Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren melalui pengembangan usaha kopi di Pondok Pesantren Al-Hasan, Panti, Jember. Pesantren sebagai institusi pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam pembangunan sosial-ekonomi, terutama dalam meningkatkan kapasitas santri agar mampu mandiri secara ekonomi. Usaha kopi di pesantren ini menjadi contoh konkret bagaimana lembaga keagamaan memanfaatkan sumber daya internal untuk menciptakan unit usaha berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi partisipatif dan studi dokumentasi, dengan fokus pada analisis sumber daya fisik, intelektual, dan finansial, serta kajian SWOT terhadap keberlanjutan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal fisik yang dimiliki meliputi ruang produksi, alat roasting dan grinding, perlengkapan kemasan, serta warung penjualan di lingkungan pesantren. Modal intelektual terdiri dari pelatihan barista bagi santri, keterlibatan alumni sebagai mentor, dan pemanfaatan branding Islami dalam kemasan produk. Sementara itu, modal finansial bersumber dari dana internal pondok, hasil unit usaha lain seperti koperasi dan toko kitab, serta skema pre-order dan infaq jamaah. Ketiga bentuk modal ini menunjukkan sinergi yang baik dalam mendukung kegiatan produksi dan distribusi kopi. Dari sisi analisis SWOT, ditemukan bahwa kekuatan utama usaha ini terletak pada jumlah santri yang besar, keberadaan jaringan alumni sebagai pasar potensial, dan lokasi strategis di daerah penghasil kopi. Peluang eksternal mencakup tren minum kopi di kalangan muda, termasuk santri, serta potensi ekspansi ke marketplace digital dan jaringan kedai kopi syariah. Namun demikian, kelemahan seperti kurangnya keterampilan manajerial, keterbatasan SDM dalam pemasaran digital, dan belum tersedianya sistem pencatatan keuangan yang profesional menjadi tantangan serius. Ancaman utama datang dari kenaikan harga bahan baku, merek kompetitor yang lebih dikenal luas, serta pembatasan jam operasional di lingkungan pendidikan yang dapat menghambat distribusi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi pesantren dapat menjadi strategi efektif dalam mencetak santri yang tidak hanya religius tetapi juga produktif secara ekonomi. Usaha kopi yang dilakukan tidak hanya menjadi sumber pemasukan pondok, tetapi juga media pelatihan keterampilan wirausaha bagi para santri. Hal ini sejalan dengan tren ekonomi pesantren yang mulai bertransformasi menjadi pusat inkubasi bisnis berbasis nilai-nilai keislaman (Zarkasyi, 2020; Rahmawati & Huda, 2021; Prasetyo, 2022; Amiruddin, 2023; Sari & Maulana, 2023).