Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran mahasiswi DIII Gizi STIKes Perintis Alya Misdhal Rini; Afriwardi Afriwardi; Edison Edison; Widia Dara
Majalah Kedokteran Andalas Vol 42, No 3S (2019): Published in November 2019
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v42.i3S.p38-47.2019

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Kebugaran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain feritin di dalam tubuh dan asupan energi. Feritin yang rendah menyebabkan anemia, dan dapat menurunkan tingkat kebugaran  fisik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran pada mahasiswi Prodi DIII Gizi STIKes Perintis Padang. Metode: Desain penelitian cross-sectional, observasi pada seluruh mahasiswi Program Studi DIII Gizi STIKes Perintis Padang. Sampel sejumlah 66 orang. Kadar feritin diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Sumatera Barat dengan metode ECLIA, asupan energi dengan Food Frequency Questionaire (FFQ), dan tingkat kebugaran dengan metode Harvard Step Test. Analisis statistik yang digunakan adalah T-independen untuk mengetahui hubungan kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran mahasiswi. Hasil: Didapatkan rerata kadar feritin mahasiswi adalah 86,6±106,8 ng/mL; rerata asupan energi mahasiswi adalah 1688,4±484,8 kkal/hari; dan sebagian besar mahasiswi tidak bugar. Analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata kadar feritin dalam darah dan asupan energi antara responden yang bugar dengan yang tidak bugar (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar feritin dan asupan energi dengan tingkat kebugaran.
LATIHAN FISIK MENCETUSKAN ASMA Afriwardi Afriwardi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 1: April 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.875 KB) | DOI: 10.22338/mka.v32.i1.p98-103.2008

Abstract

AbstrakAsma yang dicetuskan latihan fisik (exercise-induced asthma) merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan terjadinya bronkospasme serta hipersekresi mukosa bronkus yang dicetuskan oleh kegiatan olahraga atau aktifitas fisik. Kami melaporkan satu kasus seorang atlet putri karate, umur 24 tahun yang sudah menekuni olahraga selama 10 tahun. Serangan sesak nafas yang kadang menimbulkan mengi dan dada terasa berat seringkali timbul saat melakukan latihan. Pada umumnya sesak dan dada berat akan berkurang setelah latihan dihentikan. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada saat serangan yang terakhir serta adanya catatan medis yang sempat terdokumentasi. Perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap kasus ini karena serangan tersebut sangat mengganggu program latihan yang diberikan untuk atlet tersebut. Penelusuran terhadap faktor pencetus serta pemahaman karakteristik serangan akan sangat membantu pelatih dalam menyiapkan program latihan untuk atlet ini guna memperoleh prestasi terbaik.Kata kunci: exercise induced asthma – diagnosis - program latihanAbstractAsthma triggered by physical exercise (exercise-induced asthma) is a marked disorder with the occurrence of bronchospasm and hypersecretion of bronchial mucous triggered by sports or physical activity. We report a case of a karate sportswoman, aged 24 years old who has engaged in sports for 10 years. Shortness of breath attacks that sometimes followed with wheezing and chest heaviness often occurs during exercise. In general, shortness of breath and chest heaviness will decrease after the training is stopped. Diagnosis by interview and physical examination conducted at the time of the attack, and documented n the medical record. In-depth study of the case need to be performed because the attack seriously affects training provided to the athlete. Studying the triggering factors and understanding the characteristics of the attack will greatly help trainers in preparing the training program for athletes in order to achieve their best performance.Keywords: exercise induced asthma - diagnosis - training program
PENGARUH PEMULIHAN AKTIF DAN PEMULIHAN PASIF TERHADAP LAMANYA PERUBAHAN KADAR LAKTAT DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Afriwardi Afriwardi; Wenny Rahmalia Rezki
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 2: Agustus 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.709 KB) | DOI: 10.22338/mka.v32.i2.p%p.2008

Abstract

AbstrakBerdasarkan aktivitas, pemulihan setelah latihan dibedakan menjadi pemulihan aktif dan pemulihan pasif. Pemulihan aktif adalah apabila setelah olahraga, dilanjutkan dengan latihan pada kuantitas dan kualitas yang lebih ringan hingga kadar metabolit kembali ke batas normal, sementara pemulihan pasif dilakukan dengan cara menghentikan seluruh aktivitas segera setelah latihan. Pemulihan ini akan memberikan pengaruh terhadap asam laktat darah yang terbentuk sebagai hasil metabolisme anaerob. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemulihan aktif dan pemulihan pasif terhadap waktu penurunan kadar asam laktat darah pada orang coba.Penelitian eksperimental dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas selama 8 bulan, dari Pebruari hingga September 2007. Penelitian ini dilakukan pada 20 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Andalas Padang berusia 19-25 tahun. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan pemulihan aktif (kelompok 1) dan kelompok dengan pemulihan pasif (kelompok 2). Setelah mencapai ambang laktat pada beban submaksimal, kelompok 1 tetap mengayuh ergocycle dengan beban nol, sementara kelompok 2 menghentikan seluruh aktivitas fisik segera setelah latihan. Sampel darah diambil dari ujung jari. Kadar laktat darah diukur sebelum latihan, segera setelah latihan, dan 3 kali selama tahap pemulihan tiap 2 menit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata penurunan kadar laktat darah pada kedua kelompok, baik pada menit kedua, menit keempat maupun menit keenam tahap pemulihan. Hasil penelitian juga didapatkan perbedaan rata-rata kecepatan penurunan kadar laktat darah orang coba pada kedua kelompok, namun perbedaan ini tidak bermakna(P>0,05).Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lamanya perubahan kadar laktat darah setelah latihan antara pemulihan aktif dan pemulihan pasif, namun perbedaan ini tidak bermakna. Adanya variasi biologi pada orang coba dan waktu pemulihan yang terlalu singkat menjadi faktor penting terhadap hasil yang didapat. Disarankan untuk menambah waktu pemulihan dan meningkatkan homogenisitas sampel guna mengurangi variasi biologi yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.Kata kunci : Asam Laktat, Pemulihan Aktif, Pemulihan PasifAbstractARTIKEL PENELITIAN191Based on the activities, recovery after exercise is divided into active recovery and passive recovery. Active recovery is done by continuing an easier activity after exercise until metabolite comes down to the normal level, whereas passive recovery is done by discontinuing any physical activity soon after exercise. Thus, the recovery affects the lactic acid produced due to anaerob metabolism.The objective of this study was to know the effect of active and passive recovery to the lactic acid derivation after exercise in man.This experimental study was conducted in Laboratory of Physiology Medical Faculty of Andalas University, for eight months, from February up to September 2007. The research was done to 20 students of Medical Faculty of University of Andalas, at the age of 19-25 years old as samples. Samples were divided into two groups, which were 10 samples of active recovery (group1) and 10 samples of passive recovery (group2). Samples in group 1 continued working on ergocycle with no weight after reaching lactate threshold phase, while group2 discontinued any physical activity soon after reaching lactate threshold phase. Blood samples were taken from the finger prick. The lactic acid level was measured before doing exercise, during exercise of sub maximal weight, and every two minutes during recovery phase for three times.The result showed that there was a difference between the average of lactic acid derivation in both groups at the first two minutes, four minutes and six minutes, although the differences were not statically significant (P>0.05). The result also showed that there was no significant difference in the acceleration average of lactic acid derivation in both groups (P>0.05).It is concluded that there is a difference of blood lactic acid derivation between the active and passive recovery after exercise in man, yet the difference was not significant. Biological variation and the short period of recovery are important factors that can affect the result. It is suggested to lengthen the period of recovery and reduce the biological variation of samples in order to have more significant result.Keywords : lactat acid, Active recovery, Pasive recovery
PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERMAINAN KONSTRUKTIF LEGO TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 5 SAMPAI 6 TAHUN Tiffany Atia Aristi; Rozi Sastra Purna; Afriwardi Afriwardi
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2443

Abstract

Anak prasekolah atau masa golden age merupakan suatu proses kehidupan yang pesat dalam masa pertumbuhan dan penting untuk merangsang perkembangan kognitifnya. Permainan konstruktif lego bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan kognitifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian stimulasi permainan konstruktif lego terhadap perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah 5 sampai 6 tahun serta mengetahui perkembangan kognitif pada kelompok yang tidak diberi stimulasi. Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pre test and post test control group design terhadap 46 responden. Penelitian ini dilakukan di PAUD Sayang Ibu kota Padang. Sampel penelitian dipilih secara random sampling. Pengukuran perkembangan kognitif menggunakan Test CPM. Analisa data menggunakan uji t dependen yang telah dilakukan uji normalitas data. Hasil penelitian menunjukkan rerata perkembangan kognitif pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing yaitu 55,09 dan 66,09, ada pengaruh pemberian stimulasi pada perkembangan kognitif anak (p=0,000). Rerata perkembangan kognitif pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing yaitu 58,48 dan 59,43. Tidak ada peningkatan perkembangan pada kognitif anak (p=0,328). Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian stimulasi permainan konstruktif lego terhadap perkembangan kognitif pada anak prasekolah. Kata Kunci : Konstruktif Lego; Perkembangan Kognitif; Stimulasi; Usia Prasekolah.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Siswa SMP Negeri 1 Padang Lastri Daniati; Afriwardi Afriwardi; Ilmiawati Ilmiawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1012.488 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.100

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan seluruh kelompok usia termasuk usia remaja dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik dari seseorang. Individu yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi biasanya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang normal. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan IMT pada siswa SMP Negeri 1 Padang. Metode: Penelitian ini merupakan studi cross sectional pada siswa SMP (50 laki-laki dan 102 perempuan). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020. Berat badan dan tinggi badan diukur, IMT dihitung dan dibagi menjadi IMT normal/ kurang dan lebih. Tingkat aktivitas fisik diwawancarai menggunakan kuesioner indeks Baecke dan dibagi menjadi tingkat aktivitas fisik rendah dan sedang. Data dianalisis menggunakan uji Chi square dan hasil bermakna signifikan bila p-value <0,05. Hasil: Sebagian besar siswa memiliki IMT normal/ kurang (64,5%) dan memiliki tingkat aktivitas fisik ringan (59,9%). Terdapat hubungan signifikan antara tingkat aktivitas fisik dan IMT (p = 0,03). Simpulan: Tingkat aktivitas fisik dan IMT adalah berhubungan pada siswa di SMP Negeri 1 Padang. Kata kunci: remaja, indeks massa tubuh, aktivitas fisik Background: The health of people including adolescents is influenced by the level of physical activity of a person. An individual with high physical activity level usually has a normal body mass index (BMI). Objectives:To determine the association of physical activity level and BMI in students of SMP Negeri 1 Padang. Methods: This research was a cross-sectional study in 152 junior high school students (50 males and 102 females). The survey was conducted on March 2020. Body weight and height were measured, BMI was calculated and classified into normal/ low and high BMI. The level of physical activity was evaluated by using the Baecke index questionnaire and classified into low and moderate activity level. Data were analyzed by using the Chi-square test and result was considered significant at p-value <0.05. Result: Most students had normal or low BMI (64.5%) and had low physical activity level (59.9%). There was a significant correlation between physical activity level and BMI (P = 0.03). Conclusion: It can be concluded that the physical activity level and BMI is associated in students of SMP Negeri 1 Padang. Keyword: adolescent; body mass index; physical activity
Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa SD Negeri 13 Sungai Pisang Padang Fadhilati Sabrina; Afriwardi Afriwardi; Selfi Renita Rusjdi
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.032 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v2i1.305

Abstract

Background: Physical fitness is the ability of a human being to perform everyday activities without experiencing a major exhaustion in performing all tasks properly. Gender is one of the most important variables that also differentiates the level of physical fitness. Men are deemed to have a higher physical fitness rate than women. In the time of pre-puberty, elementary school students who are aged 10 to 12 years old or who are in 4th and 5th grade are considered. At this age, the hormones of these female or male students are not yet involved, so that the physical fitness level of women is almost the same as that of men. Objective: This study aims to discuss the association between gender with physical fitness Methods: This research is an observational study with a cross-sectional approach. Sampling was carried out using a total sampling technique of of 4th and 5th grade elementary school students 13 Sungai Pisang, Bungus Teluk Kabung District, Padang. Research was conducted from January 2020 to March 2020. Results: Chi square statistical test found that there was no significant relationship between gender and the level of phsysical fitness (p = 0,238) Conclusion: The conclusion of this study is that there is no significant relationship between gender and the level of physical fitness
Apakah Indeks Massa Tubuh Memengaruhi Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar? Shafira Widia Putri; Afriwardi Afriwardi; Dina Arfiani Rusjdi
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.067 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v2i2.321

Abstract

Latar Belakang: Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan, sehingga aktivitas lainnya masih dapat dijalankan dengan baik. Pencapaian kebugaran jasmani yang optimal dapat meningkatkan proses dan prestasi belajar anak, membuat tubuh menjadi sehat dan aktif serta mencegah dari risiko timbulnya penyakit degeneratif pada usia dewasa. Pengukuran indeks massa tubuh merupakan parameter antropometri untuk menggambarkan status gizi seseorang. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas IV dan V di SD Negeri 13 Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel penelitian adalah 51 orang siswa. Pengambilan data primer dilakukan melalui lembar penilaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) dan pengukuran Indeks Massa Tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square. Kemaknaan statistik ditentukan jika nilai p < 0,05. Hasil: Hasil penelitian didapatkan 54,9% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang dan 86,3% siswa memiliki indeks massa tubuh yang baik. Uji statistik Chi Square didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani (p = 0,687). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani. Kata kunci: Kebugaran jasmani, Indeks Massa Tubuh, Anak.
Hubungan Tebal Lemak Bawah Kulit dengan Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa Sekolah Dasar di Daerah Rural Kota Padang Intan Nurwida Hayati Yasrial; Cimi Ilmiawati; Lili Irawati; Afriwardi Afriwardi
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1233.407 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v2i1.356

Abstract

Background: Physical fitness is important for school-age children to improve their learning and playing abilities. Physical fitness is greatly influenced by environmental factors and body adiposity. Previous studies have shown that children in rural areas have higher level of physical fitness and lower skinfold thickness than children in urban areas. Objective: To determine the correlation of skinfold thickness and level of physical fitness in school-age children in rural area, Padang city. Methods: This study was an analityc observational study with cross – sectional design and involving 52 subjects. This research was conducted at SDN 13 Sungai Pisang, Padang City on Juni – November 2020. The independent variable was the skinfold thickness using skinfold caliper on the triceps and the dependent variable was the level of physical fitness assessed by the Indonesian Physical Fitness Level. Data were analyzed using the Pearson correlation test. Results: The median value of skinfold thickness was 2 mm. Most subjects (42.4%) had low level of physical fitness levels. There was no statically significant correlation between skinfold thickness and physical fitness (Pearson’s r=0.124; p= 0.380). Conclusion: There is no relationship between the skinfold thickness with the level of physical fitness
PERBEDAAN PH SALIVA ANTARA BERKUMUR DAN TANPA BERKUMUR AIR PUTIH SETELAH MENGUNYAH MAKANAN BERKARBOHIDRAT SEDERHANA Miftahul Jannah; Hidayati Hidayati; Afriwardi Afriwardi
Andalas Dental Journal Vol 6 No 1 (2018): Andalas Dental Journal
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.439 KB) | DOI: 10.25077/adj.v6i1.50

Abstract

The Difference Of Salivary pH Between Rinsing and without Rinsing with Drinking Water After Chewing Simple Carbohydrate. Salivary pH is one of indicator in oral health. One factor that influences salivary pH is diet. Diet simple carbohydrates decrease salivary pH. Rinsing with drinking water suspected that can increase salivary pH. to know how the difference of salivary pH between rinsing and without rinsing with drinking water after chewing simple carbohydrates. Quasi experimental used with pre test and post test design on 40 students as samples. The measurement of salivary pH was done by digital pH meter “Pen Type pH tester”. The test which was used was paired T-test. The result Showed that Salivary pH the rinsing group after chewing was 6.96 ± 0.52 and 7.02 ±0,50 without rinsing. Salivary pH after rinsing minutes to 5 was 6.94 ± 0.52 and 6.79 ±0.52 without rinse. The pH of saliva rinsing the 20th minute was 7.12 ± 0.49 and 6.89 ± 0.50 without rinsing. The results of Paired t-test showed the significant difference from the salivary pH to 5th minute after rinsing and without rinsing with chewing simple carbohydrate foods with p <0.05 (p = 0.009) but, there was no significant difference of salivary pH in the 20th minute and 5 minutes after rinsing and without rinsing with p> 0.05 (p = 0.140). rinsing by using drinking water can increase the salivary pH after chewing simple carbohydrate foods. Keywords: Rinsing drinking water, Simple Carbohydrates, Salivary pH
IMBIBITION EFFECT OF IMMERSION HYDROCOLLOID IRREVERSIBLE ALGINATE IN SODIUM HYPOCHLORITE SOLUTIO Siti Coryniken; Didin Kustantiningtyastuti; Afriwardi Afriwardi
Andalas Dental Journal Vol 3 No 2 (2015): Andalas Dental Journal
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.125 KB) | DOI: 10.25077/adj.v3i2.51

Abstract

materials have character that absorb water it is imbibition that can affect the dimensional stability when immersed in disinfectant . The purpose of this study is to see the effect of imbibition at alginate impression material immersed in a disinfectant solution of Sodium Hypochlorite .The method used was experimental with pretest and posttest with control group design . The mold were diameter of 28 mm and height 18 mm .the impression were immersed in sodium hypochlorite 0.5 % and 1 % for 3 minutes , 5 minutes and 10 minutes . Imbibition weight calculation is done by using digital scales.The results showed that the presence of imbibition on impression material alginate that immersed in Sodium Hypochlorite solution for 3 minutes , 5 minutes and 10 minutes . Statistical Test Two Way Repeated Measure ANOVA showed a significant difference ( p< 0.05 ) in minutes imbibition , while the concentration of the solution had a significant difference ( p > 0.05 ) .The conclusion of this study is the alginate impression material has the effect of imbibition to immersion Sodium Hypochlorite solution. Keywords : hydrocolloid Alginate , Sodium Hypochlorite , imbibition effects , immersio
Co-Authors Adang Bachtiar Adrul Fauzan Afrinita Eka Fitri Ahmad Wira Aisyah Elliyanti Akdri Andi Alya Misdhal Rini Amanda Besta Rizaldy Amir, Arni Antoni, Adi Arina Widya Murni Arni Amir Asril Zahari Asterina Asterina Aulia Fash Farabi Ayu Anissa Bahri Azis, Putri Nurul Syafirah Bestari J. Budiman Biomechy Oktomalioputri, Biomechy Bobby Indra Utama Brian Sri Prahastuti Citra Manela Daan Khambri Dara, Widia Dedi Sutia Dedy Kurnia Delmi Sulastri Delmi Sulastri Desmawati Desmawati Desrida Desrida Desy Nofita Sari Detty Iryani Dezi Ilham Dia Rofinda, Zelly Dia Dian Pertiwi Dian Pertiwi Didin Kustantiningtyastuti Dina Arfiani Rusjdi Dwitya Elvira, Dwitya Edison Edison Efendi, Nursyirwan Efrida Efrida Eka Nofita Eldi Sauma Elizabeth Bahar Elly Usman Elmatris Elmatris Elmatris Sy Elsa Noftalina Endang Mutiwara Endrinaldi Eny Yantri Erin Desweni Eryati Darwin Eti Yerizel Eva Decroli Eva Decroli Fadhilati Sabrina Fadilla, Utami Budhi Febby Herayono Ferdinand Ferdinand, Ferdinand Fika Anggraini Fika Anggraini Fika Tri Anggraini Ghozi Natul Isral Gumilar, Erry Gusriyani, Sri Gusti Revilla Hardisman Harie Satria ES Haslan Muhaimin Lubis Hasmiwati Hendriati, Hendriati Hidayati Hidayati Hirowati Ali Hirowati Ali, Hirowati Hudila Rifa Karmia Husna Yetti Husnil Kadri Ilmiawati, Ilmiawati Ilvira Ulpa Ismail Intan Nurwida Hayati Yasrial Iria Ningsih Busri Jamsari Jamsari Johanes C. Mose Joserizal Serudji Julizar Julizar Julizar Julizar Julizar Julizar Junira Erasta Lastri Daniati Lili Irawati Lili Irawati Masrul Syafri Mayetti Mayetti Meidiza Ariandiny Mety Dwi Putri Eszy Miftah Irrahmah Miftah Irrahmah Miftah Irramah Miftahul Jannah Milfa Sari Muzamil Mohamad Reza Mudjiran Mudjiran Mudjiran Muhammad Amirul Ihsan Saputra Musrizal Adli Mutia Lailani Najirman Najirman Nega Olavia Nelson, Nelvianti Nova Relida Samosir Noverika Windasari Nur Afrainin Syah Nur Indrawati Lipoeto Nur Indrawaty Lipoeto Nurfazlina Nurfazlina Nurhajjah, Sitti Nuzulia Irawati Perdanakusuma, David Sontani Prayitno, Irwan Prima Astuti Handayani Pudia M. Indika Putra, Andani E. Putri Anindita Putri Nurul Syafirah Azis Rahmad Syawqi Rahmad Syawqi Rahmat Syawqi Raisa Hussein Rama Feriska Putra Rani Ashari Reny Jayusfani Restu Susanti Reza Ekatama Rajasa Rika Susanti Rina Gustia Rini Gusya Liza Rini Gusya Liza, Rini Gusya Rita, Rauza S. Rizki Hidayah Rizqa Fiorendita Hadi Rose Dinda Martini Rozi Sastra Purna Rurin Ardiyanti Sabrina Hayati Safitri, Yunni Salman Umar Salman Umar Salwi, Hanifah Emilia Selfi Renita Rusjdi Setia Budi Zein Shafira Widia Putri Siska Andriani Rukmana Siti Coryniken Siti Nurhajjah Sukhri Herianto Ritonga Sukri Rahman susi susi Taufik Hidayat Taufik Hidayat Tiffany Atia Aristi Triananda, Claudia Vaulinne Basyir Vaulinne Basyir Vitresia, Havriza Wahyu Margi Sidoretno Wenny Rahmalia Rezki Wira Ditya Wirsma Arif Harahap Yessy Susanty Sabri Yolanda Syahdia Yose Ramda Ilhami Yose Ramda Ilhsmi Yufri Aldi Yuharika Pratiwi Yulistini, Yulistini Yuniar Lestari Yusnawati Yusnawati Yusrawati Yusrawati Yusri Dianne Jurnalis Zelly Dia Rofinda