Claim Missing Document
Check
Articles

PENDIDIKAN INTELEKTUAL DALAM ALQUR’AN Sheilla Fahira Khadna; Mohammad Al Farabi; Ahmad Darlis
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 14, No 1 (2023): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPenelitian ini memiliki beberapa tujuan: 1) Untuk mengetahui hakikat pendidikan intelektual dalam tinjauan Alquran, 2) Untuk mengetahui penafsiran ayat Alquran terkait pendidikan intelektual 3) Untuk mengetahui nilai pendidikan dalam ayat- ayat alquran terkait pendidikan intelektual. Untuk menelaah dan menganalisis permasalahan yang diuraikan pada tujuan penelitian, maka peneliti memilih penggunaan metode penelitian kualitatif dan penafsiran ayat Alquran untuk menelaah Untuk mengetahui hakikat pendidikan intelektual dalam tinjauan Alquran, penafsiran ayat Alquran terkait pendidikan intelektual serta  nilai pendidikan dalam ayat ayat alquran terkait pendidikan intelektual. Kemudian pendekatan penelitian yang peneliti pilih adalah dengan pendekatan studi literatur atau pustaka (book research) karena nantinya dalam mengumpulkan data- data terkait penelitian, peneliti  menggunakan buku- buku dan jurnal- jurnal sebagai objek kajian penelitian serta menjawab tiga rumusan masalah pada penelitian ini.  Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan potensi berbeda dengan makhluk lainnya, potensi tersebut berupa akal. Dengan akal manusia mampu untuk berfikir, memahami, mengerti, mengingat, menahan serta mengendalikan hawa nafsu dan mampu menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya. Akal disebut didalam Alqur’an dengan beberapa sebutan seperti, nadzara (berfikir), faqiha (memahami), fahima (mengerti), tadabbara (merenung), tafakkara (berfikir), tadzakkara (mengingat), ululalbab (berakal), ulul-‘ilm (berilmu), ulul-absar (memiliki pandangan) dan ulin-nuha (memiliki kearifan). Quraish Shihab menyatakan bahwa akal mempunyai tiga daya sebagimana dapat dipahami dari penuturan ayat-ayat Alqur’an: pertama, daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu; kedua, dorongan moral (daya untuk mengikuti nila-nilai moral); ketiga, daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah. Maka sebagai khalifah dimuka bumi yang diutus oleh Allah SWT, memiliki potensi untuk berpikir dengan akal atau kecerdasan intelektual (IQ), maka manusia harus mampu menggunakan akalnya dengan sebaik mungkin untuk mengendalikan dirinya dan mampu memahami apa yang tersirat dari setiap ketetapan atas kuasa Sang Maha Pencipta. Sehingga penting bagi manusia untuk mengembangkan diri, mendayagunakan akal pikirannya dalam mempelajari Alqur’an dan mengkaji ayat-ayat yang terkandung didalamnya serta menjadikan Alqur’an sebagai pedoman hidup yang mampu memberikan dampak baik bagi diri manusia agar dapat menjalankan hidup sesuai dengan yang termaktub dalam Alqur’an dan hidup bahagia baik di dunia maupun akhirat kelak. Kata-kata kunci: Pendidikan Intelektual, Tafsir Ayat Al-Quran, Nilai Pendidikan
Pendidikan Multikultural Dalam Perspektif Islam Nuri Indah Sari; Tri Wulan Sari; Edvina Syahnanda; Khadijah Khadijah; Ahmad Darlis
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.642 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7575760

Abstract

In general, this research aims to determine the concept of multicultural education in an Islamic perspective. In particular, this research in aimed at understanding the concept of multicultural education from the perspective of the Qur'an and Hadith as well to find out the values of multicultural education contained in the Qur'an and Hadith. This study uses the library research type method (library research),namely research referring to books or library sources (references) related to the discussion. In this study, the results obtained data that multicultural education is in line with Islamic values. As exemplified by the Prophet Muhammad Saw. and his friends in Medina that Islam really appreciates differences and there are many arguments that explain tolerance of differences.
Efektivitas Peran Guru Dalam Kurikulum Merdeka Belajar Nurul Amelia; Shela Fahra Dilla; Siti Azizah; Zachra Fahira; Ahmad Darlis
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.164 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7575797

Abstract

One of the important things in learning is the role of the teacher. However, along with the development of the world of education, the role of the teacher is very fundamental to be discussed, especially in the independent learning curriculum. The teacher is seen as the initiator in independent learning. Therefore, teachers should have the ability to be active, creative, innovative, enthusiastic and skilled in order to fulfill their role as facilitators who bring change to schools. This article was written with the aim of analyzing the effectiveness of the teacher's role in the independent learning curriculum used today. The data sources used are in the form of literature related to the theme, whether in the form of journals, articles, books, or other sources originating from the internet. The method used is the literature study method, namely by finding and collecting various related sources, then filtering them according to the theme presented.
Pendidikan Inklusi Anak Usia Dini dalam Al-Qur’an Zulham Lubis; Asnil Aidah Ritonga; Ahmad Darlis; Azmatul Kholila; Khofifah Indar Rahman
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.858 KB)

Abstract

Pada dasarnya setiap anak memiliki karakter, keunikan dan keragaman anak. Kebutuhan setiap anak harus dipenuhi pada semua jenjang pendidikan. Pada umumnya dan khususnya pada pendidikan anak usia dini. UUD nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengatur setiap warga negara. Setiap negara memiliki hak yang sama atas pendidikan dasar berkualitas tinggi bagi orang-orang yang cacat, berkebutuhan khusus, emosional atau intelektual yang tinggal di lingkungan sekitar tanpa kontak dengan dunia luar. UU SISDIKNAS menyebutkan bahwa pendidikan inklusi tidak hanya melayani anak-anak dengan kebutuhan fisik, tetapi juga anak-anak dengan perbedaan sosial, budaya, geografis, dan bahasa, sehingga mereka mendapatkan layanan pendidikan yang sama pada saat dibutuhkan. Setiap anak dapat berpartisipasi dalam perkembangan, pengetahuan dan kemampuan anak untuk berpartisipasi.
Moderasi Beragama dalam Pendidikan Agama Islam di SMK Harum Sentosa Perbaungan Perbaungan Ahmad Darlis; Yudha Wijaya Lubis; Abdul Fajar Hasibuan; Muhammad Alwi Alamsyah; Win Ryansyah Ramadhan
Journal on Education Vol 5 No 3 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Religious moderation is understanding and being balanced between religious experience (exclusive) and respect for the religious practices of other people with different beliefs (exclusive). Balance in religious practice will keep us from extreme, revolutionary, and even fanatical attitudes in religion. Religious moderation is the key to creating tolerance and harmony. This study discusses religious moderation in Islamic Religious Education at SMK Harum Sentosa Perbaungan with qualitative research methods, namely by describing and describing the results of research using interview and observation techniques. Harum Sentosa Vocational School as a whole is dominated by how the managerial management of a teacher is in the classroom. Inserting religious moderation in PAI subjects at Harum Sentosa Vocational School can be done such as inserting understanding with mutual tolerance and caring for others related to the material being taught. At Harum Sentosa Perbaungan Vocational School, there are various ethnicities, tribes, religions and cultures, especially at Harum Sentosa Vocational School. This heterogeneity does not rule out the possibility of the potential to create friction or conflict that causes social imbalance. This is the need for the concept of religious moderation in Islamic Education to create balance and prosperity in the harmony of national and religious life.
PENDIDIKAN INTELEKTUAL DALAM ALQUR’AN Sheilla Fahira Khadna; Mohammad Al Farabi; Ahmad Darlis
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 14, No 1 (2023): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPenelitian ini memiliki beberapa tujuan: 1) Untuk mengetahui hakikat pendidikan intelektual dalam tinjauan Alquran, 2) Untuk mengetahui penafsiran ayat Alquran terkait pendidikan intelektual 3) Untuk mengetahui nilai pendidikan dalam ayat- ayat alquran terkait pendidikan intelektual. Untuk menelaah dan menganalisis permasalahan yang diuraikan pada tujuan penelitian, maka peneliti memilih penggunaan metode penelitian kualitatif dan penafsiran ayat Alquran untuk menelaah Untuk mengetahui hakikat pendidikan intelektual dalam tinjauan Alquran, penafsiran ayat Alquran terkait pendidikan intelektual serta  nilai pendidikan dalam ayat ayat alquran terkait pendidikan intelektual. Kemudian pendekatan penelitian yang peneliti pilih adalah dengan pendekatan studi literatur atau pustaka (book research) karena nantinya dalam mengumpulkan data- data terkait penelitian, peneliti  menggunakan buku- buku dan jurnal- jurnal sebagai objek kajian penelitian serta menjawab tiga rumusan masalah pada penelitian ini.  Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan potensi berbeda dengan makhluk lainnya, potensi tersebut berupa akal. Dengan akal manusia mampu untuk berfikir, memahami, mengerti, mengingat, menahan serta mengendalikan hawa nafsu dan mampu menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya. Akal disebut didalam Alqur’an dengan beberapa sebutan seperti, nadzara (berfikir), faqiha (memahami), fahima (mengerti), tadabbara (merenung), tafakkara (berfikir), tadzakkara (mengingat), ululalbab (berakal), ulul-‘ilm (berilmu), ulul-absar (memiliki pandangan) dan ulin-nuha (memiliki kearifan). Quraish Shihab menyatakan bahwa akal mempunyai tiga daya sebagimana dapat dipahami dari penuturan ayat-ayat Alqur’an: pertama, daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu; kedua, dorongan moral (daya untuk mengikuti nila-nilai moral); ketiga, daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah. Maka sebagai khalifah dimuka bumi yang diutus oleh Allah SWT, memiliki potensi untuk berpikir dengan akal atau kecerdasan intelektual (IQ), maka manusia harus mampu menggunakan akalnya dengan sebaik mungkin untuk mengendalikan dirinya dan mampu memahami apa yang tersirat dari setiap ketetapan atas kuasa Sang Maha Pencipta. Sehingga penting bagi manusia untuk mengembangkan diri, mendayagunakan akal pikirannya dalam mempelajari Alqur’an dan mengkaji ayat-ayat yang terkandung didalamnya serta menjadikan Alqur’an sebagai pedoman hidup yang mampu memberikan dampak baik bagi diri manusia agar dapat menjalankan hidup sesuai dengan yang termaktub dalam Alqur’an dan hidup bahagia baik di dunia maupun akhirat kelak.  Kata-kata kunci: Pendidikan Intelektual, Tafsir Ayat Al-Quran, Nilai Pendidikan
Moderasi Beragama dalam Prespektif Al-Qur’an dan Hadis Nur Aslamiyah; Siswi Tri Amalia; Ayu Annisah; Ibnati Mawaddah; Ahmad Darlis
Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol 22 No 1 (2023): Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.316 KB) | DOI: 10.47467/mk.v22i2.2562

Abstract

Religious moderation is an attempt in the middle form of various existing religions. Moderation which is the middle of a group that does not really choose right or left. Islamic religious moderation is an effort in the formation of all groups in the Islamic religion which is dotted in the middle or Al-Wasth. This article refers to the Qur'an and Hadith which are the holy books of Muslims which serve as guidelines for Muslims in their daily lives. In this study, we as writers used the library research method. This is a research that collects data by retrieving data from book and journal sources. From the articles that have been presented or explained that the Al-Qur'an and Hadith do not make Muslims to do excessive or excessive extreme violence and to respect one another. Keywords: Moderation, Religion, People
Peran Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Siswa pada Pembelajaran PAI di Sekolah Umum Daffa Tsaqif Aufa; Ahmad Darlis; Fitrah Wahdania Ali; Wanda Ramadhani Br Samura; Yulia Ningsih
Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol 22 No 2 (2023): Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.168 KB) | DOI: 10.47467/mk.v22i2.3087

Abstract

The background of writing this article is the amount of delinquency among students. The purpose of this research is to look at the role of PAI teachers as educators in building student character. This study uses a literature study research method. The information and sources used to make this article come from relevant books and journals. This writing technique is a literature study of materials and data that have been collected, arranged logically and methodically arranged. The entire content of the article consists of theory and then conclusions are used to draw conclusions. Regarding his role as a PAI teacher in building student character, it includes: Empowerment, exemplary, intervention, integrated, filtering. The strategies carried out by PAI teachers to build student character include: 3S habituation (greetings, greetings, smiles), habituation of dhuha and asr prayers in congregation, habituation of reading short letters, reading prayers, habituation to discipline, habituation to be honest. Keywords: Role of PAI teacher, Student character
Peta Mata Pelajaran Agama Dalam Pendidikan Nasional Ahmad Darlis; Ahmad Ridho; Adhelia Ferari ; Mhd Rifqih Fernanda; Rizka Ardiyanti
Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol 22 No 2 (2023): Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.951 KB) | DOI: 10.47467/mk.v22i2.3096

Abstract

Everyone should pursue their education. The nation will also grow through education. In Indonesian education, the term "Islamic Religious Education" refers to a number of subjects including: the Qur'an, hadith, morals, jurisprudence, and the history of Islamic culture. At the Elementary and Secondary Education Levels, subjects related to Islamic Religious Education are taught and studied in clusters. The empirical paradigm of science dominates the implementation curriculum in student education and teaching. Philosophical standards that are contextual and otherworldly in nature that are supralogically dynamic are not too dominant in Islamic education and teaching in schools, considering that the level of improvement and scientific strength of students is not yet fully developed. Keywords: Map of Religious Subjects in Islamic Education
Inovasi Kurikulum dan Peningkatan Profesionalitas Guru Ahmad Darlis; Hadad Alwi; Bulan Hasibuan; Muhammad Arif Syuhada; Viona Miftahuljannah
Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol 22 No 2 (2023): Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.48 KB) | DOI: 10.47467/mk.v22i2.3122

Abstract

Globalization breeds a flood of unusually fast progress moreover, change is a necessity. To face the challenges and open doors in the era of globalization, especially globalization Training is expected to cause an uproar around the world of cities by 2030 and invite Indonesia Emas 2045, Indonesian public authorities are given various improvement strategies compiled by the nature of training, to have the option to compete seriously and be able to. There are two very imaginative issues in the instruction field, to be more specific: the approach to the development of educational programs is described by the introduction of the Education program 2013 and the structuring of the simultaneous expansion of abilities of impressive instructor skills. These two approaches should work together to trap people who are clever and have character. An intelligent individual is an individual who is deeply intelligent, mentally, socially and sincerely, while an individual with character is a person who can realize character values starting from religious lessons and pancasila as a "firm" premise in learning in Indonesia. Keywords: globalization, curriculum innovation
Co-Authors Abdul Fajar Hasibuan Adhelia Ferari  Afiq Azizah Ahmad Raihan Ahmad Ridho Ainun Matauli Pohan Aisyah Al Azizah Tanjung Aisyah Aminy Annisa Husnul Khotimah Arini Siregar Asmalia Asnil Aidah Ritonga Asnil Aidah Ritonga Aulia Rahimi Ayau Ummad Nasution Ayu Annisah Azlia Fasya Kintara Azmatul Kholila Azyana Alda Sirait Bulan Hasibuan Chairunnisa Sahril Chaniago Chici Paramitha Harahap Daffa Tsaqif Aufa Dedi Ariyanto Daulay Devi Indah Sari Dinda Zulaikha Dzul Fadhli Sya’bana Edvina Syahnanda Elida Saragih Erra Malinda Fadlan Fajri Harahap Fahrur Rozy Fitrah Wahdania Ali Fitriani Hadad Alwi Hadi Sufyan Hairil Anwar Halimatus sakdiah Hendra Alsa Fahmi Hotmasarih Harahap Ibnati Mawaddah Ida Marina Harahap Ika Wirdani Ilham Adiansyah Harahap IMRAN SINAGA, ALI Indah Rizka Rahmi Indah Syafiqah Lubis Indah Widya Jaya Putri Nasution Iqbal Maulana Ira Wahyuni Br Tarigan Irma Sulistia Silaen Isnayni Rahmah Jelita Dalimunthe Jihan Khadijah Khadijah Khofifah Indar Rahman Lisa Sersanawawi Lisa Sersanawawi Maratu Naja Ramadhan Mariyati Mariyati Maulida Ulfa Mhd Fajar Siddik Mhd Rifqih Fernanda Mohammad Al Farabi Muhammad Alwi Alamsyah Muhammad Amin Muhammad Arif Syuhada Muhammad Khalidin   Musthafa Fadil Perkasyah Namira Fitri Mahfirah Nanda Nurul Baiti Nia Atikah Rahma Nona Maulidika Inayah Nur Aslamiyah Nurhanisa Ginting Nuri Indah Sari Nurlaili Nurlaili Nurul Amelia Nurul Izzah Tanjung Pilma Sindy Arizka Ramadayanti Ramadayanti Riana Sari Sitorus Rika Hidayana Riswan Rizka Ardiyanti Rizky Awaliyah Sinaga Sabilla Hidayani Br. Tarigan Santri Fahmi Saripah Aini Sheilla Fahira Khadna Shela Fahra Dilla Siswi Tri Amalia Siti Azizah Siti Azminatasya Ammar Siti Nur Haliza Sri Rahmayani Manalu Sri Wahyuni Harahap Sukandi Sukandi Tri Wulan Sari Viona Miftahuljannah Wahyu Alfarizi Wanda Ramadhani Br Samura Win Ryansyah Ramadhan Winda Nurul Azizah Yudha Wijaya Lubis Yulia Ningsih Zachra Fahira Zahrotul Husna Zulham Lubis