Claim Missing Document
Check
Articles

The Development of Ascaridia galli Infective Eggs by In Vitro Culture Ummu Balqis; Darmawi D; Muhammad Hambal; Risa Tiuria
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 3, No 2 (2009): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v3i2.3104

Abstract

The aim of this study was to determine the survival of embrionated eggs of Ascaridia galli. Adult female worms were obtained from lumen of intestine of native chickens in a slaughter house. Eggs obtained from the uteri of adult female worms were incubated in distilled water at room temperature for 20-31 days in order to develop A. galli infective eggs. The eggs were counted using stereomicroscope. The result showed that the amount of A. galli eggs were 1,045,478 and the amount of embrionated eggs were 935,300 (89.46%).Keywords: Ascaridia galli,  embrionated eggs
SUPLEMEN BUNGKIL INTI SAWIT TEPUNG DAUN KATUK BERPOTENSI MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA PADA KAMBING PERANAKAN ETTAWA Muslim Akmal; Teuku Reza Ferasyi; Hamdani Budiman; Razali R; Azhari A; Anwar A; Fitra Aji Pamungkas; Saddat Nasution; T. Armansyah; Muhammad Hambal; Syafruddin S; Arman Sayuti
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2638

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian suplemen bungkil inti sawit (BIS), tepung daun katuk (KAT), dan kombinasi bungkil inti sawit dan tepung daun katuk (BISKAT) terhadap peningkatan kualitas spermatozoa kambing jantan peranakan Ettawa (PE). Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor kambing jantan PE, berumur 1,5 tahun dengan berat badan antara 15 -20 kg dan dibagi atas empat kelompok yakni P0, P1, P2, dan P3 yang masing-masing diberi akuades, BIS 100 g/hari/ekor, kombinasi BIS 100 g/hari/ekor dan KAT 15 g/hari/ekor, dan KAT 15 g/hari/ekor. Pemberian perlakuan dilakukan selama 35 hari. Pada hari ke-36 dilakukan kastrasi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa yang meliputi motilitas, viabilitas, integritas membran, dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT dapat meningkatkan motilitas, viabilitas, integritas membran, dan menurunkan abnormalitas spermatozoa dibanding kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT berpotensi meningkatkan kualitas spermatozoa kambing PE.
RESPON ANTIBODI SERUM AYAM Breakel Silver TERHADAP VAKSIN AVIAN INFLUENZA Darmawi d; Muhammad Hambal
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 2 (2011): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i2.357

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menguji imunogenitas dari vaksin komersial Avian Influenza (AI) berdasarkan respon imunitas humoral ayam petelur terhadap AI. Sebanyak 20 ekor ayam petelur jenis breakel silver dibagi ke dalam dua kelompok masing-masing berjumlah 10 ekor. Pada kelompok pertama, ayam divaksinasi dengan vaksin komersial AI (H5N1). Pada kelompok kedua, ayam tidak divaksinasi. Sampel darah dari kedua kelompok ayam dikoleksi dan dievaluasi titer antibodinya dengan teknik Hemaglutination Inhibition (HI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin komersial AI (H5N1) bersifat imunogen yang baik karena dapat memicu pembentukan respon humoral protektif ayam petelur yang ditandai dengan peningkatan titer antibodi serum ayam yang divaksin.
EFFECT OF BLACK CUMIN OIL ADMINISTRATION ON CORTISOL LEVEL AND LIVER HISTOPATHOLOGY OF HEAT STRESSED BROILER CHICKENS Denny Irmawati Hasan; Sugito Sugito; Mustafa Sabri; Muhammad Hambal; Ummu Balqis
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 13, No 1 (2019): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v13i1.12858

Abstract

The aim of this study was to observe cortisol levels and liver histopathology of broiler chicken that were treated with black cumin oil (BCO) under heat stress. A total of 15 broiler chickens were used in this study and divided into 5 groups, K- (without treatment), K+ (given heat stress), P1 (given heat stress and 0.56mL BCO/400kg body weight, P2 (given heat stress and 1.11 mL BCO/400 g body weight), and P3 (given heat stress and 2.22 mL BCO/400 g body weight). Heat stress was given for 5 hours with temperature range of 34-35° C for 7 days. Cortisol was measured using the cortisol enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) kit. Liver histopathology was stained with hematoxylin eosin and observed with electron microscope. The data were analyzed using one way analysis of variance (ANOVA). This study found that application of heat stress to broiler chickens increased cortisol levels and induced histopathological changes in the liver. The BCO administration reduced cortisol level significantly (P0.05) in heat-stressed broilers. BCO administration also significantly  reduced (P0.05) the degenerative changes in liver histopathology such as fat degeneration, hemorrhage and necrosis in broiler chickens under heat stress, but did not significantly influence the inflammatory cells infiltration. As conclusion, BCO administration to broiler chickens under heat stress can reduce cortisol levels and minimize histopathological changes in the liver.
RESPONS ANTIBODI AYAM PETELUR YANG DIBERIKAN PROTEIN EKSKRETORI/SEKRETORI DAN DITANTANG DENGAN TELUR INFEKTIF Ascaridia galli Darmawi D; Ummu Balqis; Risa Tiuria; Retno Damayanti Soejoedoeno; Fachriyan Hasymi Pasaribu; Muhammad Hambal; Razali Daud
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.929

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui respons antibodi dalam serum ayam petelur terhadap ekskretori/sekretori, dan ditantang dengan telur infektif Ascaridia galli (A. galli) Sebanyak 12 ekor ayam dibagi dalam empat kelompok. Kelompok pertama adalah ayam yang tidak diimunisasi dan tidak diinfeksi (kontrol), kelompok kedua adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori larva A. galli, kelompok ketiga adalah ayam yang diinfeksi dengan dosis 1000 telur infektif A. galli, dan kelompok keempat adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori dan satu minggu kemudian ditantang dengan dosis 1000 telur infektif A. galli. Respons antibodi pada masing-masing kelompok dianalisis dengan uji enzymelinkedimmunosorbantassay (ELISA) setiap satu minggu selama 10 minggu pascainfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi dan atau infeksi dapat memicu peningkatan titer antibodi serum secara signifikan (P0,05) selama 10 minggu pascainfeksi. Titer tertinggi adalah 2,63±1,20 OD (optical density) dicapai pada minggu ke-3 pascainfeksi dan titer terendah adalah 1,51±0,48 OD pada minggu ke-0. Ekskretori/sekretori dapat memicu respons antibodi serum ayam petelur terhadap A. galli.
PEMBERIAN EKSTRAK EPIDIDIMIS BERPOTENSI MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING JANTAN LOKAL Muslim Akmal; Tongku Nizwan Siregar; Sri Wahyuni; Muhammad Hambal; Sugito S; Amiruddin A; Syafruddin S; Roslizawaty R; Zainuddin Z; Mulyadi Adam; Gholib G; Cut Dahlia Iskandar; Rinidar R; Nuzul Asmilia; Hamny H; Joharsyah J; Suriadi S
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i2.2839

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak epididimis (EE) terhadap peningkatan kualitas spermatozoa kambing jantan  lokal. Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor kambing jantan lokal, berumur 1,5 tahun dengan bobot badan 10-15 kg dan dibagi atas empat kelompok (K0, KP1, KP2, dan KP3). Kelompok K0, hanya diinjeksi dengan NaCl fisiologis sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi EE masing-masing 1, 2, dan 3 ml/ekor selama 13 hari berturut-turut. Pada hari ke-14, dilakukan pengambilan semen kambing dengan elektroejakulator dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EE dengan dosis 1 dan 3 ml/ekor EE selama 13 hari berturut-turut menyebabkan peningkatan kualitas spermatozoa dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa EE berpotensi meningkatkan kualitas spermatozoa pada kambing jantan lokal.
INHIBIN B MENURUNKAN KONSENTRASI FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus): UPAYA PENGEMBANGAN KONTRASEPSI HORMON PRIA BERBASIS PEPTIDA Muslim Akmal; Aulanni’am A; M. Aris Widodo; Sutiman B. Sumitro; Basuki B. Purnomo; Tongku Nizwan Siregar; Muhammad Hambal; Amiruddin A; Syafruddin S; Dwinna Aliza; Arman Sayuti; Mulyadi Adam; T. Armansyah; Erdiansyah Rahmi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2788

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B terhadap penurunan konsentrasi follicle stimulating hormone (FSH) di dalamserum pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus putih berjenis kelamin jantan dengan strain Wistar berumur 4 bulan dengan bobot badan 150-200 g. Tikus-tikus dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu KK0, KP1, KP2, dan KP3, masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor. Kelompok KK0 merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan phosphate buffer saline (PBS), sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis berturut-turut 25, 50, dan 100 pg/ekor. Injeksi inhibin B dilakukan secara intraperitoneum sebanyak 5 kali selama 48 hari dengan interval waktu 12 hari. Injeksi pertama inhibin B dilarutkan dengan0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s complete adjuvant (FCA). Injeksi kedua sampai kelima, inhibin B dilarutkan dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s incomplete adjuvant (FICA). Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis,lalu darah dikoleksi langsung dari jantung dan didiamkan hingga didapatkan serum untuk pemeriksaan konsentrasi FSH dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan konsentrasi FSH secara nyata (P0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut, inhibin B berpeluang untuk dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria hormon berbasis peptida.
8. Identification of Parasites on the Shark Fish (Selachimorpha) in Peunayong Fish Market Banda Aceh City Muttaqien Bakri; Iraidi Muharrir Asy’ari; Eliawardani Eliawardani; Muhammad Hambal; Winaruddin Winaruddin; Darmawi Darmawi; Azhari Azhari; Andi Novita
Jurnal Medika Veterinaria Vol 14, No 2 (2020): J.Med.Vet
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v14i2.4480

Abstract

This study aims to identify ectoparasites and endoparasites in the Peunayong Fish Market, Banda Aceh City. The number of shark samples used in this study was 10 which were taken randomly. Parasitic examination is carried out on the surface of the body by means of scraping and natively. While examination of the visceral organs of fish by necropsy. Parasite identification was done by microscopic. The results showed that the Chilodonella sp. parasite infected the stingrays  of 10 sharks examined. The parasite species that infects sharks (Selachimorpha) in the Peunayong Fish Market in Banda Aceh City is Chilodonella sp, including the ectoparasite category that infects shark skin with a prevalence rate of 6.67%.
34. Anatomical Pathology And Histopathological Changes Of Ascaridia Galli In Layer Chicken Muhammad Hambal; Rizki Efriyendi; Henni Vanda; Rusli Rusli
Jurnal Medika Veterinaria Vol 13, No 2 (2019): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v13i2.14578

Abstract

This study aimed to determine the anatomical pathology and histopathological, and their relationship of the ascaridiosis caused by Ascaridia galli worms infection that have been found in layer chickens after necropsy, thus facilitating the diagnosis, treatment, and prevention of ascaridiosis. This study used 1 dead chicken from the Lambaro traditional market, Ingin Jaya District, Aceh Besar Regency. The sample was taken to the Pathology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University for dissected and observed in anatomical pathology changes, then histopathological preparations were made to observe histopathological changes. Data were obtained then analyzed descriptively and presented in the form of images. The results of anatomical pathology examination in chickens infected with ascaridiosis were found the Ascaridia galli worms infestation in the intestinal lumen with moderate infestation rates and focal area of hemorrhage in the intestinal mucosa. Then, histopathological examination were found desquamation of villous epithelium, hemorrhage in the intestinal mucosa, inflammatory cell infiltration, and proliferation of cryptic cells caused by A. galli worms infection. Based on the results of the examination concluded that there is an association between anatomical and histopathological pathology findings, namely hemorrhage in the intestine.
TINGKAT KERENTANAN Fasciola gigantica PADA SAPI DAN KERBAU DI KECAMATAN LHOONG KABUPATEN ACEH BESAR Muhammad Hambal; Arman Sayuti; Agus Dermawan
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2921

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang perbedaan tingkat kerentanan sapi dan kerbau terhadap Fasciola gigantica di Kecamatan Lhoong, Kebupaten Aceh Besar. Sampel diperoleh dari lima desa yang  terdapat di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Sampel terdiri atas 150 ekor  sampel  feses kerbau dan 150 sampel feses sapi segar, masing-masing terdiri atas 75 ekor sampel feses kerbau jantan, 75 ekor sampel feses kerbau betina,75 ekor sampel  feses sapi  jantan, 75 ekor sampel feses sapi betina. Identifikasi dan perhitungan telur Fasciola gigantica menggunakan metode sedimentasi modifikasi Borray. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian terlihat perbedaan tingkat kerentanan sapi dan kerbau terhadap Fasciola gigantica di Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar dengan total prevalensi pada kerbau jantan; kerbau betina; sapi jantan; dan sapi betina masing-masing adalah 93,3; 90,6; 92,0; dan 89,3%. Rata-rata intensitas telur pada kerbau jantan; kerbau betina; sapi jantan; dan sapi betina masing-masing adalah 26,16; 29,11; 20,96; dan 10,29. Rata-rata intensitas telur pada kerbau dan sapi masing-masing 25,40 dan 14,24. Prevalensi pada kerbau umur 0-6, 7-12, dan 12 bulan masing-masing adalah 80, 96,  dan100%. Prevalensi pada sapi umur 0-6, 7-12, dan 12 bulan masing-masing adalah 78, 100, 94%. Intensitas telur pada kerbau umur 0-6; 7-12; dan12 bulan masing-masing adalah 7,79; 19,49;  dan 51,27. Intensitas telur pada sapi umur 0-6; 7-12; dan12 bulan masing-masing adalah7,38; 18,87; dan 19,24. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya tingkat kerentanan terhadap Fasciola gigantica pada sapi dan kerbau di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
Co-Authors . Azhar . Darmawi . Darmawi . Ismail . Muttaqien . Rasmaidar Abdul Harris Abdul Harris Abdul Harris Abdullah Hamzah Abu Hassan Ahmad Adil Umara Adistya Putra Rizki Agus Dermawan Ahmad Khamsa Fardan Al Azhar Amalia Sutriana Amiruddin A Amiruddin Amiruddin Andi Novita Anugrah Septian Anwar A Aprilia Wardana Arman Sayuti Arman Sayuti Atika Agusty Audi Maldini Aulanni'am, Aulanni'am Azhar Azhar Azhari A Azhari Azhari Basuki B. Purnomo Cut Dahlia Iskandar Cut S. Utami Cut Syeila Utami Darmawi Darmawi Dasrul Dasrul Denny Irmawati Hasan Dwina Aliza Dwinna Aliza Elia Wardani Eliawardani Eliawardani Eliawardani Eliawardani, Eliawardani Ellyawardani Ellyawardani Elsa Mariane Ramadani Erdiansyah Rahmi Erwin Erwin Fachriyan Hasymi Pasaribu Fadli A. Gani Farida Athailah Farida Athaillah Farida Athaillah Farida Farida Febiola Rama Sari Fitra Aji Pamungkas Gholib Gholib Hamdani Budiman Hamdani Budiman Hamny Sofyan Henni Vanda Henni Vanda Ikwan Jamil Iraidi Muharrir Asy’ari Joharsyah J Khaira, Arini Ulfa Khoiruddin, Muhammad Fathul M. Aris Widodo M. Nur Salim Maryam Maryam Muhammad Hanafiah Muhammad Hanafiah Muhammad Jalaluddin Muhammad Parwis Mulya Fahmi Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Mulyadi Murhaban Murhaban Muslim Akmal Muslim Akmal Muslina Muslina Mustafa Sabri Muttaqien Bakri Muttaqien Bakri Muttaqien Bakrie Muttaqien Muttaqien, Muttaqien Nuzul Asmilia Qomariah, Annisa Nurul Rahmi Sulastri Mukhtar Rastina Rastina Razali Daud Razali Daud Razali R Razali Razali Razali Razali Resty Fauzana Rahman Retno Damayanti Soejoedono Riandi, Lian Varis Rinidar R Rinidar Rinidar Risa Tiuria Rizka Ayuni Rizki Efriyendi Roslizawaty R Rusli Rusli Rusli Rusli Saddat Nasution Samadi Samadi Sari, S.Si, M.Si, Wahyu Eka Sari, Wahyu Eka Sembiring, Rinawati Siti Aisyah Siti Aisyah Sri Wahyuni Sugito Sugito Sugito Sugito Suriadi S Sutiman B. Sumitro Syafruddin S Syafruddin S Syifa Salsabila T Reza Ferasyi T. Armansyah T. Armansyah T. Fadrial Karmil T. Reza Ferasyi Tapielaniari - Taufikah Rahmah Teuku Reza Ferasyi Tongku Nizwan Siregar Triva Murtina Lubis Ummu Balqis Winaruddin Winaruddin Wulan Windasari Yolanda Sari Yudha Fahrimal Yudha Fahrimal Zainuddin Z Zainuddin Zainuddin Zakiah Heryawati Manaf Zakya Ardi Zamzami, Rumi Sahara Zuhrawati Z Zuhrawaty NA Zuhrawaty Zuhrawaty Zulfayanto, Indri Zulkifli, Baidillah