Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Ekonomi Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Teluk Depapre Di Kabupaten Jayapura wahyudin, yudi; paulangan, yunus p; al amin, arsyad; kodiran, taryono; mahipal, mahipal
Jurnal Mina Sains Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.057 KB) | DOI: 10.30997/jms.v4i2.1537

Abstract

The objective goal of this research is to measure the institutional economic value of marine protected area management of Depapre Bay in Jayapura Regency. This institutional economic value can be measured by transaction cost analysis and ecosystem services valuation within techniques of  project based cost approach (PBCA), benefit transfer (BTM) and basic payment ecosystem serives (BPES).  The result shows that the transaction cost of marine protected area management amounted IDR 6.04-12.07 billion per year, meanwhile the potential benefit of ecosystem services of marine protected area management of Depapre Bay amounted IDR 1.62 trillion per year and the basic payment ecosystem services as an entrance fee to the marine conservation area amounted IDR 51,587.52 per people per trip.  Key words: transaction cost, institutional economic, ecosystem services, entrance fee, PES
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DALAM MENGATUR TATA CARA JUAL BELI YANG ADIL (The Perspective of Shariah Law to Govern the Fairness Trade Procedures) Mahipal .
PALAR (Pakuan Law review) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7, Nomor 1 Januari-Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.222 KB) | DOI: 10.33751/palar.v7i1.3519

Abstract

ABSTRAK Produsen dan konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pasar dan keberadaan keduanya dapat membawa dampak positif sekaligus negatif pada perekonomian secara global.  Perlindungan terhadap adanya keseimbangan hak-hak produsen dan konsumen sangat diperlukan agar keduanya dapat terlindung dari berbuat atau mendapatkan perbuatan negatif yang akan berdampak pada sistem perekonomian.  Hukum ekonomi Islam dalam hal ini hadir untuk memberikan jawaban atas upaya pengaturan tata cara jual beli yang adil menurut pandangan Islam. Terdapat dua hal utama dalam penerapan hukum Islam dalam mengatur tata cara jual beli secara adil dan proporsional, diantaranya adalah melalui terciptanya suatu sistem perdagangan yang dibangun atas dasar-dasar hukum ekonomi Islam, yaitu (i) mengikuti prinsip dasar jual beli menurut Islam dan (ii) terpenuhinya syarat sah transaksi/jual beli. Prinsip dasar jual beli menurut Islam diantaranya adalah (i) hukum asal setiap perniagaan adalah halal, (ii) memudahkan orang lain, (iii) kejelasan status, (iv) tidak merugikan masyarakat banyak, (v) kejujuran, (vi) niat seseorang mempengaruhi hukum transaksi, dan (vii) peran adat istiadat dalam perniagaan.  Adapun syarat sahnya transaksi/jual beli diantaranya adalah (i) adanya ijab dan qabul, (ii) adanya dasar suka sama suka, (iii) akad jual beli dilakukan oleh orang yang dibenarkan untuk melakukannya, (iv) barang yang diperjualbelikan kegunaannya halal, (v) yang menjalankan akad jual beli adalah pemilik dan yang mewakilinya, (vi) barang yang diperjualbelikan dapat diserahterimakan, (vii) barang yang diperjualbelikan telah diketahui oleh kedua belah pihak, dan (viii) harga barang ditentukan dengan jelas ketika akad.    Kata Kunci : Akad, Perdangan Islam, Produsen dan Konsumen ABSTRACT Producers and consumers are important components in the market system and their existence can have both positive and negative impacts on the global economy. Protection of the balance of producer and consumer rights is very necessary so that both of them can be protected from doing or getting negative actions that will have an impact on the economic system. Islamic economic law in this case is here to provide answers to efforts to regulate fair buying and selling procedures according to Islamic views. There are two main things in the application of Islamic law in regulating the procedures for buying and selling in a fair and proportional manner, including through the creation of a trading system that is built on the basics of Islamic economic law, namely (i) following the basic principles of buying and selling according to Islam and (ii) ) the fulfillment of the conditions for a valid transaction/sale and purchase. The basic principles of buying and selling according to Islam include (i) the law of origin of every business being halal, (ii) making it easier for others, (iii) clarity of status, (iv) not harming the public at large, (v) honesty, (vi) one's intention to influence others. transaction law, and (vii) the role of customs in commerce. The conditions for the validity of the transaction/sale and purchase include (i) the existence of consent and qabul, (ii) the existence of consensual basis, (iii) the sale and purchase contract is carried out by a person who is justified in doing so, (iv) the goods being traded are for halal use, ( v) the person who runs the sale and purchase contract is the owner and his representative, (vi) the goods being traded can be handed over, (vii) the goods being traded are known by both parties, and (viii) the price of the goods is clearly determined during the contract. Keywords: Akad, Islamic Trade, Producers and Consumers.
Peluang dan Tantangan Pengelolaan Perbankan Syariah serta Urgensi Keberadaan Dewan Pengawas Syariah di Indonesia Mahipal .; Abdul Manan; Fauzi Yusuf Hasibuan; Ramlani Lina Sinaulan
PALAR (Pakuan Law review) Vol 8, No 2 (2022): Volume 8, Nomor 2 April-JunI 2022
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.073 KB) | DOI: 10.33751/palar.v8i1.4846

Abstract

ABSTRAK  Tujuan Penelitian ini ialah untuk menjelaskan Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariat (hukum) Islam. Perbankan syariah harus diimplementasikan berdasarkan syariat Islam sesuai dengan tujuan pembentukannya. Perbankan syariah juga bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan dan kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.  Bank syariah juga memiliki tujuan atau berorientasi tidak hanya pada profit saja, tetapi didasarkan pada falah (falah oriented), sedangkan pada bank konvensional hanya profit saja (profit oriented).   Peluang pengelolaan perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional setidaknya dapat terlihat dari dua hal, yaitu (i) kedudukan bank syariah, baik dalam sistem maupun sebagai bagian integral dari sistem perbankan nasional, dan (ii) peluang kegiatan usaha dan produk jasa perbankan syariah yang ditawarkan kepada nasabah.  Dua hal penting ini menandakan bahwa bank syariah mempunyai kedudukan yang sama dengan sistem perbankan konvensional, sedangkan perbedaannya terletak dari pengelolaan dan operasionalisasi perbankan syariah. Bank syariah berinvestasi pada jenis bisnis dan usaha yang halal, dimana keuntungannya berdasarkan prinsip bagi hasil jual beli dan sewa, mengharamkan riba dan beroriestasi pada profit, falah (keberuntungan di dunia dan akhirat), menjalin hubungan dengan nasabah dalam kerangka kemitraan, dan kegiatan operasionalnya harus mendapat rekomendasi dewan pengawas syariah (DPS).  Kata Kunci: bank syariah, profit, falah, dewan pengawas syariah  ABSTRACT  Sharia banking is a banking system developed based on Islamic law. Islamic banking must be implemented based on Islamic law in accordance with the purpose of its formation. Sharia banking also aims to support the implementation of national development in the context of improving justice and togetherness and the distribution of people's welfare. Islamic banks also have goals or are oriented not only to profit, but are based on falah (falah oriented), while conventional banks are only profit oriented. Opportunities for managing sharia banking in the national banking system can be seen from at least two things, namely (i) the position of sharia banks, both in the system and as an integral part of the national banking system, and (ii) opportunities for business activities and sharia banking service products offered to customers.  These two important things indicate that sharia banks have the same position as the conventional banking system, while the difference lies in the management and operation of Islamic banking. Islamic banks invest in halal types of businesses and businesses, where the profits are based on the principle of profit sharing from buying and selling and renting, forbidding usury and oriented to profit, falah (luck in the world and the hereafter), establishing relationships with customers in a partnership framework, and operating activities must received a recommendation from the Sharia Supervisory Board (SSB).  Keywords: sharia bank, profit, falah, sharia supervisory board
Analisis Ekonomi Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Teluk Depapre Di Kabupaten Jayapura yudi wahyudin; Yunus P Paulangan; M Arsyad Al Amin; Taryono kodiran; Mahipal mahipal
JURNAL MINA SAINS Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.497 KB) | DOI: 10.30997/jms.v4i2.1519

Abstract

 The objective goal of this research is to measure the institutional economic value of marine protected area management of Depapre Bay in Jayapura Regency. This institutional economic value can be measured by transaction cost analysis and ecosystem services valuation within techniques of  project based cost approach (PBCA), benefit transfer (BTM) and basic payment ecosystem serives (BPES).  The result shows that the transaction cost of marine protected area management amounted IDR 6.04-12.07 billion per year, meanwhile the potential benefit of ecosystem services of marine protected area management of Depapre Bay amounted IDR 1.62 trillion per year and the basic payment ecosystem services as an entrance fee to the marine conservation area amounted IDR 51,587.52 per people per trip.  Key words: transaction cost, institutional economic, ecosystem services, entrance fee, PES
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDIKATOR PENENTUAN KELAYAKAN DAN KESESUAIAN LOKASI PEMBANGUNAN PULAU KECIL BERBASIS SISTEM SOSIAL-EKOLOGI Yudi Wahyudin; Mahipal; Dudi Lesmana
JURNAL MINA SAINS Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v8i2.7021

Abstract

Small island development requires a targeted approach so that it can be carried out according to the characteristics of the small island's social-ecological system. This study aims to identify the factors that influence the feasibility assessment indicators and the suitability of small island development sites based social-ecological system. The study was conducted using a survey approach to 24 experts in their respective fields who have relevance to the development of small islands in Indonesia. The results showed that there were 24 factors that could affect the indicators of the feasibility assessment and the suitability of the small island development location. Natural resources and ecosystems, facilities, human resources, accessibility, tourist sites, local wisdom, island governance, clean water, security, social capital, carrying capacity, and strategic position are the 12 most influential factors. Based on the priority analysis of SSE components, the most influential on the feasibility and suitability of small island development sites based on social-ecological systems are small island resources (1.00), associated small island ecosystems (0.81), small island users (0.60), socio-political-security-sovereignty (0.26), small island infrastructure (8.01%), and small island infrastructure providers (0.21). These factors and the level of influence of the SSE component are expected to be input in determining the indicators of feasibility and suitability of small island development sites based on social-ecological systems.
POTENSI NILAI KEHILANGAN JASA EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA Yudi Wahyudin; Mahipal Mahipal; Muhammad Nur Arkham; Septa Riadi; Dudi Lesmana
Aurelia Journal Vol 4, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i2.11882

Abstract

Pemanfaatan ekosistem terumbu karang secara berlebih akan menyebabkan hilangnya sebuah jasa dan fungsi dari ekosistem tersebut. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi nilai kehilangan jasa ekosistem terumbu karang Pulau Pari. Nilai kehilangan jasa ekosistem dihitung dengan kombinasi teknik-teknik valuasi ekonomi, diantaranya EOP, TCM, CVM, dan BTM. Hasil kajian menunjukkan bahwa jasa ekosistem terumbu karang Pulau Pari mencapai sebesar Rp. 832.399,19 per meter persegi per tahun. Nilai ini terdiri atas nilai jasa pengaturan iklim sebesar Rp. 2.292,88, jasa pengaturan gangguan (biotik-abiotik) sebesar Rp. 32.972,45, jasa pengaturan abrasi sebesar Rp. 295.708,12, jasa pendukung habitat untuk perkembangan biakan, asuhan dan suplai nutrien sebesar Rp. 35.609,91, jasa penyedia/produksi makanan berupa ikan konsumsi sebesar Rp. 18.870,93, jasa penyediaan material bangunan sebesar Rp. 42.460,73, jasa penyedia sumberdaya genetik sebesar Rp. 64.139,12, jasa penyedia wisata/rekreasi sebesar Rp. 301.570,41 dan penyedia jasa budaya sebesar Rp. 38.774,64. Nilai total jasa ekosistem ini menjadi potensi nilai kehilangan jasa ekosistem terumbu karang Pulau Pari yang rusak akibat kandasnya kapal/tongkang. Kajian ini setidaknya menunjukkan bahwa potensi kehilangan jasa ekosistem terumbu karang dapat dihitung untuk menjadi masukan dalam menentukan nilai kerugian lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kandas kapal/tongkang di wilayah pesisir dan laut.
Balance of coastal and marine assets for Panggang Island and Semak Daun Island, Kepulauan Seribu DKI Jakarta Yudi Wahyudin; Mahipal; Dudi Lesmana; Muhammad Yuusuf Wahyudin; Muhammad Nur Hussein Wahyudin
JURNAL MINA SAINS Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v9i2.10156

Abstract

Coastal and marine areas hold great wealth for the welfare of coastal and small island communities with dynamic magnitudes. Panggang Island and Semak Daun Island have the potential for promising coastal and marine resource assets and provide benefits for community welfare. The research aims to compile a balance sheet of coastal and marine resource assets for Panggang Island and Semak Daun Island. The research was conducted in the Seribu Islands Administrative District, DKI Jakarta Province, in August-September 2023. It included various information data to map the value of ecosystem services and asset balances. The economic valuation method using the benefits transfer technique is used as input for the value of natural resource assets and the coastal and marine environment. The research results show that the value of coastal and marine resource assets of Panggang Island and Semak Daun Island have quite significant dynamics. In 2014-2019, the coastal and marine resource assets of Panggang Island and Semak Daun Island experienced a considerable decline, namely 1,001.92 billion ( Panggang Island ) and 59.97 billion ( Semak Daun Island ). They decreased respectively by 200.38 billion per year (12.34%) and decreased by 11.99 billion/year (9.29%). The estimation results show that there will be an improvement in asset value in 2022 for Panggang Island to 687.73 billion and for Semak Daun Island to 82.32 billion. The estimation results show that there has been an improvement in the ecosystem during the 2020-2022 period. This increase is due to reduced pressure on coastal and marine ecosystems on the two islands. Ecosystem-based integrated management needs to be carried out so that the sustainability and value of resource assets can benefit the welfare of coastal and small island communities.
Analisis Sosiologi Hukum Dalam Realitas Sosial Muhammad Omega Yuristyawarman; Yenny Febrianty; Mahipal Mahipal; Rizka Maulidaen Rustandi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.14246

Abstract

Norma atau kaidah-kaidah adalah ketentuan atau peraturan- peraturan yang memberi batasan dan kebebasan kepada sesama anggota masyarakat, serta mengatur hubungan antara seorang anggota masyarakat dengan yang lain dalam pergaulan hidup sesamanya. Norma atau peraturan hidup itu mulai tumbuh sejak manusia mengenal hidup bermasyarakat, pertumbuhan dan perkembangannya akan melahirkan beberapa macam norma sesuai dengan sumbernya. Norma yang tumbuh dalam masyarakat yang berkaitan dengan norma hukum, antara lain meliputi norma agama, norma etika, norma sopan santun, dan norma hukum itu sendiri. Norma-norma tersebut sangatlah mempengaruhi dalam realitas sosial sebagai dasar dalam pergaulan hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Faktor Sosial yang Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga: Tinjauan Sosiolegan dan Hukum Afriliyani Gojali; Shafa Aulia Kirana; Yenny Febrianty; Mahipal Mahipal
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.14400

Abstract

Kekerasan memang tidak memandang gender, namun terlihat sangat jelas dari data yang disajikan bahwa kekerasan terhadap perempuan sangatlah mengkhawatirkan. Konflik yang tidak kian usai dapat menimbulkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tingkat KDRT yang setiap tahunnya cenderung meningkat menandakan bahwa korban mulai menyadari bahwa tindak KDRT bukanlah sesuatu yang dapat dinormalisasi, sehingga korban memiliki hak untuk memperjuangkan hak hidup aman dan lebih baik. Pernikahan yang seharusnya menjadi sebuah ruang yang nyaman untuk sepasang manusia, justru menjadi ruang paling menakutkan bagi sebagian perempuan. Adapun faktor-faktor terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga khususnya yang dilakukan oleh suami terhadap istri sangatlah beragam. KDRT merupakan sebuah perilaku yang memberikan dampak yang sangat kompleks terhadap perempuan korban KDRT. Tindak kekerasan tersebut menghasilkan dampak psikologis terhadap perempuan korban KDRT. Salah satu upaya penanganan yaitu adanya pemenuhan hak terhadap perempuan korban KDRT. Pemahaman budaya kesetaraan sangat dibutuhkan dalam kehidupan berpasangan, keluarga, maupun masyarakat. Dengan fakta, data, dan aturan dalam Undang-Undang yang sudah ada dan ditetapkan, seharusnya pemerintah dan lembaga-lembaga anti kekerasan terhadap perempuan dapat bergerak lebih luwes lagi untuk membantu dan melindungi perempuan korban kekerasan.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM EKONOMI ISLAM: PENGELOLAAN HARTA DAN SANTUNAN Putri Sinlae, Ester Stevany; Syahda, Illa Fatika; Putra, Rizki Dwi; Syifa, Tazkia Suhaila; Fauzi, Muhammad; Mahipal, Mahipal
Jurnal Al-Kharaj: Studi Ekonomi Syariah, Muamalah, dan Hukum Ekonomi Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : IAIN BONE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/alkharaj.v4i1.6572

Abstract

Abstract Life is something noble and very precious. Humans are social creatures who cannot live without the help of others. In addition, humans also have a higher level than other creatures. Islam recommends giving charity to orphans, especially if they are poor. In addition to orphans who are poor, we must also pay attention to orphans whose parents leave them an inheritance. Orphans need a guardian who is able to care for and protect them. The guardian's duty is to look after the orphan, feed him, and provide for his needs if he has no property, and look after him if he has property. The guardian can manage the orphan's property by keeping it as a trust or managing it himself. Orphaned property is something useful and valuable that is owned by a child who does not have a parent (father). The status of orphaned property is not much different from the status of property in general in Islam, which is very important in life, especially for orphans themselves. In addition to managing and maintaining, guardians are also obliged to educate orphans until they are mature and able to maintain their own property. Once they (orphans) are adults then the guardian is obliged to hand over their property and preferably in the presence of witnesses. Orphanages are social institutions that have a mission to protect and foster orphans, orphans, abandoned people, and the poor for the welfare of their foster children. This is because children are the main foundation that determines the future life of a nation, therefore it is necessary to prepare the next generation of the nation by preparing children to grow and develop optimally both morally, physically / motorically, cognitively, linguistically and socially emotionally. In the mechanism of sharing profits and the risk of loss is borne together according to the mudharabah contract, namely the profits and losses are borne together according to the agreement agreed upon at the beginning of the contract. Managing orphan assets according to Islamic law is not prohibited by religion, as long as it is done with good intentions and goals, not to harm or destroy. Abstrak Kehidupan adalah sesuatu yang mulia dan sangat berharga. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Selain itu, manusia juga mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan makhluk lainnya. Islam menganjurkan bersedekah kepada anak yatim, terutama jika mereka miskin. Selain anak yatim piatu yang tidak mampu, kita juga harus memperhatikan anak yatim piatu yang orang tuanya mewariskan warisan. Anak yatim memerlukan wali yang mampu merawat dan melindunginya. Kewajiban wali adalah memelihara, memberinya makan, memenuhi kebutuhannya jika anak tersebut tidak mempunyai harta benda, dan menjaga serta merawatnya jika anak tersebut mempunyai harta benda. Wali dapat mengelola harta anak yatim dengan cara menyimpannya sebagai titipan atau mengelolanya sendiri. Harta yatim adalah sesuatu yang berguna dan berharga yang dimiliki oleh anak yang tidak mempunyai orang tua (ayah). Status harta anak yatim tidak jauh berbeda dengan status harta pada umumnya dalam Islam, yaitu sangat penting dalam kehidupan khususnya bagi anak yatim itu sendiri. Selain mengelola dan memelihara, wali juga wajib mendidik anak yatim hingga dewasa dan mampu memelihara harta bendanya sendiri. Setelah mereka (anak yatim) dewasa maka wali wajib menyerahkan harta mereka dan sebaiknya di hadapan saksi. Panti Asuhan adalah lembaga sosial yang mempunyai misi melindungi dan membina anak yatim, anak yatim piatu, orang terlantar, dan kaum dhuafa demi kesejahteraan anak asuhnya. Hal ini dikarenakan anak merupakan landasan utama yang menentukan masa depan kehidupan suatu bangsa, oleh karena itu perlu dilakukan penyiapan generasi penerus bangsa dengan mempersiapkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik secara moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Dalam mekanisme pembagian keuntungan dan resiko kerugian ditanggung bersama menurut akad mudharabah, yaitu keuntungan dan kerugian ditanggung bersama menurut kesepakatan yang telah disepakati pada awal akad. Mengelola harta anak yatim menurut hukum Islam tidak dilarang oleh agama, sepanjang dilakukan dengan niat dan tujuan yang baik, tidak merugikan atau membinasakan.
Co-Authors Abdul Manan Abdullah, Nadia Abid, Abid Afriliyani Gojali Agus Satory Ainii, Nisrinaa Quurotu al amin, arsyad Alam, Alamsyah Bahrul Ali, Magnolia Nasywa Allariksyah, M. Satria Amiwarti, Amiwarti Andhika, Freggy Anggriani, Lulu Anriyani, Intan Nur Aprilia, Risma Arfandi, Andi Muhammad Ariandhika Dwiebisono Arief, Aisah Putri Asrun, Andi Muhammad Asrun, Muhammad Andi Avwaludin, Kelvin Azzahra, Farah Azzahra, Sarah Nabila Bestari, Qodri Billy Sanputra Manoppo Bilqis, Mutia Carwan, Carwan Dapurahayu, Sella Dewantara, Esza Cahya Dharmawan, Alfi Reva Dudi Lesmana Fadhilah, Mursal Fauzi Yusuf Hasibuan Febrianti, Yenny Firyall, Salwa Aqilah Fitriani, Adila Ghifari, Wildan Al Ghilma, Layya Iksiru Gibran, Geryl Ahmad Giosefi, Muhamad Gipari, Muhammad Hilman Al Gojali, Melisa Mulia Hadi, Zahirul Hakim, Uu Lukmanul hardiansyah, faisal Herdiyanti, Habibah Pramelia Heryadi, Raihan Hidayat, Nazwa Aulia Inggar, Adan Irawan, Muhammad Lutfi Islami , Syafiq Ijlal Jaenudin, Helga Athaya Jauharah, Sri Adisty Jenniviera, Johana Krisnawaty, Frieda Kurnia, Kireina Ajeng Lesmana, Dudi Lestari, Sari Indah M Arsyad Al Amin Madina, Zaskia Maryam, Salsabilla Maulana, Defa Gustara Meidyana, Aola Hansa Mualiva, Ratu Aulia Muhammad Ali Akbar Muhammad Luthfi Muhammad Nur Arkham Muhammad Nur Hussein Wahyudin Muhammad Nur Hussein Wahyudin Muhammad Omega Yuristyawarman Muhammad Putra Mahesya Muhammad Yuusuf Wahyudin Mulya, Vania Frederica Nawu, El Sabarta Putra Nugraha, Iman Nurwijayanti Pasha, Najwa Havari Pebriansyah, Yudi Pradini, Yustia Okta Pratama, Dendy Suma Putra, Rizki Dwi Putri Sinlae, Ester Stevany Putri, Endah Trisvina Rahayu Putri, Jeannie Sriamanda Putri, Kezia Hera Putri, Nabela Syabani Qutrunnada, Febby Annisa Rachel Angelica Rahayu, Fitrie Aryani Rahmawati, Esa Ramadhani, Putri Ayu Ramlani Lina Sinaulan Riadi, Septa Riyanti As, Lili Rizka Maulidaen Rustandi Salimah, Alvy Nur Salomon Situmorang, Bryant Jonathan Salsabila, Sarohmah Sasiras, Arini Audria Septa Riadi Septian Mukti Firdaus Setiadhi, Aqshal Nuryl Shafa Aulia Kirana Shakila, Aisyah Sianipar, Osner Johnson Silaban, Othsme Cloudia Martahan Simamora, Yosua Simanungkalit, Jason Aaron Riado Sitorus, Charles Sugiarto Stiawan, Dhea Amelia Suryana, Mayla Putri Syafiq Ijlal Islami Syahda, Illa Fatika Syaputra, Bagas Syifa, Tazkia Suhaila Tanasale, Titian Fathima Azzahra Tarisa Livia Taryono Theresia Hany Anastasya Uus Sopian Wahyudin, Muhammad Nur Hussein Wahyudin, Muhammad Yuusuf Wasito, Lerick Wisnu Pebrianto Yantika, Pilda Juni Yenny Febrianty Yudi Wahyudin Yunus P Paulangan, Yunus P Yunus Pajanjan Paulangan Zahra, Davina Aulia Zahra, Najwa Aulia Az