p-Index From 2020 - 2025
16.081
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Public Health Science (IJPHS) Media Kesehatan Masyarakat Indonesia JURNAL GIZI INDONESIA JURNAL PROMOSI KESEHATAN INDONESIA Jurnal Kesehatan Masyarakat Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan VISIKES Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesian Journal of Disability Studies Jurnal Berkala Epidemiologi Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia MEDISAINS Jurnal Kesehatan Masyarakat (JKM) CENDEKIA UTAMA Jurnal Kesehatan Jurnal Media Gizi Indonesia (MGI) Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Journal of Biometrics and Population) Jurnal Kebidanan Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Journal of Health Education Jurnal Preventia Majalah Kesehatan FKUB Jurnal Kesehatan Masyarakat Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Jurnal Profesi Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Jurnal Keperawatan Silampari Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Al-sihah: The Public Health Science Journal KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Journal of Epidemiology and Public Health Journal of Maternal and Child Health Krea-TIF: Jurnal Teknik Informatika Amerta Nutrition Holistik Jurnal Kesehatan Jambura Journal of Health Sciences and Research Jambura Health and Sport Journal Public Health Perspective Journal Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Jurnal Kesehatan Karya Husada Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Jurnal Ners JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Jurnal Darma Agung Indonesian Journal of Global Health research Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Journal of Nursing and Health (JNH) Akper Yakpermas Banyumas MAHESA : Malahayati Health Student Journal Indonesian Journal of Health Community Narra J Interdisciplinary Social Studies Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) Journal Research of Social Science, Economics, and Management Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Jurnal Info Kesehatan Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

GAMBARAN PERILAKU PENGOBATAN PASIEN TB MDR FASE INTENSIF DI RS DR MOEWARDI SURAKARTA Farid Setyo Nugroho; Zahroh Shaluhiyah; Sakundarno Adi
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v11i1.7003

Abstract

Faktor penyebab kekebalan Mycobacterium tuberculose terhadap Obat Anti TB (OAT) adalah perilaku manusia, baik penyedia layanan, pasien, maupun program atau sistem layanan kesehatan yang berakibat terhadap tatalaksana pengobatan pasien TB yang tidak sesuai dengan standar dan mutu yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pengobatan pada pasien TB MDR fase intensif di RSDM Surakarta. Penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode gabungan dengan pendekatan kuantitaf dan kualitatif. Metode pengambilan sampling dilakukan secara total sampling yaitu sebanyak 28 responden dan 2 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64% responden tidak patuh dalam menjalankan saran medis, 55% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang TBC, 50% responden memiliki sikap yang kurang terhadap pengobatan TBC, 75% responden merasakan efek samping yang banyak, 86% responden mengeluarkan biaya tambahan selama pengobatan, dan 32% keluarga responden kurang memberikan dukungan selama pengobatan. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa informan menyampaikan bahwa efek samping yang berat menjadi alasan informan menghentikan pengobatan.
Collaboration Across Sectors of Adolescent Reproductive Health Education Assisted by The Semarang City Social Service Firdha Rahma Nurbadlina; Zahroh Shaluhiyah; Antono Suryoputro
JURNAL KEBIDANAN Vol 12, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v12i1.7995

Abstract

Street children are identified as a symptom of the economic crisis and excessive urbanization. Lack of basic information and knowledge about reproductive health causes street children to be vulnerable to complex problems, one of which is risky sexual behavior. The goal of this research is to find out the cross-sectoral collaboration model in reproductive health education for street children. This research is a qualitative descriptive research with a case study research design. The research subjects were 13 main informants. The strategy used in implementing the Reproductive Health Education Services for Street Children Assisted by the Social Service is guided by the existing Street Children Reproductive Health Education Module. The instrument of data collection was in the form of guidelines for interview questions and using a tape recorder/mobile phone and stationery. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews. Data analysis in this study used content analysis and used triangulation as a test of validity and reliability. The result of this research are street children so far have not received maximum service because socialization and education programs are usually only for school children, while for street children there is no warrant. Street children have not received more attention from the social department, health department, DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). There is still a lack of focus on street children's reproductive health education because social department, health department, and DP3A are more focused on their main tasks and there is no special program for this.
KARAKTERISTIK DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK GENITAL HYGIENE IBU HAMIL DI KOTA SEMARANG 2015 Rizky Amelia; Zahroh Shaluhiyah; Cahya Tri Utami
JURNAL KEBIDANAN Vol 4, No 9 (2015): Oktober 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v4i9.980

Abstract

Cases of bacterial vaginosis in pregnant women in the city of Semarang based on data from Semarang City Hospital has increased over the last 3 years, in 2011 (4.8%), 2012 (5.4%), and 2013 (5.8%). Bacterial vaginosis in pregnancy can cause preterm labor, KPD, intra-uterine infection and infection pascasectio. The study aimed to describe and analyze the characteristics of respondents and  support health workers may be related to the practice of maintaining the cleanliness of the genitalia (genital hygiene) in pregnant women in the city of Semarang. This type of research is explanatory research with cross sectional approach. Subject of the study 379 pregnant women his data taken from 16 health centers in the city of Semarang. Data were collected through questionnaires. Analysis of the data in this research is the data analysis of univariate, bivariate data analysis with chi square test. The majority of survey respondents aged ≥ 50% 28 years, multigravida, ANC regularly, never have complaints on the genitalia, education past high school, do not work with most trimester gestational age 3. Practice good genital hygiene category (60.1%) , variables related to the practice of genital hygiene education scheme (p value 0.0045) and support health workers (p value 0.026) with α 0,05. Puskesmas as the nearest health facility with the community will need to provide information genital hygiene practices through health promotion activities through Posyandu activities, ANC, class of pregnant women and health promotion activities that have been routinely implemented.
Implememntation of Integration between Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) and Antenatal Services at Primary Healthcare Centers of Surabaya Eny Widiyasari; Zahroh Shaluhiyah; Ani Margawati
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.153 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.1.2014.%p

Abstract

AbstrakDi Kota Surabaya program PMTCT hanya dijalankan di 14 Puskesmas yang dekat dengan lokalisasi. Tingkat keberhasilan integrasi program PMTCT dengan layanan Antenatal tertinggi di Puskesmas Putat Jaya, Banyu Urip dan Sidotopo. Penelitian dilakukan di Puskesmas Putat Jaya dan Banyu Urip karena wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk lokalisasi Jarak dan Dolly. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan implementasi integrasi program PMTCT dengan layanan Antenatal di Puskesmas wilayah Kota Surabaya.Jenis penelitian eksploratif yang dilakukan secara kualitatif. Informan utama adalah 4 bidan dari puskesmas terpilih. Informan triangulasi adalah 2 Kepala Puskesmas, 1 orang dari Sie Kesehatan Dasar dan 12 ibu hamil. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan FGD (Focus Group Discussion) pada ibu hamil yang dibagi menjadi 2 kelompok. Analisis data menggunakan analisis isi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi belum berjalan dengan baik. Belum semua ibu hamil yang datang pertama kali mendapatkan sosialisasi PMTCT. Kegiatan penjaringan belum berjalan dengan baik. Bidan hanya menanyakan faktor resiko pekerjaan saja dari beberapa faktor resiko HIV yang ada di kartu ibu hamil. Kegiatan rujukan belum berjalan dengan baik. Kendala rujukan pada biaya dan tidak ada komunikasi dua arah dari bidan dengan VCT. Pengetahuan bidan tentang pelaksanaan, tujuan dan pilar integrasi program PMTCT baik. Sikap bidan dalam kegiatan sosialisasi, penjaringan dan rujukan belum baik. Sosialisasi atau pelatihan masih kurang, belum semua bidan mendapatkan pelatihan VCT dan PMTCT. Ketersediaan fasilitas sarana, prasarana dan dana masih kurang. Ketersediaan petugas kesehatan masih kurang. Dukungan pimpinan masih kurang, tidak ada SOP dan sosialisasi regulasi. Monitoring dan evaluasi hanya berdasar pada laporan bulanan KIA dan tidak ada supervisi dari pimpinan.Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk meningkatkan kesempatan pelatihanVCT dan PMTCT bagi bidan, melakukan supervisi dan sosialisasi regulasi dan SOP pelaksanaan integrasi program PMTCT dengan layanan antenatal. AbstractIn Surabaya city, PMTCT program was only performed in 14 primary healthcare centers (puskesmas) that were close to prostitution complexs. The highest successful level of integration between PMTCT program and antenatal services was in Putat Jaya, Banyu Urip, and Sidotopo primary healthcare centers. This study was conducted in Putat Jaya and Banyu Urip puskesmas due to their coverage areas included Jarak and Dolly prostitution complexs. Objective of this study was to describe implementation of integration between PMTCT and antenatal service programs in primary healthcare centers of Surabaya city.This was an explorative-qualitative study. Main informants were four selected midwives from primary healthcare centers. Triangulation informants were two heads of primary healthcare centers, one staff of basic health unit, and 12 pregnant women. Data collection was conducted through in-depth interview and focus group discussion (FGD) to pregnant women. Pregnant women were divided into two groups. Content analysis was applied in the data analysis.Results of the study showed that socialization activities were not done properly. Not all pregnant women who visited for antenatal care for the first time received PMTCT socialization. Screening program was not performed properly. Midwives only asked occupational risk factor among several risk factors of HIV stated in a pregnant women card. Referral activities were not done properly. Problems in the referral activities were funding and no two ways communication between midwives and VCT. Midwives knowledge about implementation, objective, and foundation of PMTCT integration program was sufficient. Attitude of midwives in the socialization activities, screening, and referral was not good. Socialization and training were still insufficient; not all midwives received VCT and PMTCT trainings. Availability of facilities and funding were still insufficient. Availability of health workers was still insufficient. Leader supports were still inadequate; standard operating procedure and regulation socialization were not available. Monitoring and evaluation were based on monthly reports of KIA, and no supervision from leaders was available.Suggestions for Surabaya city health office are to improve opportunity to receive VCT and PMTCT trainings for midwives, to do supervision, and to do socialization on regulation and standard operating procedure of the implementation of integration between PMTCT program and antenatal services.
Analysis of Determinant Factors of Midwives Behaviour on the Implementation of Infection Prevention Standard at Family Planning Services in Malang District Sulastri Sulastri; Zahroh Shaluhiyah; Ayun Sriatmi
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.722 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.2.2014.%p

Abstract

AbstrakAplikasi pelayanan KB oleh bidan membutuhkan kepatuhan melaksanakan kewaspadaan standar (standar precaution) untuk memenuhi prasyarat pelayanan KB yang bermutu karena risiko infeksi dapat terjadi pada KB IUD dan Implant. Berdasarkan wawancara masih ada sebagian bidan belum melaksanakan pencegahan infeksi sesuai standar. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, motivasi, persepsi bidan tentang supervisi dan kelengkapan sarana prasarana terhadap perilaku standar pencegahan infeksi pelayanan KB di Kabupaten Malang.Desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel metode Simple Random Sampling, dengan kriteria inklusi: bidan yang bekerja di wilayah Kabupaten Malang, bidan yang memberikan praktik mandiri, dan mempunyai latar belakang pendidikan minimal D3 kebidanan sejumlah 131 responden.Hasil Penelitian menunjukkan pengetahuan bidan rendah 45,8%, sikap bidan kurang baik 43,5%, motivasi bidan rendah 49,6%, persepsi mengenai supervisi kurang baik 46,6%, sarana prasarana tidak lengkap 45,0%, perilaku pencegahan infeksi tidak sesuai standar 49,6%. Ada hubungan pengetahuan bidan, sikap bidan, motivasi bidan, persepsi bidan mengenai supervisi, dan sarana prasarana dengan perilaku standar pencegahan infeksi. Ada pengaruh secara bersama-sama antara pengetahuan (Exp (B) = 19,293), sikap (Exp (B) = 6,691), motivasi (Exp (B) = 12,112), dan sarana prasarana (Exp (B) = 34,458) terhadap perilaku standar pencegahan infeksi.Saran: untuk meningkatkan perilaku bidan dalam pelaksanaan standar pencegahan infeksi perlu dilakukan pembinaan dan memotivasi secara terus menerus kepada bidan agar melengkapi sarana prasarana sesuai SOP, dan meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan atau seminar, serta melakukan supervisi bekerjasama antara Dinas Kesehatan dengan IBI. AbstractApplication of family planning (KB) service by midwives required an obedience to implement standard precaution in order to fulfill requirement of a qualified KB service. Risk of infection could occur in KB IUD and Implant. Based on the interview, not all midwives implemented infection prevention according to the standard. Objective of this study was to analyze the influence of knowledge, attitude, motivation, and perception of midwives regarding supervision and completeness of facility toward midwives behaviors on the infection prevention standard in the KB service in Malang district. This was a quantitative study with cross sectional approach. Samples were selected using simple random sampling method. Inclusion criteria applied in this study were midwives who worked in the Malang district area, conducted self employed (mandiri) practice, and had D3 in midwifery as a minimum level of education. The number of respondent was 131 respondents. Results of the study showed that knowledge of midwives was insufficient (45.8%); attitude of midwives was not good (43.5%); motivation of midwives was inadequate (49.6%); facilities were not complete (45.0%); infection prevention behavior was not according to the standard (49.6%). Associations were shown between midwives behavior on the infection prevention standard and midwives’ knowledge, attitude, motivation, perception on supervision, facilities. Joint effect was shown among knowledge (Exp (B)= 19.293), attitude (Exp (B)= 6.691), motivation (Exp (B)= 12.112), and facilities (Exp (B)= 34.458) toward midwives behavior on the infection prevention standard. To improve behavior of midwives in the implementation of infection prevention standard, it is needed to guide and to motivate midwives to complete facilities according to SOP; Improvement of midwives’ knowledge through training or seminars is required. Supervision was needed in collaboration with district health office and IBI.
Implementation Screening Program of the “Prevention of Mother to Child Transmission of HIV” (PMTCT) by Midwives in Health Center at Sorong West Papua. Elisabeth Samaran; Zahroh Shaluhiyah; Ayun Sriatmi
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 1, No 3 (2013): Desember 2013
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.655 KB) | DOI: 10.14710/jmki.1.3.2013.%p

Abstract

Berdasar data DKK Sorong 2010, dari total wanita penderita HIV/AIDS, 83,5% wanita usia reproduktif, yang sebagian besar tertular dari suami. Ketika hamil, terjadi resiko penularan HIV pada bayi. DKK Sorong telah melaksanakan program PMTCT dan memberikan pelatihan VCT-PMTCT pada tenaga kesehatan di puskesmas. Jumlah ibu hamil yang berkunjung ke klinik ANC-PMTCT sebanyak 2325 ibu hamil. Dari jumlah tersebut yang mendapat konseling pra-tes 1.171 ibu (50,36%). Dari yang mendapat konseling pra-tes dan melakukan tes HIV1.005 ibu (85,82%) dan ditemukan serologis positif HIV sebanyak 20 ibu (1,99%). Tujuan penelitian menjelaskan implementasi programPMTCT) di puskesmas.Jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam pada informan utama bidan koordinator puskesmas dan informan triangulasi adalah Kepala Puskesmas, Kasie KIA dan Kasie Yankes DKK, sedangkan pada ibu hamil, data dikumpulkan melalui FGD.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi PMTCT telah dilakukan DKK melalui pelatihan dan kunjungan lapangan. Bidan juga melakukan sosialisasi pada ibu hamil yang pertama kali berkunjung untuk periksa hamil. Sosialisasi secara verbal dengan penyuluhan dan berkelompok. Bidan dari puskesmas yang program PMTCT baik telah melakukan langkah konseling pre-tes, testing HIV dan konseling post-test. Pada puskesmas yang program PMTCT tidak berjalan, bidan hanya menjelaskan manfaat PMTCT tetapi tidak pernah menyarankan untuk melakukan test darah. Pengetahuan dan sikap bidan sudah baik terutama dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi dan informasi tentang HIV/AIDS dan PMTCT. Jumlah tenaga terlatih PMTCT dan sarana prasarana terbatas, terutama ruang khusus konseling serta laboratorium. Tidak ada regulasi khusus terkait PMTCT kecuali Pedoman Nasional PMTCT yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Ada SK tentang puskesmas PMTCT dan pelaksanaannya menggunakan pedoman alur yang dibuat puskesmas berdasarkan kesepakatan dengan DKK. Dukungan pimpinan dan rekan sejawat dalam PMTCT di puskesmas baik.DKK perlu mengalokasikan anggaran secara bertahap untuk pelatihan PMTCT bagi bidan yang belum dilatih dan melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan terutama ruang khusus konseling dan laboratorium. Perlu reward yang dapat memotivasi bidan dan pembinaan yang terjadwal rutin. Based on Sorong city health office (DKK) data in 2010, 83.5% women with HIV/AIDS were in the productive age group, and the majority of them were transmitted from their husbands. Risk of HIV transmission to a baby occurred during pregnancy. DKK Sorong had implemented PMTCT program and given VCT-PMTCT training to health workers of primary healthcare centers. The number of pregnant women visited ANC-PMTCT clinic was 2325 women. Among them, 1.171 (50.36%) received pre testing counseling. Among women who received pre-testing counseling, 1.005 women conducted HIV1 test, and positive HIV was found in 20 women (1.99%). Objective of this study was to explain the implementation of PMTCT in the primary healthcare center (puskesmas). This was a descriptive study using qualitative method. Data were collected through in-depth interview to main informants and triangulation informants. Main informant was coordinator midwives in the puskesmas. Triangulation informants were heads of puskesmas, a head of KIA section of DKK, a head of Health Service section of DKK, and pregnant women. Data from pregnant women were collected through focus group discussion.  Results of the study showed that PMTCT socialization had been done by DKK through trainings and field visits. Midwives had done socialization to pregnant women who conducted antenatal visit for the first time. Verbal socialization was conducted by giving education, and it was done in groups. Midwives from puskesmas with good PMTCT had conducted pre-test counseling, HIV testing, and post-test counseling. In the puskesmas with improper PMTCT program, midwives only explained the benefit of conducting PMTCT; they did not suggest pregnant women to do blood test. Knowledge and attitude of midwives were sufficient specifically when they gave education, socialization, and information about HIV/AIDS and PMTCT. The number of skilled workers on PMTCT and facilities were limited; specific limitation on facilities was on the availability of specific rooms for counseling and laboratory. No specific regulations related to PMTCT except National guideline on PMTCT issued by Ministry of Health was provided. There was a decree regarding PMTCT puskesmas; the implementation of this decree was done by using flowchart guideline made by puskesmas with the agreement from DKK. Support for PMTCT from the leader and colleague in the puskesmas was good. Suggestions for DKK are to allocate the budged, in stages, for PMTCT trainings for midwives who have not received training, to complete facilities especially specific rooms for counseling and laboratory. Rewards that motivate midwives and routine scheduled supervision are required.
The Implementation Analysis of Community-Based Total Sanitation Program as Strategy for Improving Clean and Healthy Living Behavior by Primary Health Care Center Workers in Grobogan Regency Sutiyono Sutiyono; Zahroh Shaluhiyah; Cahya Tri Purnami
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.262 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.1.2014.%p

Abstract

AbstrakDi Kabupaten Grobogan, kejadian penyakit diare, campak, frambusia, dan difteri cukup tinggi. Kejadian penyakit – penyakit ini merupakan indikator PHBS masyarakat. STBM bertujuan untuk menurunkan penyakit – penyakit tersebut, namun pelaksanaan program STBM dengan indikator buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air bersih, pengolahan sampah dan pengolahan limbah cair masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan program STBM di Kabupaten Grobogan.Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomena. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 8 informan utama petugas promkes dan kesling, Focus Group Discussion dengan informan triangulasi yaitu kader, tokoh agama, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat. Analisis data dengan content analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : sebagian besar petugas melaksanakan program STBM dengan baik. Hal yang masih kurang baik adalah kegiatan monitoring. Sebagian besar pengetahuan petugas tentang pelaksanaan program STBM sudah baik. Belum semua petugas bersikap baik dalam melaksanakan program STBM. Sebagian besar petugas belum mengetahui peraturan dalam melaksanakan program STBM tetapi kader sudah mengetahui. Semua petugas telah mendapatkan pelatihan program STBM. Semua kepala puskesmas telah melaksanakan pengawasan rutin. Sarana dan prasarana yang berupa alat pembuat jamban, sarana cuci tangan, alat pengolah sampah, lembar balik.Disarankan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektoral dalam pelaksanaan program STBM. Selain itu juga meningkatkan peran kader dalam pelaksanaan program STBM. AbstractIn Grobogan district, the occurrence of diarrhea, morbilli, framboesia, and diphtheria was relatively high. The presence of these diseases was an indicator of hygienic and healthy live behavior (PHBS) of a community. Objective of community based total sanitation (STBM) was to reduce those diseases. However, the implementation of STBM program was still inadequate. Indicators of STBM program were improper defecation, washing hand using soap, clean water management, waste management, and liquid waste management. Objective of this study was to describe the implementation of STBM program in Grobogan district.This was a qualitative study with phenomenon approach. Data collection was done by conducting in-depth interview to 8 main informants: health promotion and environmental health workers. Focus group discussion was conducted to triangulation informants; triangulation informants consisted of cadres, local religious leaders, local community leaders, and local people. Data were analyzed using content analysis method.Results of the study showed that the majority of workers implemented STBM program well. A thing that was still insufficient or inadequate was monitoring. The majority of worker’s knowledge regarding the implementation of STBM program was sufficient. Not all workers had good attitude in the implementation of STBM program. The majority of workers did not know regulations in implementing STBM program; however, cadres knew the regulation. All workers had received STBM program training. All heads of primary healthcare centers (puskesmas) had conducted routine supervision. Facilities were in the form of water closet maker instruments, hand washing facility, waste management instruments, and flip charts.Suggestions for District Health Office were to improve cross program and sector collaborations in the implementation of STBM program, to increase the role of cadres in the implementation of STBM program.
Pengaruh Media Booklet dan Film Pendek terhadap Perilaku Orangtua Balita Usia 6-24 Bulan dalam Pemberian MP-ASI Nurul Laili Hidayati Rizqie; Apoina Kartini; Zahroh Shaluhiyah
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 6, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.6.3.2018.179-186

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan gizi buruk pada balita adalah pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Upaya promosi dan edukasi tentang MP-ASI merupakan salah satu tindakan efektif untuk mencegah gizi buruk pada balita. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh media booklet dan film pendek terhadap pengetahuan, sikap dan praktik orangtua balita usia 6-24 bulan dalam pemberian MP-ASI. Metode penelitian ini adalah Eksperimental-Semu dengan Nonequivalent pretest-posttest with control group design. Populasi penelitian: orangtua balita usia 6-24 bulan (istri dan suami) di Kabupaten Kudus dengan penyesuaian kriteria inklusi. Terdapat 61 orangtua pada kelompok perlakuan (mendapatkan booklet, film pendek, dan leaflet) dan kelompok tanpa perlakuan (hanya mendapatakan leaflet). Variabel bebas: pemberian media booklet dan film pendek kepada orangtua balita usia 6-24 bulan dan variabel terikat: perilaku orangtua balita usia 6-24 bulan (pengetahuan, sikap, dan praktik) dalam pemberian MP-ASI. Analisis data menggunakan Uji Mann Whitney. Tidak terdapat perbedaan perubahan (kelompok perlakuan dan kelompok tanpa perlakuan) pada variabel pengetahuan istri (p=0,517), pengetahuan suami (p=0,531), sikap istri (p=0,325), sikap suami (p=0,062), praktik istri (0,052), dan praktik suami (0,151) tentang pemberian MP-ASI. Nilai rerata lebih tinggi pada kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan jika pemberian booklet dan film pendek lebih efektif dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan.
Dapatkah Kelas Ibu Hamil Model Virtual Meningkatkan Praktik Pencegahan Risiko Tinggi Kehamilan ? Ayun Sriatmi; Sri Suwitri; Zahroh Shaluhiyah; Sri Achadi Nugraheni
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 30 No 1 (2020)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.986 KB) | DOI: 10.22435/mpk.v30i1.2985

Abstract

Abstract The inability of pregnant women to identify and recognize danger signs of pregnancy indicates the lack of knowledge, attitudes and perceptions of mothers about healthy pregnancies which has an impact on the low practices of prevention of high risk of pregnancy. Pregnant Women Class Program (KIH) which is held is not optimal because of the low presence of pregnant women for various reasons. The aim of study to determine the effect of the KIH-Virtual model on the practice of preventing high risk of pregnancy. This is a quasi-experimental study with case-control approach. The population is pregnant women in Semarang City. The total sample was 60 mothers for the intervention group and 61 mothers for control group. The independent variable is KIH-Virtual intervention and dependent variable is the practice of preventing high risk pregnancy (covering 7 dimensions). Data collection through interviews and observations with four times measurements (pretest, posttest 1,2,3). Partial analysis using independent-T test and Paired test. Simultaneous analysis with Linear-Mixed-Model. Statistically, there were differences in the practice of preventing high risk pregnancy between intervention groups and control at the last measurement (p<0.05). Although both groups experienced an increase in scores at each measurement stage, it was evident in the intervention group that the increase was higher for all dimensions of practice. The highest increase in the effect of interventions on communication and collaboration practices was followed by health status monitoring practices. Daily self-care practices and lifestyle practices are the dimensions with the lowest intervention effect. Virtual-KIH influences the practice of pregnant women in the prevention of high risk of pregnancy and is able to improve the practice better than conventional models that have been underway. Abstrak Ketidakmampuan ibu hamil mengidentifikasi dan mengenali tanda bahaya kehamilan mengindikasikan rendahnya pengetahuan, sikap dan persepsi ibu tentang kehamilan sehat, yang berdampak pada rendahnya praktik pencegahan risiko tinggi kehamilan. Program Kelas Ibu Hamil (KIH) yang diselenggarakan belum optimal karena terkendala rendahnya kehadiran ibu hamil dengan berbagai alasannya. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh model KIH Virtual terhadap praktik pencegahan risiko tinggi kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan pendekatan kasus-kontrol. Populasi adalah ibu hamil di Kota Semarang. Jumlah sampel 60 ibu untuk kelompok intervensi dan 61 ibu untuk kelompok kontrol. Variabel bebas yaitu intervensi KIH Virtual dan variabel terikatnya yaitu praktik pencegahan risiko tinggi kehamilan (meliputi 7 dimensi). Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dengan 4 kali pengukuran (pretest, posttest-1,2,3). Analisis parsial menggunakan uji beda independen dan berpasangan. Analisis simultan dengan Linear-Mixed-Model. Secara statistik ada perbedaan praktik pencegahan risiko tinggi kehamilan antara kelompok intervensi dengan kontrol pada pengukuran terakhir (p<0,05). Meski kedua kelompok mengalami peningkatan skor pada setiap tahap pengukuran, namun terbukti pada kelompok intervensi peningkatannya lebih tinggi untuk semua dimensi praktik. Peningkatan tertinggi efek intervensi pada praktik komunikasi dan kerjasama, diikuti praktik pemantauan status kesehatan. Praktik perawatan diri sehari-hari dan praktik gaya hidup merupakan dimensi praktik dengan efek intervensi terendah. KIH Virtual memengaruhi praktik ibu hamil dalam pencegahan risiko tinggi kehamilan dan mampu meningkatkan praktik tersebut dengan lebih baik dibandingkan model konvensional yang selama ini berlangsung.
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) PREVENTION PROGRAM AMONG MEN WHO HAVE SEX WITH MEN (MSM) IN SEMARANG CITY Benita Noffritasari; Zahroh Shaluhiyah; M. Sakundarno Adi
Indonesian Journal of Health Administration Vol. 8 No. 1 (2020): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jaki.v8i1.2020.90-105

Abstract

Background: The prevalence of Human Immunodeficiency Virus (HIV) among Men who have Sex with Men (MSM) in Indonesia continues to increase. The HIV cases among MSM in Semarang increased by 43 cases in 2013 to 147 cases in 2017. The prevalence of syphilis among MSM increased by 5.20% in 2011 to 11.38% in 2015. The use of condoms among MSM does not reach 50%. The Prevention of Sexual Transmission of HIV Program or Pencegahan HIV melalui Transmisi Seksual (PMTS) that focuses on sexual transmission risk factors did not provide optimal results.Aim: This study aimed to analyze aspects affecting the PMTS Program on MSM in Semarang City, including standard and objectives, resources, inter-organizational communication and enforcement activities, characteristics of the implementing agencies, economic, social, and political conditions, and the disposition of implementors.Method: This study was a descriptive study using a qualitative approach. Primary data were obtained through in-depth interviews with 14 informants, while secondary data were obtained from observation and document analysis. The data were analyzed using content analysis. The research was conducted from July to October 2019 in Semarang City.Results: The implemetation of the PMTS Program among MSM has some gaps. For example, these included (1) unclear standards of PMTS Program, (2) limited funding and infrastructures, (3) lack of  communication, (4) stigma and discrimination at the stakeholder level, implementing agencies level, and community level.Conclusion: The implementation of PMTS Program among MSM has not worked appropriately. Eliminating stigma and discrimination against MSM needs to be taken into account. All health workers in primary healthcare centers must be introduced to the diminish of stigma and discrimination against MSM. Communication and coordination as well as resources among the program implementers have to be more well-established. Keywords:  Human Immunodeficiency Virus, Men who have Sex with Men, prevention program.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Adi Heru Husodo Adi, Lukas Tersono Adi, Matheus Sakundarno Aditya Kusumawati Aditya Kusumawati, Aditya Agnes Nova Astrida Purba Agung Budianto Agus Soewandono Agus Suwandono Ahla Hulaila Aini Soeyono Aisyah Lahdji Akha Pratila Sari Amalia, Aam Amalinda Kris Wijayanti Amanupunnyo, Notesya Astri Ambarani, Eghia Laditra Ani Margawati Ani Margawati Ani Purwanti Anik Widyastuti Anindhita Setianingrum Anita Nugrahaeni Anna Uswatun Qoyimah Annastasia Ediati Annisa Novanda Maharani Utami Antono Surjoputro Antono Surjoputro Antono Suryoputro Antono Suryoputro Antono Suryoputro Antono Suryoputro Antono Suryoputro Antono Suryoputroa, Antono Antono Suryosaputro Any Setyawati Apoina Kartini Aprianti, Aprianti Aprilliana, Risma Ardiningsih, Eka Setya Argyo Demartoto, Argyo Arianto Arianto Arrum Firda Ayu Maqfiroch, Arrum Firda Ayu Asih Puji Utami Asih, Suci Asnia Uliya Devi Auliya Rahmawati Ayu Fitriani Ayun Sriatmi Bagoes Widjanarko Bagoes Widjarnako Baju Widjasena Benita Noffritasari Benita Noffritasari Berlian Rachmani Besar Tirto Husodo Besar Tirto Husodo Besar Tirto Husodo Bina Kurniawan Boediarsih Boediarsih, Boediarsih Bugis, Nova Cahya Ningrum Cahya Tri Purnami Cahya Tri Purnami, Cahya Cahya Tri Utami Chania Oktrisia Chintya Dewi Prastica Putri Chriswardhani Suryawati Citra Hanwaring Puri Damayanti, Ria Daranida Normandia Visina Darmoris, Darmoris Daru Lestantyo Daru Lestantyo Daru Lestantyo Deaselia Carmelita Delita Septialti Delita Septialti Della Zulfa Rifda Denali, Citra Desi, Nina Maria Dewa Ayu Putu Mariana Kencanawati, Dewa Ayu Dewi, Miralda Septri Dian Ardyanti Rauf Dian Femala Dina Lusiana Setyowati Dwi Murtono Dwi Pudjonarko Dwi Susilawati Dwi Sutiningsih Dwiantoro , Luky Dyah Anantalia Widyastari Efa Nugroho Eghia Laditra Ambarani Eghia Laditra Ambarani Ekowati, Ekowati Elisabeth Samaran Elisra Prabawanti Mahadi Emmy Riyanti Eny Widiyasari Eridani Khairunnisa Eva Lestari Eva Lestari Eva Lestari Evicenna Naftuchah Riani, Evicenna Naftuchah Fairuza Alief Fankari, Ferdinan Farah Husna Fadhilah Farid Agushybana Farid Farid Agushybana Farid Noor Fatimatuzahro Fatimatuzahro Fatimatuzahro Fatimatuzahro Fatimatuzahro Fatimatuzahro Fauni, Alimni Mayang Febyanesti, Athika Reza Firdha Rahma Nurbadlina Firdha Rahma Nurbadlina Gita Fajrianti Gunadi Gunadi Hafidzah, Ummi Khoirul Handayani, Novia Handayani, Novia Handayani, Sri Handayani, Thukul Prasiddha Hanwaring Puri, Citra Hapsari, Ariska Tri Harbandinah Pietojo Hasna Fadhilah Muflihah Hati, Konstantinus Heni Pujiastuti Heni Purnamasari Henry Setyawan Susanto Henry Setyawan Susanto Herdanindita, Erdelia Heri Winarno Herlin Fitriani Kurniawati Hery Setiawan, Hery Hillary Jeany Alfaresedes Ida Wahyuni Ida Widiawati, Ida Ika Mustikasari, Ika In Rahmad Widiyanto Muhni Inayanti, Eli Indira Krisma Rusady Iswati, Indah Ita Alman Andela Jayawarsa, A.A. Ketut Justin Parahita Karin Gandeswari Karisma, Riski Candra Karyono Karyono Kezia Albertha Khairiyah, Oktarisa Kharimaturrohmah, Ima Khoiriyah Isni Kristawansari, Kristawansari Kurnia Ramadhani, Kurnia Kurniawan, Yuniar Deddy Kurniawati Danu Iswanto, Rery Kusyogo Cahyo Kusyogo Cahyo Laila Wahid Laksmono Widagdo Laksmono Widagdo Laksmono Widagdo Larasati, Nurina Dyah Lela Ayu Rezza Bella Lestari, Heni Eka Lily Kresnowati Lukas Tersono Adi Luky Dwiantoro M. Sakundarno Adi MARIA BINTANG Martha Irene Kartasurya Maryam Alifia Nurhayu Mateus Sakundarno Adi, Mateus Sakundarno Matheus Sakundarno Adi Mita Anindita, Mita Muchlis Achsan Udji Sofro Muhammad Amrullah Pagala Muhammad Azinar Mulawarman, Andi Murtono, Dwi Mustafa, Syamsulhuda Budi Musthofa , Syamsulhuda Budi Musthofa, Syamsul Huda Budi Nabilah Salsabilah Najma Fitya Afifa Nanik Setiyawati, Nanik Nari, Jois Nia Primilies Oktania Nicholas J Ford Nicholas J. Ford Niken Meilani Niken Meilani Nizaar Ferdian Nizaar Ferdian Notesya Astri Amanupunnyo Nova Fitria, Nova Nugrahaeni, Anita Nugroho, Farid Setyo Nur Shadrina Nasution Nurrachma, Adennisa Yunitasari Nurul Laili Hidayati Rizqie Pandega, Arif Parahita, Justin Paramytha Magdalena Sukarno Putri Prastiwi, Nining Pratiwi Sulistyani Pratiwi, Nastiti Bandari Prisca Dama Shinta Priyadi Nugraha P Priyadi Nugraha Prabamurti Puguh Riyanto Puguh Riyanto Puja Anggun Febiani Puri Fatma Sari Purnamawati, Rifka Putri Ade Chandra Putri Asmita Wigati putri sari nugrahaning dewi Putri, Shieldine Qatrannada, Shabrina Arifia Qoyimah, Anna Uswatun Qurrota Ayun Rani Tiara Desty Ratih Indraswari ratih indraswari Ratih Indraswari Ratna Dewi Handayani, Ratna Dewi Ratna Trisilawati Ratri Kartikasasmi Ratu Matahari Revi Rosavika Kinansi Revi Rosavika Kinansi Riendy Aanisah Putri Riki Susmiati, Riki Rinto B Rizky Amelia Rochmiati Rochmiati Sabrina Gayatri Safura, Ninda Anisa Erika Sakundarno Adi Salma Adilah Putri Salsabilah, Nabilah Santoso Ujang Effendi Saroh Saroh, Saroh Sasanti, Serafina Damar Satar Satar, Satar Septialti, Delita Septian Emma Dwi Jatmika, Septian Emma Dwi Septo Pawelas Arso Septo Pawelas Arso Shabrina Hasnaulia Safarah Shinta Kristianti Shofa, Ikhwanush Silvi Ayu Rakhmawati Sinta Lestari Sipayung, Putri Labibah Asrianto Siswi Jayanti Siti Chunaeni Siti Masfiah Siti Waghisatul Astutik Sofro, Muchlis AU Sofwan Indarjo Sri Achadi Nugraheni Sri Endang Windiarti Sri Suwitri Sri Winarni Sri Winarni Sri Winarni Suci Asih Suci Musvita Ayu Sugiarto, Heri Suhardi S Sukenty, Ninik Trisnawati Sulastri Sulastri Sulistiyani Sulistiyani Surjoputro, Antono Suryosaputro, Antono Susi Iravati Susilaksmi, Ida Susilaningsih, Is Susmayani, Utin Sutiyono Sutiyono Sutopo Patria Jati Suwarno Suwarno, Suwarno Swastika, Dita Primanda Arum Syamsul Huda Budi Musthofa Syamsulhuda BM Syamsulhuda Budi Mustofa Syamsulhuda Budi Mustofa Tamara Yushe Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum Titi Legiati PS Tri Nurul Azizah Ulwiyah, Lathifah Umi Malikhatul Basiroh Ummi Khoirul Hafidzah Utin Susmayani Wardhani, Putri Kusuma Wening Widjajanti Wening Widjajanti Wenny Wahyuni, Wenny Widjanarko, Bagus Yekrita Selena Sitohang Yulia Elesta Nitbani Yuniarti Yuniarti Yuningsih, Silvia Anita Yunita Widyastuti Yuzzi Afraniza Zainab Zakiudin, Ahmad Zidni Nazria Zulfikri Zulkaidah Zulkaidah Zulkaidah, Zulkaidah