Jumlah penduduk makin bertambah, sementara lahan pertanian makin berkurang akibat alih fungsi lahan. Disisi lain ketersediaan pangan nasional harus cukup. Permasalahan tersebut membutuhkan solusi alternative yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan model pertanian terintegrasi dalam luasan 20 m2. Untuk mendukung kegiatan penelitian ini dibutuhkan sarana dan prasarana yaitu: (1). Lahan 20 m2. (2). Rancangan teknologi budidaya cacing, ayam, lele, tanaman Basella alba. (3). Rancangan model pertanian 20 m2 dibuat berdasarkan desain : kandang ayam bertingkat 2 ukuran 1 X 4 m2 , tempat penampungan kotoran ayam, tempat budidaya lele, tempat budidaya cacing tanah, dan tempat budidaya tanaman. (4). Bibit cacing tanah, mikroba Azotobacter, bibit ikan lele, bibit ayam joper (Jowo super), bibit angkung. Seluruh kegiatan budidaya ayam joper, cacing tanah, lele, dan angkung berjalan secara terintegrasi dalam luasan areal 20 m2. Secara keseluruhan implementasi memberikan dampak positif terhadap usaha bidang pertanian. Terjadi perbaikan lingkungan dan peningkatan ketahanan pangan dan gizi nasional, penciptaan lapangan kerja baru. Model pertanian terintegrasi ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut dengan varian komoditi yang lain, sehingga pengembangan pertanian kedepan tidak selalu memerlukan lahan yang luas.