Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pemberian Susu Coklat Terhadap Kadar F2Isoprostan pada Siswa di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Barat Dezi Ilham; Afriwardi Afriwardi; Eti Yerizel
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.344

Abstract

Abstrak Latihan fisik yang berlebihan dapat meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh. Peningkatan radikalbebas ini kalau tidak dinetralisasi oleh antioksidan di dalam tubuh, maka terjadilah stres oksidatif yang dapatmenyebabkan terjadinya peroksidasi lipid, sehingga menghasilkan produk senyawa F2-isoprostan yang dapatberdampak terhadap berbagai masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruhpemberian susu coklat terhadap kadar F2-isoprostan. Penelitian ini merupakan eksperimental pre and post test controlgrup design terhadap 36 siswa atlet, yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek dibagi dua kelompok yaituyang diberikan perlakuan susu coklat dan kontrol susu putih. Susu diminum setelah latihan fisik rutin atlet sebanyaksatu kali sehari selama 15 hari. Kadar F2-isoprostan dinilai sebelum dan sesudah secara ELISA. Data dianalisisdengan paired sample t-Test, bermakna bila p<0,05. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar F2-isoprostan sebelumperlakuan pada kelompok susu coklat adalah 65,98±14,61 pg/ml dan sesudah perlakuan adalah 45,55±13,74 pg/ml.Rerata kadar F2-isoprostan sebelum perlakuan pada kelompok kontrol susu putih adalah 54,24±20,44 pg/ml dansesudah perlakuan adalah 48,80±20,23 pg/ml. Kesimpulan yang diperoleh ada pengaruh yang bermakna dari reratakadar F2-isoprostan sebelum dan sesudah perlakuan baik pada kelompok perlakuan susu coklat dan kelompok kontrolsusu putih.Kata kunci: latihan fisik, radikal bebas, F2-isoprostan, susu coklatAbstract Excessive physical exercise can increase the production of free radicals in the body. The increase in freeradicals if not neutralized by antioxidants in the body and it caused oxidative stress which can cause lipid peroxidation,resulting in F2-isoprostane product compounds that can affect a variety of health problems. The objective of this studywas to determine the influence of milk chocolate on F2-isoprostane levels. This study was an experimental pre andpost test control group design to the 36 student athletes, who meet the inclusion and exclusion criteria. The subjectswere divided in two groups: the treatment given milk chocolate and white milk is given control, drunk after a routinephysical exercise athlete, once a day for 15 days. F2-isoprostane levels were assessed before (pre) and after (post) byELISA, the data were analyzed by Paired Sample t-Test, significant if p <0.05. The results showed average levels ofF2-isoprostane before treatment group was 65.98 ± chocolate milk 14.61 pg / ml and after treatment was 45.55 ±13.74 pg / ml. Average F2-isoprostane levels before treatment in the control group was 54.24 ± white milk 20.44 pg /ml and after treatment was 48.80 ± 20.23 pg / ml. There is a significant influence on the mean levels of F2-isoprostaneboth before and after treatment in the treatment group and the control group of milk chocolate and white milkKeywords: physical exercise, free radicals, f2-isoprostane, milk chocolate
Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur Milfa Sari Muzamil; Afriwardi Afriwardi; Rose Dinda Martini
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.87

Abstract

AbstrakGangguan kognitif merupakan masalah yang sering terjadi pada golongan usia lanjut. Prevalensi gangguan kognitif tinggi pada negara yang memiliki populasi usila yang tinggi. Indonesia merupakan negara keempat dunia yang memiliki populasi usila tertinggi dan diperkirakan akan menjadi ketiga tertinggi pada 2020. Antara usaha preventif yang dilakukan adalah dengan beraktivitas fisik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap fungsi kognitif pada usila. Jenis penelitian ini adalah studi cross sectional dengan metode non probability sampling. Populasi penelitian adalah usila ≥60 tahun yang berada di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Total sampel seramai 51 orang dengan 13 laki-laki dan 38 perempuan. Tingkat aktivitas fisik dinilai menggunakan General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ) dan fungsi kognitif dinilai menggunaan Mini Mental State Examination (MMSE). Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil univariat didapatkan persentase usila yang aktif sebanyak 29.4% dan yang kurang aktif 70.6%. Persentase usila dengan fungsi kognitif yang normal sebanyak 82.4% dan yang mengalami penurunan 17.6%. Hasil bivariat didapatkan ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif dimana nilai p = 0.044 (p < 0.05). Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Kata kunci: fungsi kognitif, aktivitas fisik, usia lanjutAbstractCognitive impairment is common and highly age-related in the world. The prevalence of cognitive impairment is high in the country with high proportion of elderly. Indonesia is the fourth country with the highest population of elderly and estimated to be the third highest in 2020. Little attention has been paid to the identification of modifiable lifestyle habits for its prevention. This study aimed to determine whether there is a relationship between the level of physical activity and cognitive function in the elderly. This study was a cross sectional study with non probability sampling method. The study population was elderly ≥ 60 years who reside in the Village of Jati, East Padang district and fit the inclusion and exclusion criteria. There were 51 samples with 13 males and 38 females. The level of physical activity was measured by using General Practice Physical Activity Questionnaire (GPPAQ) and the cognitive function was assessed by using Mini Mental State Examination (MMSE). Data processed by the chi-square statistical tests using SPSS. Results of univariate analysis level of physical activity showed the percentage of active elderly is 29.4% and less active is 70.6%. Elderly with normal cognition is 82.4% and with impaired cognition is 17.6%. Results of bivariate analysis showed a significant relationship exists between the level of physical activity and cognitive function in the elderly p = 0.044 (p < 0.05). This study showed that there is a relationship between the level of physical activity and cognitive function in the elderly.Keywords: cognitive function, physical activity, elderly
Hubungan Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang Wira Ditya; Asril Zahari; Afriwardi Afriwardi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.608

Abstract

Abstrak   Mobilisasi dini merupakan kebijakan untuk secepat mungkin membimbing penderita turun dari tempat tidur dan berjalan. Tatalaksana ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pasca pembedahan serta dapat mengurangi risiko komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka pada pasien pasca laparatomi di bangsal bedah pria dan wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study dengan jumlah sampel 31 responden yang diambil secara consecutive sampling technique. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan lembar observasi, kemudian dianalisis dengan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dan proses penyembuhan luka pasca laparatomi (p = 0,003). Pasien mobilisasi dini dengan penyembuhan luka yang baik sebanyak 14 responden (77,8%) dan buruk 4 responden (22,2%). Responden tanpa mobilisasi dini dengan penyembuhan luka yang baik berjumlah 3 responden (23,1%), sedangkan yang buruk 10 responden (76,9%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mobilisasi dini dengan proses penyembuhan luka pasien pasca laparatomi di bangsal bedah pria dan wanita RSUP Dr M. Djamil Padang.Kata kunci: laparatomi, mobilisasi dini, proses penyembuhan luka AbstractEarly mobilization is policy to guide the patients out of their bed to walk as soon as possible. Early mobilization is one of the factors that affect post surgical wound healing and may reduce the risk of complications. The objective of this study was to determine the relationship between early mobilization and wound healing process for post laparatomy patients in men and women surgical ward of Dr. M. Djamil General Hospital Padang. The design of this study was a cross sectional to 31 respondents by consecutive sampling technique. Data were collected through questionnaire and observation, then analyzed by chi-square test with 95% confidence interval.The results show there was a significant relationship between early mobilization and wound healing process (p = 0.003). Patients of early mobilization with good wound healing were as many as 14 respondents (77,8%) and bad as many as 4 respondents (22,2%). Respondents without early mobilization who are in good wound healing were 3 respondents (23,1%) while bad ones are 10 respondents (76,9%). Based on the results of the study, it can be concluded that there is a relationship between early mobilization and wound healing process for post laparatomy patients in men and women surgical ward of Dr. M. Djamil General Hospital Padang.Keywords: laparatomy, early mobilization, wound healing process
Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Tekanan Darah pada Siswa SMK N 1 Padang Aulia Fash Farabi; Afriwardi Afriwardi; Gusti Revilla
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i2.716

Abstract

Hipertensi dapat mengganggu fungsi organ lain terutama organ vital seperti jantung dan ginjal. Hipertensi tidak hanya menyerang di usia tua saja, tetapi juga remaja. Merokok merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan tekanan darah pada siswa SMK N 1 Padang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 111 orang siswa kelas XI SMK N 1 Padang. Penilaian status merokok dengan menggunakan kuesioner Global Youth Tobacco Survey (GYTS) yang telah disadur dan digabungkan dengan indeks Brinkman dan penilaian tekanan darah dengan sphygmomanometer air raksa serta stetoskop. Hasil penelitian didapatkan siswa bukan perokok sebanyak 68 orang (61,3%) dan perokok ringan sebanyak 43 orang (38,7%). Rata- rata tekanan darah sistolik siswa sebesar 112,57 mmHg dan tekanan darah diastolik siswa sebesar 70,05 mmHg. Didapatkan tekanan darah sistolik perokok ringan lebih rendah 2,1 mmHg dibandingkan bukan perokok dan tekanan diastolik perokok ringan lebih rendah 2,92 mmHg dibandingkan bukan perokok. Hasil analisis data statistik kebiasaan merokok dengan tekanan darah sistolik didapatkan p = 0,15. Hasil analisis data statistik kebiasaan merokok dengan tekanan darah disatolik didapatkan p = 0,078. Sedangkan hasil analisis data statistik kebiasaan merokok dengan mean arterial pressure (MAP) didapatkan p = 0,094, Simpulan penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan MAP.
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Kerusakan Sendi pada Pasien Osteoartritis Lutut di RSUP Dr. M. Djamil Padang Endang Mutiwara; Najirman Najirman; Afriwardi Afriwardi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.525

Abstract

AbstrakOsteoartritis lutut adalah salah satu penyakit sendi degeneratif  yang sering ditemukan di Indonesia. Pada pemeriksaan radiologi sendi lutut penderita osteoartritis terdapat kelainan yang dapat dinilai berdasarkan kriteria Kellgren dan Lawrence. Salah satu faktor resiko utama yang mengakibatkan kerusakan sendi pada penderita osteoartritis lutut adalah kegemukan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan derajat kerusakan sendi pada penderita osteoatritis lutut di RSUP Dr M Djamil. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel 24 pasien. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi  menurut American College of Rheumatology 1997 di Poli Rematik RSUP Dr M Djamil, dilakukan penghitungan IMT dan penilaian derajat kerusakan sendi berdasarkan pemeriksaan Rontgen dengan menggunakan kriteria Kellgren dan Lawrence. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 88,9% pasien yang bertubuh gemuk memiliki derajat osteoartritis yang lebih berat. Analisis uji chi-square terhadap  IMT dengan derajat kerusakan sendi pada pasien osteoartritis lutut memperlihatkan hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,003 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan derajat kerusakan sendi pada pasien osteoartritis lutut.Kata kunci: osteoartritis lutut, IMT, derajat kerusakan sendi AbstractKnee osteoarthritis is a common degenerative joint disease in Indonesia. The radiograph of knee osteoarthritis shows changes of knee joint which assessed based on Kellgren and Lawrence criteria. One of the major risk factor that lead joint damage in patient with knee osteoarthritis is obesity. The objective of this study was to determine association between Body Mass Index (BMI) and degree of joint damage in knee osteoarthritis patient at DR. M. Djamil hospital. This was a cross sectional study on 24 knee osteoarthritis patients that fulfilled American College of Rheumatology 1997 criteria. These patients  came to Rheumatic Poly in DR. M. Djamil hospital, then were measured the BMI and described the degree of joint demage based of Kellgren and Lawrence criteria. Statistical analysis was performed using chi-square test. The result showed 88.9% patients who were obese have a higher degree of joint damage. Chi-square test for BMI and degree of knee osteoarthritis showed significant association with p value 0.003 (p<0.05). The conclusion in this study, there is a significant association between BMI and degree of joint damage in knee osteoarthritis patients. Keywords:  knee osteoarthritis, BMI, degree of joint damage
Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Daya Tahan Kardiovaskuler pada Pegawai Wanita RS Semen Padang Nurfazlina Nurfazlina; Afriwardi Afriwardi; Nur Afrainin Syah Afrainin Syah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.567

Abstract

AbstrakWanita rentan memiliki kadar hemoglobin dibawah normal (anemia) karena mengalami pengurangan volume darah yang dikeluarkan secara alamiah, seperti saat menstruasi. Penurunan kadar hemoglobin dapat berdampak pada penurunan daya tahan kardiovaskuler hingga berdampak pada produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin terhadap daya tahan kardiovaskuler pada pegawai wanita RS Semen Padang. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional study terhadap subjek sebanyak 85 orang. Data dikumpulkan dari hasil Medical Check Up (MCU) yang kemudian dianalisis melalui uji korelasi Spearman. Hasil  penelitian ini mendapatkan 16,5% pegawai wanita RS  Semen Padang  mengalami anemia. Sebanyak 3,5% pegawai wanita RS  Semen Padang  memiliki daya tahan kardiovaskuler sangat baik, 17,6% baik, 28,2% sedang, 8,2% kurang dan 42,4% kurang sekali. Hasil uji korelasi didapatkan nilai r = + 0,077 dan nilai P > 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat korelasi searah antara kadar hemoglobin terhadap daya tahan kardiovaskuler, namun kekuatan korelasi sangat lemah sehingga tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar hemoglobin dengan daya tahan kardiovaskuler pada pegawai wanita RS Semen Padang.Kata kunci: daya tahan kardiovaskuler, hemoglobin, wanita AbstractWomen are more likely to have lower hemoglobin levels (anemia) due to menstruation. The decrease of hemoglobin levels will cause the decline of cardiovascular endurance. The objective of this study was to determine the correlation of hemoglobin levels and cardiovascular endurance in female employees of Semen Padang Hospital. This research was a observational analytic research using cross sectional design on 85 samples. Data was collected from Medical Check Up (MCU) record of female employees of Semen Padang Hospital and analyzed by Spearman correlation test. The results showed that 16,5% of samples were anemia. There were 3,5 % samples had high cardiovascular endurance, 17,6 % good, 28,2% avarage, 8,2% low dan 42,4% poor. The results of correlation test (r) is +0,007 and the the significance value (p) is >0,05. In conclution, the percentage of anemia in female employees of Semen Padang Hospital was low, but the majority of female employees of Semen Padang Hospital had low and poor cardiovascular endurance. The correlation between hemoglobin levels and cardiovascular endurance was positive. The strength of the correlation was very weak and there was no significant correlation between hemoglobin levels and cardiovascular endurance among female employees of Semen Padang Hospital.Keywords: cardiovascular endurance, hemoglobin levels, women
FAKTOR RISIKO PASIEN NEFROPATI DIABETIK YANG DIRAWAT DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Harie Satria ES; Eva Decroli; Afriwardi Afriwardi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.794

Abstract

Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Penyakit akibat komplikasi mikrovaskular yang dapat terjadi pada pasien diabetes yaitu retinopati dan nefropati diabetik. Nefropati Diabetik adalah komplikasi diabetes melitus pada ginjal yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal. Penyakit ginjal (nefropati) merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran faktor risisko yaitu tekanan darah, glukosa darah dan kadar lipid pada penderita diabetes melitus tipe II di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Metode yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dengan desain cross sectional terhadap 37 sampel pasien diabetes melitus tipe II yang dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2015 di bagian rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang. Subjek penelitian ini adalah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian dan kemudian disajikan dalam tabel distribusi dan frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 70,3% pasien nefropati diabetik mengalami hipertensi. Gambaran glukosa darah pasien nefropati diabetik didapatkan bahwa sebesar 70,1% pasien nefropati diabetik memiliki glukosa darah sewaktu yang cukup tinggi ( >200 mg/dl). Gambaran kadar lipid darah pasien nefropati diabetik didapatkan sebesar 94,6% pasien nefropati diabetik mengalami dislipidemia.
Hubungan Tingkat Keteraturan Berolahraga Terhadap Komplikasi Penyakit pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP DR. M. Djamil Padang Reza Ekatama Rajasa; Afriwardi Afriwardi; Setia Budi Zein
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.510

Abstract

AbstrakAda banyak faktor yang mempengaruhi komplikasi pada pasien DM tipe 2, salah satunya adalah keteraturan berolahraga. Aktivitas fisik yang kurang akan  berisiko terjadinya hiperglikemia. Kondisi ini lambat laun akan menyebabkan kerusakan mikrovaskular dan makrovaskular. Olahraga yang teratur dapat membuat normal gula darah. Tujuan penelitian ini adalah meneliti lebih lanjut tentang hubungan keteraturan berolahraga terhadap komplikasi DM tipe 2. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang berkunjung ke poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ini merupakan studi retrospektif dengan jumlah subjek 73 orang. Pengumpulan data responden dilakukan dengan wawancara dan rekam medis. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 65,8% responden menderita 3 atau lebih komplikasi (banyak), sedangkan 34,2% menderita kurang dari 3 komplikasi (sedikit). Kesimpulan studi ini adalah terdapat hubungan antara keteraturan berolahraga dengan komplikasi DM tipe 2.Kata kunci: keteraturan berolahraga, komplikasi DM tipe 2AbstractThere are many factors correlate to complications in  type 2 diabetes mellitus (DM) patients, one of them is exercise regularity. Lack of physical activity can lead to the hiperglycemia condition. It  could be the cause of  micovascular and macrovascular injuries. Exercise regularity can lead blood glucose toward normal. The objective of this study was to investigate the correlation of exercise regularity to the type 2 DM complications.The research was conducted to the  people who visit polyclynic of M. Djamil Hospital. It is a retrospective study with 73 subjek. Data collection was performed through interviews and using medical records. The statistical analysis was performed chi-square test.The result of this research found that 65.8% of respondent had many complication ( three or more), whereas 34.2% of had less than three complications. Analysis by chi square test, concluded that there was a significant relation between exercise regularity and complications of type 2 DM.Keywords: exercise regularity, complication of type II DM
Pengaruh Pemberian Air Rendaman Rumput Fatimah (Anastatica Hierochuntica) Terhadap Kadar Hormon Oksitosin dan Hormon Prolaktin Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Menyusui Perbandingan Yunni Safitri; Afriwardi Afriwardi; Eny Yantri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1S (2019): Suplemen 1
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1S.923

Abstract

Rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, tanin, dan flavonoid yang merupakan bagian fitoestrogen. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian air rendaman rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) terhadap hormon oksitosin dan hormon prolaktin pada tikus putih (Rattus Norvegicus) menyusui. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain Post-Tes Only Control Group. Jumlah sampel 32 tikus menyusui yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakukan P1, P2 dan P3 yang masing–masing diberi 10gr, 20gr dan 40gr rendaman Anastatica Hierochuntica. Penelitian dilakukan di Labor Farmasi dan Biomedik Universitas Andalas. Hormon oksitosin dan hormon prolaktin diukur dengan mengunakan metode ELISA. Uji statistik menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normalitas data, dilanjutkan One Way ANOVA dan untuk mengetahui perbedaan pada kelompok digunakan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) kadar hormon oksitosin antara kelompok kontrol (56,604±10,907) dengan kelompok P2 (44,095±6,117). Pada hormon prolaktin juga berbeda secara bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol (11,794±1,633) dengan kelompok P3 (16,991±3,735). Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pemberian air rendaman rumput fatimah (Anastatica Hierochuntica) terhadap hormon oksitosin dan hormon prolaktin pada tikus putih (Rattus Norvegicus) menyusui.
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Cedera Ligamen Krusiat Anterior pada Atlet Cabang Olahraga Kontak Rurin Ardiyanti; Afriwardi Afriwardi; Nur Afrainin Syah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.589

Abstract

AbstrakCedera Ligamen Krusiat Anterior (LKA) adalah trauma pada atlet yang memerlukan tindakan bedah dan berrisiko menjadi osteoartritis. Berbagai macam faktor dapat menyebabkan cedera LKA, seperti Indeks Massa Tubuh (IMT) yang merupakan salah satu faktor risiko cedera LKA. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan IMT dengan cedera LKA. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional. Sampel adalah 271 atlet diambil dari seluruh cabang olahraga kontak di KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jawa Timur. Data yang diperoleh berupa IMT dan kejadian cedera LKA pada atlet dalam 1 tahun, kemudian dianalisis dengan uji kemaknaan Fisher. Peneliti menemukan 7% (19 orang) mengalami cedera LKA. Penelitian ini menemukan bahwa presentase cedera LKA pada IMT tinggi (>24,9 kg/m2) dua kali lebih banyak dibanding pada IMT tidak tinggi (≤24,9 kg/m2), yaitu 12,5% dan 6,5%. Pada uji Fisher tidak ditemukan hubungan antara IMT dan cedera LKA (p>0,05).  Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat risiko cedera LKA pada atlet dengan IMT tinggi, namun tidak signifikan secara statistik. Banyak faktor risiko cedera LKA lainnya yang tidak dapat dikontrol melalui metodologi penelitian ini.Kata kunci: indeks massa tubuh, cedera ligamen krusiat anterior, atlet AbstractAnterior Cruciate Ligament (ACL) injuries are common on athletes that need surgical treatment and a risk to become osteoarthritis. There are many factors contributed to ACL injury. Body Mass Index (BMI) is one of ACL injury risk factor. The objective of this study was to determine the relationship between BMI and ACL injury. This was an observasional analitic study. The sample was 271 contact sport athletes at KONI East Java. Data about BMI and ACL injury on the athlete for 1 year was collected. The data then was analysed by Fisher test. There were 7% (19 persons) of athletes suffers from ACL injury. This study found that the proportion of ACL injury on athlete with high BMI (>24,9 kg/m2) was twice compared to athlete without high BMI (≤24,9 kg/m2), 12,5% and 6,3% respectively. The conclusion is the different is not significant statitically. This study showed that high BMI on athletes was a risk factor for ACL injury but not significant statistically.Keywords: body mass index, anterior cruciate ligament, athlete
Co-Authors Adang Bachtiar Adrul Fauzan Afrinita Eka Fitri Ahmad Wira Aisyah Elliyanti Akdri Andi Alya Misdhal Rini Amanda Besta Rizaldy Amir, Arni Antoni, Adi Arina Widya Murni Arni Amir Asril Zahari Asterina Asterina Aulia Fash Farabi Ayu Anissa Bahri Azis, Putri Nurul Syafirah Bestari J. Budiman Biomechy Oktomalioputri, Biomechy Bobby Indra Utama Brian Sri Prahastuti Citra Manela Daan Khambri Dara, Widia Dedi Sutia Dedy Kurnia Delmi Sulastri Delmi Sulastri Desmawati Desmawati Desrida Desrida Desy Nofita Sari Detty Iryani Dezi Ilham Dia Rofinda, Zelly Dia Dian Pertiwi Dian Pertiwi Didin Kustantiningtyastuti Dina Arfiani Rusjdi Dwitya Elvira, Dwitya Edison Edison Efendi, Nursyirwan Efrida Efrida Eka Nofita Eldi Sauma Elizabeth Bahar Elly Usman Elmatris Elmatris Elmatris Sy Elsa Noftalina Endang Mutiwara Endrinaldi Eny Yantri Erin Desweni Eryati Darwin Eti Yerizel Eva Decroli Eva Decroli Fadhilati Sabrina Fadilla, Utami Budhi Febby Herayono Ferdinand Ferdinand, Ferdinand Fika Anggraini Fika Anggraini Fika Tri Anggraini Ghozi Natul Isral Gumilar, Erry Gusriyani, Sri Gusti Revilla Hardisman Harie Satria ES Haslan Muhaimin Lubis Hasmiwati Hendriati, Hendriati Hidayati Hidayati Hirowati Ali Hirowati Ali, Hirowati Hudila Rifa Karmia Husna Yetti Husnil Kadri Ilmiawati, Ilmiawati Ilvira Ulpa Ismail Intan Nurwida Hayati Yasrial Iria Ningsih Busri Jamsari Jamsari Johanes C. Mose Joserizal Serudji Julizar Julizar Julizar Julizar Julizar Julizar Junira Erasta Lastri Daniati Lili Irawati Lili Irawati Masrul Syafri Mayetti Mayetti Meidiza Ariandiny Mety Dwi Putri Eszy Miftah Irrahmah Miftah Irrahmah Miftah Irramah Miftahul Jannah Milfa Sari Muzamil Mohamad Reza Mudjiran Mudjiran Mudjiran Muhammad Amirul Ihsan Saputra Musrizal Adli Mutia Lailani Najirman Najirman Nega Olavia Nelson, Nelvianti Nova Relida Samosir Noverika Windasari Nur Afrainin Syah Nur Indrawati Lipoeto Nur Indrawaty Lipoeto Nurfazlina Nurfazlina Nurhajjah, Sitti Nuzulia Irawati Perdanakusuma, David Sontani Prayitno, Irwan Prima Astuti Handayani Pudia M. Indika Putra, Andani E. Putri Anindita Putri Nurul Syafirah Azis Rahmad Syawqi Rahmad Syawqi Rahmat Syawqi Raisa Hussein Rama Feriska Putra Rani Ashari Reny Jayusfani Restu Susanti Reza Ekatama Rajasa Rika Susanti Rina Gustia Rini Gusya Liza Rini Gusya Liza, Rini Gusya Rita, Rauza S. Rizki Hidayah Rizqa Fiorendita Hadi Rose Dinda Martini Rozi Sastra Purna Rurin Ardiyanti Sabrina Hayati Safitri, Yunni Salman Umar Salman Umar Salwi, Hanifah Emilia Selfi Renita Rusjdi Setia Budi Zein Shafira Widia Putri Siska Andriani Rukmana Siti Coryniken Siti Nurhajjah Sukhri Herianto Ritonga Sukri Rahman susi susi Taufik Hidayat Taufik Hidayat Tiffany Atia Aristi Triananda, Claudia Vaulinne Basyir Vaulinne Basyir Vitresia, Havriza Wahyu Margi Sidoretno Wenny Rahmalia Rezki Wira Ditya Wirsma Arif Harahap Yessy Susanty Sabri Yolanda Syahdia Yose Ramda Ilhami Yose Ramda Ilhsmi Yufri Aldi Yuharika Pratiwi Yulistini, Yulistini Yuniar Lestari Yusnawati Yusnawati Yusrawati Yusrawati Yusri Dianne Jurnalis Zelly Dia Rofinda