Articles
Pelatihan Pemasaran Produk Berbasis jejaring Media Sosial kepada Masyarakat Desa Curug Wetan
Rudy Pramono;
Vasco Adato H, Rudyanto, Juliana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (196.924 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.339
Curug Wetan Tangerang community has an entrepreneurial desire, but does not yet know how to do product marketing. Therefore, the PKM team (lecturers and students) held a Training on How to Marketing Social Media Network Based Products to Kampung Curug Wetan Community organized by the Faculty of Tourism of the University of Pelita Harapan as a form of Community Service in the framework of the annual Hospitour 2019 program. The PkM team provided training to improve skills and capacity for business actors in Kampung Curug Wetan in marketing social media network-based products. The PkM team provides training to around 20 participants related to online product marketing by using social media networks that are very easy to use with small investments, but have a wide impact. The PkM method is used through skills training and direct assistance (face to face) with participants in Kampung Curug Wetan ,Tangerang The results of PkM activities are expected to increase understanding and skills on marketing methods through social media networks, especially using smartphone devices connected to the internet, so participants are able to make product packaging to be displayed on smartphone social media.
Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat
Rudy Pramono;
D. M. Lemy, L. Soemarni, A. Pramezwary, Y Kristiana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (408.496 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.340
Pemerintah kota Tangerang Selatan akan menjadikan Kelurahan Keranggan Kec. Setu sebagai Kampung Ekowisata atau Kampung Pariwisata Industri. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk wisatawan seperti fee pemandu, biaya transportasi, penyewaan homestay, menjual kerajinan, dan sebagainya.Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Kegiatan ini ditujukan untuk mewujudkan Kelurahan Keranggan sebagai kelurahan ekowisata berbasis masyarakat dengan dukungan mitra Pemerintah Kelurahan Keranggan dan Koperasi Cipta Boga. Permasalahan yang dihadapi pemerintahan kelurahan dan Koperasi Cipta Boga selain daya dukung fasilitas wisata, yang paling penting adalah kesiapan masyarakat dan pengelola lokal yang akan mengelola dan memelihara kegiatan-kegiatan wisata yang akan dilakukan. Kesiapan masyarakat dan pengelola lokal dalam kegiatan ekowisata ini, masih sangat kurang. Untuk mewujudkan tujuan ini selain mempersiapkan fasilitas perlu mempersiapkan masyarakat dan pengelola lokal yang mampu menjalankan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat secara berkelanjutan. Metode yang akan dipakai dalam kegiatan ini dimulai dengan awal pelaksanaan ini adalah sosialisasi program ekowisata berbasis masyarakat, tahap kedua adalah pembentukan tim usaha yang akan dikoordinir oleh mitra Pemerintah Kelurahan dan KSU Cipta Boga, tahap ketiga mengadakan penyuluhan maupun pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan atraksi wisata, tahap keempat peresmian ekowisata, tahap kelima kerja sama dan promosi, tahap terakhir merupakan tahap pendampingan dan evaluasi keberlanjutan. Tahap ekowisata berbasis masyarakat berkelanjutan ini merupakan hasil akhir dari serangkaian program yakni terbentuknya ekowisata berbasis masyarakat yang sinergis dan menarik di kawasan Keranggan secara berkelanjutan
Training Of Trainer (Tot) Perencanaan Mitigasi Bencana Untuk Staff Happy Heart
Rudy Pramono;
Chandra Han
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (277.351 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.806
Indonesia is a country in the path of the most active earthquake in the world. The disaster prone condition is caused because Indonesia is in the Pacific ring of fire and is on top of three continental plates colliding. Disaster management training should be a priority for disaster-prone areas. With a wide area coverage, training to prepare trainers to be able to handle disasters is very important. The Happy Heart Foundation's efforts in collaboration with Pelita Harapan University hold community service activities in West Nusa Tenggara with the Training of Trainer (TOT) Disaster Mitigation Planning program is very important to assist disaster mitigation planning. This activity was held at Arrahman Elementary School, Kecinan Hamlet, Malaka Village, Pamenang Sub District, District North. Lombok, Nusa Tenggara which suffered severe damage from the earthquake on August 15, 2018. The school building damaged by the impact of the earthquake was completed by the Happy Heart Foundation in 2019. This TOT is expected to be able to produce competent trainers to plan for disaster mitigation. The number of participants was 5 people and was carried out in two days with a variety of comprehensive methods ranging from lectures, discussions, simulations, computer practices to field practice. Based on the evaluation conducted in general, the training took place well and was useful for participants to support the disaster preparedness school program at the school that had been built by Happy Heart, which is generally located in disaster prone areas.
Implementasi Portal Pengenalan Budaya Indonesia iBudaya.id
Winarno Darmoyuwono;
Rudy Pramono;
Wella Wella
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (492.485 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1057
Permasalahan yang diangkat pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah tingginya krisis budaya yang dialami oleh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang lebih suka budaya luar negeri dibandingkan budaya lokal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berusaha untuk mengubah persepsi old fashioned budaya lokal dengan cara menggabungkan budaya lokal dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang ini sedang marak digunakan oleh masyarakat segala kalangan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membuat aplikasi berbasis web ibudaya.id dan kontennya didapat dari partisipasi masyarakat (crowdsourcing) karena membutuhkan bantuan masyarakat luar untuk mengisi kontennya. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa implementasi Portal iBudaya.id telah berhasil dilakukan. Hingga saat ini terdapat sekitar 200 user yang telah mendaftar, dan pada umumnya para user tersebut telah mengunggah konten-konten yang menarik. Seiring perjalanan waktu, dan didukung upaya-upaya promosi, diharapkan Portal iBudaya.id ini akan semakin populer dan dibutuhkan oleh masyarakat. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bentuk portal website yang dapat dikunjungi, dan para pengunjung website juga dapat ikut berpartisipasi untuk mengunggah konten seperti video, fotografi, dan narasi.
PENGEMBANGAN EDUWISATA DI KAMPUNG WISATA KERANGGAN KOTA TANGERANG SELATAN
Rudy Pramono;
Juliana Juliana;
Emanuel Agung Wicaksono
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (572.855 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1452
Pembentukan Pokdarwis Keranggan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Penetapan sebagai Kampung Wisata Keranggan yang berawal dari kemauan dan inisiatif seorang tokoh masyarakat selaku Pembina Home Industri Ibu-Ibu masyarakat Keranggan sebanyak 100 KK di kawasan ekowisata Sungai Cisadane. Difasilitasi oleh beberapa anggota potensi masyarakat bermusyawarah untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata. Masyarakat Keranggan menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai Tuan Rumah yang baik bagi Tamu atau wisatawan yang berkunjung untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif sebagaimana slogan Sapta Pesona. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pengetahuan yang berhubungan dengan pariwisata dalam hal kesadaran membuang sampah untuk tidak membuang sampah di sungai dengan pengadaan sarana prasarana eduwisata di Desa Keranggan. Kampung wisata Keranggan membutuhkan kebutuhan sarana dan prasarana ruang belajar terbuka dengan pemanfaatan lahan sebagai sarana edukasi papan informasi teknologi PLTS di destinasi wisata mandiri energi akan menjadi lebih menarik dan tertata di lingkungan ekowisata Keranggan, sehingga pada akhirnya menambah daya tarik wisata. Pengadaan sarana prasarana ini dengan pengelolaan ruang bawah jembatan Cisadane diharapkan dapat bermanfaat sebagai ruang belajar terbuka serta menjadikan kampung wisata Keranggan sebagai produk unggulan dan sebagai destinasi wisata di Kota Tangerang serta terwujudunya pengembangan ekowisata keranggan maupun terwujudnya kawasan yang mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Saran yang diharapkan adanya peningkatan kualitas SDM sebagai pelaku wisata sebagai destinasi wisata berkembang, serta peningkatan sarana dan prasarana, perbaikan jalan dan air bersih, melakukan pendampingan berkelanjutan dari perguruan tinggi dan menjalankan fungsi pentahelik
ANALISIS DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI SISTEM INFORMASI DESA DALAM MENDUKUNG KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP ANCAMAN ERUPSI GUNUNG API MERAPI DI KABUPATEN MAGELANG
Fachrul Rizky;
Rudy Pramono
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33172/jmb.v6i1.618
Data merupakan kebutuhan dasar dalam mendukung penanggulangan bencana, namun buruknya manajemen data serta data yang parsial masih dianggap hal lumrah di beberapa desa. Guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui penguatan basisdata United Nations Development Programme (UNDP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang melakukan difusi inovasi Sistem Informasi Desa (SID) yang merupakan aplikasi manajemen data dan informasi berbasis website. Metode difusi yang dilakukan ternyata menghasilkan perbedaan tingkat kedalaman adopsi oleh tim pengelola SID di tiap lokasi penelitian, sedangkan Pergub Jateng No 47 tahun 2016 tentang pedoman pengembangan SID, telah mewajibkan SID harus teradopsi secara baik disetiap desa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan menganalisis metode difusi oleh UNDP dan BPBD Kab. Magelang serta medote adopsi yang dilakukan oleh tim pengelola SID. Lokasi penelitian bertempat di Desa Ngargomulyo, Tamanagung, Sumber dan Pucungrejo Kabupaten Magelang. Partisipan dipilih melalui teknik purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, studi dokumen dan materi audio-visual yang kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode intervensi UNDP yang terbatas mengakibatkan difusi SID tidak mencakup seluruh unsur penting dalam metode difusi, namun intervensi lanjutan dari BPBD Kab. Magelang berhasil melengkapi kekurangan tersebut. Kebijakan pemerintah desa serta pengorganisasian tim pengelola merupakan faktor utama pendukung keberhasilan adopsi SID. Pemilihan karakteristik anggota yang sesuai perlu dilakukan bagi desa yang belum berhasil mengadopsi dengan baik. BPBD Kab. Magelang perlu terus mendukung pemanfaatan SID melalui peningkatan kolaborasi dengan instansi terkait lainnya. Pendokumentasian best practice metode difusi perlu dilakukan sebagai acuan bagi desa lain yang akan mengadopsi SID untuk meningkatkan kesiapsiaagaan masyarakatnya.
Experimental Design Sensory Quality Boba Developed From Pumpkin
Juliana Juliana;
Rudy Pramono;
I Gusti Anom Yudistira;
Grace Kezia Josephine;
Jessica Shaina Wijaya
International Journal of Applied Business and International Management Vol 7, No 1 (2022): April 2022
Publisher : AIBPM Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.957 KB)
|
DOI: 10.32535/ijabim.v7i1.1439
In this day and age, boba topping is one of the most popular toppings for selling drinks, especially bubble tea. The boba itself was discovered in 1987 in Taiwan but has only recently become popular. Researchers want to make innovations from boba by adding pumpkin as the main ingredient of boba. Pumpkin has many benefits, so it is excellent and safe to use as a topping. In this study, researchers wanted to know about the original boba's color, taste, texture, and aroma, which would change if the essential pumpkin ingredient was added. This research is experimental. The researcher used an organoleptic test consisting of a hedonic test and a hedonic quality test to determine the panelists' preferences and good and bad impressions of the boba made. The researcher distributed the product to 20 trained panelists to be given an assessment. The results showed that the comparison of preferences between authentic boba and boba using pumpkin as the primary ingredient was not much different. The products made are still favored by the panelists. There are also some significant changes to the boba in color, taste, texture, and aroma.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSACTIONAL, TRANSFORMATIONAL, AUTHENTIC DAN AUTHORITARIAN TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH DI KUDUS
Agus Purwanto;
Ardian Sopa;
Riza Primahendra;
Sekundina Williana Kusumaningsih;
Rudy Pramono
JURNAL AL-TANZIM Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (337.494 KB)
|
DOI: 10.33650/al-tanzim.v4i1.938
This study aims to analyze the effect of transactional, transformational, authentic and authoritarian leadership styles on the performance of Madrasah Tsanawiyah teachers in Kudus, Central Java. Teacher performance can be improved when there is a match between work and their expertise, as well as teacher placement in their assignments. This study uses a quantitative approach with survey. The data collection technique was carried out through the distribution of online electronic questionnaires to Madrasah Tsanawiyah teachers in Kudus, Central Java. Data analysis in this study uses SEM (Structural Equation Model) LISREL program version 8.70. The results of the analysis and processing of research data indicate that; Transactional and authoritarian leadership styles in Madrasah Tsanawiyah in Kudus have a positive and significant effect on improving teacher performance. While the transformational and authentic leadership style does not significantly influence the performance of teachers in the Madrasah Tsanawiyah in Kudus, Central Java.
FORM GIVING DESIGN EXPLORATION INSPIRED BY The 1980s MEMPHIS DESIGN WITH MORPHOLOGICAL CHART ANALYSIS
Devanny Gumulya;
Hendrawan Sutikno;
Rudy Pramono;
Evo Sampetua Hariandja
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 17 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Trisakti
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1059.517 KB)
|
DOI: 10.25105/dim.v17i2.8825
AbstractThe paper studies how morphological chart that comes from engineering method be applied in a creative design process that promotes both divergent and logical thinking. Morphological chart offers vast of possibility of design exploration that can be very useful for educating nascent designers. On the other hand, history has inspired many designers to create many new things. Memphis is postmodernism design style happened between 1981-1987 that was characterize by form follow fun paradigm by creating objects that are bizarre from common object during the time. The paper presents the findings by reviewing four morphological charts, generating 20 new ideas ranging from very similar to less similar style with Memphis. The reviews discovered three key factors affecting design divergence using the morphological chart method: level of variation, which deals how many variations the means can provide, the more variations the more novelty ideas be yielded. Level of unity means show how each element taken from the means be in harmony with each other. Level of abstraction means that the degree how far the idea from the origin inspiration. By having the three level, ideas generated from morphological chart can yield better design.Abstrak Paper ini mempelajari bagaimana chart morfologi yang berasal dari ilmuteknik diterapkan dalam proses desain kreatif yang memungkinkan pemikiran divergen dan logis digunakan bersama-sama. Chart morfologi menawarkan banyak kemungkinan eksplorasi desain yang bisa sangat berguna untuk mendidik mahasiswa desain. Di sisi lain, sejarah telah menginspirasi banyak desainer untuk menciptakan banyak hal baru. Memphis adalah gaya desain postmodernisme yang terjadi antara 1981-1987 yang dicirikan dengan bentuk mengikuti paradigma “form follow fun” dengan menciptakan objek yang aneh dari objek umum di era 1980an. Paper ini menyajikan temuan dengan meninjau empat chart morfologi yang menghasilkan 20 ide baru mulai dari yang sangatmirip dengan gaya Memphis hingga yang berbeda dengan Memphis. Hasilstudi menemukan tiga faktor utama yang mempengaruhi divergensi desain menggunakan metode chart morfologi: tingkat variasi, seberapa banyak variasi elemen ide maka ide yang dihasilkan akan semakin baru. Tingkat kesatuan berarti menunjukkan bagaimana setiap elemen yang diambil selaras satu sama lain. Tingkat abstraksi berarti seberapa jauh ide dari inspirasi asal. Dengan memiliki tiga tingkat ini, ide yang dihasilkan dari chart morfologi akan semakin membaik.
Collaboration between Government and Palm Oil Industry to Achieve Sustainability Development Goals in Indonesia
Handoko Limaho;
Rudy Pramono;
Rio Christiawan
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 7 ISSUE 1 JUNE 2022
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30872/mulrev.v7i1.757
Palm oil plantation businesses have always been the subject of heavy scrutiny and are accused of causing the most environmental and social mishaps in Indonesia. Such condemnation comes from within the country and outside as well. Even though the palm oil industry is one of Indonesia’s biggest GDP contributors, the opposition in the past decade outweighs the support, and many attempts at reasoning fall on deaf ears. This article will argue that the need for transformation of the industry in order to support the nations’ sustainability development goals is an effort that involves all constituents. The relationship that is built upon the palm oil companies and its stakeholders must be met with certain legalities and support from the government in order to foster a green growth relationship that will sustain the economy and the environment, which will ultimately support Indonesia’s sustainable development goals.