit lahan (UL) 5, unit lahan (UL) 6 dan unit lahan (UL) 7. Tingkat bahaya erosi ringan terdapat pada unit lahan (UL) 1, unit lahan (UL) 2 dan unit lahan (UL) 3. Derajat bahaya erosi sedang terdapat pada unit lahan (UL) 8, dan tingkat bahaya erosi barat terdapat pada unit lahan (UL) 4.
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KEMAMPUAN INFILTRASI DAN ALIRAN PERMUKAAN CURAH HUJAN DI DAS MALUKA Muhammad Dienul Hafiz; Badaruddin Badaruddin; Khairun Nisa
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9227

Abstract

Watershed conditions is one of the variables in the occurrence of floods that affect infiltration and run-off. Infiltration and run-off that occur in each land use have different values. The high and low values of infiltration and run-off will determine whether land use in the watershed will produce run-off or not. Maluka Watershed is one of the watersheds in South Kalimantan which has a fast water level rise but has a small infiltration rate and low slope making it prone to flooding. The purpose of this research are: (1) to analyze the rate and volume of infiltration as well as run-off in the Maluka watershed; and (2) to examine the role of land use that affects the rate of infiltration and run-off. This research was conducted in the Maluka watershed, located in Tanah Laut District, Banjar District, and Banjarbaru City. The Infiltration test was carried out using Horton Method with three repetitions five minutes apart and more than five meters away. The rainfall-runoff test was carried out using the Rational Method. The result of this research showed that in dry land agriculture the highest infiltration is 55,96 mm/hour (medium) with an infiltration volume is 25.99 mm3, the smallest infiltration located on open land is 10.27 mm/hour (low medium) with infiltration volume is 2.85 mm3, the highest runoff in plantations is 92.36 m3/second (while research) and 419.16 m3/second (within five years) while the smallest run off located on shrubs is 4.95 m3/second (while research), and 22.47 m3/second (within five years). The role of land use that affects the rate and volume infiltration as well as the amount of runoff is all land use, including open landKondisi Daerah Aliran Sungai atau DAS merupakan salah satu variabel dalam terjadinya banjir yang mempengaruhi infiltrasi dan aliran permukaan. Infiltrasi dan aliran permukaan yang terjadi pada setiap penggunaan lahan memiliki nilai berbeda-beda. Tinggi dan rendahnya nilai infiltrasi dan aliran permukaan akan menentukan penggunaan lahan yang ada di DAS akan menghasilkan aliran permukaan atau tidak. DAS Maluka merupakan salah satu DAS yang ada di Kalimantan Selatan yang memiliki kenaikan muka air cepat tetapi laju infiltrasinya kecil serta kelerengannya rendah sehingga rawan terjadinya banjir. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Menganalisis laju dan volume infiltrasi serta aliran permukaan di DAS Maluka; dan (2) Mengkaji peran penggunaan lahan yang mempengaruhi laju infiltrasi dan besarnya aliran permukaan. Penelitian ini dilakukan di DAS Maluka yang terletak di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, dan Kota Banjarbaru. Uji infiltrasi dilakukan dengan menggunakan Metode Horton dengan 3 ulangan yang berselang waktu 5 menit dan berjarak 5 meter lebih serta uji aliran permukaan dilakukan dengan Metode Rasional. Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pertanian lahan kering memiliki laju infiltrasi terbesar 55,96 mm/jam (sedang) dengan volume infiltrasi 25,99 mm3, laju infiltrasi terkecil terdapat pada tutupan lahan tanah terbuka 10,27 mm/jam (sedang lambat) dengan volume infiltrasi 2,85 mm3, aliran permukaan tertinggi terdapat di perkebunan 92,36 m3/detik (selama penelitian) dan 419,16 m3/detik (dalam kurun waktu 5 tahun) sedangkan aliran permukaan terkecil ditemukan di semak 4,95 m3/detik (selama penelitian) dan 22,47 m3/detik (dalam kurun waktu 5 tahun). Peran penggunaan lahan yang mempengaruhi laju infiltrasi dan volume infiltrasi serta besarnya aliran permukaan yaitu semua tutupan lahan termasuk tanah terbuka.
ANALISIS KERAWANAN DAN KEJADIAN LONGSOR PADA SUB DAS BAKAR DAS TABUNIO Meigi Sugihanli; Badaruddin Badaruddin; Syarifuddin Kadir
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 4 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 4 Edisi Agustus 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i4.9510

Abstract

Landslide is the displacement of slope-forming material in the form of rock, debris, soil, or mixed materials, moving down or off the slope. The decrease in the carrying capacity of the watershed is one of the factors in the occurrence of landslides. The purpose of this study was to analyze the level of landslide vulnerability and validate the level of landslide vulnerability based on actual land use in the Tabunio Watershed area, the Bakar Sub Watershed. This study uses methods and data analysis based on the journal Kustratmoko, et al. (2002), by weighting 4 parameters of landslide vulnerability, namely slope, land use, soil erodibility and rainfall. There are 5 classes of vulnerability to landslides in the Bakar Sub-watershed, namely the safe class covering an area of 1,834.53 ha or 58.10% of the Bakar Sub-watershed, a moderately vulnerable class covering an area of 649.38 ha or 20.56% of the area of the Bakar Sub-watershed, a moderately vulnerable class covering an area of 666.60 ha or 21.11% of the area of the Bakar Sub-watershed, a vulnerable class covering an area of 6.81 ha or 0.21% of the area of the Bakar Sub-watershed, and a very vulnerable class of 0.12 ha or only 0.003% of the area Bakar sub-watershed. Validation of land use was carried out at 14 points of vulnerability to landslides, namely, 11 points of the vulnerability class changed due to changes in land use, based on the validation there were 2 points into the safe class, the moderately vulnerable class became 1 point, the moderately vulnerable class became 7 points, the vulnerable class became 2 point and for very vulnerable class to be 2 points.Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Penurunan daya dukung DAS menjadi salah satu faktor terjadinya tanah longsor, Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerawanan longsor dan memvalidasi tingkat kerawanan longsor berdasarkan penggunaan lahan yang aktual di wilayah DAS Tabunio Sub DAS Bakar. Penelitian ini menggunakan metode dan analisis data berdasarkan jurnal Kustratmoko, et al. (2002), dengan melakukan pembobotan 4 parameter kerawanan longsor yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan, erodibilitas tanah dan curah hujan. Kerawanan longsor di Sub DAS Bakar terdapat 5 kelas kerawanan yaitu kelas aman seluas 1.834,53 ha atau 58,10 % dari Sub DAS Bakar, kelas agak rawan seluas   649,38 ha atau 20,56 % dari luas Sub DAS Bakar, kelas cukup rawan seluas 666,60 ha atau 21,11 % dari luas Sub DAS Bakar, kelas rawan seluas 6,81 ha atau 0,21 % dari luas Sub DAS Bakar, dan kelas sangat rawan seluas 0,12 ha atau hanya 0,003 % dari luasan area Sub DAS Bakar. Validasi penggunaan lahan yang dilakukan pada 14 titik kerawanan longsor yaitu, 11 titik kelas kerawanannya berubah dikarenakan perubahaan penggunaan lahannya, berdasarkan validasi terdapat 2 titik  ke dalam kelas aman, kelas agak rawan menjadi 1 titik, kelas cukup rawan menjadi 7 titik, kelas rawan menjadi 2 titik dan untuk kelas sangat rawan menjadi 2 titik.
Tingkat Kekritisan Lahan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut M. Rizal Akbar; Syarifuddin Kadir; Badaruddin Badaruddin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 3 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 3 Edisi Juni 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i3.9234

Abstract

Critical land is supported by the physical condition of the soil which is prone to erosion due to excessive land use, high rainfall and steep slopes. The Amparo Kecil sub-watershed is one of the upstream parts of the Tabunio watershed which is dominated by protected and cultivated areas. This study aims to analyze the characteristics and level of criticality of land determine efforts to control the level of criticality of land in the Amparo Kecil Watershed, Tabunio Watershed, Tanah Laut Regency. The Method used was purposive sampling with observation points determined through the results of overlapping land cover maps, slope maps and soil type maps. Parameters for determining critical land in agricultural cultivation areas and protected forests in forest areas use productivity factors, land cover, slope factors, erosion factors of TBE (Erosion Hazard Level) and management factors. The results of this study obtained the criticality level of potential critical to critical. Bush land cover in the protected area function is included in the critical category, secondary forest in the protected area function are included in the critical potential category, rubber plantations in the UL 1 cultivation area function are included in the critical potential category and UL 2 rubber plantations are included in the moderately critical category. The rehabilitated with high-yielding rubber species and on steep slopes directed at terracing. Shrubs are directed for reforestation with an intercropping pattern of forest plant species and MPTS. The secondary forest rehabilitation guidelines need to enrich plant species and increase their maintenance.Lahan kritis yang didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, curah hujan yang tinggi dan keadaan lereng curam. Sub DAS Amparo Kecil merupakan salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang di dominasi oleh kawasan lindung dan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan tingkat kekritisan lahan serta menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Amparo Kecil, DAS Tabunio, Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan titik pengamatan yang ditentukan melalui hasil overlay (tumpeng tindih) peta penutupan lahan, peta kelerengan dan peta jenis tanah. Parameter penentu lahan kritis pada Kawasan budidaya pertanian dan hutan lindung dalam Kawasan hutan menggunakan faktor produktivitas, penutupan lahan, faktor kemiringan kereng, faktor erosi atau TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dan faktor manajemen. Hasil dari penelitian ini diperoleh tingkat kekritisan lahan potensial kritis hingga kritis. Pada penutupan lahan semak belukar dalam fungsi Kawasan lindung termasuk kategori kritis, hutan sekunder dalam fungsi Kawasan lindung termasuk kategori potensial kritis, perkebunan karet dalam fungsi Kawasan budidaya UL 1 termasuk kategori potensial kritis dan perkebunan karet UL 2 termasuk kategori agak kritis. Pola arahan rehabilitasi hutan dan lahan pada penutupan lahan perkebunan karet yaitu tetap dipertahankan dan direhabilitasi dengan jenis tanaman karet yang unggul dan pada kelerengan curam diarahkan membuat terasering. Semak belukar diarahkan untuk penghijauan dengan pola tumpangsari jenis tanaman hutan serta MPTS. Arahan rehabilitasi pada hutan sekunder perlu adanya pengkayaan jenis tanaman dan ditingkatkan pemeliharaannya.
Co-Authors - Asysyifa Abdi Fithria Abdi Fithria Abdul Kadir Abdullah Abdullah Abdullah Abdullah Abdullah Abdullah Adi Rahmadi Adiaksa, Baso Witman Ady Purnama Agustry Vernando Simamora, Rocky Ahdyannor, Muhammad Isra Ahmad Firman Ahmad Imam Abdullah Ahmad Jauhari Ahmad Rizal Mahdi Ahmad Yani T Akhmad Rizali Al’Amin, Muhammad Nurul Andika Setiawan, Andika Arfah, Andi Ariadi, Ariadi Arnianti Arnianti Asari Frie Anugerah Asmuddin, Asmuddin Astama, Ricci Wahyu Azhar Maksum Azlan Azhari Bambang Joko Priatmadi Banjarina, Friska Aprilia Batubara, Azwar Azmi Bella Savitri, Chairuni br Ginting, Sry sulastri Br Sitepu, Sinarisa Bugis, Jabal Nur Cecep Gunawan Charloq Dalimunthe, Ricky Shahriza Ramadhan Danang Biyatmoko, Danang Danial - Dariyus Medi Sinulingga Darma Putra Daulay, Harmona Deby Puspitaningrum Deriz Landjoma Dewi Kurniawati Dirman Sihombing Dunggio, Abdul Rivai Saleh Efendi Efendi Eko Soaloon Sianipar Erika Revida Erlina Erlina Fadhilah, Amalia Fadillah, Muhammad Rizqan Fahmi, Ismail Fahruddin, Moh Zely Farah, Nurin Nisa Farosa, Delfi Fatmasari Fatmasari Fatmawati Fatmawati Fatmawati, Fatmawati Fauzana, Noor Arida Fauzi Ahmad Muda Fiddaraini, Ghaniyyah Fitria, Abdi Fredy Saputra, M. Khalid Ginting, Bengkel Ginting, Muhammad Adenan Gunawansyah Gunawansyah Hadriana Marhaeni Munthe Hafi, Bisru Hafizianor Hafizianor Harahap, Ira Maya Sofa Hartinah Harman Haryo Koco Buwono Hasman, Hasman Hendra Jaya Henri Sitorus Heri Khoeri Heri Kusmanto, Heri Hidayat, Renir Hilal, Achmad Hilda Susanti Humaizi Humaizi Humaizi, Humaizi I Gusti Bagus Wiksuana Idolla Adha Yanti Indra Fauzan Irianto Nasution Irma Febrianty Iskandar Zulkarnain Isnaini Isnaini Jamhari Jamhari Jumareng, Hasanuddin Khairun Nisa Kissinger Kissinger Linda Elida Lindawati Lindawati M. Hidayat M. Rizal Akbar Mandala, Nanda Febriani Mantasia Mantasia Marsuni, Yusriadi Maruka, Aliasis Masduq, Ali Meigi Sugihanli Meilawati, Meilawati Mizwar, Andi Moh Dahlan Th Musa Monika Rolina Muhaimin, Asrul Muhammad Angga Prabowo Muhammad Basri Muhammad Dienul Hafiz Muhammad Erwin Muhammad Husaini Muhammad Idrus Taba Muhammad Nizam Muhammad Ruslan Muhammad Rusli M. Muhammad Thoha Al alabi Mujahiddin, Mujahiddin Mulyadi, Sukma Munthe, Hadriana Marhaeni Musiana, Musiana Mustamin, Rini Mustari, Sahdan Muthoifin Nanda Febriani Mandala Nanda, Giri Dwi Nashrulloh, Dewi Noorkomalasari, Noorkomalasari Nur Islamiah, Indah Nur Syifa Yarnie Nur, Rafi'ah Nuraini, Eni Nurambiya, Nurambiya Nurhaedah Nurhaedah Nurman Achmad Nurman Hakim Nursaktila, Nia Padusung, Padusung Panjaitan, Budiman Bonar Alexander Pannyiwi, Rahmat Pujiati Pujiati Purba, Nurul Narissa Putra, Ali Akbar Sari Putri, Dwi Nur Anisya Putriani, Rini R. Hamdani Harahap R.Kintoko Rochadi Radiah Ilham Rahayu Lubis Rahim Matondang Rahmat Hapizil Islami Rahmat Hidayat Rambe, Jenny Yelina Razy, M. Syahrul Reksa Wijaya, Cakra Rijal, Chaerur Rina Br. Bukit Risma Risma, Risma Rizqullah, Naufal R. Robert Siregar Rosita Y. Sa'adah Ruslan Renggong Rusli M., Muhammad Sadeli, Yudi Akhmad Sahabuddin Sahabuddin Saharuddin said, muh Saidy, Akhmad Rizalli Saipul Abbas Saladin, T. Ilham Salim, Muhammad Adistyo Samsu Samsu Sandra Sandra Sandra Sandra Sapto Haryoko Saputra, Feri Sari, Yulia Padma Satiawan, Budi Satriawansyah, Tri Sembiring, Eva Suryani Sihombing, Heryanto Richard Simanihuruk, Muba Simanjuntak, Roy R Siregar, Narumondang Bulan Sirojuzilam Hasyim Siti Hamidah Siti Nuryani, Siti Sitorus, Henry Sofiana, Dini Sudarwati, Lina Sugeng Riyadi Sujastiawan, Ade Sumaryono Sumaryono Surianto Surianto Susi Hariyanti Sutarsi Suhaeb Suyanto Suyanto Syaifuddin Iskandar, Syaifuddin Syaifuddin Yana SYARIFUDDIN KADIR Syarifuddin Kadir Tarmizi, H. B. Tengku Irmayani, Tengku Treasa, Adisty Dwi Trisnu Satriadi Veny Usviany Veradilla, Veradilla Vini Dwi Putranti Violet Burhanuddin Wahyu Wahyu Wahyuddin, Muh. Asri Wardati, Wardati Warjio Warjio, Warjio Wisma Sari, Sinta Wiwik Handayani Yudha Esa Putra Yulia A. Hasan Yunisa Pratiwi Zainal Ilmi Zainuddin, Zainuddin Zakina, Nina Ziska, Ika Yanti Zulkifli Lubis Zulkifli Zulkifli Zulpahmi, Zulpahmi