Kota Sibolga termasuk salah satu kota yang padat penduduk yaitu 8.033 Jiwa/ Km2. Wilayahnya termasuk pesisir pantai barat Sumatera dekat dengan zona pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo Australia. Analisa tingkat seismisitas dalam rangka memitigasi bencana gempabumi yaitu dengan menghitung variasi nilai a dan nilai b, menghitung periode ulang gempabumi dan bagaimana hubungan tingkat kegempaan diwilayah tersebut dengan kondisi geologi Kota Sibolga. Data yang digunakan dalam analisa ini bersumber dari IRIS dan BMKG periode 1971-2016 dengan magnitudo 0-10 pada kedalaman 0-300 km. Dalam analisa ini penulis membagi menjadi 2 segmen berdasarkan distribusi episenter. Untuk segment I pada titik koordinat 1°2’00†- 2°1’00†LU dan 97°8’00†- 98°45’00†BT, Untuk segment II pada titik koordinat 1°2’00†- 2°1’00†LU dan 98°45’00†- 99°1’00†BT. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode Maximum Likelihood yang dibantu dengan software ZMAP 6.0. Pada Segment I diperoleh nilai a antara 4.8 – 5.05 dan b sebesar 0.68-0.73, periode ulang gempa bumi untuk rentang M 4-5 yaitu 0,6-0,8 tahun, M 5-6 yaitu 3-4 tahun, M 6-7 yaitu 10-20 tahun. Pada Segment II diperoleh nilai a antara 3,4 – 3,6 dan b sebesar 0.35-0.395, periode ulang gempa bumi untuk rentang magnitude M 4-5 yaitu 1 – 1,5 tahun, rentang M 5-6 yaitu 5 tahun dan rentang M 6-7 30 – 40 tahun. Jika dibandingkan antara dua segment, maka variasi a dan b segment I lebih tinggi yaitu a 4,7 dan b 0,656. Kota sibolga terdiri dari dua batuan yaitu granit sibolga dan batupasir formasi barus. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa wilayah analisa memiliki tingkat seismisitas tinggi dan rawan bencana gempa bumi yang dibuktikan dengan periode ulang gempa bumi yang singkat yaitu kurang dari 40 tahun dan sering terjadi gempa-gempa kecil baik di daratan maupun lautan.