Articles
Alat Pengering Padi Tenaga Surya Berbasis IoT (PaTeSIT) Sebagai Solusi Masa Depan Petani Padi
Sri Septi Dyah Pratiwi;
Sudarti Sudarti;
Trapsilo Prihandono
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/JITPA.2022.v07.i01.p07
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme rancangan alat yang digunakan untuk membantu proses pengeringan padi serta mengetahui seberapa besar minat petani terhadap alat pengering padi tenaga surya berbasis IoT. Kegunaan penelitian ini memberi gambaran kepada masyarakat tentang keunggulan dan kelemahan rancangan alat pengering padi serta memberi informasi tentang ketepatan penggunaan sistem pada rancangan bahan pengering padi ini. Materi yang digunakan adalah masing-masing padi dengan kapasitas sekitar berisi 5 kwintal padi dengan mengunakan rancangan bangun menggunakan sistem IoT. Data primer menggunakan kuisioner kepada petani yang mempunyai lahan persawahan di kecamatan Megaluh dan Kecamatan Tembelang kabupaten Jombang masing-masing 10 petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus dan review artikel. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini ditabulasi dengan menggunakan analisa deskriptif dan diuji menggunakan analisa ragam dua arah pola tersarang. Hasil peneletian menunjukan bahwa proses pengeringan padi dengan menggunakan alat IoT berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas panen, bobot panen, serta harga jual padi. Performans Rancangan alat dengan menggunakan system IoT lebih baik dibandingkan dengan proses pengeringan padi secara biasa maupun dengan bantuan alat pengering padi lainnya. Daya jual yang didapatkan lebih tinggi menggunakan alat berbasis IoT dari pada padi yang dikeringkan dengan bantuan sinar matahari atau manual. Kata Kunci : Petani Padi, Sistem IoT, Panel surya, Padi
PENGARUH PAPARAN MEDAN MAGNET ELF (EXTREMELY LOW FREQUENCY) 500µT DAN 700 µT TERHADAP DERAJAD KEASAMAN (pH) DAGING AYAM
Lutfiana Ditta Sari;
Trapsilo Prihandono;
Sudarti Sudarti
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Medan magnet ELF merupakan spectrum gelombang elektromagnetik yang berada pada frekuensi kurang dari 300 Hz dan tergolong non ionizing radiation. Beberapa penelitian tentang medan magnet ELF memberikan kontribusi terhadap dunia kesehatan, industry, pangan dan lain sebagainya. Beberapa penelitian menyebutkan jika intensitas sebesar 300 T dan 500 T berpengaruh terhadap perubahan nilai pH, intensitas paparan sebesar 646,7 T menurunkan populasi Salmonela Typhimurium pada makanan gado-gado. Berdasarkan literatur diatas peneliti menggunakan intesitas 500 T dan 700 T. pH daging ayam yang dipapar medan magnet sebesar 500 T dan 700 T tidak mengalami penurunan pH selang waktu 12 jam. Keadaan fisik daging ayam yang dipapar medan magnet pun tampak lebih segar dari pada daging ayam yang tidak dipapar medan magnet. Kata Kunci : Medan Magnet ELF, pH, daging ayam
KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN ILMIAH SISWA SMA TENTANG OPTIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
Annisa Maya Kurnianingrum;
Supeno Supeno;
Trapsilo Prihandono
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kemampuan untuk memberikan penjelasan ilmiah terhadap fenomena alam berbeda pada setiaporang. Menjelaskan secara ilmiah merupakan cara menjawab pertanyaan mengenai sebab ataumemberikan alasan terjadinya suatu fenomena secara ilmiah. Permasalahan dalam penelitian iniadalah bagaimana kemampuan memberikan penjelasan ilmiah tentang peristiwa pemantulan danpembiasan cahaya pada siswa SMA?. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptifdengan responden penelitian sebanyak 35 siswa pada kelas XI MIPA di SMA. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa memberikan penjelasan ilmiah termasuk dalam kriteria cukup dengan rata-ratanilai 69,02.Kata kunci: penjelasan ilmiah, optik, pemantulan, pembiasan
PENGARUH SPS WORKSHEET TERHADAP KPS DASAR PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMAN 3 JEMBER
Dewi Yuliatin;
Rayendra Wahyu Bachtiar;
Trapsilo Prihandono
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri dari proses dan produk. Untuk memperoleh pengetahuan tersebut dibutuhkan suatu keterampilan yang disebut keterampilan proses sains (KPS). Berbagai media, metode serta model pembelajaran digunakan untuk meningkatan KPS siswa, khususnya KPS dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan KPS dasar antara kelas eksperimen (inkuiri terbimbing disertai science process skills/SPS worksheet) dengan kelas kontrol (inkuiri terbimbing dengan LKS percobaan). Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain eksperimen berupa test only control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, sedangkan analisis data yang digunakan adalah independent sample t-test untuk mengetahui perbandingan KPS dasar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dalam eksperimen terdapat tiga kali percobaan pada masing-masing kelas, yakni percobaan Hukum I Newton, Hukum 2 Newton dan Hukum 3 Newton. Kemudian diakhir pembelajaran dilakukan tes keterampilan proses sains (KPS) dasar siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbandingan KPS dasar yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan nilai signifikansi sebesar 0,018 < 0,05. Kata Kunci: KPS dasar, SPS worksheet, inkuiri terbimbing
MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA
Listyany Yunia Saroh;
Singgih Bektiarso;
Trapsilo Prihandono
FKIP e-PROCEEDING Vol 4 No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pembelajaran fisika merupakan proses interaksi antara siswa dan guru dalam mempelajarai keadaan maupun fenomena alam hidup atau tak hidup yang dikaitkan dengan konsep-konsep tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu model pembelajaran yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model kooperatif Think Pair Share merupakan model pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran siswa dibentuk kelompok kemudian siswa diarahkan untuk berpikir, berdiskusi, serta mengkomunikasikan. Pada model kooperatif Think Pair Share terdapat tiga tahapan yang utama yaitu guru memberikan permasalahan kemudian siswa dianjurkan untuk memikirkan solusi permasalahan tersebut (Think), lalu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan solusi permasalahan tersebut dengan kelompok masing-masing (Pair), setelah itu siswa diminta untuk mengkomunikasikan hasil diskusi ke kelompok lainnya (Share). Selain model pembelajaran diperlukan juga adanya pendekatan sebagai suatu perlakuan dalam memandang permasalahan yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik yang merupakan pendekatan ilmiah yang didasarkan pada fenomena alam yang dapat dijelaskan oleh logika. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan model kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik diharapkan menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran fisika yang sesuai dengan kurikulum 2013.Kata Kunci: Model Kooperatif Think Pair Share, Pendekatan Saintifik, Pembelajaran Fisika
ANALISIS PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING KONSEPTUAL DALAM MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
Muhammad Amiruddin;
Srihandono Budi Prastowo;
Trapsilo Prihandono
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Strategi scaffolding merupakan praktik yang didasarkan pada konsep Vigotsky mengenai zona ofproximal development (zona perkembangan terdekat). Penerapan strategi scaffolding dalampembelajaran berarti guru memberikan sejumlah bantuan kepada siswa yang sedang dalam kesulitandan kemudian menghilangkan bantuan tersebut, segera setelah siswa dirasa mampu menyelsaikannyasendiri. Dalam praktik pelaksanaan strategi scaffolding, guru bisa memadukannya dengan modelmodel pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Penelitianini merupakan studi literatur, yaitu dengan merangkum dan mereview beberapa penelitian yangpernah dilakukan dengan tujuan untuk mendekripsikan serta menginterpretasikan informasi yangrelevan terkait penerapan strategi scaffolding konseptual dalam model pembelajaran terhadap hasilbelajar siswa. Dari pencarian litertur, didapatkan 3 buah penelitian terkait penerapan strategiscaffolding konseptual yang dipadukan dalam 3 model pembelajaran yang berbeda. Penelitianpertama menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI), penelitian kedua menggunakanmodel pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), dan penelitian ketiga menggunakan modelpembelajaran Student Teams-Achievement Devinisions (STAD). Berdasarkan hasil analisis literaturtersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi scaffolding konseptual dalam modelpembelajaran memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa.Kata Kunci: ZPD, Strategi Scaffolding Konseptual, Model Pembelajaran, Hasil Belajar
ANALISIS EFEKTIVITAS LABORATORIUM FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA DAN KESESUAIANNYA DENGAN KURIKULUM 2013
Laila Qonita Ekosari;
Trapsilo Prihandono;
Albertus Djoko Lesmono
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaaan laboratorium fisika dalammenunjang proses pembelajaran fisika SMA sesuai Kurikulum 2013 SMA di Tulungagung. Jenispenelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi danmetode angket. Adapun latar belakang penelitian ini adalah tuntutan Kurikulum 2013 yangmenekankan pada pembelajaran fisika dengan kegiatan praktik untuk mengembangkan sikap,keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam membangun kemampuan siswa. Dalamkegiatan pembelajaran praktik di sekolah dapat dilakukan di dalam laboratorium. Berdasarkan hasilreview beberapa penelitian tentang laboratorium didapatkan bahwa efektivitas penggunaanlaboratorium fisika yang ada di beberapa sekolah masih banyak yang belum efektif. Hal tersebutdikarenakan ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang sesuai ataupun karena penggunaanlaboratorium dalam kegiatan praktikum yang rendah.Kata kunci: Kurikulum 2013, Pembelajaran Fisika, Efektivitas Penggunaan Laboratorium
PENGEMBANGAN MODUL ALAT-ALAT OPTIK BERBASIS PICTORIAL RIDDLE PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI MADRASAH ALIYAH
Nur Eliana;
Trapsilo Prihandono;
Sri Wahyuni
FKIP e-PROCEEDING Vol 2 No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Belajar dengan menggunakan gambar teka-teki adalah kegiatan belajar dengan menggunakan bahan ajar yang berinovasi. Pictorial riddle atau metode gambar teka-teki adalah suatu metode untuk mengembangkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mengamati secara sistematis dan logis. Hal tersebut sesuai dengan standar kompetensi pada materi alat-alat optik, yaitu siswa dituntut untuk dapat mengamati bagian-bagian alat-alat optik dan juga sifat-sifat bayangannya. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menghasilkan produk Modul Alat-alat Optik Berbasis Pictorial Riddle pada Mata Pelajaran Fisika di MA. Produk ini dirancang untuk membantu siswa agar materi yang diterima dapat diingat lebih lama dalam pikiran siswa, sebab belajar dengan memahami akan bermakna daripada belajar dengan menghafal. Desain pengembangan dalam penelitian ini adalah model pengembangan 4D. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Annuriyyah yang berjumlah 25. Hasil data analisis penilitian ini meliputi, hasil validasi ahli sebesar 77,91% sehingga kevalidan modul dikategorikan cukup valid, hasil skor nilai rata-rata N-gain sebesar 0,46 sehingga kefektifan modul dikategori sedang, dan hasil skor respon siswa sebesar 91,5 % sehingga memberikan dampak positif pada pembelajaran fisika. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul alat-alat optik berbasis pictorial riddle dikategorikan cukup valid, efektif digunakan dalam pembelajaran fisika dan memiliki dampak positif dalam pembelajaran fisika.
PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR
Ninik Handayani;
Trapsilo Prihandono;
Maryani .
FKIP e-PROCEEDING Vol 2 No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil belajar ranah kognitif dan mendeskripsikan aktivitas belajar Siswa pada materi pembelajaran momentum dan Impuls di SMA dengan Model Problem Based Learning Berbantuan media Kartu soal dan Kartu pintar. Penentuan Sampel menggunakan teknik purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-3 di SMA Negeri 4 Jember. Jenis penelitian ini adalah eksperimen.. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Desain penelitian yang digunakan adalah One groups Pretest-Postest Design. Untuk mengkaji Hasil belajar ranah kognitif dilakukan uji spss 24 dengan teknik analisis uji regresi dan diperoleh nilai signifikansi 0,04 yang berarti terdapat pengaruh model Problem Based Learning berbantuan media kartu soal dan kartu pintar terhadap ranah kognitif siswa pada pembelajaran momentum dan Impuls. Penilaian Aktivitas Belajar siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan observer ketika pembelajaran berlangsung sesuai dengan indikator aktivitas belajar yang telah ditentukan dan diperoleh rata-rata sebesar 86,39 % termasuk dalam kategori sangat aktif.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS XI SMA JEMBER
Tri Asih Wulandari;
Trapsilo Prihandono;
Maryani Maryani
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Suhu dan kalor merupakan salah satu materi dalam fisika yang di ajarkan di tingkat SMA.Miskonsepsi merupakan suatu konsepsi yang melekat dengan kuat dan stabil dibenak siswa yangsebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para ahli, yang dapat menyesatkan parasiswa dalam memahami fenomena alamiah dan melakukan eksplanasi ilmiah. Miskonsepsi tersebutakan mengakibatkan siswa mengalami kesalahan yang berulang untuk konsep pada tingkat berikutnya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor di kelasXI SMA. Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa tes diagnostik yang berbentuk pilihanganda dengan empat alternatif jawaban, alasan terbuka, disertai tingkat keyakinan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi pada pemahaman materi suhu dan kalor yaitu sebesar 43%.Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi pada konsep yang terkait hubungan antara suhudengan kalor perubahan wujud zat.Kata kunci: Miskonsepsi, tes diagnostik, suhu dan kalor