Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman pengguna dalam melakukan pengungkapan diri di platform chat anonim Telegram. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tiga partisipan yang telah menggunakan chat anonim selama minimal tiga bulan, berusia 21-25 tahun, terdiri atas 2 orang laki-laki dan 1 orang Perempuan, semua partisipan merupakan mahasiswa serta bersedia mengungkapkan pengalamannya dalam menggunakan platform chat anonim di Telegram. Teknik analisis data menggunakan Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan tiga tema utama: 1) motivasi penggunaan anonymous chat, yaitu sebagai katarsis kejenuhan dan media menjalin relasi sosial; 2) pengalaman psikologis dalam pengungkapan diri, termasuk perasaan lega saat berbagi, munculnya sisi kepribadian yang berbeda, serta adanya batasan dalam menyampaikan informasi tertentu; 3) persepsi keamanan dan risiko, dimana anonimitas dianggap memberikan rasa aman, namun tetap disikapi kehati-hatian agar informasi pribadi tidak disalahgunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa anonimitas dalam chat anonim Telegram mendukung pengungkapan diri yang lebih terbuka dalam berekspresi, namun harus disertai control diri dan kesadaran terhadap risiko sosial di ruang digital.