Claim Missing Document
Check
Articles

KELEMBAGAAN TATANIAGA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MANGGA MEMILIH SISTEM TEBASAN Dini Rochdiani
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 1, No 2 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.803 KB) | DOI: 10.25157/ma.v1i2.52

Abstract

Seiring dengan terjadinya perubahan pada pertanian global saat ini telah memaksa petani mangga untuk memproduksi komoditas secara kontinyu dan bernilai tinggi (melalui berbagai upaya peningkatan nilai tambah). Salah satu upaya petani untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan melakukan sistem tebasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelembagaan tataniaga petani mangga yang melakukan sistem tebasan dan mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani mangga dalam melakukan sistem tebasan. Regresi multivariate digunakan sebagai alat analisis utama dalam mengolah data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan 30 orang petani di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan penting, yaitu: (1) Dalam kelembagaan tataniaga mangga dengan sistem tebasan terdapat beberapa lembaga yang turut mengalirkan mangga dari produsen ke konsumen akhir, yaitu pedagang pengumpul tingkat Desa/Kecamatan, pedagang besar, para pedagang di pasar tradisional (lokal), eksportir, suplayer dan supermarket. Dalam pemasaran, buah mangga dikelompokan kedalam dua grade, yaitu grade AB merupakan grade utama, dipasarkan secara luas melalui empat saluran dan grade C (non grade) disalurkan ke pasar-pasar tradisional lokal melalui satu saluran pemasaran. Margin pemasaran paling besar terjadi pada saluran pemasaran yang pelaku-pelaku pasarnya melakukan penanganan hasil lebih intensif seperti suplayer dan supermarket dengan sasaran konsumen kelas ekonomi menengah ke atas. Pada seluruh saluran pemasaran grade AB, pedagang agen selalu mendapatkan marjin keuntungan paling besar, yaitu Rp.2.500,-/kg karena mereka merupakan pihak yang paling besar dalam pengeluaran biaya pemasaran dan juga resiko diakibatkan oleh fluktuasi harga jual mangga. Pengembangan produksi mangga masih perlu kerjasama dengan pelaku agribisnis, petani mendapatkan bantuan permodalan dan bimbingan praktek budidaya yang benai sementara pelaku agribisnis dapat memperoleh hasil mangga yang berkualitas, menciptakan peluang pasar baru dar mendirikan industri pengolah mangga segar untuk menjembatani kelebihan produksi pada waktu panen raya.Rata-rata petani mangga bersifat risk averse (penghindar risiko). (2) Secara serempak, faktor umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan, biaya produksi, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, kemampuan petani menanggung risiko, pendapatan petani dari mangga, dan pendapatan petani dari pekerjaan lainnya) mempengaruhi petani mangga untuk memilih sitem tebasan. Secara parsial, faktor umur petani dan faktor memiliki pekerjaan di luar usahatani mangga mempengaruhi secara negatif terhadap pemilihan sistem tebasan oleh petani mangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sistem tebasan di mangga merupakan salah satu alternatif untuk peningkatan keuntungan dan pendapatan bagi petani mangga.
ANALISIS SALURAN PEMASARAN UBI JALAR DI DESA CILEMBU KECAMATAN PAMULIHAN.KABUPATEN SUMEDANG Rosida Susanti; Dini Rochdiani
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i1.4771

Abstract

Sweet potato is a non-rice carbohydrate source that is highly nutritious and has a great potential as a support for food development. Sumedang Regency is one of the centers of sweet potato production in Indonesia, where the most popular sweet potatoes are those from Cilembu Village. This study aims to analyze (1) The channels and functions of sweet potato marketing in Cilembu Village. (2) Marketing margin, farmer’s share, and profit ratio and marketing cost of sweet potato in Cilembu Village. The selection of the research object was carried out purposively with the consideration that the research location was one of the sweet potato centers wich had its characteristics and were different from other regions. Respondents in this study were 20 farmers who were used as material to provide answers related to research taken on purpose (purposive) and 3 wholesalers, 3 small traders, and 4 middlemen taken by a snowball. The informants taken in this study were the head of the farmer group and the owner of the sweet potato processing industry. The analysis used in this research is descriptive. The result showed that (1) There were 4 marketing channels for sweet potatoes from farmers to the end consumers where there were 4 marketing institutions involved namely middlemen, wholesalers, small traders, and processing industries. The marketing function carried out by farmers in an exchange function and facilitating function, while the marketing function carried out by middlemen, large traders, small traders, and processing industries is an exchange function, a physical function, and a facility function.; (2) Judging from the value of the marketing margin, farmer’s share, and the R/C value of th the first, second, and fourth channels have achieved optimal performance. Meanwhile in the third channel, it has not achieved optimal performance because it has a low farmer’s share value even though the value of the marketing margin and R/C is quite high.
ANALISIS TINGKAT BAHAYA, KERENTANAN DAN RISIKO PERUBAHAN IKLIM: STUDI KOMPARATIF PETANI PADI JAWA BARAT DAN JAWA TIMUR Bobby Rachmat Saefudin; Tuhpawana Priatna Sendjaja; Dini Rochdiani; Ronnie Susman Natawidjaja; Elly Rasmikayati
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i1.4761

Abstract

The impact of climate change on the agricultural sector, especially rice, has been very pronounced. Rice farmers in Indonesia who are mostly small farmers, are certainly the first to be affected by the risks of climate change. The study aims to analyze and compare the level of climate change hazard, vulnerability and risk to rice farmers in West Java and East Java. This study used a total of 600 farmers from West Java and East Java who were determined using a multistage stratified random sampling technique. The data analysis technique used was the analysis model for the climate change hazard, vulnerabilityy and risk level and the Mann-Whitney U test. The results showed that rice farmers in West Java had a significantly greater level of climate change hazards than rice farmers in East Java, but the level of climate change vulnerability for rice farmers in West Java is significantly lower than that of rice farmers in East Java. The results of climate change risk level analysis show that there is no significant difference between West Java and East Java farmers in terms of the level of climate change risk. Both have low to moderate levels of climate change risk.
ANALYSIS OF AQUAPONIC LETTUCE AND TILEFISH WITH NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) SYSTEM AT PT. TANIKOTA Ayu Atikah Putri; Dini Rochdiani
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 6, No 1 (2022): May 2022
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v6i1.12917

Abstract

Organic vegetables produced by aquaponic cultivation are exclusive vegetables with many benefits, so don't be surprised if they are more expensive than ordinary vegetables. PT. Tani Kota is one of the companies engaged in agribusiness with aquaponic cultivation techniques with the Nutrient Film Technique (NFT) system. PT. Tanikota has not carried out farming calculations using precise and detailed accounting technology; currently, in calculating costs and income, it is still conventional, not using the software, so it is not known whether farming is efficient. This study aimed to analyze the level of income and the break-even point (BEP) of lettuce and tilapia farming aquaponics with the Nutrient Film Technique (NFT) system. The research method used is a case study at PT. Tanikota. The analysis used in this research is the analysis of farm income and Break-Even Point (BEP). This study indicates that the income from lettuce farming is Rp. 14,958,510,81 and tilapia, which is Rp. 2,752,360.81 per one aquaponic growing season. The break-even point analysis (BEP) results showed that the BEP of lettuce production volume was 85,463 kg and tilapia was 109,230 kg. BEP sales of lettuce are Rp. 4,358,579,630 and tilapia is Rp. 5,734,620.56. This means that the production and sales pass the break-even point, which means that aquaponic lettuce and tilapia farming is profitable or feasible
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI BUNCIS DI GABUNGAN KELOMPOK TANI LEMBANG AGRI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fadilla Deviani; Dini Rochdiani; Bobby Rachmat Saefudin
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.92 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.6099

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (luas lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida dan benih) terhadap jumlah produksi usahatani buncis di Gabungan Kelompok Tani Lembang Agri. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan penentuan tempat lokasi penelitian secara purposive. Metode pemilihan sampel dengan proportionate stratified random sampling dengan mengambil sampel dari setiap kelompok tani sehingga sampel yang digunakan berjumlah 65 responden. Analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani buncis adalah modal, pestisida dan benih di Gabungan Kelompok Tani Lembang Agri
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA (Studi Kasus Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis ) Imam Nurhamgiansyah; Dini Rochdiani; Agus Yuniawan Isyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v7i3.4169

Abstract

Pepaya california mampu tumbuh di berbagai tempat, baik di lahan kering maupun di lahan basah dengan iklim tropis dan subtropis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan finansial dan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua modal yang diinvestasikan dalam usahatani pepaya california di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakana dalah studi kasus dan analisis data yang digunakan adalah Internal Rate Of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani pepaya california di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis layak diusahakan dengan nilai NPV Rp 3.953.377 dan Net B/Cyaitu 1,24. Sedangkan nilai IRR, yaitu 4,38 %, artinya bahwa usahatani pepaya california di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis dapat menghasilkan keuntungan 4,38 % dari biaya modal, sehingga usahatani memiliki kemampuan dalam mengembalikan modal yang telah digunakan. Selain itu, dengan nilai IRR 4,38 % menandakan bahwa petani mampu mengambil kesempatan pinjaman dengan tingkat suku bunga dibawah nilai tersebut. Berdasarkan perhitungan Pay back Period, bahwa usahatani pepaya california di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis mampu mengembalikan biaya investasi pada jangka waktu 11 bulan. 
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Rhizopus Oligosporus) (Studi Kasus Pada Perusahaan Bapak Maman di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Irfan Hendriawan; Dini Rochdiani; Budi Setia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v7i3.4003

Abstract

Usaha agroindustri tempe pada umumnya  merupakan sektor informal dengan skala mikro dan kecil tapi memiliki peran penting dalam mendukung kesejahtraan masyarakat luas, Fakta dilapangan menunjukan bahwa usaha agroindustri tempe meskipun sudah berjalan bertahun tahun, tetapi skala usaha mereka sulit  berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan, pendapatan agroindistri tempe di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi. 2) Besarnya nilai tambah agroindustri tempe di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada agroindustri tempe di Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu pada agroindustri tempe “Bapak Maman”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Biaya yang dikeluarkan oleh responden agroindustri tempe Bapak Maman Sulaeman dalam satu kali proses produksi yaitu Rp 1.523.568,51, penerimaan yaitu Rp 1.840.000, sehingga memperoleh pendapatan Rp 316.431,49, per satu kali proses produksi. 2) Nilai nilai tambah yang diperoleh pada agroindustri tempe Bapak Maman  yaitu Rp 4.322,23 dalam satu kali proses produksi.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI TEPUNG AREN (Studi Kasus Di Desa Sumberjaya Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis) Mayang Santi Mulyani; Dini Rochdiani; Budi Setia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v7i3.4018

Abstract

Pengolahan pohon aren menjadi tepung aren dapat menjadi peluang usaha dan sebagai alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Tepung aren merupakan tepung yang mempunyai peranan penting sebagai bahan pangan, karena berbagai macam makanan yang digemari masyarakat banyak yang berbahan dasar tepung aren. Melihat prospek produk tepung aren terhadap kebutuhan konsumen yang bagus, membuat usaha tersebut perlu penanganan yang tepat agar dapat berkembang dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, diperlukan analisis kelayakan finansial terhadap produk agroindustri tepung aren. Dari hasil perhitungan melalui kriteria investasi diperoleh hasil NPV bernilai positif atau lebih dari nol yaitu sebesar Rp.317.396.676,68, Net B/C sebesar 2,01 lebih besar dari 1, Gross B/C sebesar 1,02 lebih besar dari 1, IRR sebesar 44% lebih besar dari  12% yaitu tingkat suku bunga bank yang sedang berlaku, Payback Period 3 tahun. Dari sisi finansial agroindustri tepung aren layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan meningkatkan biaya pembelian aci basah sebesar 5% dan menurunkan harga jual sebesar 5% sangat berpegaruh terhadap usaha agroindustri tepung aren, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan kembali. 
ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU Ahmad Fauzi; Dini Rochdiani; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i1.289

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) besarnya biaya dan pendapatan agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) besarnya R/C agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) besarnya titik impas nilai penjualan dan titik impas volume produksi agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan mengambil kasus diDesa Balokang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel acak sederhana sebanyak 20 persen dari anggota populasi 125 orang, yaitu 32 perajin tahu. Data yang diperoleh dianalisis secra deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Biaya produksi agroindustri tahu di Desa Balokang dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 566.912,22, prodkusi yang dihasilkan sebanyak 3.215,63 potong tahu, harga produk 225 per potong tahu. Penerimaan perajin sebesar Rp 723.516,63 per satu kali proses produksi dan pendapatan sebesar Rp 156.603,41 per satu kali proses produksi; 2) R/C agroindustri tahu di Desa Balokang sebesar 1,28. Artinya untuk setiapsatu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan agroindustri tahu, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,28. Sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 0,28; 3) Titik impas (BEP) agroindustri tahu di Desa Balokang tercapi pada nilai penjualan sebesar Rp 48.575,29 den volume produksi minimum sebanyak 214,66 potong. Kata kunci : Tahu, Titik Impas
Strategi Pengembangan Agroindustri Tahu Cahaya Di Dusun Lintungpaku Desa Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Ade Fitri A'syaroh; Dini Rochdiani; Budi Setia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 8, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v8i2.5345

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan agroindustri Tahu Cahaya di Dususn Lintungpaku Desa Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. 2) Alternatif Strategi yang diterapkan dalam pengembangan agroindustri tahu pada perusahaan Tahu Cahaya di Dusun Lintungpaku Desa Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada perusahaan Tahu Cahaya di Dusun Lintungpaku Desa Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Responden pada penelitian ini adalah pemilik Tahu Cahaya yaitu Bapak Nurdin. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian ini menujukan bahwa :1) Faktor kekuatan (Strenghts), dalam pengembangan perusahaan tahu Cahaya yaitu memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh konsumen, pengalaman perusahaan, kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku, kemampuan mengakses modal, dan memiliki rasa tahu yang enak, tidak mudah hancur dan tidak berbau asam. Sedangkan yang menjadi faktor kelemahan (weaknesses) diantaranya yaitu keterbatasan sumberdaya/ kapabilitas perusahaan, pembuangan limbah, pemasaran masih terbatas, belum adanya riset pesaing, jumlah alat transfortasi milik sendiri sedikit, dan ketergantungan bahan baku.2) Alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan usaha agroindustri tahu cahaya yaitu dengan menggunakan strategi SO. setelah menggandengkan kekuatan dengan peluang dan strategi SO (Strenght-Opportunity), maka diperoleh faktor yang harus dipertahankan untuk mampu mengambil peluang yang ada, yaitu mampu menjaga dan meningkatkan mutu produk dan memperluas pasar.
Co-Authors Aan Mahaerani Abik Fatoni Ade Fitri A'syaroh Ade Sapaat Aditya Permana Rahman Agif Agriansyah Gunadhi Agna Wahyu Maulana Agna Wahyu Maulana Agus Kurniawan Agus Yuniawan Isyanto Ahmad Fauzan Ahmad Fauzi Ahmad Muklisin Ahmad Nurul Qomar Aji Ruzhan Bachtiar Alek Hermawan Alharitsza, Elshafira Andi Maulana Andi Nugroho Andi Nurhidayat Ane Novianty Anggun Nugraha Anita Arga Putri Sitio Anjalita, Rahma Maulida Anne Charina Apang Haris Arfah, Dika Ari Nurhidayat Arie Surtiadi Arif Budiman Arip Solihin Ashillah, Regita Cahyani Putri Ayu Atikah Putri Azis, Saepul Bachtiar, Reza Kurnia Adhya Badrudin, Iban Bagaskara, Fadil Bambang Yudi Ariadi Bangbang Subangkit Bayu Rohmatulloh Benidzar M. Andrie Bobby Rachmat Saefudin Briani Fahriah Ramadhani Purnomo Budi Setia Budi Setia Budi Setia Budi Setia Budi Setia Budi Setia budi setia Budi Setia Candra Desiana Candra Ramdhona Carkini Carkini Cecep Pardani Cecep Pardani Cep Hari Purnama Cepi Hendiana Nugraha Dani Lukman Hakim Dani Lukman Hakim Dani Saputra Dede Abdul Rozak Dede Yeni Maryani Dedi Fitriadi Delia Nada Suryana Denda Zainul Arifin dendi ruswendi Desi Sulistianengsih Dewi Yuliana Dhany Esperanza Dharmawan, Bangkit Prasetya Diani Heryanti Dika Arfah Djafar Shiddiq, Djafar Dudin Aliyudin Ega Sanjaya Eka Purna Yudha Eliana Wulandari Elly Rasmikayati Elsa Tiani Nuryana Devis Endah Djuwendah Erna Rachmawati Ernah, Ernah Erwin Bunyamin Eti Suminartika Fadhilah, Miftahul Fadilla Deviani Fanky Soehyono Fara Listyora Farulian Purba Fauziah Arda Humaira Febriani, Alifia Febrica Handryani Ferdiansyah Ferdi Dwi Permana Fitri Yuroh Fitria Ulfah Gema Wibawa Mukti Gema Wibawa Mukti Gema Wibawa Mukti Ghifari, Faris Gilang Permana Gita Gustiani Gita Novia Nugraha Gumelar, Anjar Gunardi Judawinata Haq, Annas Rahmatul Hasbi Assidiki Heri Mulyadi Hesty Nurul Utami Iis Mulyati Ilyas Ilyas Ima Siti Amalia Imana, Salsabila Iftikhar Indri Puspa Dewi Irfan Hendriawan Irma Setiawati Isep Enda Nurhidayat Ismatul Alawiah Itmam Jauharul Huda Iwan Setiawan Iyan Maulana, Iyan Izzuddin, Fahmi Akbar Jenal Adam Darmawan Jenal Mustopa Jeni Jeni Juliana, Nana K, Maman Haeruman Kamila Nurhayati Kartika Mutiara Dewi Kenal Junius Suranta Kharisma Chairunnisa Kicki Helmy Kurnia Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Laksono Trisnantoro Latifa, Nadya Hasna Laurensia Sri Yubilanti Lies Sulistyowati Lucyana Trimo, Lucyana Luqi Heistuwino Lutfi Zulfikar Luthfi U Setyawati M Gunardi Judawinata M. Andrie, Benidzar M.Andrie, Benidzar Mahendra, Fauzan Maisa, Tina Maulana, Krisna Maya Puspita Sari Mayang Santi Mulyani Melani Angger Dyasturi Meti Supriatin Miftahul Fadhilah Mila Karmila Millah, Rio Fauzi Saeful Mimbar, Jihad Mochamad Ramdan, Mochamad Mochammad Ramdan Muchtaridi Muchtaridi Muhamad Fiqri Muharam Muhamad Iqbal Rifaldi Muhamad Nurdin Yusuf Muhammad Ilham Muhammad Indra Pratama Ariin Muhroil Muhroil Nadya Hasna Latifa Nadya Hasna Latifa Nadyla Rizka Nur Amelia Nasruloh Jamaludin Nendi Nugraha Nendi Setiawan Nengsih, Pian Ratna Neni Nirwana Nofri Amin Noor Rahman, Muhammad Faisal Novianty, Ane Nurhasanah, Atih Nurjanah, Enok Nurlina Nurlina Nursalis Nursalis Nurul Rozaki Oktaviandi, Sandi Pahlupi, Lutfi Pandi Pardian Parama, Robby Permadi, Nida Fathi Pinandhito, Aryo Pirman Ramdan Gifari Purba, Farulian Purba, Farulian Putri, Maura Zhafira Qanti, Sara Ratna Qianti, Sara Ratna Rachman, Muhammad Alfi Rahayu, Tika Rai Rainurhikmah, Lala Rajab Subagja Randhani, Adi Wahyu Rani Andriani Budi Kusumo Rapika Pamela Ray Samwal Alfariqi Resa Hairun Nisa Resa Riski Yuniati Rian Kurnia Rian Kurnia, Rian Rifai, Yulida Avan Rinda Rinda Rini Pitriani Risda R Islamiyati Rizka Aulia Putri Rizki Darmawan Karmana Rizki Ramdani Rizky Fitria Hartuti Rizqi Primaputra Rohendi Rohendi Ronnie Susman Natawidjaja Rosida Susanti Rustandi, Imam Saepuloh Saepuloh Salapudin, Asep Sahlan Samudra, Agung Imam Sari, Tina Sayid Nurahman, Ivan Septiawan Septiawan Setia, Budi Sidiq, Wahyu Silpi Nurpajar Sintia Dewi Santika Sintia Sintia Sintya Zahra Aulya Siti Aminah Sodiah Siti Nurdasanti Siva Faujiah Sri Fatimah Sri Fatimah Sri Mulyati Sri Rahmawati Sudarman Sudarman Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sudradjat, Sudrajat Sudrajat - Sudrajat Sudrajat Sudrajat Sudrajat sudrajat Sulistyodewi Nur Wiyono Suparman, Silvany Afriliani Haryana SUPYANDI, DIKA Syam Sutarman Syamsul Arifin Tiktiek Kurniawati Tito Hardiyanto Tito Hardiyanto Tomy Perdana Trian Abdul Gofur Tuhpawana P. Sendjaja Tuhpawana Priatna Sendjaja Tuti Karyani Tuti Karyani Ugih Sugiarto Ugih Sugiarto Vina Fandini Wahidayana, Wanda WARID ALI QOSIM Wibawa Mukti, Gema Widia Kintan Sabila Firdaus Widiyanto, Chandra Wika Restika Wini Siti Wahyuni Wiwit Nurhidayah Yaya Sunarya Yayan Rismayanti Yesi Susanti Yopanda Aditya Pradina Yosini Deliana Yosini Deliana Yuli Nurmayanti Yulita, Rena Yunda Pratiwi, Riska Yunus Kurniawan Yusuf, Ghina Amelia Zakiya, Ikhwan Zulfikar Noormansyah Zulfikar Noormansyah Zulfikar Noormansyah Zumi Saidah