Abstrak Kelompok Tani Jaya Bersama adalah kelompok peternak sapi yang mengalami tantangan dalam meningkatkan tingkat kebuntingan dan kelahiran. Masalah yang peternak hadapi adalah kejadian estrus atau birahi yang tidak terdeteksi, sehingga penjadwalan kawin menjadi tidak tepat dan mengakibatkan kegagalan dalam proses kebuntingan. Untuk mengatasi masalah ini, maka dilakukan pengabdian masyarakat dengan menerapkan strategi pemeriksaan kebuntingan dan sinkronisasi estrus (SE) agar tanda-tanda estrus lebih mudah terlihat. Kegiatan pengabdian ini terdiri dari tiga tahap, yakni sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pertama, informasi dan kesepakatan terkait program SE disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan di lapangan. Sebanyak 36 ekor sapi betina yang produktif digunakan dalam kegiatan ini, dan dari pemeriksaan organ reproduksi, ditemukan 7 ekor sapi yang bunting, 10 ekor mengalami masalah reproduksi, dan 19 ekor sapi siap untuk disinkronisasi estrus. Hormon yang digunakan dalam proses ini adalah PGF2α dengan metode injeksi dua kali. Dari hasil sinkronisasi, berhasil diamati 18 ekor sapi yang menunjukkan tanda estrus, sementara 1 ekor tidak terpantau. Berdasarkan hasil kegiatan singkronisasi estrus dapat disimpulkan bahwa penggunaan kegiatan singkronisasi estrus dapat meningkatkan jumlah sapi betina birahi di Kelompok Ternak Jaya Bersama. Kata kunci: singkronisasi; birahi; ternak; Bireuen Abstract Jaya Bersama Farmer Group is a group of cattle farmers who experience challenges in increasing pregnancy and birth rates. The problem that farmers face is the undetected occurrence of estrus or lambing, so that mating scheduling becomes inappropriate and results in failure in the pregnancy process. To overcome this problem, a community service was carried out by applying strategies for pregnancy examination and estrus synchronization (SE) so that signs of estrus are more easily visible. This community service activity consists of three stages, namely socialization, implementation, and evaluation. In the first stage, information and agreements related to the SE program were delivered, followed by implementation in the field. A total of 36 productive female cows were used in this activity, and from the examination of reproductive organs, 7 cows were found to be pregnant, 10 cows had reproductive problems, and 19 cows were ready for estrus synchronization. The hormone used in this process is PGF2α with a two-time injection method. From the synchronization results, 18 cows were observed showing signs of estrus, while 1 cow was not observed. Based on the results of estrus synchronization activities, it can be concluded that the use of estrus synchronization activities can increase the number of cows in heat in the jaya Bersama Livestock Group. Keywords: synchronization; oestrus; livestock; Bireuen.