Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        DAKWAH TERHADAP PASIEN: TELAAH TERHADAP MODEL DAKWAH MELALUI SISTEM LAYANAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DI RUMAH SAKIT 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     KONSELING RELIGI  Vol 5, No 2 (2014): KONSELING RELIGI 
                    
                    Publisher : KONSELING RELIGI 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Salah satu kegiatan dakwah yang perlu mendapat perhatian adalah dakwah terhadap pasien di rumah sakit. Dakwah terhadap pasien di rumah sakit seperti ini tentu memiliki cara (manhâj) dan pendekatan berbeda dengan dakwah kepada madâu  yang terbilang ânormalâ. Secara normatif Islam sangat menganjurkan melakukan kunjungan kepada orang sakit. Berdasar hasil beberapa penelitian juga ditunjukkan bahwa 91% pasien mencari bantuan spiritual dan  kerohanian untuk  membantu  menyembuhkan penyakitnya. Penelitian yang lain melaporkan bahwa 70 % pasien percaya kekuatan doâa untuk penyembuhan, lebih dari 64 % pasien menyatakan bahwa para dokter hendaknya juga memberikan terapi psiko religius dan doa. Konseling merupakan pelayanan khusus dan unik yang tidak sama antara satu pasien dengan pasien yang lain. Salah satunya dapat diberikan kepada pasien kronis yang secara umum memiliki  âpsychogical strenghtâ yang lemah. Adapun tahapan layanan konseling tersebut terbagi dalam tiga tahapan, yakni tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir. Konselor dituntut untuk dapat menciptakan hubungan yang baik dan memiliki kreativitas yang tinggi agar dapat membawa klien pada proses konseling secara aktif. Tahap awal ini dapat disebut pula sebagai tahap eksplorasi, karena pada tahap ini konselor harus dapat menerapkan berbagai teknik agar klien dapat secara bebas dan terbuka mengemukakan masalah yang sedang dihadapi. Terlihat jelas bahwa pada dasarnya para pasien membutuhkan terapi keagamaan, selain terapi dengan obat-obatan dan terapi medis lainnya. Pentingnya memberikan bantuan spiritual bagi pasien seperti itu mendorong peningkatan dan pengembangan model layanan bimbingan dan konseling bagi pasien di rumah sakit.kata kunci: Dakwah, Bimbingan Rohani Islam, Rumah Sakit.DAWAH    TOWARD    PATIENTS    (EXAMINATION    OF THE  MODEL OF  THE  DAWAH  THROUGH SPIRITUAL GUIDANCE SERVICE SYSTEM ISLAM IN HOSPITAL). One of the activities of dawah attention is the dawah toward patients in hospital. Dawah toward patients  in hospital such  as these  would have way (manhâj)  and  a different   approach   with  dawah to madyanâu  which numbered  ânormalâ. In normative Islam strongly recommends a visit to the sick. Based on the results of some research also indicated that 91 percent of patients seeking spiritual assistance and spirituality  to help cure disease. Other Research reported that 70 % patients believe the strength of prayer for healing , more  than 64 % patients stated that the doctors should also provide psychosocial therapy  religious  and prayer. Counseling  is a special  and unique service that is not the same between one patient with other patients. One of them can be given to patients with chronic in general have âpsychogical strenghtâ  the weak. Now the  stages of the counselling service is divided into three stages of the early stages of the middle  ages, stage and the final stage. Counselors are required to be able to create a good relationship and have a high level of creativity in order to bring the client on the counseling process actively. This early stage can be called as exploration  step, because at this stage counselors must be able to apply the various techniques that the client can freely and openly expressing their problem which is faced. It is obvious that basically the patients need religious therapy, besides therapy with drugs and other medical therapy. The importance of providing spiritual assistance for patients like that encourage improvement  and development of service model guidance and counseling for patients in the hospital.Keywords: Dawah, Spiritual Guidance of Islam, Hospital.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ZIKIR DALAM AL-QURâAN SEBAGAI TERAPI PSIKONEUROTIK (ANALISIS TERHADAP FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     KONSELING RELIGI  Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI 
                    
                    Publisher : KONSELING RELIGI 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Penyebutan kata dzikir dalam al-Qurâan  secara keseluruhan sebanyak seratus sembilan puluh satu kali yang tersebar dalam lima puluh delapan surat dari seratus empat belas ayat yang terdapat dalam al-Qurâan.  Setelah  melakukan  verifikasi terkait ayat-ayat dzikir dalam al-Qurâan yang tersebar dalam lima puluh delapan surat, ternyata pemaknaan kata dzikir tidaklah tunggal tetapi kata ini memiliki sembilan belas macam arti, tetapi dari kesembilan belas tersebut ada dua arti yang lebih dominan adalah âmenyebutâ sebanyak dua puluh tiga kali dan âingatâ sebanyak sembilan puluh dua kali. Sehingga dengan demikian konsep dzikir yang ditawarkan dalam al-Qurâan  sebagai terapi penderita psikoneurotik adalah kata yang bermakna âmenyebutâ dan âingatâ kepada Allah. Hal ini dikarenakan dengan âmenyebutâ dan âingatâ kepada Allah, dapat menjadikan hati manusia menjadi tenang. Oleh karena itu, konsep zikir yang ditawarkan al-Qurâan ini dapat dijadikan sebagai salah satu metode bimbingan konseling Islam dengan mengoptimalisasi keempat fungsi bimbingan konseling Islam yaitu preventif, kuratif, preservatif, developmental atau edukatif. kata kunci: Zikir, Penderita Psikoneurotik, Konseling Islam
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF BANK ISLAM 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     IQTISHADIA  Vol 7, No 2 (2014): IQTISHADIA 
                    
                    Publisher : IQTISHADIA 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Tulisan ini menganalisis tentang peluang pengelolaan zakat melalui bank syariah. Zakat produktif disadari memiliki peranan penting dalam  mengentaskan kemiskinan  dari pada zakat konsumtif. Argument tulisan ini adalah bahwa zakat produtif akan lebih efektij jika dikelola oleh bank syariah. Sebagai institusi berbasis Islam, bank syariah bisa mengelola dana zakat dengan produk bank yang bebas riba. Lembaga dan organisasi perbankan syariah yang sehat  akan mampu mengelola  zakat secara professional. Proses pengelolaan  zakat produktif  bisa dilakukan dengan tiga cara: penerima  zakat menjadi kreditur dan debitur  sekaligus; transaksi dicatat dalam sistem bagi hasil; zakat diserahkan secara penuh.Kata Kunci: Menejemen, Zakat, Perbankan.MANAGEMENT  OF   PRODUCTIVE ZAKAT  IN   THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC BANKING. This article analyzes the probability of zakat management by sharia banking. Productive Zakat considered having  a big  role in alleviating poverty than consumptive zakat. This article argues that it will be more effective if administered by Islam banking. Islam banking as an economic missionary institution can manage  productive  zakat through banking products free of usury. Moreover, a good organization and balance of Islamic banking makes it potential to manage zakat professionally. The management process of productive zakat  can be done by three alternatives; the recipient of zakat at the same time serves as creditor as well as debtor, creditor clients are included in the transaction of profit share, or that the zakat of debtor under the bank assistance is fully given.Keywords: Management, Zakat, Banking.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        UPAYA PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMULASARAAN JENAZAH DI WILAYAH KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol. 13 No. 2 Tahun 2013 
                    
                    Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (600.813 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21580/dms.2013.132.43                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Masalah penting yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya salah satunya adalah masalah perawatan jenazah. Islam menaruh perhatian yang sangat serius dalam masalah ini, sehingga hal ini termasuk salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat manusia, khususnya umat Islam. Karya pengabdian ini bertujuan 1) Membekali modin, pengurus masjid, dan masyarakat Mijen dengan keterampilan mengurus jenazah secara baik dan benar. 2). Memberikan wawasan dan pengayaan pengetahuan mengenai perlakuan jenazah terutama jenazah yang teridap penyakit menular. Sedangkan manfaat yang akan dihasilkan adalah 1) Meningkatkan keterampilan masyarakat Mijen pada umumnya dalam mengurus jenazah secara baik dan benar, sehingga jika suatu saat dibutuhkan mereka siap. 2). Bertambahnya tenaga yang erampil dalam mengurus jenazah. 3). Meningkatnya keterampilan para Modin dalam mengurus jenazah. 4) Bisa mengoptimalkan pe-ngurus dan takmir masjid khususnya dalam merawat jenazah. 5). Menghilangkan fobia bagi masyarakat yang takut mengurus jenazah. 6). Terbentuk-nya Forum komunikasi Modin di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil karya pengabdian tersebut adalah para modin, pengurus takmir dan majelis taklim di Kecamatan Mijen telah mampu mempraktekkan cara pengurusan jenazah secara baik dan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Mereka mampu mengurus jenazah yang mengidap penyakit menular secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan dan kesehatan. Mereka juga telah mampu mengatasi fobia terhadap mayat, Sehingga tidak merasa takut lagi kalau mengurus jenazah.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP) untuk Konservasi dan Wirausaha Agribisnis di Kelurahan Kedung Pane Kota Semarang 
                    
                    Sugiarso, Sugiarso; 
Riyadi, Agus; 
Rusmadi, Rusmadi                    
                     Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 17, No 2 (2017) 
                    
                    Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (606.512 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21580/dms.2017.172.2433                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Community empowerment activity through Lecturer Dedication Program (KPD) utilization of yard for conservation and agribusiness this is the first step to stimulate the growth of spirit of self-help and community participation. KPD program is a step to build the foundation for a social change that led to empowering society (empowering society). Some changes that have been achieved through this KPD program are: 1) The occurrence of mental attitude changes and mindset (mindset) and entrepreneurial spirit on the subject of assistance, so that they are aware of the local potential around him that can be developed into a high value commodity. 2) The occurrence of changes and the creation of habituation of the working patterns of the targeted subjects which put forward the concept of hard and intelligent work, which in the end is expected to increase productivity. 3) The birth of assisted subjects who have a set of knowledge and skills (life skills) to develop local potentials into commodities of production with higher selling value. Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program Karya Pengabdian Dosen (KPD) pemanfaatan pekarangan untuk konservasi dan agribisnis ini merupakan langkah awal untuk merangsang tumbuhnya semangat swadaya dan partisipasi masyarakat. Program KPD merupakan tahapan untuk membangun pondasi bagi sebuah perubahan sosial yang berujung pada pemberdayaan masyarakat (empowering society). Beberapa perubahan yang sudah dicapai melalui program KPD ini adalah: 1) Terjadinya perubahan sikap mental dan pola pikir (mindset) dan jiwa entrepreneur pada subyek dampingan, sehingga mereka sadar akan adanya potensi lokal di sekelilingnya yang bisa dikembangkan menjadi komuditas yang bernilai jual tinggi. 2) Terjadinya perubahan dan terciptanya habituasi pola kerja subyek dampingan yang mengedepankan konsep kerja keras dan cerdas, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan produktifitas. 3) Lahirnya subyek dampingan yang memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan (life skill) untuk mengembangkan potensi lokal menjadi komoditas hasil produksi yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Factors Affecting Nursing Ability To Know Acute Coroner Syndrome In Emergency Installation 
                    
                    Riyadi, Agus; 
Karmiati, Karmiati                    
                     Journal Of Nursing Practice  Vol 2 No 1 (2018): Journal Of Nursing Practice 
                    
                    Publisher : STIKes Surya Mitra Husada 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.30994/jnp.v2i1.44                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Background: Coronary heart disease is the most cardiovascular disease that causes death in the world. The ability of nurses to recognize acute coronary syndromes is very necessary as part of the emergency services team.
Purpose : The purpose of this study was to determine the description of the factors that influence the ability of nurses to know acute coronary syndrome in the emergency department of dr. Iskak Tulungagung.
Methods : The design of this research is descriptive analytic with a cross sectional approach with the population of all nurses who work in the Emergency Department of dr. Iskak Tulungagung. The population is 55 nurses. The sample is all of the population, namely 55 respondents with total sampling sampling techniques. The data that has been collected is processed by a statistical test of Multivariate Analysis, Ordinal Regression with significance α = 0.05.
Result : The results showed that most of the respondents with D3 education were 33 respondents (60.0%), almost all respondents had never attended ECG training in the amount of 50 respondents (90.9%) and almost half of the respondents had a working period of 2-5 year is 25 respondents (45.5%).
The results of the regression regression analysis showed that the p-value = 0.855 on the education factor which means that H0 was accepted, the p-value = 0.041 in the training factor which means H1 is received, the p-value = 0.003 on the working period, which means that H1 is accepted
Conclusion : Based on research, education does not affect the ability to recognize acute coronary syndrome. The education obtained will develop according to the increase in the work period and the frequent training that is obtained and practiced directly in real situations
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        DAKWAH TERHADAP PASIEN: TELAAH TERHADAP MODEL DAKWAH MELALUI SISTEM LAYANAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DI RUMAH SAKIT 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     KONSELING RELIGI Vol 5, No 2 (2014): KONSELING RELIGI 
                    
                    Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21043/kr.v5i2.1050                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Salah satu kegiatan dakwah yang perlu mendapat perhatian adalah dakwah terhadap pasien di rumah sakit. Dakwah terhadap pasien di rumah sakit seperti ini tentu memiliki cara (manhâj) dan pendekatan berbeda dengan dakwah kepada mad’u  yang terbilang “normalâ€. Secara normatif Islam sangat menganjurkan melakukan kunjungan kepada orang sakit. Berdasar hasil beberapa penelitian juga ditunjukkan bahwa 91% pasien mencari bantuan spiritual dan  kerohanian untuk  membantu  menyembuhkan penyakitnya. Penelitian yang lain melaporkan bahwa 70 % pasien percaya kekuatan do’a untuk penyembuhan, lebih dari 64 % pasien menyatakan bahwa para dokter hendaknya juga memberikan terapi psiko religius dan doa. Konseling merupakan pelayanan khusus dan unik yang tidak sama antara satu pasien dengan pasien yang lain. Salah satunya dapat diberikan kepada pasien kronis yang secara umum memiliki  “psychogical strenght†yang lemah. Adapun tahapan layanan konseling tersebut terbagi dalam tiga tahapan, yakni tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir. Konselor dituntut untuk dapat menciptakan hubungan yang baik dan memiliki kreativitas yang tinggi agar dapat membawa klien pada proses konseling secara aktif. Tahap awal ini dapat disebut pula sebagai tahap eksplorasi, karena pada tahap ini konselor harus dapat menerapkan berbagai teknik agar klien dapat secara bebas dan terbuka mengemukakan masalah yang sedang dihadapi. Terlihat jelas bahwa pada dasarnya para pasien membutuhkan terapi keagamaan, selain terapi dengan obat-obatan dan terapi medis lainnya. Pentingnya memberikan bantuan spiritual bagi pasien seperti itu mendorong peningkatan dan pengembangan model layanan bimbingan dan konseling bagi pasien di rumah sakit.kata kunci: Dakwah, Bimbingan Rohani Islam, Rumah Sakit.DAWAH    TOWARD    PATIENTS    (EXAMINATION    OF THE  MODEL OF  THE  DAWAH  THROUGH SPIRITUAL GUIDANCE SERVICE SYSTEM ISLAM IN HOSPITAL). One of the activities of dawah attention is the dawah toward patients in hospital. Dawah toward patients  in hospital such  as these  would have way (manhâj)  and  a different   approach   with  dawah to madyan’u  which numbered  “normalâ€. In normative Islam strongly recommends a visit to the sick. Based on the results of some research also indicated that 91 percent of patients seeking spiritual assistance and spirituality  to help cure disease. Other Research reported that 70 % patients believe the strength of prayer for healing , more  than 64 % patients stated that the doctors should also provide psychosocial therapy  religious  and prayer. Counseling  is a special  and unique service that is not the same between one patient with other patients. One of them can be given to patients with chronic in general have “psychogical strenght† the weak. Now the  stages of the counselling service is divided into three stages of the early stages of the middle  ages, stage and the final stage. Counselors are required to be able to create a good relationship and have a high level of creativity in order to bring the client on the counseling process actively. This early stage can be called as exploration  step, because at this stage counselors must be able to apply the various techniques that the client can freely and openly expressing their problem which is faced. It is obvious that basically the patients need religious therapy, besides therapy with drugs and other medical therapy. The importance of providing spiritual assistance for patients like that encourage improvement  and development of service model guidance and counseling for patients in the hospital.Keywords: Dawah, Spiritual Guidance of Islam, Hospital.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ZIKIR DALAM AL-QUR’AN SEBAGAI TERAPI PSIKONEUROTIK (ANALISIS TERHADAP FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI 
                    
                    Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21043/kr.v4i1.1070                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Penyebutan kata dzikir dalam al-Qur’an  secara keseluruhan sebanyak seratus sembilan puluh satu kali yang tersebar dalam lima puluh delapan surat dari seratus empat belas ayat yang terdapat dalam al-Qur’an.  Setelah  melakukan  verifikasi terkait ayat-ayat dzikir dalam al-Qur’an yang tersebar dalam lima puluh delapan surat, ternyata pemaknaan kata dzikir tidaklah tunggal tetapi kata ini memiliki sembilan belas macam arti, tetapi dari kesembilan belas tersebut ada dua arti yang lebih dominan adalah “menyebut†sebanyak dua puluh tiga kali dan “ingat†sebanyak sembilan puluh dua kali. Sehingga dengan demikian konsep dzikir yang ditawarkan dalam al-Qur’an  sebagai terapi penderita psikoneurotik adalah kata yang bermakna “menyebut†dan “ingat†kepada Allah. Hal ini dikarenakan dengan “menyebut†dan “ingat†kepada Allah, dapat menjadikan hati manusia menjadi tenang. Oleh karena itu, konsep zikir yang ditawarkan al-Qur’an ini dapat dijadikan sebagai salah satu metode bimbingan konseling Islam dengan mengoptimalisasi keempat fungsi bimbingan konseling Islam yaitu preventif, kuratif, preservatif, developmental atau edukatif. kata kunci: Zikir, Penderita Psikoneurotik, Konseling Islam
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        METODE BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN SHOLAT DHUHA PADA ANAK HIPERAKTIF DI MI NURUL ISLAM NGALIYAN SEMARANG 
                    
                    Khasanah, Hidayatul; 
Nurkhasanah, Yuli; 
Riyadi, Agus                    
                     Jurnal Ilmu Dakwah  Vol 36, No 1 (2016) 
                    
                    Publisher : Da'wa and Communication Faculty State Islamic University Walisongo, Semarang, Indonesia 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21580/jid.v36.1.1623                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This research aimed to describe the characteristics of hyperactive children and analyze methods of Islamic guidance and counseling in instilling discipline of Duha prayer in hyperactive children in MI Nurul Islam Ngaliyan Semarang. This research is qualitative research. The data source is a teacher as well as a hyperactive child. Methods of data collection using interviews, observation, and documentation. The results showed that hyperactive children have discipline problems in implementing the Duha prayer in congregation. Islamic guidance and counseling methods used to embed discipline of Duha prayer for hyperactive children consisting of four methods: the method of habituation, role model, motivation and supervision.***Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan karakteristik anak hiperaktif dan menganalisis metode bimbingan dan konseling Islam dalam menanamkan kedisiplinan shalat dhuha pada anak hiperaktif di MI Nurul Islam Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah guru serta anak hiperaktif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama anak hiperaktif memiliki problem kedisiplinan dalam melaksanakan shalat dhuha berjamaah. Kedua, metode bimbingan dan konseling Islam yang digunakan untuk menanamkan kedisiplian shalat dhuha bagi anak hiperaktif terdiri dari empat metode yaitu metode pembiasaan, metode tauladan, metode nasehat (motivasi), dan metode pengawasan ketika shalat dhuha berjamaah berlangsung.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Bimbingan dan Konseling Islam dalam Mengatasi Krisis Spiritual Akibat Dampak Abad Modern (Studi Pada Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf Kota Semarang) 
                    
                    Riyadi, Agus                    
                     KONSELING RELIGI Vol 9, No 1 (2018): June 2018 
                    
                    Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21043/kr.v9i1.3524                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Bimbingan dan konseling Islam dalam  mengatasi krisis spiritual akibat dampak abad modern  studi pada Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf Kota (Lembkota) Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana format bimbingan dan konseling Islam dalam mengatasi krisis spiritual akibat dampak abad modern yang dilakukan oleh Lembkota Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatis deskriptif. Adapun tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah munculnya krisis spiritual yang dialami manusia akibat dampak abad modern saat ini, bermula dari hilangnya visi keillahian yang disebabkan oleh manusia modern itu sendiri, yang senantiasa bergerak makin menjauh dari pusat eksistensi. Untuk itu, tidak ada alternatif yang lebih baik dalam menjawab krisis spiritualitas yang telah menimbulkan berbagai penyakit spiritual saat ini, kecuali manusia modern harus kembali ke pusat eksistensi. Asumsi dasar tentang manusia yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani, material dan spiritual, adalah dimensi yang lengkap yang dapat menjadi alternatif bagi manusia modern mengatasi krisis spiritual. Keduanya sejatinya berjalan seiring, saling melengkapi. Melalui dimensi spiritual manusia dituntut untuk kembali ke pusat eksistensi melalui dzawq atau cita rasa hati, musyahadah (menyaksikan) dan ma’rifah (mengenal segala yang tidak tampak). Hasil penelitian menjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan oleh Lembkota Semarang dalam menagkal pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh abad modern yaitu dengan langkah-langkah  yang format melalui kegiatan dalam bentuk seperti: Paket seni menata hati, Pengajian tasawuf rutin Ma’rifatullah, Kegiatan hari besar Islam, Klinik konsultasi rohani, Seminar kajian ilmiah, Wisata rohani, dan Kanzul amal.