Articles
Dampak Pemberian Asimilasi Terhadap Penekanan Angka Over Kapasitas Pada Saat Pandemi Covid-19 Di Lapas Kelas IIa Bojonegoro
Yudhistira Ilham Ihza Fadilla;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (283.963 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i2.4079
Pandemi covid-19 telah menjadi permasalahan pada setiap bidang kehidupan, tidak terkecuali pada pemasyarakatan. Kondisi lembaga pemasyarakatan yang telah mencapai over capacity memperparah kondisi pandemi Âcovid-19. Hal ini dikarenakan kondisi lembaga pemasyarakatan yang terlampau padat, akan sulit dalam menerapkan social distancing. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan kebijakan asimilasi covid-19 dalam rangka menekan angka over capacity di lingkungan lembaga pemasyarakatan. Sehingga dapat menerapkan kebijakan protokol kesehatan dengan semaksimal mungkin. Dalam artikel ilmiah ini, penulis melakukan penelitian dalam rangka mengamati dan mengkaji bagaimana dampak pemberian asimilasi terhadap penekanan angka over capacity di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bojonegoro. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan kualitatif deskriptif untuk menjabarkan secara rinci hasil pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa angka over capacity di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bojonegoro pada awalnya menurun. Namun, saat ini data yang ada menyatakan bahwa jumlah narapidana dan tahanan lebih banyak daripada sebelum adanya kebijkana asimilasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan asimilasi ini hanya bersifat sementara. Salah satu alternatif yang dapat menekan angka over capacity dan menghindari penyebaran covid-19 di lingkungan lembaga pemasyarakatan adalah penerapan restorative justice. Kata Kunci: Dampak, Asimilasi, Over Kapasitas, .
Implementasi Pemberian Pembebasan Bersyarat (PB) Kepada Narapidana Pada Masa Pandemi Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan
Ayu Purnama Sari;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (219.768 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i2.4103
Dengan kondisi di Indonesia yang terdampak oleh pandemi COVID-19, pemerintah mengeluarkan aturan tentang pelaksanaan program pembebasan bersyarat pada masa pandemi COVID-19 ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui implementasi pemberian pembebasan bersyarat kepada narapidana pidana umum dan faktor yang menjadi kendala pada masa pandemi COVID-19 di Lembaga Pemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukan petugas memberikan pelayanan program pembebasan bersyarat berjalan dengan optimal. Mekanisme yang dilakukan sesuai dengan aturan dan SOP yang berlaku. Pelaksanaan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan yang dilaksanakan secara tidak langsung tatap muka bertujuan menghindari kerumunan dan penyebaran COVID19. Namun terdapat kendala yaitu jaksa eksekutor narapidana tidak segera menyampaikan dokumen berupa berita acara pelaksanaan putusan pengadilan persyaratan untuk syarat administratif pembebasan bersyarat dan pelaksanaan sidang TPP yang belum berjalan efektif diakrenakan para anggota sidang tidak mengetahui secara langsung/tatap muka narapidana yang disidangkan.
Implementasi Alternatif Pemidanaan Sebagai Upaya Pencegahan Overcrowded Pada Lapas Kelas IIB Gunung Sugih
Rizky Ramadhan Adi Wijaya;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.241 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i2.4127
Jumlah tahanan dan narapidana yang semakin meningkat setiap tahunnya terjadi di indonesia, dengan banyaknya pelanggar hukum sangat berbanding terbalik dengan jumlah kapasitas lapas dan rutan. Dari data di atas menunjukan bahwa overcrowded terus bertambah setiap tahunnya dan membuktikan pada kita pemenjaraan bukan satu-satunya hal yang cara efektif untuk mengurangi overcrowded. Untuk mengatasi kondisi tersebut harus adanya peningkatan program pembinaan yang lebih efektif bagi setiap narapidana agar pelaksanaan pidana penjara tidak memberikan dampak negatif bagi tujuan pemidanaan. Maka dari itu sistem pemasyarakatan melaksanakan pembinaan dengan menerapkan konsep CBC (Community based corrections). Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memberikan gambaran sebagai upaya menganalisis permasalah yang dihadapi agar dapat menemukan solusi yang paling efektif dan efisien. Berdasarkan hasil analisis, CBC bagi pemasyarakatan akan memberikan sejumlah dampak positif, dengan salah satunya beban jumlah narapidana dan tahanan yang berada di dalam lapas dan rutan.
Peran Lapas Terbuka Dalam Penerapan CBC Dalam Rangka Reintegrasi
Iqbal Rafi' Athallah;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (237.386 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i2.4137
Lapas terbuka sendiri adalah penerapan dari konsep pemasyarakatan yaitu Community Based Correctional yang didalamnya banyak sekali meliputi pembinaan pembinaan yang berbasis masyarakat dan melibatkan peran dari masyarakat dalam proses pembinaannya. Community Based Correctioanl adalah suatu program pembinaan yang dimana program pembinaannya dilaksanakan dalam waktu akhir sisa masa pidanan narapidana menjalani sisa masa pidannya. Para narapidanan dalam program atau model pembinaan CBC diberikan kesempatan untuk kembali ditengah tengah masayarakat dengan pengawasan petugas pemsayarkatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif yang dimana metode yang digunakan ini adalah suatu penelitian konsep yuridis empiris yang dimana mengumpulkan fakta yang telah ditemukan dalam literatur-literatur sebelumnya atau yang terdahulu. Data yang digunakan oleh penelitian ini adalah dengan data sekunder. Didapatkan hasil program pembinaan di Lapas Terbuka selaras dengan Program CBC dimana narapidana dibina dengan melibatkan masyarakat sekitarnya. Didapat kesimpulan bahwa Lapas terbuka berperan penting dalam memberikan reintegrasi sosial dalam konsep Community Based Correctional dengan penerapan berbagai program pembinaan di dalamnya.
Implementasi Program Asimilasi sebagai Hak Narapidana di Rutan Klas IIB Jepara
Muhammad Ghifari Alfarqan;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.342 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i2.4154
Pelaksanaan permohonan asimilasi bagi narapidana melalui tahapan perkembangan yang harus dilalui narapidana hingga narapidana diampuni berdasarkan keputusan dari pejabat penghormatan untuk hak narapidana. Asimilasi adalah salah satu pembinaan yang dilakukan di luar lembaga pemasyarakatan dan dilakukan pengawasan oleh pihak Bapas dan bukan dari lembaga pemasyarakatan. Berbagai cara untuk untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah dengan pemberian hak pelaksanaan asimilasi. Asimilasi merupakan proses mengintegrasikan narapidana pemasyarakatan yang dipimpin oleh narapidana asimilasi ke dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari asimilasi ini adalah untuk mengembalikan kedalam fungsi sosial narapidana di masyarakat sehingga narapidana nantinya setelah dibebaskan dapat berkumpul dan diterima kembali di masyarakat. Terdapat dua bentuk jenis asimilasi, yaitu jenis asimilasi di dalam lapas dan juga jenis asimilasi di luar lapas dengan pihak Bapas atau dengan pihak ketiga. Masalah umum di Lapas dan Rutan adalah kepadatan yang berlebihan, yang membutuhkan koreksi untuk memberikan solusi sebagai sarana untuk menetralisir integrasi ke dalam masyarakat dan sebagai sarana untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kepadatan di Lapas dan Rutan. Pada artikel ini kami akan menjelaskan kendala-kendala dalam pelaksanaan asimilasi narapidana di Lapas di Indonesia.
Pelaksanaan Konsep Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana Terorisme
M. Umpu Dilaga;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (231.33 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4256
Terkait idengan fenomena kejahatan terorisme, maka proses pemidanaan terhadap pelaku terorisme merupakan kajian penting dalam menjaga stabilitas keamanan negara di kemudian hari. Hal ini imenjadikan lembaga pemasyarakatan sebagai tempat yang sangat memiliki peranan dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana teroris untuk tidak mengulangi perbuatannya. Pemasyarakatan bagi narapidana teroris bertujuan untuk membina dan mendidik mereka menjadi orang yang lebih baik. Perubahan paradigma tempat pemidanaan dari penjara menjadi lembaga Pemasyarakatan sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan membawa konsekuensi yuridis berupa perubahan tujuan pemidanaan dari pembalasan menjadi pembinaan.
Efektivitas Peran Petugas Pemasyarakatan Dalam Menekan Kriminalitas Melalui Program Community Based on Correction
Elika Sifra Widya;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (257.673 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4284
Banyaknya jumlah tindak kriminalitas adalah bukti nyata perbandingan yang cukup signfikan antara pelaku tindak kejahatan dan peran petugas keamanan dan masyarakat. Ketika pelaku berada di dalam tembok Lapas dan Rutan maka peran petugas pemasyarakatanlah yang menjadi garda penopang keamanan.Meskipun jumlah kejahatan yang tak kunjung berkurang namun upaya mengatasinya selalu dilakukan baik dengan pola pembinaan dan pembimbingan oleh Petugas pemasyarakatan sehingga mereka tidak hanya mengerti dampak perlakuan mereka namun juga sadar akan akibat kejahatan yang dilakukan.Kriminalitas tidak lagi dipandang sebagai peluang mencari untung namun suatu kekejian yang teramat, ketika sudah menerima pembinaan segi rohani dan kepribadian. Kriminalitas yang berujung pada tindak kejahatan, factor awalnya terdiri dari kemiskinan, pengangguran, pendidikan, jumlah penduduk dan moral. Nyatanya masalah jumlah penduduk tidak hanya di alami oleh Pemasyarakatan namun juga Negara secara nasional, maka dari itu Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara melihat faktor ini sebagai masalah bersama yang harus di tangani secara individu dengan kebijakan Sistem Pemasyarakatan yang terkonep dan actual dalam mengatasi Kriminalitas tersebut.
Penerapan Konsep Community Based Correction Dalam Program Pembinaan Di Lembaga Pemasyarakatan
Muh Hidayat;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.748 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4312
Dalam rangka peningkatan kualitas proses program pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, maka perlu diterapkan sistem serta program yang baik dan benar dalam proses pembinaan di dalam Lembaga Pemassyarakatan. Comminity Based Correction adalah sebuah konsep atau program pengganti pidana penjara (alternatif pemidanaan), dimana konsep ini diterapkan kepada pelanggar hukum, khususnya pidana ringan untuk menajalani pidananya dengan melakukan kerja sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran konsep CBC dalam sistem pemasyarakatan serta bagaimana program pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan menjalankan konsep Community Based Correction untuk dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah narapidana dapat melakukan program pembinaan di tengah-tngah masyarakat melalui reintegrasi sosial.
Pembebasan Bersyarat Sebagai Alternatif Pembinaan Narapidana Pada Lapas Kelas IIb Kota Agung
M. Rizky Kurniawan;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (242.237 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4362
Penelitian yang berjudul Pembebasan Bersyarat sebagai Alternatif Pembinaan Narapidana pada Lapas Kelas IIB Kota Agung ini berupaya untuk menjelaskan lebih lanjut terkait dengan sub permasalahannya, yaitu Bagaimana pelaksanaan terhadap pembebasan bersyarat sebagai bentuk alternatif pembinaan kepada narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Agung serta kendala yang didapatkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan masa percobaan oleh Lapas Kota Agung kelas IIB dinilai berhasil, dari perbandingan data masa percobaan di Lapas Kota Agung kelas IIB antara usulan dan lengkap. 1. Kendala yang dihadapi dalam eksekusi petugas masa percobaan di Lapas Kota Agung kelas IIB adalah prosedur yang sangat panjang di Ditjen Lapas, sponsor tidak terkait, memiliki hal-hal eksternal lainnya, narapidana iimelanggar ihukum idisiplin iLembaga ipemasyarakatan i. iHasil ipenelitian imenunjukkan ibahwa perlu ilebih imeningkatkan ikualitas idan iprofesionalisme ipejabat idalam imelakukan proses ipembinaan. iMemperluas iproses iintegrasi idan imemberikan ipenyuluhan kepada imasyarakat iagar imasyarakat imemiliki ipemahaman iyang ilebih ibaik itentang pentingnya ipembebasan ibersyarat, iterutama idi ilingkungan idimana inarapidana dibebaskan idengan ipembebasan ibersyarat. iPerlu iditingkatkan ikoordinasi iantar instansi iterkait iuntuk imenciptakan ihubungan iyang iharmonis idan ikooperatif iguna memperlancar iproses ibirokrasi idan iadministrasi iyang imengarah ipada iproses iyang cepat.
Proses Pembinaan Narapidana Dalam Fungsi Lembaga Pemasyarakatan
Teguh Prayadi;
Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (190.683 KB)
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i3.4428
Fungsi petugas Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan adalah sebagai pembimbing dan pendidik, pekerja sosial, wali atau orang tua, pemeliharaan keamanan, dan sebagai komunikator dengan masyarakat, guna untuk mengatur agar pembinaan tersebut dapat berjalan dengan cepat dan tepat menurut program yang telah ditetapkan. Serta adanya Problem Lembaga Pemasyarakatan dalam pembentukan karakter dan pribadi di tinjau dalam perpektif sosiologi meliputi hal hal sebagai berikut Kurang berjalannya pelaksanaan program pembinaan dengan baik, Rendahnya minat narapidana itu sendiri untuk mengikuti program pembinaan, Kurangnya memadai tenaga teknis pemasyarakatan, Rendahnya semangat petugas untuk melaksanakan tugasnya, Petugas kurang menguasai di bidang tugasnya masing-masing, Kurang mendukung sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas.