Ronggeng Warak merupakan salah satu karya tari dengan penggambaran kolaborasi kebudayaan dan kesenian Kota Semarang yang multikultural. Oleh sebab itu penelitan ini bertujuan untuk mengetahui tanda akulturasi dan motivasi pembuatan karya Tari Ronggeng Warak. Kajian motivasi menggunakan teori ERG Clayton Paul Aldefer yang menyederhanakan teori kebutuhan Abraham Maslow.Penelitian menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Uji keabsahan data menggunakan peningkatan ketekunan dan triangulasi, serta Teknik analisis data melalui cara mengurutkan data secara sistematis yang berawal dari pengumpulan data, reduksi data, penjajian data dan verivikasi.Hasil yang ditemukan dalam Tari Ronggeng Warak adalah penandaan akultursi dari icon Tradisi Dugderan dan Kesenian Gambang Semarang. Warak sebagai ide pembuatan karya merupakan bentuk akulturasi dari ragam etnis, seperti Jawa, Cina, dan Arab secara visualisasinya terlihat pada kostum dan properti tari. Warak dijadikan icon hawa nafsu pada Tradisi Dugderan. Gaya tari Semarangan (salah satu jenis seni dalam Gambang Semarang) dibuat sebagai pijakan pembuatan karya yaitu pada bentuk, iringan, tata rias dan kostum serta properti tari.Motivasi pembuatan karya Tari Ronggeng Warak masuk diantara kebutuhan untuk berhubungan dan berkembang dalam teori ERG, dan masuk pada Esteem Needs dalam teori kebutuhan Maslow.