Articles
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
Gusri Yadrika;
Yenita Roza;
Atma Murni
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 15, No 2 (2022): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 15 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (324.945 KB)
|
DOI: 10.30870/jppm.v15i2.15636
Kemampuan penalaran matematis merupakan salah satu kemampuan yang esensial dalam pembelajaran matematika. Kemampuan penalaran matematis ditunjukkan dengan adanya aktivitas berpikir secara logis dan sistematis dalam menghubungkan aturan-aturan, sifat-sifat, maupun fakta-fakta yang ada menuju kepada suatu kesimpulan. Mengembangkan perangkat pembelajaran matematika yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis terasa penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis model discovery learning berorientasi pada kemampuan penalaran matematis yang memenuhi kriteria valid dan praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) silabus berbasis model discovery learning yang dikembangkan dinyatakan valid dengan persentase sebesar 92,2%, artinya silabus yang dikembangkan layak digunakan untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis model discovery learning yang dikembangkan dinyatakan valid dengan persentase sebesar 93,4%, ini artinya RPP yang dikembangkan layak digunakan untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa; (3) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model discovery learning yang dikembangkan dinyatakan valid dengan persentase sebesar 92,8%, artinya LKPD yang dikembangkan juga layak digunakan untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa; dan (4) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model discovery learning yang dikembangkan dinyatakan praktis dengan persentase sebesar 92,54%, artinya LKPD yang dikembangkan sangat praktis digunakan untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa..Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Discovery Learning, Penalaran Matematis
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Gaya belajar Materi Bangun Datar
Nurlela Nurlela;
Maimunah Maimunah;
Yenita Roza
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 2 (2022): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31100/histogram.v6i2.2077
Kemampuan komunikasi matematis siswa sangat penting dan dibutuhkan siswa ketika menyelesaikan permasalahan matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripskan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Restu Ayu Gustianingum;
Yenita Roza;
Maimunah Maimunah
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 2 (2021): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31100/histogram.v5i2.1104
The Covid-19 pandemic caused a change in the learning process from face-to-face learning to online learning. This article aims to present the perceptions of MAN students regarding online learning in Pekanbaru City. This type of research is qualitative research. Data collection in this study was carried out by giving a questionnaire with the help of google form and interviews. Samples were randomly selected of 347 students throughout the city of Pekanbaru. Students are given a questionnaire that has been tested for validity and reliability. he results showed that the students tended to give a positive perception that was 59%. However, students gave negative perceptions on several indicators such as technical indicators and the learning process. This shows that there are obstacles faced by students during online learning, especially in mathematics.
KESESUAIAN SOAL UAS BUATAN GURU MATEMATIKA KELAS IX DENGAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Syahrul Amri;
Maimunah Maimunah;
Roza Yenita
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 2 (2022): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31100/histogram.v6i2.2074
Evaluasi merupakan kegiatan terpenting dalam proses pembelajaran, ketika membuat alat evaluasi harus sesuai dengan kisi yang dibuat, baik dari segi kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi (IPK) sampai dengan tujuan yang ingin diraih. Tujuan dari penelitian ini ialah dalam rangka untuk melihat apakah instrumen pengevaluasian yang dilaksanakan oleh pendidik telah selaras dengan apa yang ingin dicapai pada pembelajaran itu sendiri. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pelaksanaan penelitian ini yakni di SMP Negeri 5 Bantan Kabupaten Bengkalis dengan subjek penelitian adalah guru matematika kelas IX. Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan didapatkan hasil 25 pertanyaan yang diajukan oleh guru, 7 pertanyaan yang tidak selaras dengan hal yang ingin dicapai pada proses pembelajaran serta 14 tujuan pembelajaran dimana tidak terdapat pada pertanyaan yang diajukan oleh guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal tersebut sudah baik
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kecamatan Bantan
Gumanti Gumanti;
Maimunah Maimunah;
Yenita Roza
PRISMA Vol 11, No 2 (2022): PRISMA Volume 11, No 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Suryakancana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35194/jp.v11i2.2301
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan matematika yang wajib dikuasai siswa karena merupakan tujuan pembelajaran matematika. Penting bagi seorang guru untuk mengetahui sampai di mana tahap penyelesaian masalah yang dapat dilakukan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP di Kecamatan Bantan serta kesulitan siswa ketika memecahkan masalah. Tes yang diberikan adalah soal berbasis penyelesaian masalah. Hasil tes dianalisis menggunakan tahap dan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya. Prosedur pemecahan masalah menurut Polya yaitu: memahami permasalahan, membuat rencana/strategi, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pemeriksaan kembali termasuk membuat kesimpulan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII di Kecamatan Bantan berjumlah 300 siswa, dengan sampel sebanyak 55 siswa dari 3 sekolah. Teknik purposive sampling menjadi dasar pemilihan sampel. Data dikumpulkan menggunakan teknik tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan tinggi adalah 74,10 dengan kategori baik, siswa berkemampuan sedang 50,63 dengan kategori cukup, dan siswa berkemampuan rendah 22,15 dengan kategori kurang. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan masalah diantaranya adalah tidak memahami konsep, sulit menentukan rencana pemecahan masalah, sulit menentukan rumus yang akan digunakan, sulit menyelesaikan proses perhitungan, dan tidak pernah mengecek kembali jawaban yang diperoleh. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis pada sebagian besar siswa masih rendah. Guru harus menggunakan strategi mengajar dan mengembangkan media pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.
The ability of high school mathematics teachers in designing daily exam questions
Tuti Alawiyah;
Yenita Roza;
Maimunah Maimunah
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 3 (2022)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33654/math.v8i3.1937
Kemampuan dalam menyusun soal ulangan harian termasuk salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Pada praktiknya, tidak semua guru menyusun soal ulangan harian dengan berpedoman pada IPK dan KD, sehingga soal sering kali tidak mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru matematika SMA dalam membuat soal ulangan harian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari lima guru matematika sekolah menengah atas. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik dokumentasi dengan menganalisis RPP, kisi-kisi soal dan soal ulangan harian yang telah dibuat oleh kelima guru. Analisis data dilakukan dengan menganalisis kesesuaian indikator soal ulangan harian terhadap IPK yang terdapat pada RPP. RPP dan soal yang dianalisis adalah RPP pada KD 3.1 dan KD 4.1 materi geometri ruang dan RPP pada KD 3.2 dan KD 4.2 materi statistika. Dalam melaksanakan ulangan harian, guru telah membuat kisi-kisi dan soal ulangan harian yang mengacu pada IPK, namun tidak semua indikator soal ulangan harian sesuai dengan IPK yang telah ditetapkan. Rata-rata persentase kesesuaian soal terhadap IPK dari kelima subjek pada KD 3.1 dan KD 4.1 adalah 86,8% dengan kategori sangat sesuai. Rata-rata persentase kesesuaian soal terhadap IPK dari kelima subjek pada KD 3.2 dan KD 4.2 adalah 88,6% dengan kategori sangat sesuai.
Analysis of mathematical critical thinking ability of junior high school students in solving circle problem
Reska Dina Putri;
Putri Yuanita;
Kartini Kartini;
Yenita Roza
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 3 (2022)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33654/math.v8i3.1944
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran sesuai indikator kemampuan berpikir kritis. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IX SMP Negeri 2 Pangkalan Kerinci terdiri dari 21 orang siswa berdasarkan kemampuan akademis rendah, sedang, dan tinggi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yang terdiri atas 4 soal materi lingkaran dengan masing-masing indikator memuat satu soal, dan pedoman wawancara untuk mengetahui penyebab ketidaktercapaian indikator kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data dimulai dari mengumpulkan data hasil tes KBKM siswa, hasil kerja siswa dikelompokkan menurut ketercapaian masing-masing indikator, dan ketercapaian masing-masing indikator dianalisis untuk mengetahui penyebab ketidaktercapaian indikator tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah dengan persentase pencapaian sebesar 48%. Siswa dengan kemampuan tinggi telah mampu dalam menginterpretasi masalah membuat analisis tetapi masih terdapat siswa salah dalam perhitungan, siswa kategori sedang telah mampu dalam menginterpretasi masalah dan menganalisis tetapi untuk inferensi dan evaluasi belum lengkap, siswa kategori rendah belum mampu menginterpretasi permasalahan serta analisis dan evaluasi hingga menyimpulkan suatu persoalan matematika.
RANCANGAN MODUL AJAR FASE D KONTEN ANALISA DATA DAN PELUANG DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM PARADIGMA BARU
Linda Ardani Afriliziana;
Yenita Roza;
Maimunah Maimunah
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (753.563 KB)
|
DOI: 10.24127/ajpm.v11i4.6225
Pemerintah indonesia memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan oleh sekolah dalam upaya pemulihan pembelajaran. Salah satu opsi kurikulum yang ditawarkan adalah kurikulum paradigma baru. Perbedaan dalam kurikulum paradigma baru dengan kurikulum sebelumnya salah satunya adalah perangkat pembelajaran model baru yang dikenal dengan sebutan modul ajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul ajar fase D pada konten analisa data dan peluang yang valid untuk siswa kelas VII dalam implementasi kurikulum paradigma baru. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Dessiminate). Tahap define meliputi analisis awal-akhir, analisis peserta didik, analisis capaian pembelajaran, dan analisis profil pelajar pancasila. Tahap design dilakukan dengan menyusun alur tujuan pembelajaran, membuat rancangan awal modul yang meliputi pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal. Tahap develop meliputi pengembangan modul ajar sesuai dengan rancangan awal dan validasi produk dan revisi produk. Tahap dessiminate dilakukan dengan membuat artikel untuk dipublikasikan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas modul ajar dalam penelitian ini adalah lembar validasi. Modul ini dinyatakan sangat valid berdasarkan penilaian dengan rata-rata nilai sebesar 3,94 dilihat dari aspek-aspek modul ajar sudah lengkap sehingga modul ajar layak untuk diujicobakan dan direkomendasikan untuk digunakan oleh guru sekolah menengah.
SELF REGULATED LEARNING OF VOCATIONAL STUDENTS IN MATHEMATICS LEARNING DURING COVID-19 PANDEMIC
Lestari, Winda;
Maimunah, Maimunah;
Roza, Yenita
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 13, No 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (362.56 KB)
|
DOI: 10.26418/jpmipa.v13i1.46768
The Covid-19 pandemic that is currently sweeping the world, including Indonesia, made the government make the decision to implement PSBB (large-scale social restrictions) by asking people to stay at home, including the learning process at school. The learning process carried out online or online indirectly makes students adapt to the new learning process. Students are required to be able to do self-regulation in learning (self regulated learning). Self regulated learning is important for students, especially when learning is carried out online. This study aims to obtain a picture of self-regulated learning of class XI SMK students during the Covid-19 pandemic. This research is a quantitative-descriptive study using a survey method. The instrument used was a self-regulated learning questionnaire which had 23 statement items. Data collection was carried out using an online questionnaire on google form which was given to students of class XI Fashion Design Vocational Schools. The results of the SRL research for students of class XI Fashion Design at SMK Negeri 3 Pekanbaru during the pandemic were 17% students with high SRL, 53% students with moderate SRL and 30% students with low SRL. tudent's SRL is low on indicators of evaluating learning processes and outcomes as well as self-efficacy (self-concept), this is influenced by individual, behavioral and environmental factors.
Analysis of Student Learning Outcomes of Grade X SMK on the Exponential Material Based on Emotional Intelligence
Adawiyah, Nur Rabiatul;
Roza, Yenita;
Maimunah, Maimunah
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 12, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (495.244 KB)
|
DOI: 10.26418/jpmipa.v12i1.43178
The level of emotional intelligence in students is different, and the learning outcomes obtained from the material are also different. This study was aimed to describe SMK Negeri 1 Mandau students' learning outcomes on the exponential material based on emotional intelligence. The analysis technique used was descriptive qualitative. The subjects analyzed in this study were class X APPS, with 34 students. The data collection's instruments used were questions in the form of essays related to the exponential material and emotional intelligence questionnaires. The study results were obtained from the questionnaires to show the three types of emotional intelligence categories in students; low, medium, and high categories. In varied learning outcomes, some students had a high level of emotional intelligence with satisfactory learning outcomes; some students with moderate emotional intelligence also had satisfactory learning outcomes; other students with moderate emotional intelligence acquired unsatisfactory learning outcomes.