p-Index From 2020 - 2025
7.335
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment) ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Jurnal Ilmu Lingkungan Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Jurnal Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Journal of Aquatropica Asia Omni-Akuatika LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Jurnal Intek Akuakultur Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Riset Akuakultur Media Akuakultur Jurnal Kelautan Nasional Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan JURNAL PERIKANAN TROPIS Jurnal Abdi Insani PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Manfish Journal Jurnal Salamata Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika LIMNOTEK Journal of Marine Studies Jurnal Perikanan JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia
Claim Missing Document
Check
Articles

Toksisitas moluskisida niklosamida terhadap pertumbuhan dan kondisi histopatologi juwana ikan mas (Cyprinus carpio) [Toxicity of molluscicide niclosamide on growth and histopathology condition of juvenile common carp (Cyprinus carpio] Eddy Supriyono; Yosmaniar Yosmaniar; Kukuh Nirmala; Sukenda Sukenda
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 13 No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v13i1.113

Abstract

Niclosamide (2', 5- dichloro-'4 nitrosalicylanilide) as pesticide is extensively used for eliminating golden apple snail (Pomacea sp.) in paddy field. This study aimed to determine effect of sublethal molluscicide niclosamide toxicity on the growth and histopathology condition of juvenile common carp (Cyprinus carpio). This research was conducted at Research Station for Environment and Toxicology, BPPBAT Bogor. The research used sixteen glass aquariums of 70 cm x 50 cm x 60 cm in size with 40 L water volume, equipped with aeration system and stocked with 20 juveniles per each aquarium. Fish were fed to apparent satiation during the treatment and water exchange for every 48 hours. Research design was completely experimental randomized with four treatments and four replications of different niclosamide concentrations i.e. 0.00; 0.01; 0.03; 0.05 mg L"1 for 12 weeks. Specific growth rate was measured and tissue samples (gill, liver, kidney) were collected at fourth; eighth and twelve weeks of exposure time. The growth rate of fish was compare with ANOVA and histopathology of target organ was compare with descriptive analysis. The result indicate that sublethal concentration of 0.03 mg.L-1 niclosamide was significantly (p< 0.05) decrease the specific growth rate; whereas, concentration of 0.01 mg.L-1 niclosamide was induce hyperplasia, hemorrhage and necrosis in the gill, liver and kidney of fish. Abstrak Niklosamida (2', 5- dichloro-'4 nitrosalicylanilide) digunakan sebagai pestisida di sawah secara intensif untuk membu-nuh keong mas (Pomacea sp.). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh toksisitas subletal moluskisida niklosamida terhadap pertumbuhan dan kondisi histopatologi (insang, hati dan ginjal) juwana ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian dilakukan di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budi Daya dan Toksikologi Cibalagung, Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar Bogor. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi niklosamida, yaitu: 0,00 (kontrol); 0,01; 0,03; dan 0,05 mg.L"1. Penelitian ini menggunakan 16 akuarium berukuran 70 x 50 x 60 cm3. Ikan mas berukuran 2,5-3,0 gram dipelihara dengan kepadatan 20 ekor dalam volume air 40 L. Ikan uji diberi pakan secara at satiation serta dilakukan penggantian air setiap 48 jam dengan konsentrasi bahan uji yang sama. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Peubah yang diukur adalah pertumbuhan dan kondisi his-topatologi. Lama penelitian 12 minggu. Analisis terhadap pertumbuhan menggunakan anova dan kondisi histopatologi secara deskriptif. Konsentrasi subletal moluskisida niklosamida berpengaruh nyata terhadap penurunan pertumbuhan terjadi mulai pada konsentrasi 0,03 mg.L-1 dan mengakibatkan kerusakan pada insang, hati dan ginjal yaitu hiperplasia, hemoragi dan nekrosis pada konsentrasi 0,01 mg.L-1.
Kondisi fisiologis ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) yang dipelihara pada media yang terpapar merkuri dengan tingkat salinitas berbeda Ridwan Affandi; Riri Ezraneti; Kukuh Nirmala
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v12i2.123

Abstract

Mercury is a dangerous heavy metal to fish and human who consumed that contaminated fish. The objective of the research was to analysis the effect of mercury to physiological condition of milkfish which reared in various level of salinity. Experiment was divided into four treatments: A (0% + 0 mg Hg L-1); B (0%o + 0.012 mg Hg L-1); C (10%o + 0.012 mg Hg L-1); and D (20%o + 0.012 mg Hg L-1), each with three replications. Milkfish of 7-8 cm in length was reared in aquarium of 60 x 40 x 40 cm3 in size, filled with 40 L of water. Twenty milkfish were added into each aquarium, fed by artificial food up to 5% biomass, 3 times per day during 30 day of experiment. Physiological parameters were observed by measuring osmotic gradient, oxygen consumption and blood glucose. Within freshwater conditions, the results showed that osmotic gradient and blood glucose increased, while oxygen consumption decreased in response to the present of mercury. Milkfish that reared in 10%o salinity showed better physiological conditions than other treatment, i.e. osmotic gradient 0.237±0.088 Osm kg-1 H2O, oxygen consumption 0.257±0.037 mgO2 g-1 hour-1, and blood glucose 11.77±1.30 mg mL-1. It was shown that the toxicity level of mercury were the lowest at 10%o salinity. Abstrak Merkuri merupakan logam berat yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan, bahkan dapat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi logam berat tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh merkuri terhadap kondisi fisiologis ikan bandeng yang dipelihara pada berbagai tingkat salintas. Percobaan terdiri atas empat perlakuan yakni: A (0% + 0 mg Hg L-1), B (0%o + 0,012 mg Hg L-1), C (10%o + 0,012 mg Hg L-1), dan D (20%o + 0,012 mg Hg L-1).Masing-masing perlakuan memiliki tiga ulangan. Ikan bandeng yang berukuran 7-8 cm dipelihara dalam akuarium berukuran 60 x 40 x 40 cm3 dengan volume air 40 L. Masing-masing akuarium diisi dengan 20 ekor ikan bandeng dan dipelihara selama 30 hari. Pakan buatan berbentuk pellet diberikan tiga kali per hari sebanyak 5% dari bobot biomassa. Parameter yang diukur meliputi beban osmotik, tingkat konsumsi oksigen, dan kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ikan bandeng yang dipelihara di media air tawar, keberadaan merkuri menyebabkan naiknya beban osmotik dan kadar glukosa darah serta menurunkan tingkat konsumsi oksigen. Kondisi fisiologis ikan bandeng yang dipelihara pada salinitas 10%o lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya dengan nilai beban osmotik 0,237±0,088 Osm kg-1 H2O, tingkat konsumsi oksigen 0,257±0,037 mgO2 g-1 jam-1 dan kadar glukosa darah 11,7±1,30 mg.mL-1. Dampak toksisitas merkuri terhadap kondisi fisiologis ikan bandeng berkurang ketika dipelihara pada media dengan salinitas 10%o.
Efektivitas pemberian zeolit, arang aktif, dan minyak cengkeh terhadap hormon kortisol dan gambaran darah benih ikan patin Pangasionodon hyppophthalmus pada pengangkutan dengan kepadatan tinggi [Effectivity of utilization of zeolite, activated charcoal, and clove oil to cortisol hormone on the high density transportation system of juvenile of Pangasionodon hyppophthalmus] Eddy Supriyono; Ruspindo Syahputra; M. Faisol Riza Ghozali; Dinamella Wahjuningrum; Kukuh Nirmala; Anang Hari Kristanto
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v11i1.157

Abstract

This study was aimed to determine the effect of combination of zeolite, activated charcoal and clove oil for maintaining water quality in the transport medium of the fish, so as to minimize the stress level which can be known through determination of cortisole hormone level and blood characteriestic of the fish and also to minimize mortality rate of the fish . The study was conducted with a completely randomized design. The fish used was juvenile iridescent shark catfish with an average weight of 2 g / fish. Dose zeolite, activated charcoal and salt were used that B (20 g zeolite + 10 g activated carbon), C (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 3 ppm clove oil), D (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 6 ppm clove oil), E (20g zeolite + 10 g activated charcoal + 9 ppm clove oil), F (20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 12 ppm clove oil), and A(without zeolite, activated charcoal and oil cloves). The results showed the combination of 20 g zeolite + 10 g activated charcoal + 9 ppm clove oil in the sealed-transporatation system for 72 hours gave the best results, by reaching of the lowest levels of NH3 0.0389±0.004 mgl-1, CO2 50.42 mgl-1, highest survivale rate of 83.11% and had lower stress levels that presented by hormone cortisol level and blood characteristics as close to the normal fish. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh dalam memper-tahankan kualitas air media pada pengangkutan ikan berkepadatan tinggi , sehingga dapat meminimalisasi tingkat stres yang dapat diketahui dari tingkat konsentrasi hormon kortisol dan gambaran darah ikan dan dapat meminimalisasi ting-kat kematian ikan. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap. Ikan yang diguna-kan yaitu ikan patin dengan bobot rata-rata 2 g/ekor. Dosis zeolit, arang aktif dan garam yang digunakan yaitu B (20 g zeolit + 10 g arang aktif), C (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 3 ppm minyak cengkeh), D (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 6 ppm minyak cengkeh), E (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 9 ppm minyak cengkeh), F (20 g zeolit + 10 g arang aktif + 12 ppm minyak cengkeh), dan A (tanpa zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh). Hasil penelitian menunjukkan pem-berian 20 g zeolit + 10 g arang aktif + 9 ppm minyak cengkeh dalam pengepakan sistem tertutup selama 72 jam mem-berikan hasil terbaik, yaitu, kadar NH3 terendah mencapai 0,0389±0,004 mgl-1, CO2 50,42 mgl-1, SR tertinggi sebesar 83,11% dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah baik dilihat dari konsentrasi hormon kortisol terendah dan gambaran darah mendekati ikan normal.
Transportation of juvenile striped snakehead (Bloch 1793) with different densities in 3 ppt salinity media Jannesa Nasmi; Kukuh Nirmala; Ridwan Affandi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 1 (2017): February 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i1.307

Abstract

The present study aimed to ensure the effect 3 ppt of salt addition into the transportation media water to the water quality, suvival rate, daily growth rate, and stress level after transportation. This study was consisted of two phase, the first phase was fish transportation for 24 hours and the second phase was 21 days rearing after-transportation. Snake-head larvae’s transported with five treatments i.e a transportation media with no salt addition and stocked with 30 larvae L-1 as the control, and four transportation media with 3 ppt salt addition at different densities (30, 45, 60, and 75 larvae L-1). During the transportation, the water quality and survival rate were determined. The first phase experiment showed that salt addition in transportation media maintained the water quality and higher survival rate than control. After 24 hours, 30 larvae of each treatment were stocked into tank with 0 ppt salinity media. The results showed no significant differences in the survival rate and growth rate at the different densities without salt addition. The pH and blood glucose levels were slowly back to normal in day 21. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian garam 3 ppt dalam media pengangkutan terhadap perubahan kualitas air dan laju sintasan selama pengangkutan, laju pertumbuhan harian, glukosa darah, dan pH darah pascapengangkutan. Penelitian ini terdiri atas dua tahap kegiatan, yaitu tahap satu adalah pengangkutan selama 24 jam dan tahap dua adalah pemeliharaan pascapengangkutan selama 21 hari. Pada tahap satu kantong plastik diisi air 1 L dan dilakukan pengepakan sesuai dengan perlakuan, yaitu perlakuan kontrol tanpa garam (kepadatan 30 ekor L-1) dan perla-kuan penambahan garam 3 ppt (kepadatan 30, 45, 60, dan 75 ekor L"1). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan penambahan garam dalam media pengangkutan dapat mempertahankan kondisi kualitas air dan menghasilkan laju sintasan yang le-bih tinggi dibandingkan pada perlakuan tanpa garam. Tahap dua adalah pemeliharaan pascapengangkutan selama 21 hari. Setelah masa pengangkutan juvenil dari setiap perlakuan dan ulangan dipelihara 30 ekor per akuarium pada media bersalinitas 0 ppt. Hasil penelitian menunjukkan laju sintasan dan laju pertumbuhan pascapengangkutan tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Glukosa darah dan pH darah perlahan kembali normal hingga pemeliharaan hari ke-21.
The effectiveness of LED light spectrum exposure on growth and color performance of orange clownfish, Amphiprion percula (Lacèpède, 1802) juvenile Ris Dewi Novita; Kukuh Nirmala; Eddy Supriyono; Idil Ardi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i1.410

Abstract

Orange clownfish is one of the most desired marine ornamental fish by global market due to the orange color on it. The obstacles of the clownfish farming is the changes of the orange color on clownfish. Manipulation of the light spectrum exposure may affect the amount of chromatophore, that can change the color of clownfish become brighter. The present study was aimed at determining an appropriate spectrum of LED light toward growth and color quality of Amphiprion percula juvenile farming. The study was conducted in five treatments with three replication. The treatment consists of four types of LED light with different wavelengths i.e., white (P), red (M), green (H) and blue (B) with 12 hours and control. Clownfish with an average body weight of 0.91±0.19 g and length of 3.28±0.24 cm were used in this study. The result after 60 days showed that the blue LED light give the best glucose levels of 40.00±2.65 mg dL-1, malondialdehyde levels of 9.30±0.29 nmol mL-1, specific growth rate of 1.71±0.05% and feed efficiency of 78.23±1.97%. The best color quality parameters on blue LED light treatment with the Toca color finder (TCF) score reach the orange color on the dorsal, caudal and anal, RGB ratio on the color of the dorsal, caudal and anal each of 64.59±1.00%, 68.12±0.74% and 72.56±0.20% as well as the number of chromatophore each of 346±10 cells/ 0.1 mm-2. The spectrum blue LED light was able to result the growth and quality of best color for clownfish Amphiprion percula juvenile. Abstrak Ikan badut Amphiprion percula merupakan ikan hias air laut yang diminati pasar global ikan hias karena memiliki daya tarik tersendiri pada warna jingga yang dimilikinya. Ikan badut hasil budi daya memiliki kualitas warna jingga yang cenderung memudar. Penggunaan manipulasi spektrum cahaya dalam sistem budi daya dapat memengaruhi perubahan jumlah kromatofor yang dapat meningkatkan warna ikan menjadi terang. Tujuan penelitian ini adalah menentukan spektrum cahaya lampu LED yang tepat terhadap pertumbuhan dan kualitas warna yuwana ikan badut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pada lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas empat jenis spektrum cahaya lampu LED dengan panjang gelombang berbeda yakni putih (P), merah (M), hijau (H) dan biru (B) dengan lama penyinaran 12 jam dan kontrol. Rerata panjang total awal ikan uji adalah 3,28±0,24 cm dan bobot 0,91±0,19 g. Hasil penelitian selama 60 hari pemeliharaan menunjukkan bahwa parameter respons fisiologis dan pertumbuhan terbaik adalah pada perlakuan lampu LED biru dengan kadar glukosa sebesar 40,00±2,65 mg dL-1, kadar malondialdehyde (MDA) sebesar 9,30±0,29 nmol mL-1, laju pertumbuhan spesifik (LPS) sebesar 1,71±0,05% dan efisiensi pakan (EP) sebesar 78,23±1,97%. Parameter kualitas warna terbaik pada perlakuan lampu LED biru dengan skor dalam Toca color finder (TCF) mencapai warna jingga pada bagian dorsal, caudal dan anal, red,green and blue (RGB) ratio pada warna bagian dorsal, caudal dan anal masing-masing sebesar 64,59±1,00%, 68,12±0,74%, dan 72,56±0,20% serta jumlah kromatofor sebesar 346±10 sel/ 0,1 mm-2. Spektrum cahaya lampu LED biru menghasilkan pertumbuhan dan kualitas warna terbaik pada yuwana ikan badut Amphiprion percula.
Performance evaluation of micro bubble generator on physiological response of Nile tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) farmed at different densities in recirculating aquaculture system Sri Wahyuni Firman; Kukuh Nirmala; Eddy Supriyono; Nurul Taufiqu Taufiqu Rochman
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.504

Abstract

Micro-bubble generator is a device to maintain water quality by producing micron-sized bubbles. This study aims to evaluate the application of micro-bubble generator in different density on production performance and physiological response of nile tilapia reared in recirculating system. An experiment was designated by performing 3 densities, namely 15 , 30, and 45 individuals 60 L-1 with 3 replications. Every single unit of experiment applies a 34×42×41 cm3 maintenance container. The length size of fish used in this study was 7.44±2.89 cm and body weight of 10,96 ± 0,53 g. Fish were reared for 42 days in recirculation water system and fed ad satiation. The results of the evaluation of the physiological response showed that fish kept at density up to 45 60 L-1 did not show any changes, indicating that fish was in stress condition. The best production performance was in treatment A (15 individuals 60 L-1) with a specific growth rate of 1.87 ± 0.15% and a feed conversion ratio of 0.95 ± 0.08. Abstrak Pembangkit gelembung mikro merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan gelembung udara berukuran mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan pembangkit gelembung mikro pada kepadatan yang berbeda terhadap performa produksi dan respons fisiologis ikan nila yang dipelihara dalam sistem resirkulasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan tiga perlakuan kepadatan yaitu 15 ekor, 30 ekor dan 45 ekor 60 L-1 yang diulang sebanyak tiga kali. Wadah pemeliharaan berukuran 34×42×41 cm3. Ukuran ikan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki panjang 7,44±2,89 cm, serta bobot 10,96±0,53 g. Aplikasi pembangkit gelembung mikro dibe-rikan pada awal hingga akhir pemeliharaan selama 42 hari dengan sistem resirkulasi dan ikan diberi pakan secara ad satiation. Hasil evaluasi terhadap respons fisiologis menunjukkan bahwa ikan yang dipelihara hingga kepadatan 45 ekor 60 L-1 tidak menunjukkan adanya perubahan yang mengindikasikan ikan mengalami stress. Performa produksi terbaik adalah pada perlakuan A (15 ekor 60 L-1) dengan laju pertumbuhan spesifik 1,87±0,15% dan nisbah konversi pakan 0,95±0,08.
The color quality of Sumatra barb Puntigrus tetrazona (Bleeker, 1855) in different light spectrum exposure Wijianto Wijianto; Kukuh Nirmala; Yuni Puji Hastuti; Eddy Supriyono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.534

Abstract

The color quality of Sumatra barb that cultivated by the farmers are not as good as the fish that collected from the wild. One of the causes is the unsuitable environment for maintaining and breeding Sumatran barb. This research aims to compare color quality of Sumatra barb Puntigrus tetrazona by exposure the different light spectrums on maintenance media. The experiment was completely randomize design with six treatments and three replications consisted of K (control), R (room light), M (red light spectrum), H (green light spectrum), B (blue light spectrum) and P (white light spectrum). The method used to measure Sumatra barb color quality using Photoshop CS 5 software and chromatophore cell calculations. The results of color quality analysis after 28 showed that the (M) treatment had the highest percentage of color quality was 48.81 ± 1.57% for orange color and 32.26 ± 0.07% for black color. The highest number of chromatophore cells was in M treatment with 147 ± 3.7 cells mm-². The red light spectrum (M) treatment showed the best physiological response and improvement of color quality and the glucose level was 23.00 ± 1.00 mg dL−1. The best color quality of the Sumatra barb is produced by exposure to the red light spectrum (M). Abstrak Ikan sumatra hasil budi daya petani belum mencapai kualitas warna yang cukup baik dibandingkan hasil tangkapan di alam. Salah satu penyebabnya adalah lingkungan pemeliharaan serta penangkaran ikan sumatra yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas warna ikan sumatra Puntigrus tetrazona dengan paparan spek-trum cahaya berbeda pada media pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas enam perlakuan dan tiga ulangan yaitu kontrol (K), cahaya ruang (R), spektrum cahaya merah (M), spek-trum cahaya putih (P), spektrum cahaya biru (B), dan spektrum cahaya hijau (H). Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas warna ikan sumatra yaitu perangkat lunak Photoshop CS 5 dan perhitungan sel kromatofora. Hasil analisis kualitas warna setelah 28 hari menggunakan perangkat lunak Photoshop CS5 menunjukkan perlakuan spek-trum cahaya merah (M) memiliki kualitas warna terbaik dengan persentase sebesar 48,81±1,57% untuk warna jingga dan 32,26±0,07% untuk warna hitam. Jumlah sel kromatofora tertinggi yaitu pada perlakuan spektrum cahaya merah (M) yaitu sebesar 147,3±3,7 sel mm-2. Spektrum cahaya merah (M) menunjukkan respons fisiologis dan peningkatan kualitas warna yang terbaik. Kadar glukosa pada perlakuan spektrum cahaya merah (M) yaitu sebesar 23,00±1,00 mg dL-1. Kualitas warna ikan sumatra Puntigrus tetrazona terbaik dihasilkan oleh paparan spektrum cahaya merah (M).
Color quality, behavioral response, and blood glucose levels of guppies Poecilia reticulata (Peters, 1859) with the addition of Indian almond leaves (Terminalia catappa) in fish containers Izhar Amirul Haq; Kukuh Nirmala; Yuni Puji Hastuti; Eddy Supriyono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 22 No 1 (2022): February 2022
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v22i1.581

Abstract

Guppies are ornamental fish that have economic value and can be cultivated. One of the problems in guppies cultivation is the poor quality of body color. The solution to this problem is to improve the environmental quality in guppy aquaculture. This study evaluates changes in color quality, behavioral response, and blood glucose levels of guppies using water immersion of Indian almond leaves on rearing media. Study was carried out using a completely randomized design consisting of five treatments. The rearing media was filled water with a total volume of 10 L from each treatment with different concentrations, namely, Control treatment (100% freshwater), A (75% freshwater + 25% Indian almond leaf water), B (50% freshwater + 50% Indian almond leaf), C (25% freshwater + 75% Indian almond leaf) and D (100% Indian almond leaf). Each treatment observed several test parameters such as color quality percentage, survival rate, chromatophores cells number, behavior, glucose levels, and the water physical-chemical parameters. Guppies' behavioral responses, in general, experienced an increasing change in each treatment for seven days. The highest color quality percentage by treatment D was 73.93±2.29%, and the highest glucose level was by the control treatment, which was 24.11±0.41 mg dL-1. The results of variance analysis showed that the water immersion of Indian almond leaves was significantly different on color quality, behavioral response, and blood glucose levels through Duncan's test (p<0.05). Abstrak Ikan guppy termasuk ikan hias yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dibudidayakan. Salah satu masalah dalam budidaya ikan guppy yaitu kualitas warna tubuhnya yang tidak bagus. Upaya yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki lingkungan budidaya ikan guppy. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan kualitas warna, respons tingkah laku, dan kadar glukosa ikan guppy menggunakan rendaman air daun ketapang pada media pemeliharaan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas lima perlakuan. Media pemeliharaan diisi air dengan total volume 10 L dari setiap perlakuan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu, perlakuan Kontrol (100% air tawar), A (75% air tawar + 25% air daun ketapang), B (50% air tawar + 50% air daun ketapang), C (25% air tawar + 75% air daun ketapang) dan D (100% air daun ketapang). Setiap perlakuan diamati beberapa parameter uji seperti persentase kualitas warna, tingkat sintasan, jumlah sel kromatofora, tingkah laku, kadar glukosa, dan parameter fisik kimiawi perairan. Respons tingkah laku ikan guppy secara umum mengalami perubahan yang meningkat dalam setiap perlakuan selama tujuh hari. Persentase kualitas warna tertinggi pada perlakuan D yaitu sebesar 73,93±2,29% dan nilai kadar glukosa tertinggi pada perlakuan Kontrol yaitu 24,11±0,41 mg dL-1. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa rendaman air daun ketapang berbeda nyata terhadap kualitas warna, respons tingkah laku dan kadar glukosa darah melalui uji Duncan (p0,05).
Micro/Nano Bubble Technology : Characteristics and Implications Biology Performance of Koi Cyprinus carpio in Recirculation Aquaculture System (RAS) Henry Kasmanhadi Saputra; Kukuh Nirmala; Eddy Supriyono; Nurul Taufiqu Rochman
Journal Omni-Akuatika Omni-Akuatika Special Issue 2nd Kripik SCiFiMaS
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.789 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2018.14.2.539

Abstract

Technology for aquaculture is growing with the high demand of fish. Micro / nano bubble is one of technology that is developed to increase dissolved oxygen in water. This technology is used to increase Koi fish production in high density via RAS. The purpose of this study was to determine the characteristics of micro / nano bubble technology and its effect on biology of koi fish (Cyprinus carpio). Lutor was used to introduce micro / nano bubble in the fish tank by using fish length (e.g. 7.49 ± 0.29 cm). This research used completely randomized design with one factor (fish density) and three replications. This factor was three densities of fish at 15 fish.60 L-1 (A), 30 fish.60 L -1 (B), and 45 fish. 60 L -1 (C). The result showed that there was the absolute length of each treatments was (0.52 ± 0.03a) cm for A, treatment  B (0.36 ± 0.07ab) cm and C treatment (0.29 ± 0.08b) cm. The best treatment is A treatment (15 fish. 60 L -1) and different significant in statistic with C treatment (45 fish. 60 L-1) but not significant in statistic with B treatment (30 fish.­ 60 L -1).
The Dynamics of Water Quality During Culture of Snakehead Fish (Channa striata) in The Aquarium Dewi Puspaningsih; Eddy Supriyono; Kukuh Nirmala; Iman Rusmana; Cecep Kusmana; Ani Widiyati
Journal Omni-Akuatika Omni-Akuatika Special Issue 2nd Kripik SCiFiMaS
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.241 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2018.14.2.568

Abstract

Intensive culture of snakehead fish used artificial feed with high protein content. The impact of the high use of artificial feed will cause waste that can cause poor water quality and cause fish mortality. The purpose of this research was to know the dynamics of water quality during culture of snakehead fish Channa striata in the aquarium. The test animals used were snakehead fish with a length of 6.90 ± 0.49 cm and weight of 2.57 ± 0.59 g. Fish was maintenanced with a density of 2 fish L-1, 4 fish L-1 and 6 fish L-1. Fish was cultured for four days in an aquarium  with size of  60x40x40 cm3 and water volume  of 20 L. Water quality were observed, i.e, temperature, pH, dissolved oxygen, TAN, nitrite, nitrate, orthophosphate, hardness and alkalinity. The results showed that pH, temperature, hardness, TAN, nitrite, nitrate and ortophosphate were not significantly different between treatments (P>0.05), while dissolved oxygen and alkalinity were showed different significantly (P<0.05). On the fourth day of culture with a density of 4 fish L-1 and 6 fish L-1 has led to water saturation in the culture media. Dynamic of water quality was started on the third day of culture, whereas nitrites could not be converted to nitrate maximally. High levels of nitrate in the snakehead culture indicated that that this culture could be combined with an integrated aquaculture with plants.
Co-Authors . Rasmawan Adianto, Asep Agus Priyadi Agus Waluyo Ahmad Habibie, Ahmad Alexander Burhani Marda, Alexander Burhani Alimuddin Alimuddin Anang Hari Kristanto Ani Widiyati Ani Widiyati Ani Widiyati Ani Widiyati Anwar, Rifky Alwafi Any Widiyati Aras, Annisa Khairani Arfan Afandi Arif Faisal Siburian Arlina Ratnasari Asep Rachmat Pratama Asri, Yuliana Atma Jaya Salman Muin Aziz, Haikal Azril, Muh Berlianti . Berry Juliandi Bianingrum Bianingrum Cecep Kusmana Chandra Yudistira, Chandra Chrismadha, Tjandra D. Djokosetiyanto D. Djokosetyanto Daniel Djokosetiyanto Daniel Djokosetiyanto Daniel Djokosetiyanto DEDI JUSADI Dewi Puspaningsih Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dini Islama Dodi Hermawan E. M. Adiwilaga E. Yuniar Eddy Supriyono Enang Haris Enang Harris Enang Harris Enang Harris Enang Harris Surawidjaja, Enang Harris Erlania Erlania Erna Yuniarsih Ernik Yuliana Eva Prasetiyono Evi Susanti Farah Diana Farida Farida farida farida Febrina Amalia Fernando Jongguran Simanjuntak Gunawan, Bambang Kusmayadi Hamim Hamim Hamsiah, , Hamzah, Aris Sando Hanif Azhara, Muhammad Haris luthfi Harton Arfah Hastiadi Hasan Humairani, Humairani Hutapea, John Harianto I Nyoman Radiarta Idil Ardi Ilyas, Anita Prihatini Imam Taufik Iman Rusmana Iman Sari Lubis, Vina Imron Imron Imron Imron, Imron Irzal Effendi Izhar Amirul Haq Jannesa Nasmi John Harianto Hutapea John Harianto Hutapea Joni Haryadi Julie Ekasari Kukuh Adiyana Kukuh Adiyana Kuntari, Wahyu Budi Kurnia Faturochman, Kurnia Kurnia Faturrohman Lilis Nurjanah M. Faisol Riza Ghozali M. Zairin Junior Melati, Aulia Firda Mia Setiawati Mochamad Nurdin Moh. Burhanuddin Mahmud Muh Azril Muhamad Yamin Muhammad Amien H Muhammad Firmawan Muhammad Zairin Jr. Munawar Khalil Nafisyah, Eva Nasrul, Muit Novi Susianti Nur Bambang Priyo Utomo Nur Fauziyah Nuradzani, Daffa Nurhidayat Nurhidayat Nurul Taufiqu Rochman Nurul Taufiqu Taufiqu Rochman Prama, Ega Aditya Pras, Eva Prasetiyono Pratama, Asep Rachmat Priyo Handoyo Wicaksono Puji Hastuti, Yuni Purnamawati, , Puspaningsih, Dewi Qorie Astria R. Wulandari Rahmadi Azis, Rahmadi Retnosari Retnosari Revfvi Al Ghaney Rizal Riani Rahmawati RIDWAN AFFANDI Ridwan Affandi Rina Hesti Utami Riri Ezraneti Riri Ezraneti Ris Dewi Novita Riza Purbo Widiasto Rizkiya, Iffi Rizky Armansyah Robin Robin Robin, , Ruku Ratu Borut Ruspindo Syahputra Sabilu, Kadir Sabilu, Murni Saputra, Henry Kasmanhadi Satya, Awalina Setyo Pertiwi Sheny Permatasari Sri Nuryati Sri Nuryati Sri Wahyuni Firman Sudarto Sudarto Sugeng Budiharsono Sugiarti Suhaiba Djai Suharyanto Sukenda . Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sumi Lestari, Fajar Syarif Budiman T. Budiardi Tatag Budiardi Tri Heru Prihadi Tri Heru Prihadi Tri Heru Prihadi Tri Widiyanto Tridesianti, Siska Triheru Prihadi, Triheru Tyas Setioaji Vika Yuniar Wa Iba, Wa Iba Wahyu Wahyu Wardani, Sulistia WIDANARNI WIDANARNI Widiatmaka Widiatmaka widiatmaka Widiyati, Any Wijianto Wijianto Wijianto Wijianto Wildan Nurusallam Wildan Nurusallam, Wildan Wildan Nurussalam Wirantari, Ayu Puspa Wisriati Lasima Wiwin Ambarwulan Wiyoto Wiyoto Y. Hadiroseyani Yogi Himawan yogi Himawan Yosmaniar Yosmaniar Yosmaniar Yosmaniar Yuli Siti Fatma Yuli Siti Fatma Yuliana Asri Yuliana Asri Yuni Puji Hastuti Yuni Puji Hastuti Yuni Puji Hastuti