Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS VARIASI TINGKAT KESUBURAN TANAH UNTUK LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TANAH DATAR puja priska cindy; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 4 No 5 (2020)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v4i5.1159

Abstract

This study aims to determine soil fertility in rice fields in Kabupaten Tanah Datar whose economy is mainly supported by the agricultural sector. This type of research is descriptive by using Fuzzy Set techniques. The results of this study are a map of fertility and suitability of rice paddy fields, which shows a categories suitable for 0,8-1 paddy fields with an area 0f 42.852,60 Ha, class 0,60-0,79 class categories suitable for paddy fields covering 183,99 Ha, and the category does not correspond to the 0,59-0 class for paddy fields with an area of 435,59 Ha. Soil fertility is directly related to plant growth, so an asseeement of soil fertility is absolutelty necessary. The purpose of this study was to determine the level of soil fertility for rice plants in Kabupaten Tanah Datar.
ANALISIS KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN DAN PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING TERHADAP RTRW DI KABUPATEN PESISIR SELATAN Fella Melifa; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 4 No 5 (2020)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v4i5.1167

Abstract

Semakin meningkat angka pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi pula tingkat pembangunan di suatu wilayah. Maka permasalahan yang muncul yaitu alih fungsi lahan sehingga diperlukan arahan fungsi kawasan.Tujuan penelitian adalah mengetahui kesesuaian arahan fungsi kawasan dan penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW di Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan metode overlay di setiap parameter yang dijadikan acuan dalam menyesuaikan antara arahan fungsi kawasan dan penggunaan lahannya terhadap RTRW. Dalam Penelitian ini menggunakan variabel fungsi kawasan, penggunaan lahan dan pola ruang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) fungsi kawasan paling dominan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Kawasan Penyangga dengan luas 2715.3098 Km2 atau 44 persen.Penggunaan Lahan Eksisting yang paling dominan adalah Hutan dengan luas 3444.22 Km2 atau 56.9 persen. 2)Kesesuaian fungsi kawasan,penggunan lahan dan terhadap peruntukkan RTRW menunjukkan bahwa 269329.493 Hektar memiliki arahan fungsi kawasan dan penggunaan lahannya yang selaras dengan peruntukkan lahan RTRW dan sekitar 334205.138 Hektar dominan yang tidak selaras dengan arahan fungsi kawasan dan penggunaan lahannya eksisting terhadap RTRWnya.
KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN DAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RTRW DI KABUPATEN TANAH DATAR Dilla Hativa; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 4 No 5 (2020)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v4i5.1168

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui fungsi kawasan dan penggunaan lahan eksisting Kabupaten Tanah Datar dan mengetahui tingkat kesesuaian fungsi kawasan dan penggunaan lahan eksisting terhadap peruntukkan lahan RTRW di Kabupaten Tanah Datar dengan menggunakan metode overlay yang dilakukan pada setiap parameter yang dijadikan acuan dalam membuat kesesuaian fungsi kawasan dan penggunaan lahan terhadap RTRW. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu fungsi kawasan, penggunaan lahan dan pola ruang. Hasil penelitian menunjukkan 1) Fungsi kawasan paling dominan di Kabupaten Tanah Datar yaitu kawasan budidaya tanaman semusim dan tahunan dengan luas 769,75 Km2 atau 67,62 persen dan fungsi kawasan paling sedikit yaitu kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman dengan luas 44,75 Km2 atau 3,35 persen. Dan untuk penggunaan lahan eksisting yang paling dominan yaitu hutan dengan luas 744,36 Km2 atau 54,73 persen, sawah dengan luas 281,91 Km2 atau 20,73 persen dan luas paling sedikit yaitu tanah terbuka 2,51 Km2 atau 0,18 persen. 2) Hasil kesesuaian fungsi kawasan, penggunaan lahan, terhadap peruntukan RTRW menunjukkan bahwa 356,82 Km2 atau 26,71 persen memiliki fungsi kawasan dan penggunaan lahan yang telah sesuai dengan peruntukan lahan RTRW. Dan 979,18 Km2 atau 73,29 persen memiliki fungsi kawasan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan RTRW. Lahan yang tidak sesuai paling banyak terdapat pada Kecamatan Lintau Buo Utara seluas 138,62 Km2 atau 14,63 persen.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR Taufan Muhammad; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 4 No 6 (2020)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v4i6.1255

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk permukiman di Kecamatan Rambatan dan mengetahui kesesuaian lahan permukiman Kecamatan Rambatan terhadap pola ruang Kabupaten Tanah Datar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Kesesuaian lahan permukiman diperoleh dengan memberikan bobot dan skor pada masing-masing parameter fisik (drainase, tekstur tanah, kemiringan lereng, kedalaman tanah, singkapan batuan, erosi dan banjir ), kemudian dilakukan overlay antar parameter tersebut dengan menggunakan software ArcGis 10.4. Hasil penelitian menunjukkan 1) Terdapat empat kategori yaitu sangat sesuai dengan luas 2,22 Km2, sesuai dengan luas 34,48 Km2, sesuai marginal dengan luas 58,51 Km2, dan tidak sesuai dengan luas 2,86 Km2. Daerah yang sangat sesuai terdapat pada Nagari III Koto dengan luas 2,18 Km2. Kesesuaian paling besar untuk lahan permukiman terdapat pada Nagari Rambatan dengan luas 13,04 Km2 atau 15,46 persen dari luas wilayah. Selanjutnya sesuai marginal / kesesuaian dengan faktor pembatas paling besar terdapat pada Nagari Simawang dengan luas 15,16 Km2. 2) Kawasan yang sesuai untuk permukiman di Kecamatan Rambatan banyak terdapat pada kawasan yang sesuai untuk permukiman dengan faktor pembatas yaitu seluas 6,33 Km2 dan lahan yang sesuai seluas 1,36 Km2. Kesesuaian Marginal paling banyak terdapat pada Nagari Simawang dengan luas 1,66 Km2, lahan pada pola ruang yang diperuntukkan untuk permukiman di Kecamatan Rambatan tidak sesuai paling besar terdapat pada Nagari Balimbing seluas 0,13 Km2.
PENENTUAN POTENSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LCP2B) DI KABUPATEN TANAH DATAR rido koja; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v5i2.1542

Abstract

This research was conducted in Tanah Datar Regency which aims to determine Sustainable Food Agricultural Land (LP2B) and Sustainable Food Agricultural Reserves (LCP2B) in Tanah Datar Regency. The method used is a descriptive approach with quantitative research and the data used is secondary data with data processing using the Boolean logic method. The results of this study indicate Sustainable Food Agricultural Reserves (LCP2B) has the potential for an area of ​​29,318.58 hectares or 21.16% of the total area of ​​the Regency. Lintau Buo District has the widest Sustainable Food Agricultural Reserves (LCP2B) potential, namely 4,765.67 hectares and Pariangan District is the smallest sub-district which is 552.32 hectares. Sustainable Food Agricultural Land (LP2B) covers an area of ​​27,754.64 hectares or 20.03% of the total area of ​​Tanah Datar Regency which is spread across all districts. Sungai Tarab District has the widest potential for Sustainable Food Agricultural Land (LP2B), namely 2,794.98 hectares and Batipuh Selatan District is the smallest sub-district, which is 759.93 hectares.
ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KECAMATAN BATIPUH Fitri Rahmadani; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 5 No 4 (2021)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v5i4.1786

Abstract

This research was conducted to see how variations in population pressure on paddy fields, variations in the carrying capacity of paddy fields and to determine the optimum population size in Batipuh District. This type of research is descriptive quantitative. This research was conducted in Batipuh District, carried out from September to October 2020. The data analysis technique was obtained through the analytical tool used to calculate population pressure using Prof. formula. Otto Soemarwoto model II. The results showed that Batipuh District had experienced population pressure (TP <1). The highest value of population pressure in Batipuh District was in the village of Bungo Tanjung (106.8), while the lowest value was in the village of Sabu (39.9). The results of the analysis of the carrying capacity of the land show that there are 5 villages that are able to meet the food needs of their residents properly, namely Andaleh, Sabu, Batipuh Baruah, Pitalah, Bungo Tanjung. There are 2 nagari that are in class II classification, namely the Batipuh Ateh village and the Gunung Rajo village. Nagari with class III classification is only found in Tanjung Barulak village, which means that the village has not been able to provide adequate food. Nagari whose population has not exceeded the optimum limit consists of 7 nagari, namely; nagari Bungo Tanjung, Pitalah, Gunung Rajo, Batipuh Baruah, Batipuh Ateh, Sabu and Andaleh. Nagari whose population has passed the optimum limit is the village of Tanjung Barulak. Key Words: Population Pressure, Land Carrying Capacity, Optimum Population
TINGKAT PEREKONOMIAN MASYRAKAT PETANI HORTIKULTURA DI KECAMATAN BANUHAMPU Luklu Ul Hayati; Ratna Wilis
JURNAL BUANA Vol 5 No 5 (2021)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v5i5.1840

Abstract

Mapping of horticultural crops is needed to determine the amount of productivity that is affected by the dry and rainy seasons. The welfare of farmers can also be measured through this mapping. For this reason, in measuring the economic level of horticultural farmers by collecting quantitative data with several correspondents of horticultural farmers in the area of Banuhampu District. So, the yield of horticultural plant productivity from summer and winter that has the highest productivity value is onion plants, while the lowest productivity is during the rainy season and in summer. For land cultivation, horticultural farmers use two methods, namely primary and secondary methods, while the land used is privately owned with seeds and toxins financed independently. However, for fertilizer, part of it is subsidized by the government in the program of adulterating farmers. The income of horticultural plant farmers who are classified as very high are shallot farmers and those with the lowest group are dominated by leek farmers. Thus, the economic level of horticultural farmers can be measured and can be a reference for farmers to choose plants to plant according to the season to be. faced so as not to experience losses.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kebersihan Pantai Gajah di Kelurahan Air Tawar Barat Kecamatan Padang Utara Kota Padang Sya’bani, Nur; Wilis, Ratna
YASIN Vol 3 No 5 (2023): OKTOBER
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v3i5.1908

Abstract

This research aims to find out how the community participates in the cleanliness of Gajah Beach, North Padang District, Padang City. The Elephant Beach tourist attraction in Padang City is one of the famous tourist assets in the city of Padang which is visited by many local people and outside the city and must be kept clean. However, what is currently happening is that there are many piles of rubbish scattered and strewn along the beach, thus disrupting the comfort of beach visitors and also disrupting the health of the people around the beach. The research results show that community participation in managing cleanliness at Gajah Beach is divided into three forms, namely financial (money & goods), energy and thoughts/ideas. However, among the three forms of participation, participation in the form of goods and labor is the most dominant given by the community because it is in line with its implementation. This shows that there are still many people who are unable to contribute in the form of money due to income factors, but can participate in the form of labor later in life. form of goods. The factors that influence community participation are awareness factors, age factors, education factors, income/income factors, and lack of public understanding.
Ketersediaan Pangan Beras di Kabupaten Padang Pariaman Afrina, Lusi; Wilis, Ratna
YASIN Vol 3 No 6 (2023): DESEMBER
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v3i6.1914

Abstract

This research aims to determine the convergence of rice fields in Padang Pariaman Regency, to determine the carrying capacity of rice fields in Padang Pariaman Regency, and to determine the availability of rice in Padang Pariaman Regency. The method used is a quantitative method with quantitative descriptive analysis. The results of this research are Kab. Padang Pariaman experienced land conversion from 2013 until now, which has an impact on the carrying capacity of land and rice production or the availability of rice in Padang Pariaman. The amount of rice availability in the Padang Pariaman area shows that rice production and rice availability have continued to decline in the last five years, namely in 2018 rice production reached 280,892 tons, then fell to 227,996 tons in 2022. Likewise, the availability of rice produced decreased in 2018 179,766.56 tons then in 2022 it will become 145,913.12 tons. However, even though production continues to decline in the Kab. Padang Pariaman still has a rice surplus value, meaning that the amount of rice available is greater than the amount of food/rice requirements or in this case it is still in the balanced category.
Program Pengembangan Desa Wisata Bahari Berkonsep Sport Tourism Di Nagari Sungai Pinang Komaini, Anton; Suparno; Ratna Wilis; Nora Fudhla; Arif Fadli Muchlis; Irvan Oktavianus
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Olahraga dan Kesehatan
Publisher : DEPARTEMEN KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.528 KB) | DOI: 10.24036/jaso.v2i1.12

Abstract

Nagari Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebuah perkampungan kecil terpencil di pinggir pantai yang menyimpan sejuta pesona wisata bahari yang eksotis. Hamparan pasir putih, gugusan pulau-pulau kecil dengan keindahan terumbu karang dan air laut yang biru jernih merupakan keunggulan dari pesona Nagari Sungai Pinang. Daerah ini memiliki potensi wisata bahari yang cukup banyak, spot-spot diving dan snorkeling tersebar di beberapa pulau di sekitar Nagari Sungai Pinang. Melalui perencanaan yang berbasis desa ekowisata bahari diharapkan dapat meningkatkan sumber daya masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan ruang- ruang untuk aktifitas kepariwisataan seperti spot-spot diving dan snorkeling dengan penataan lingkungan binaan yang berkelanjutan namun tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Di Sungai Pinnag sering dijadikan tempat untuk kegiatan gathering dan outing instansi baik dalam maupun luar provinsi Sumatera Barat. Namun yang menjadi kendala adalah sedikit sekali aktivitas wisata yang dapat dilakukan di daerah ini. Aktivitas yang sudah ada adalah banana boat, roling donut dan canoing. Namun untuk spot diving dan snorkeling masih belum begitu baik. Teluk Sungai Pinang memiliki kedalaman sekita 10 meter 100 meter. Selain memiliki kedalaman yang sesuai untuk selam. Teluk Sungai Pinang juga memiliki kecepatan arus yang tidak terlalu tinggi yang dimanarata-rata dibawah 10 cm/s. Sedangkan kecerahan di daerah teluk yang berkisar antara 8-16 meter cukup untuk wisata selam. Secara khusus permasalahan di Kenagarian Sungai Pinang adalah 1) belum adanya spot diving dan snorkeling yang terkelola dengan baik, 2) minimnya tenaga SDM yang memiliki keahlian/sertifikasi di bidang kepemanduan wisata bahari khususnya fun diving dan snorkeling, 3) rendanhnya kemampuan Bahasa inggris pemandu wisata, dan 5) keterbatasan SDM dalam menyiapkan merchandise/ kerajinan tangan yang khas dan bernilai ekonomis. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah: Terciptanya taman wisata Snorkeling bawah laut di daerah Sungai Pinang yang memiliki tenaga SDM yang baik untuk menjalankannya. Metode yang digunakan adalah transplantasi karang untuk menyiapkan area snorkeling, penyuluhan, pelatihan, workshop dan lokakarya serta pendampingan. Adapun solusi dan target luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: a) Transplantasi karaang untuk wisata bahari snorkeling dan diving, b) pelatihan kepemanduan fun diving dan kepemanduan snorkeling, adapun luaran yang ditargetkan disini adalah lahir tenaga pemandu bersertifikat untuk aktivitas wisata bahari fun diving dan snorkeling. c) pemberian pelatihan tata rias untuk ibu ibu, d) pelatihan pembuatan cendera mata untuk buah tangan pengunjung. Hasil kegiatan yang telah dilakukan adalah 1) Pembuatan kerangka tempat konservasi Karang, dengan berbentuk rumah Gadang dan Kapal Nanggala 402. 2). Pelatihan Snorkeling, 3) Kampanye Anti sampah, 4) dan penanaman Mangrove.
Co-Authors Abel Tasman Afri Yusmawardi Afrina, Lusi Agus Hendra Al Rahmad AHMAD AL KHALIL ahmad Fadhil Ahmad fadil ahyuni . Ahyuni ahyuni Ahyuni Ahyuni Ainal Mardhiah Ainun Mardhiah, Ainun Amelia, Nora Andriani Andriani Andriani Angraina, Dilla Annisa Aulia Ali Anwar, Chairanisa Aprillia, Yolanda Apriska, Putri Aprizon Putra Arbi, Isra Arie Satria Nasrul Arnela Nur Asyura, Finaul Atika Putri Sepyoza Ayu Ningsih Azhari Syarief badri ahmad Bayu Wijayanto Bayu Wijayanto Betti Mailizar Bigharta Bekti Susetyo chadijah nengsih nengsih Citra Feriana PUTRI Cut Aja Nuraskin Deded Chandra Dedi Hermon Dhirah, Ulfa Husna Dian Adhetya Arif Dilla Hativa dion, nofrion Elsi Agusri Dewi emil liza marzena emira mora Erna M.Si Juita S.Pd ernawati . Faisal Yasin Fella Melifa Fitri Rahmadani Fitri Yanti Anas FITRIA IRZA WULANDARI Hayati, Zahrotal Helfia Edial Hendry Frananda, Hendry Herry Hasan Imran Idha Permatasari Ifan Wahyudi ilham fani Imran, Herry Irda Suryani Irvan Oktavianus Iswandi Iswandi iswandi U Iswandi U Jasiro, Affandri Keumala, Cut Ratna Khofifah Indah Firdaus Komaini, Anton Lailatur Rahmi Lathifah Maarufi Lestari, Ramaika Liana, Intan Lubis, Sistia Ainun Luklu Ul Hayati Marya, Sri Mentari Dian Pertiwi Muchlis, Arif Fadli Mulyani, Isni mutiara putri insani Nasri Nasri Nasri Nasri, Nasri Natasya Nia Kurniawati Nia Puteri Handayani Niakurniawati Niakurniawati Niakurniawati, Niakurniawati Nora Fudhla Nova, Sari Nurhasanah, Fadillah Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurlaili Ramli Nurul Oktimawani Tanjung Pinezia Fitri Arsalina Pudia M. Indika puja priska cindy Puput Bella Mulbes Putri, Sri Kandi Rachmy, Helviona Rahmanelli Rahmanelli Rahmaniar Rahmayani Rahmayani Ramadhan, Risky RANNY PERMATA SARI Ratna Keumala, Cut Ratna Ratna Raudhatun Nuzul ZA, Raudhatun Reca Rery Novio Resty Ramahdana Rido Koja Ridwandi ridwandi Rimadeni, Yeni Rosalin Rosalin, Rosalin Rosdiana, Eva Rostini, Rostini Samaniyah, Siti Sari Nova Silvia Kurnia Syahada Slamet Rianto Soraya, Elmitha Tri Sri Mariya Suci Ramadhani, Suci Sugeng Nugroho Sukron Operma Suparno Suryani, Linda Syafri Anwar Sya’bani, Nur Syukri, Alfi T. Alamsyah Tari Rusti Ningsih Taufan Muhammad Triyatno Triyatno Vivi dona sari widodo saputra Widya Prarikeslan Widya Prarikesslan Wirza Wirza, Wirza Yenni Melia Yulfa, Arie Yulia Citra Yurni Suasti Yusyaf, Dhiva Julian Zahara, Elfi