Abstrak Produksi padi di Aceh menjadi salah satu komoditas utama pada sektor pertanian dan telah dikenal memiliki kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan karakteristik beras Aceh memliki ciri khas yaitu lebih wangi dan pulen. Namun, produksi padi di beberapa wilayah Aceh, termasuk Desa Seunebok Punti, Kabupaten Aceh Tamiang menghadapi tantangan besar akibat serangan hama, terutama hama putih palsu (Cnaphalocrocis medinalis). Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) melalui pembuatan dan penggunaan pestisida nabati dari bahan alami. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi tiga tahapan utama, yaitu sosialisasi, pelatihan, dan evaluasi. Dalam proses pelatihan, para petani diajarkan cara meracik pestisida nabati menggunakan bahan-bahan seperti daun sirsak, daun pepaya, cabai dan rempah lainnya yang dicincang dan dihaluskan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan petani mengenai pengendalian hama yang ramah lingkungan, serta pengurangan penggunaan pestisida berbahan kimia sintetis. Sebanyak 90% peserta kegiatan berhasil memahami materi dan menunjukkan kemampuan dalam menerapkan teknik PHT. Program ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan pertanian di Aceh, khususnya dalam meningkatkan produksi padi secara lebih organik dan ramah lingkungan. Kegiatan ini juga berpotensi untuk diterapkan secara berkelanjutan oleh petani melalui dukungan program desa dan pemerintah daerah. Kata kunci: hama; serangga; pestisida nabati; daun sirsak; daun papaya. AbstractRice production is one of the main commodities in the agricultural sector in Aceh and has been known good quality. The rice have distinctive characteristics, more fragrant and fluffier. However, rice production in several areas of Aceh, including Seunebok Punti Village, faces major challenges due to pest attacks especially white pests (Cnaphalocrocis medinalis). The aimed of this service is to improve farmers' understanding in implementing Integrated Pest Management (IPM) through the manufacture and using botanical pesticides. The methods used include three main stages: socialization, training, and evaluation. In the training process, farmers was taught how to mix botanical pesticides using some ingredients such as soursop and papaya leaves, and other spices. The evaluation results shows a significant increase in farmers' knowledge regarding environmental pest control, as well as reducing the use of synthetic chemical pesticides. As many as 90% of participants in the activity managed to understand and demonstrated the ability to apply IPM techniques. With a focus on growing rice production in a more organic and ecologically friendly manner, this program is anticipated to enhance Aceh's agriculture's sustainability. It also has the potential to be implemented sustainably through the support of local governments. Keywords: pests; insects; botanical pesticides; soursop leaves; papaya leaves.