Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Pengaruh LKS Kolaboratif Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA 
                    
                    Risma Valentina Fitriyani; 
Supeno Supeno; 
Maryani Maryani                    
                     Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 7, No 2 (2019): JUNI 2019 
                    
                    Publisher : Universitas Lambung Mangkurat 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20527/bipf.v7i2.6026                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) kolaboratif pada model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan pemecahan masalah fisika siswa SMA pada materi gerak parabola. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain berupa pretest and posttest control-group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X SMAN 5 Jember. Setelah menentukan populasi, peneliti akan memilih 2 sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar penilaian pretest dan posttest yang berisi soal-soal essay. Perlakuan pada kelas eksperimen adalah berupa model pembelajaran berbasis masalah yang disertai LKS kolaboratif, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tanpa LKS kolaboratif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data keterampilan pemecahan masalah adalah menggunakan data pretest dan posttest. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar penilaian pretest dan posttest. Rata-rata nilai keterampilan pemecahan masalah pada kelas eksperimen yaitu sebesar 72,22 dan kelas kontrol sebesar 45,46. Peneliti menggunakan uji t yaitu independent sample t-test dan diperoleh hasil Sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa LKS kolaboratif pada model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan pemecahan masalah fisika siswa SMA. Hasil penelitian ini membawa implikasi bahwa LKS kolaboratif dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah sebagai bentuk bantuan bagi siswa untuk membelajarkan keterampilan pemecahan masalah.The purpose of this study was to analyze the effect of collaborative student worksheets through problem-based learning model on physics problem-solving skills of high school students for parabolic motion. This study was conducted in quasi-experimental using a pretest and posttest control group design. The population in this research is class X SMAN 5 Jember. After determining the population, the researcher will choose two samples using purposive sampling. Data collection instrument using pretest and posttest response sheets containing essay problem-based. In the experimental class, the treatment was given in the form of a problem-based learning model accompanied by the collaborative student worksheet, while in the control class, it used a problem-based learning model without a collaborative student worksheet. Data collection techniques used to obtain data on problem-solving skills are using pretest and posttest data. The instrument of data collection uses the assessment sheet pretest and posttest. The average value of problem-solving skills in the experimental class is 72.22, and in the control class is 45.46. Researcher using the t-test, namely the independent sample t-test and the result of Sig. (2-tailed) is 0,00. So it can be concluded that collaborative student worksheets on the problem-based learning model significantly influence the physics problem-solving skills of high school students. The results of this study implicate that collaborative student worksheets can be used in the implementation of problem-based learning as a form of assistance for students to teach problem-solving skills. 
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN ILMIAH SISWA SMA TENTANG OPTIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 
                    
                    Annisa Maya Kurnianingrum; 
Supeno Supeno; 
Trapsilo Prihandono                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Kemampuan untuk memberikan penjelasan ilmiah terhadap fenomena alam berbeda pada setiaporang. Menjelaskan secara ilmiah merupakan cara menjawab pertanyaan mengenai sebab ataumemberikan alasan terjadinya suatu fenomena secara ilmiah. Permasalahan dalam penelitian iniadalah bagaimana kemampuan memberikan penjelasan ilmiah tentang peristiwa pemantulan danpembiasan cahaya pada siswa SMA?. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptifdengan responden penelitian sebanyak 35 siswa pada kelas XI MIPA di SMA. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa memberikan penjelasan ilmiah termasuk dalam kriteria cukup dengan rata-ratanilai 69,02.Kata kunci: penjelasan ilmiah, optik, pemantulan, pembiasan
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ANALISIS PENGUASAAN KONSEP – KONSEP FISIKA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA SISWA KELAS XII SMA 
                    
                    Safirah Salsabillah; 
Sudarti Sudarti; 
Supeno Supeno                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Penguasaan konsep adalah kemampuan dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Penguasaan konsep diperlukan agar siswa dapat menguasai materi sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan konsep gelombang elektromagnetik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan purporsive sampling area yang diambil satu kelas pada kelas XII SMA semester genap pada tahun ajaran 2017/2018. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: (1) penguasaan konsep berdasarkan materi gelombang elektromagnetik 17,72% siswa dapat menguasai konsep fisika pada materi gelombang elektromagnetik, 37,59% siswa cukup menguasai konsep fisika pada materi gelombang elektromagnetik, dan 44,69% siswa kurang menguasai konsep fisika pada materi gelombang elektromagnetik ; penguasaan konsep berdasarkan indikator penguasaan konsep mengingat (C1), memahami (C2),mengaplikasikan (C3), dan menaganalisis (C4) lebih unggul daripada indikator penguasaan konsep mengevaluasi (C5), dan membuat (C6) yang dapat dikatakan masih dalam kategori rendah atau siswa tidak menguasai konsep pada indikator tersebut . Keywords: Penguasaan Konsep, Gelombang Elektromagnetik, Taksonomi Bloom.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KEMAMPUAN MENYELESAIKAN ILL STRUCTURED PROBLEM SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI HUKUM NEWTON 
                    
                    Marlina Puji Rahayu; 
Supeno Supeno; 
Sri Handono Budi Prastowo                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran fisika adalah mengintensifkan pengembangankemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah adalah aktivitaskognitif kompleks dalam rangka menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah. Denganmengetahui kemampuan menyelesaikan masalah maka peserta didik bisa intropeksi diri dan memilikimotivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Bagi guru, dengan mengetahui kemampuan menyelesaikanmasalah dapat dijadikan referensi untuk mengetahui strategi, model, metode, pendekatan, teknik, danevaluasi yang cocok untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah sehingga perlu adanyaidentifikasi kemampuan menyelesaikan masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA SMA. Metode pengumpulan data dalam penelitianini adalah tes dan wawancara. Instrument tes yang digunakan adalah tes berbentuk soal ill structured.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan ill structured problem padaindikator mengenali masalah hanya 22.56% mampu mengenali masalah dengan baik, pada indikatorrenencanakan startegi hanya 29.88% pada kategori sangat baik, pada indikator menerapkan strategi hanya6.1% siswa pada kategori sangat baik dan lebih dari 75% siswa pada kategori cukup, kurang bahkansangat kurang, serta pada indikator evaluasi hanya 31% siswa yang mampu melakukan evaluasi dengansangat baik.Kata kunci: Fisika, hukum Newton, kemampuan problem solving
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGGAMBAR DIAGRAM BENDA BEBAS DAN MEREPRESENTASIKAN GAYA DALAM PENYELESAIAN SOAL TENTANG HUKUM NEWTON 
                    
                    Rikiy Hudamaulana; 
Sri Astutik; 
supeno supeno; 
Binar Kurnia Prahani                    
                     FKIP e-PROCEEDING 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KA-FKIP UNEJ 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
The purpose of this research was to described the student ability in identified free body diagram picture and force representation in finishing question about Newton’s law at Senior High School 1 Arjasa Jember on qualitative scale. The type of this research method was descriptive qualitative. The sample of this research was determined using the method of purposive sampling and it was 37 students at class of XI IPA 3. The data was taken through admission filling of presence list by students and giving written test about Newton’s law which consist of four questions that was inclined plane question, stacked objects question, static objects question, and pulley question by researcher. Assessment was did using assessment’s rubric for quantitative data and scale’s rubric for qualitative data. The result of data analysis was showed that most criteria were achieved for ability of drawing free body diagram in inclined plane question were good, most criteria in stacked objects question were very good, most criteria in static objects question were less, and most criteria in pulley question were good. Meanwhile the result of data analysis was also showed that most criteria were achieved for ability of force representation in inclaned plane question were less, most criteria in stacked objects question were medium, most criteria in static objects question were medium, and most criteria in pulley question were very less. Key word: Ability identification, free body diagram, force representation
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PRAKONSEPSI SISWA SMK TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 
                    
                    Yuni Nurrahmawati; 
Supeno Supeno; 
Trapsilo Prihandono                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prakonsepsi yang dimiliki siswa kelas X salah satu SMK Negeri di Jember tentang rangkaian listrik sederhana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan pada siswa kelas X salah satu SMK Negeri di Jember. Sampel penelitian sejumlah 59 siswa jurusan kelistrikan. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes, dimana tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes diagnostik dua tahap. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prakonsepsi siswa SMK Negeri di Jember sebagai berikut: Siswa yang memiliki rata-rata presentase prakonsepsi benar tertinggi sebanyak 33,90 % yaitu pada konsep arus listrik pada rangkaian paralel. Siswa yang memiliki memiliki rata-rata presentase prakonsepsi bersifat miskonsepsi tertinggi sebanyak 73,73% yaitu pada konsep komponen untuk membentuk koneksi. Siswa yang memiliki rata-rata persentase prakonsepsi tertinggi adalah yang tertinggi diantara 81,36% yaitu pada konsep kawat penghantar pada rangkaian listrik. Siswa yang memiliki rata-rata presentase kesalahan prakonsepsi lebih dari 50% adalah sebagai berikut berada pada konsep komponen untuk membentuk koneksi, konsep arus listrik pada rangkaian seri, konsep arus listrik pada rangkaian seri dan rangkaian paralel, dan konsep rangkaian listrik. Kata Kunci: Diagnostik, Prekonsepsi, Sirkuit Listrik Sederhana
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        IDENTIFIKASI KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMK TENTANG RANGKAIAN LISTRIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA 
                    
                    Putri Okta Wardani; 
Supeno Supeno; 
Subiki Subiki                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika mengenai fakta, konsep, dan prinsip dapat berjalan efektif bila diajarkan secara prosedural dengan pemahaman dan penalaran. Penalaran ilmiah merupakan suatu proses atau aktivitas berpikir yang digunakan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan fakta atau bukti yang kongkrit sehingga siswa mampu menarik kesimpulan. Siswa yang dapat menggunakan kemampuan penalaran ilmiah dalam menjawab permasalahan dengan baik, cenderung mempunyai pemahaman yang baik terhadap konsep materi yang dipelajari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan penalaran ilmiah SMK dalam pembelajaran fisika materi rangkaian listrik sederhana. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal uraian. Data berupa jawaban dari siswa dianalisis berdasarkan kategori penalaran sehingga diketahui jenis penalaran yang sukar bagi siswa. Dari hasil penalaran ilmiah pada 34 siswa, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan penalaran proporsional siswa paling banyak berkategori aditive sebanyak 20 siswa, pada penalaran korelasi paling banyak berkategori intuitive sebanyak 25 siswa, pada penalaran konservasi paling banyak berkategori intuitive sebanyak 24 siswa, dan pada kemampuan penalaran hipotesis deduktif paling banyak siswa hanya bisa memenuhi indikator observer result yaitu 18 siswa dan sebagian besar siswa tidak dapat memenuhi indikator lain. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran ilmiah siswa masih tergolong rendah karena masih berada pada level-level terendah dalam tiap pola penalaran ilmiah. Kata Kunci: Fisika, Penalaran Ilmiah, Rangkaian Listrik Sederhana
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        IDENTIFIKASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS (Mathematical Reasoning) SISWA SMA NEGERI DI JEMBER DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA PADA POKOK BAHASAN DINAMIKA GERAK 
                    
                    Faridatul Isti’anah; 
Bambang Supriadi; 
Supeno Supeno                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Pembelajaran fisika pada proses penyelesaian studi kasus maupun soal-soal diperlukan sebuahkompetensi. Kompetensi yang diperlukan adalah kompetensi 3R yaitu Reading (membaca), wRiting(menulis) dan aRitmatic (berhitung). Namun dalam perkembangannya, kompetensi pendidikan tidakhanya cukup dengan 3R, namun ada kompetensi penalaran (Reasoning). Salah satu kemampuanbernalar yang dibutuhkan pada pembelajaran fisika ada kemampuan penalaran matematis(Mathematical Reasoning). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi kemampuan penalaranmatematis siswa SMA Negeri di Jember dalam menyelesaikan permasalahan fisika pada pokokbahasan dinamika gerak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripif.Subyek dari penelitian menggunakan purposive sampling. Responden dalam peneltian ini adalahsiswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1 Jember, SMA negeri 1Arjasa dan SMA Negeri 1 PakusariMetode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Instrumen tes yangdigunakan berbentuk tes urraian.. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan penalaranmatematis rata-rata di SMA Negeri 1 Jember dengan katagori baik dengan persentase sebesar 67%.Sedangkan nilai rata-rata penalaran matematis SMA Negeri 1 Arjasa tergolong katagori kurangdengan persentase sebesar 37% dan rata-rata nilai tingkat kemampuan penaralan matematis siswaSMA Negeri 1 Pakusari termasuk ke dalam katagori kurang dengan persentase nilai sebesar 26%.Berdasarkan hasil wawancara siswa dengan nilai tinggi dan rendah secara garis besar siswamengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang bersifat menggunakan variabel-variabelmatematika (tanpa menggunakan angka). Sedangkan pada proses penyelesaiannya siswa cenderungkesulitan pada proses mengoperasikan persamaan untuk menghasilkan solusi matematika sehinggaberdampak terhadap indikator ke-4 yaitu menafsirkan solusi matematika atau evaluasi hasil akhir dariproses penyelesaian masalah konsep fisika.Kata Kunci: Pembelajaran Fisika, Kompetensi 3R, Penalaran Matematis, Dinamika Gerak
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMK PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN LISTRIK 
                    
                    Tami Beniarti; 
Trapsilo Prihandono; 
Supeno Supeno                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Miskonsepsi adalah kesalahan penafsiran konsep yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh para ilmuwan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis miskonsepsi, mengetahui letak miskonsepsi pada soal tes diagnostik dan besar persentase miskonsepsi yang dialami oleh siswa SMK pada materi listrik dinamis pokok bahasan rangkaian listrik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Pengumpulan data observasi, tes dan dokumentasi dilakukan menggunakan teknik purposive sampling pada siswa SMK di Jember Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah tiga kelas. Wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika dan dilakukan dengan pemilihan sampel siswa yang mengalami miskonsepsi. Instrumen tes yang digunakan adalah kumpulan soal yang diadopsi dari jurnal penelitian sebelumnya serta beberapa soal tes DIRECT yang disesuaikan dengan syarat konsep dianggap miskonsepsi dengan jumlah 15 butir soal berdasarkan tes diagnostik four tier test. Tes diagostik ini memiliki empat tingkatan yang terdiri dari tingkat pertama yaitu pilihan jawaban, tingkat kedua merupakan tingkat keyakinan jawaban pada tingkat pertama, tingkat ketiga merupakan alasan jawaban dari tingkat pertama, dan tingkat keempat merupakan tingkat keyakinan alasan jawaban pada tingkat ketiga. Dari hasil tes kemudian dapat dikelompokkan siswa yang paham, tidak paham dan miskonsepsi. Kata kunci: Miskonsepsi, rangkaian listrik, four tier test
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        LEMBAR KERJA SISWA SCIENTIFIC EXPLANATION UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN PENJELASAN ILMIAH SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 
                    
                    Mag’izah Werty Rochita Muliardi; 
Supeno Supeno; 
Singgih Bektiarso                    
                     FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika 
                    
                    Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Scientific explanation merupakan merupakan kemampuan dalam menjelaskan ilmiah berdasarkanbukti yang ada melalui suatu tanggapan tertulis atau lisan terhadap pertanyaan yang mengharuskansiswa untuk menganalisis data dan menafsirkan data berkenaan dengan pengetahuan ilmiah.Pembelajaran dengan membimbing pemahaman siswa dalam kemampuan penjelasan ilmiah menjadikunci utama dalam pendidikan sains sebab siswa mampu berfikir kritis dalam memahami konsep danmembangun pengetahuan baru dengan mempelajari hubungan antara ide atau bukti yang dikumpulkanberdasarkan kenyataan. Maka dari itu, perlu dikembangkan LKS untuk membelajarkan fisika danscientific explanation Lembar kerja siswa scientific explanation menyajikan permasalahan denganpenyelesaian yang mengacu pada komponen-komponen scientific explanation. Permasalahan padalembar kerja siswa scientific explanation dengan memberikan dua pendapat yang saling bertentangandan penyelesaiannya dengan melibatkan jawaban awal (claim), didukung bukti (evidence), dandibenarkan oleh penalaran (reasoning) yang menjelaskan bagaimana bukti mendukung jawaban awal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembar kerja siswa scientific explanation untuk melatihkankemampuan penjelasan ilmiah siswa dalam pembelajaran fisika di SMA yang dikembangkanmendapatkan nilai validasi sebesar 4,16 dengan kategori valid.Kata kunci: Lembar kerja siswa, scientific explanation, penjelasan ilmiah, validasi