Articles
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK MEMOTIVASI SEMBUH PADA NARAPIDANA PEREMPUAN
Candra Sitepu;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 4 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i4.2022.1342-1351
Tingkat kejahatan di Indonesia semakin meningkat dengan peningkatan jumlah narapidana di Lembaga Permasyarakatan terutama narapidana perempuan. Unsur penting dalam proses penyembuhan narapidana perempuan dalam menjalani masa pidananya adalah dukungan keluarga. Peran penting dukungan keluarga dalam mempercepat proses penyembuhan narapidana salah satunya yaitu dengan memotivasi seorang narapidana dengan memotivasinya untuk sembuh. Tujuan penelitian ini guna mengenali hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi sembuh pada narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Kuantitatif korelasional ialah sesuatu jenis penelitian yang memandang ikatan antara satu ataupun sebagian ubahan dengan satu ataupun ubahan yang lain. Dalam penelitian ini yang jadi variable bebas X yaitu dukungan keluarga serta sebagai variable terikat Y yaitu dorongan sembuh. Pengumpulan keterangan yang dicoba dengan mengedarkan kuesioner pada narapidana perempuan. Dari penelitian yang dicoba ditemui hasil bahwa ada ikatan positif relevan antara dukungan keluarga guna memotivasi sembuh pada narapidana perempuan. Artinya semakin besar dukungan sosial keluarga yang dipunyai pribadi maka semakin besar motivasi diri pribadi.
PEMBINAAN TERPIDANA HUKUMAN MATI DI LAPAS PEREMPUAN
Muhammad Ridwan;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 4 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i4.2022.1124-1129
Indonesia menerapkan hukum pidana mati. Penelitian ini mengangkat permasalahan meliputi bagaimana dasar hukum dan bentuk pidana mati itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diuraikan. Jenis penelitian yang diadopsi menggunakan hukum normatif serta pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan akibat hukum dari istilah terpidana mati dan narapidana itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa regulasi tersebut perlu diselaraskan guna memberikan efektivitas kepada dua belah pihak oleh Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Penerapan kegiatan pembinaan oleh LAPAS terkait Terpidana Mati ataupun Narapidana untuk mengutamakan jenis dan segi tindak pidana sebagai penunjang efektivitas pencapaian pemidanaan.
IMPLEMENTASI COMMUNITY BASED CORRECTION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBINAAN PADA LAPAS KELAS II GUNUNG SUGIH
Rico Fitranto;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 7 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i7.2022.2538-2544
Hukuman adalah suatu bentuk hukuman yang berusaha memberikan perlakuan untuk memperbaiki perilaku narapidana. Program pemasyarakatan bertujuan untuk mempersiapkan dan memulihkan keutuhan hubungan antar narapidana dan menjadi warga negara yang aktif dalam masyarakat. Hubungan berbasis masyarakat antara pemasyarakatan dan rehabilitasi didasarkan pada alasan utama reuni narapidana dan masyarakat. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis masalah dan memberikan gambaran untuk menemukan solusi yang paling efektif dan efisien. Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, pentingnya posisi Lapas dalam mendukung konsep putusan Lapas berbasis masyarakat merupakan langkah yang baik untuk mencapai tujuan Lapas. Paradigma pembalasan tidak selalu menjadi cara terpenting untuk mencapai tujuan pemidanaan, namun perubahan paradigma penegakan hukum berbasis masyarakat adalah cara yang baik untuk menyadarkan narapidana dari jalan yang hilang. Untuk kejahatan yang dilakukan, Anda dapat membiarkan dan menyembuhkan goncangan sosial.
ASMILIASI BAGI NARAPIDANA WANITA TINDAK PIDANA KORUPSI
Candra Sitepu;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 7 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i7.2022.2503-2512
Sistem Pemasyarakatan adalah sebuah proses pembinaan narapidana dengan berlandaskan falsafah bangsa Indonesia yang menilai narapidana adalah makhluk Tuhan, sebagai bagian dari masyarakat. pada pelaksanaan pembinaan narapidana, dikembangkan hidup kejiwaan, jasmaninya, pribadinya serta kemasyarakatan yang langsung dan tanpa melupakan hubungannya dalam masyarakat. Oleh karna itu Narapidana pada saat di lepaskan ke dalam masyarakat benar-benar mampu dan siap hidup bermasyarakat sebagai warga yang taat pada hukum dan norma-norma yang berkembang di mana mereka berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Asimilasi pada Narapidana khusus Tipikor di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Medan. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif, dan jenis penelitian mendeskripsikan yang mendetail tentang suatu penomenal yang terjadi, dan untuk mendapatkan informasi. Sebagai hasil penelitian menyatakan setiap Narapidana memiliki hak yang sama yaitu memperoleh Asimilasi termasuk Narapidana khusus Tipikor, namun untuk hal ini syarat-syarat yang diberikan berbeda dengan Narapidana umum. Pada pelaksanaannya di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Medan di temukan kendala-kendala yaitu 1) Perbandingan Jumlah petugas pemasyarakatan dengan jumlah Narapidana yang kecil. 2) Hanya sedikit pihak ketiga yang dapat menyetujui program Asimilasi di luar Lembaga Pemasyarakatan tersebut. 3) Minimnya pengetahuan Narapidana tentang program Asimilasi. 4) Minimnya pengetahuan masyarakat sekitar Yayasan tentang sistem pemasyarakatan dan program Asimilasi. 5) Masih kurang efektif dan efisien peraturan perundangan-undangan yang ada.
PENGARUH ASIMILASI NARAPIDANA TERHADAP TINGKAT KERESAHAN MASYARAKAT
Muhamad Rifqi Nazief Hanif;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 9 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i9.2022.3455-3462
Saat ini terdapat kebijakan yangmana narapidana dengan kualifiikasi tertentu bisa mendapatkan program asimilasi dan reintegrasi. Hal ini berdasarkan kemanusiaan dan keadilan agar warga binaan yang ada di lingkungan Lapad maupun Rutan dapat terhindar dari covid-19 yang apabila tingkat kepadatan tinggi, maka akan semakin tinggi pula resiko penyebarannya. Namun, kebijakan ini menimbulkan keresahan ditengah masyarakat, karena dikhawatirkan narapidana yang menjalani asimilasi dan reintegrasi tersebut akan dengan mudah melakukan tindak pidana berulang akibat dari belum maksimalnya proses pembinaan bagi narapidana. Sehingga menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terkait pengaruh asimilasi dengan tingkat keresahan masyarakat yang dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif.
MODEL PEMBINAAN BAGI NARAPIDANA BERBASIS KOMUNITAS MASYARAKAT(COMMUNITY BASED CORECTION) DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB KOTA AGUNG
Muhammad Ridwan;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 7 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i7.2022.2429-2436
Community Based Correction merupakan sebuah jenis program pembinaan yang diberikan kepada narapidana sebelum mereka dibebaskan atau menyelesaikan hukuman pidananya. Melalui program tersebut, narapidana akan diberikan kesempatan untuk bisa kembali dan berinteraksi di tenga-tenga masyarakat di bawah pengamanan dan pengawasan lembaga tertentu. Untuk melakukan program operasional tersebut, maka dibutuhkan 5 prinsip dasar dalam penjalanan program, antara lain: Prinsip untuk bisa memperoleh pekerjaan, prinsip penyeleksian narapidana terlebih dulu, prinsip tidak boleh mengeksploitasi narapidana, prinsip pengamanan yang minimum terhadap narapidana, dan prinsip pemberian tanggung jawab atas pemindahan narapidana.
IMPLEMENTASI COMMUNITY BASED CORRECTION SEBAGAI MODEL PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA
Anugrah Anggri Hermawan;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 8 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i8.2022.2759-2766
Community Based Correction (CBC) merupakan sebuah konsep pengganti pidana penjara yang diterapkan pada para pelanggar hukum khususnya tindak pidana ringan dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat dengan pengawasan atau super visi tertentu. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi CBC dalam model pembinaan narapidana. Konsep Community Based Correction (CBC) mengacu pada konsep reintegrasi sosial dimana dalam hal tersebut setiap dalam upaya penyatuan kembali antara nabi dan lingkungan masyarakat kegiatan tersebut turut melibatkan masyarakat juga. Program reintegrasi sosial yang telah dilaksanakan di Indonesia telah cukup baik, namun belum optimal karena masih kurangnya peran serta masyarakat dalam proses pembinaan narapidana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif serta menggunakan hasil observasi dan studi literatur. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang didasarkan pada penemuan, tingkah laku masyarakat, fungsionalisasi organisasi, serta penelitian ini tidak menggunakan prosedur-prosedur statistik ataupun dengan cara kuantitatif lainnya dan juga sebuah prosedur penelitian yang bisa menghasilkan data penelitian deskriptif.
FASILITAS NARAPIDANA DISABILITAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BEKASI
Rosa Loyalin;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 8 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v10i8.2023.3968-3972
Hasil survei WHO menyatakan bahwa jumlah penyandang disabilitas di Indonesia pada Februari 2023 diperkirakan sekitar 10% dari jumlah penduduk, kemudian melalui UU No.8 Tahun 2016 Indonesia diamanatkan tentang hak-hak penyandang disabilitas, pada dasarnya Indonesia berkomitmen menyetarakan para penyandang disabilitas, artinya mereka tidak hanya berperan sebagai subyek namun mereka juga akan berkontribusi ke dalam Pembangunan Nasional. Seperti layaknya warga negara lainnya penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam memafaatkan fasilitas, namun keterbatasan membuat mereka tidak dapat menggunakan fasilitas dengan baik, hal itulah yang mendasari perlunya perlakuan khusus dalam memberikan fasilitas publik kepada penyandang disabilitas. Tidak hanya dapat berkontribusi pada Pembangunan, penyandang disabilitas juga tetap dapat dijatuhi pidana apabila mereka melakukan pelanggaran hukum, mereka juga dapat di tempatkan pada Lembaga Pemasyarakatan bersama dengan warga binaan lain, pada Lapas Kelas IIA Bekasi saat ini terdapat 1.832 penghuni dengan 1 narapidana yang merupakan penyandang disabilitas, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan data primer dan sekunder yang menganalisis bagaimana fasilitas narapidana disabilitas yang ada di Lapas Kelas IIA Bekasi, dari hasil penelitian disimpulkan bahwa fasilitas untuk penyandang disabilitas di Lapas Kelas IIA Bekasi sudah cukup baik.
KEBUTUHAN KESEHATAN MENTAL NARAPIDANA PEREMPUAN DALAM LAPAS
Dinda V.C Heipon;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 8 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v10i8.2023.4002-4007
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku, proses mental, dan interaksi manusia. Hal ini dapat mencangkup bagaimana manusia berpikir, merasa, belajar, beradaptasi dengan lingkungan. Narapidana adalah seseorang yang telah dijatuhkan hukuman atas pelanggaran yang dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat pemberian pembinaan bagi narapidana yang sedang menjalani masa pidananya. Dalam penelitian ini dilakukan penilaian kebutuhan kesehatan mental narapidana perempuan dalam lapas, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan tujuan dapat bermanfaat untuk memahami tentang kebutuhan narapidana perempuan di Lapas. Kondisi yang dirasakan narapidana peremuan dalam Lapas ialah stres dimana merasa tertekan saat pertama kali masuk dalam Lapas menjadi warga binaan pemasyarakatan, sehingga perubahan situasi ini harus membuat mereka beradaptasi terhadap lingkungan yang baru, serta orang-orang baru yang ada di sekitar lingkungan Lapas. Sehingga dalam hal ini sebagai petugas pemasyarakatan harus berupaya dalam membatu mereka dalam mengatasi stres yang dirasakan dengan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk mengalihkan pikiran mereka, dan rasa tertekan yang dirasakan. Dimana program pembinaan maupun program kegiatan mandiri yang mereka ikuti yang bukan hanya sebagai pengisi waktu kosong mereka, namun dapat mereka kembangkan saat nanti mereka keluar dari Lapa, dan dapat menjadi keahlian mereka dalam mencari pekerjaan dan menjalani kehidupan kedepannya.
LANGKAH PENTING DALAM MERAWAT HIV BAGI KELOMPOK RENTAN DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN
Muhamad Rizky Juliansyah;
Mitro Subroto
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 9 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v10i9.2023.4541-4547
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan merupakan masalah kesehatan global yang serius. Narapidana yang menderita HIV/AIDS merupakan kelompok rentan yang memerlukan perhatian khusus dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan. Kualitas pelayanan kesehatan dan perawatan yang diberikan kepada mereka memiliki dampak signifikan pada kondisi kesehatan mereka. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk menggali pemahaman lebih lanjut mengenai bagaimana narapidana yang menderita HIV/AIDS diperlakukan dan dirawat di dalam lembaga pemasyarakatan. Data yang diambil mencakup perundang-undangan yang mengatur pelayanan kesehatan bagi narapidana, jurnal penelitian terdahulu, dan kamus sebagai referensi data. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prosedur dan teknik yang digunakan dalam memberikan perawatan kepada narapidana pengidap HIV/AIDS, dari saat mereka memasuki lembaga pemasyarakatan hingga saat mereka dibebaskan. Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang berguna mengenai implementasi perawatan bagi narapidana dengan HIV/AIDS, memastikan bahwa pelayanan tersebut memenuhi standar perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan panduan bagi penelitian selanjutnya.