Claim Missing Document
Check
Articles

Heraclius Basileus King of the Kings in Byzantium Era Nury, Ahmad; Utari, Nur; Roza, Ellya
Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 2 (2024): December
Publisher : Penerbit Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53697/iso.v4i2.1951

Abstract

Byzantium merupakan kekaisaran penerus setelah Romawi yang dikenal sebagai pusat peradaban pada masa itu. Kaisar Konstantinus I mengubah Byzantium menjadi konstantinopel yang kini dikenal sebagai negara Turki. Kekaisaran Romawi Timur dan Persia memiliki sejarah yang cukup panjang dan terkenal, kedua kekaisaran ini memiliki wilayah otoriter yang cukup besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada keterkaitan erat antara kekaisaran ini dengan jazirah Arab. kekaisaran Romawi yang menganut pada agama Kristen Ortodoks memiliki sejarah panjang dengan agama Islam, hal ini disebabkan karena Islam tumbuh dan berkembang di Jazirah Arab yang dipengaruhi oleh Romawi dan Persia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengupas sejarah yang dipegang oleh Raja Heraclius. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang juga dikenal sebagai library research dengan pendekatan kualitatif. Hasil yang ditemukan bahwa Heraclius dikenang sebagai pemimpin yang penuh dengan kontradiksi, karena kombinasi dari keberanian militer ia miliki, usaha diplomatik yang ambigius, dan konteks politik internal yang kompleks. Ia juga terkenal dengan kekuatan militer yang dimilikinya hingga mampu mengalahkan kekaisaran Persia saat itu, Tetapi setiap kemenangan pasti ada kekalahan, kekaisaran Romawi jatuh di tangan kaum muslimin pada peperangan Yarmuk dan ini merupakan akhir dari masa kekuasaan Heraclius.
CORDOBA MENJADI SAKSI MASA KEJAYAAN PERADABAN ISLAM Ghoni, Abdul; Roza, Ellya
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 8 No 2 (2024): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v8i2.3101

Abstract

Sejarah Islam menunjukkan bahwa Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia. Sejak masuknya Islam ke Spanyol (Cordoba) sampai berakhirnya kerajaan islam yang dipimpin oleh berbagai khalifah, ternyata membentuk beberapa peradaban. Peradaban tersebut dibentuk berdasarkan asimilasi antara bangsa Spanyol dengan warga barbar dengan kultur Islam dan bahasa arab serta ditopang dengan kondisi perekonomian yang sangat makmur. Dalam waktu lebih dari tujuh abad, Islam banyak memperoleh prestasi dan bahkan kemajuannya membawa bangsa eropa kepada kemajuan dunia. Sejarah kejayaan peradaban Islam di Cordoba perlu dikaji. Oleh karena itu, kajian ini mendalami bukti masa kejayaan peradaban Islam di Cordoba. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yakni studi yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data melalui kepustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber kepustakaan untuk memperoleh data dan kemudian dilakukan pengolahan bahan penelitian hingga diperoleh hasil penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa Cordoba di bawah kepemimpinan Islam mencapai puncak kejayaannya dan menjadi pusat peradaban, ilmu pengetahuan, dan intelektual. Pada masa kejayaan Islam, Cordoba menjadi kota yang sangat maju, lebih maju dari Mesir dan Baghdad. Dari segi ilmu pengetahuan dan intelektual, Cordoba mempunyai universitas yang ternama yaitu universitas Cordoba. Dari segi arsitektur, Cordoba memiliki salah satu masjid terbesar di dunia pada saat itu yaitu masjid jami Cordoba. Cordoba juga memiliki jembatan terpanjang di eropa pada masa itu, yang dibangun untuk memudahkan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Istana Madinat Al-Zahra juga menjadi bukti majunya Cordoba dibidang arsitektur dan seni.
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM RAHMAH El YUNUSIYAH DI DINIYAH PUTRI PADANG PANJANG Hestivik, Chelsi; Iriani, Umi; Yudistira, Srikandi; Roza, Ellya
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 8 No 2 (2024): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v8i2.3611

Abstract

Artikel ini membahas manajemen pendidikan Islam Rahmah El Yunusiyah di Diniyah Putri Padang Panjang. Kemudian menyoroti perannya sebagai pionir perempuan dalam memajukan pendidikan. Dengan mendirikan sekolah-sekolah, beliau berfokus pada penguatan nilai-nilai Islam dan peningkatan kualitas pendidikan bagi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metodologi penelitian kepustakaan berdasarkan pada bacaan dan hasil buku yang berkaitan dengan judul, focus dan permasalahan yang terdapat pada penelitian untuk menganalisis manajemen pendidikan yang diterapkan oleh Rahmah El Yunusiyah terhadap perkembangan dan ketahanan eksistensi Diniyah Putri Padang Panjang. Hasil menunjukkan, bahwa sekolah Dinayah Putri tetap terjaga eksistensinya hingga saat ini juga menjadi salah satu sekolah favorit yang sangat diminati banyak orang, visi dan dedikasinya tidak hanya memperluas akses pendidikan bagi perempuan tetapi juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat secara keseluruhan, menjadikannya tokoh penting dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu hal yang ia lakukan ialah memberi bekal peserta didik dengan berbagai ilmu seperti agama, bahasa, serta mengasah berbagai keterampilan untuk mengembangkan potensi tiap peserta didik sesuai bidang yang diminati. Rahmah EIl-Yunusiyyah menerapkan model asrama guna memberikan kenyamanan dan focus kepada peserta didiknya, ia juga menggunakan metode pendidikan klasikal dengan sistem perjenjangan terukur.
WOMAN: THE CATALYST FOR SOCIAL EDUCATION AND LOCAL WISDOM OF SAKAI COMMUNITY IN RIAU Erni, Sukma; Roza, Ellya; Yasnel, Yasnel; Johanda, Johanda; Kalipke, Mohamad Agar; Miski, Cut Raudhatul; Husin, Norhazlina
Al-Qalam Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v30i2.1481

Abstract

This research concerns with the effort of the Sakai tribe in maintaining their local wisdom and social characters from generation to the next generation eventhough there is minimum outside social interaction. This research involved 9 key informants spread across 5 villages in Bengkalis Regency. They explained their lives in the Sakai people's village, how they modeled and educated the generations and communities to build a safe and peaceful life. The research findings confirm that in their daily lives, women interact a lot with children and other fellow women around the house. The socially visible modeling of women's behavior becomes an imitative model by their community. Patience, thoughtfulness, saving, restraint, not talkative, not getting angry often, using the mantra of overcoming minor problems, including demonstrating how they should behave into a social education slowly builds generational character and teach them how to survive in even difficult situations. This research concludes that Sakai women with their diversity have a strong role as a catalyst for social education and local wisdom of the Sakai people
The Mystery of the Fall of the Abbasid Dinasty: Internal Conflicts and attacks that Shattered the Great Caliphate Muhammad Ridwan; Banjarnaor, Riadi; Roza, Ellya
Islah: Journal of Islamic Literature and History Vol. 5 No. 2 (2024): Islah: Journal of Islamic Literature and History
Publisher : Faculty of Ushuluddin, Adab, and Humanities Universitas Islam Negeri Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/islah.v5i2.97-114

Abstract

The Abbasid Dynasty, founded by Abu Abbas al-Shaffah in 750 AD, played a significant role in the history of Islamic civilization. Replacing the Umayyad Dynasty, it marked the Islamic Golden Age, integrating various cultures and advancing knowledge, the economy, and civilization. However, the dynasty faced numerous challenges, including internal conflicts, a monarchical political system, and power struggles within the family, which led to instability and civil wars. This research was conducted using a library research method, with a qualitative approach and continued with content analysis., shows that the Abbasid Dynasty symbolized the rise of Islam and its advancements but was also entangled in internal conflicts and political weaknesses. Their downfall was accelerated by the emergence of smaller kingdoms and external threats, such as the Mongol invasion that destroyed Baghdad. The experience of the Abbasid Dynasty highlights the dangers of power without wisdom and justice, emphasizing the importance of humane leadership.
SEJARAH PERADABAN ISLAM DI SPANYOL Samsuri Lubis, Nasib; Roza, Ellya
KALPATARU : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 10 No 2 (2024): KALPATARU: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalp.v10i2.18072

Abstract

Sejarah Islam di belahan bumi sejak dahulu menjadi bukti Islam pernah berjaya di belahan bumi ini.Salah satunya di Spanyol. Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untukmengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri inibanyak mengalami peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam, karenaSpanyol didukung negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehinggamenghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat dan kebudayaan danpendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkatdengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Sejarah kejayaan Islam di Spanyol perlu dikaji awalkemunculannya. Oleh karena itu, kajian ini mendalami sejarah masuknya Islam di Spanyol. Penelitianini merupakan penelitian kualitatif yang mendeskripsikan semua data yang ditemukan melaluipendekatan kepustakaan. Pendekaan kepustakaan digunakan untuk menghimpun berbagai literaturdan dokumen-dokumen terdahulu terkait objek penelitian. Penelitian ini tidak menetapkan suatu lokasisebagai tempat penelitian karena kajiannya cenderung pada naskah teks. Pada tahap ini dilakukankegiatan yang berupa mengolah data diperoleh dari dokumen, kemudian akan disusun kedalamsebuah penelitian. Hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk laporan penelitian secara deskriptif.Hasil kajian menunjukkan bahwa asal usul masuknya Islam di Spanyol tidak lepas dari keberhasilanThariq ibn Ziyad mengalahkan Raja Roderick, sehingga kemenangan ini menjadi modal utama bagiThariq ibn Ziyad dan pasukannya untuk menaklukkan kota-kota penting yang ada di Spanyol.
TINJAUAN HISTORIS TERHADAP KEKUATAN MILITER MEHMED II MUHAMMAD AL FATIH DALAM PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL Dea Atlis, Linda; Roza, Ellya
KALPATARU : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 10 No 2 (2024): KALPATARU: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalp.v10i2.18073

Abstract

Artikel ini membahas tinjauan sejarah kekuatan militer Mehmed II Muhammad Al Fatih dalampenaklukan Konstantinopel di Turki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan militerMehmed II Muhammad Al Fatih dalam penaklukan Konstantinopel di Turki. Metode penelitian yangdigunakan oleh peneliti adalah penelitian kepustakaan yang memperoleh data melalui hasil membacaliteratur dan berkaitan dengan penelitian untuk dibahas dari buku, jurnal, majalah, dan lain-lain. Artikelini menggunakan pendekatan penelitian dengan tinjauan historis terhadap topik penelitian yang akandibahas. Hasil penelitian dan pembahasan artikel ini menunjukkan bahwa Muhammad Al Fatih memilikikekuatan militer yang besar dan kuat. Hal ini dikarenakan Muhammad Al Fatih telah melakukanpersiapan dan perbaikan khusus terhadap kekuatan militer Turki Utsmani sehingga mereka berhasilmelawan pasukan Bizantium di Kota Konstantinopel dengan kemenangan. Kekuatan militer memilikiribuan pasukan mulai dari 200.000 diantaranya ada 60.000 tentara, 40.000 pasukan kavaleri, ribuanpasukan Ottoman, dan 7000 pasukan pribadi Muhammad Al Fatih. Selain itu, Muhammad Al Fatih jugamemiliki benteng pertahanan Anaduli Hishar dan Roumli Hishar dengan tinggi 22 meter, angkatan laut,kapal perang, meriam yang terbuat dari teknologi canggih, serta memiliki senjata pedang, senapan,dan atribut perang yang lengkap.
BAGHDAD SEBAGAI MUTIARA DUNIA DI ERA DINASTI ABBASIYAH Syarif, Syarif; Roza, Ellya
KALPATARU : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 10 No 2 (2024): KALPATARU: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalp.v10i2.18074

Abstract

Harun Ar-Rasyid adalah salah satu khalifah yang berada pada masa Dinasti Abbasiyah yang mampumengembangkan Dinasti Abbasiyah pada puncak kejayaannya. Dinasti Abbasiyah merupakankekhalifahan Islam yang yang berkuasa di Baghdad. Sekitar lebih dari 5 abad, dinasti ini mengantarkanIslam pada masa kejayaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dinastiAbbasiyah di bawah pemerintahan Harun Ar-Rasyid sehingga mampu menjadikan Kota Baghdadsebagai peradaban Islam. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitupenelitian yang menggunakan literatur (kepustakaan) baik berupa buku, catatan maupun laporan hasilpenelitian terdahulu hasil penelitian menunjukan bahwa Harun Ar-Rasyid adalah salah seorang figurepemimpin yang berada pada pemerintahan Dinasti Abbasiyah, suatu dinasti yang tumbuh danberkembang setelah Dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750. Dinasti Abbasiyah merupakankekhalifahan Islam yang berkuasa di Baghdad. Harun Ar-Rasyid juga seorang khalifah yang mampumengembangkan Dinasti Abbasiyah secara menyeluruh dalam komponen pemerintahannya. Dalammengembangkan kekhalifahan Abbasiyah Harun Ar-Rasyid telah mampu meletakkan fondasi danprinsip-prinsip dengan kokoh seperti dibidang politik, ekonomi, sosial sehingga tercipta kerja samayang baik antar komponen pemerintahan dan masyarakat. Harun Ar-Rasyid selain terkenal sebagaipemimpin agama dan kepala pemerintahan, juga dikenal sebagai seorang khalifah yang gemarmencintai ilmu pengetahuan. Akan tetapi dalam masa pemerintahannya hal yang paling menonjol ialahdalam bidang ilmu pengetahuan. Kecintaan para khalifah kepada ilmu pengetahuan sangat mendukungbahkan rakyat pun sangat berminat dan memiliki peranan penting.
Exposing the Religious Characters of the Malays in the 19th Century: A Symbolic Analysis of the Manuscript of Syair Burung Roza, Ellya; Pama, Sindi Ayudia; Erni, Sukma; Pama, Violeta Inayah; Murni, Murni
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jw.v7i1.17752

Abstract

This article is focused on analising the religious character of the Malays in the 19th century in the Syair Burung manuscripts. It was one of the cultural relics of the Malay community in the past that can provide useful information for the religious life of today's society. This paper was based on library research with a qualitative method approach that leads to content analysis, while the primary source is the text edition of Syair Burung manuscript. The results of the analysis found that Syair Burung is a symbolic poem that uses various birds for the storyteller. This is because the Malay people were colonised by the British, thus, they did not dare to write the truth. Likewise, regarding the religious life that occurs in society, the author is only able to change the character of the story. This research found the religious character of the Malays in the 19th century was divided into a three-character group. First, a group that understands religious teachings and was obedient in practicing them, was symbolised by 13 species of birds. Second, a group that comprehends religious teachings but does not practice them, which is symbolised by 8 types of birds. Third, the group does not understand religious teachings and also does not practice them, which is symbolised by 9 types of birds.
Eksplorasi makam papan tinggi di Barus: Sejarah, keunikan, dan nilai budaya Farhanaldi, Zaekly; Ilman, Nabil; Erni, Sukma; Roza, Ellya
Histeria: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 1 (2025): Histeria: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/histeria.v4i1.1462

Abstract

Makam Papan Tinggi di Barus merupakan salah satu situs bersejarah yang mencerminkan warisan budaya dan spiritual masyarakat lokal. Artikel ini mengeksplorasi sejarah, keunikan, dan nilai budaya yang terkandung dalam makam ini. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara dengan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Makam Papan Tinggi memiliki keunikan dalam penempatan lokasi, arsitektur, serta tradisi pemakaman yang kaya makna. Selain itu, makam ini turut berperan dalam menjaga identitas budaya masyarakat Barus dan menjadi daya tarik wisata religi. Pelestarian situs ini penting tidak hanya untuk menghormati warisan leluhur, tetapi juga sebagai sumber pendidikan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.