Claim Missing Document
Check
Articles

Growth performance of catfish, Clarias gariepinus Burchel 1822, cultured in biofloc-based system with addition of the heterotrophic bacteria cells Salamah Salamah; Nur Bambang Priyo Utomo; Munti Yuhana; Widanarni Widanarni
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 15 No 2 (2015): June 2015
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v15i2.69

Abstract

Super-intensive fish culture activities can lead the deterioration of water quality. Biofloc technology application can reduce the ammonia wastes and converts into bacterial biomass that can be used as a food source for fish. This study aimed to analyze the influence of heterotrophic bacterial cell concentrations in water and feed supplementation to improve the culture performances of catfish (C. gariepinus) on biofloc-based culture system. The experiments were conducted within 42 days consisted of five treatments, namely: (K-): system without biofloc, (K+) system with biofloc, (A) biofloc + L1k cells (102 CFU mL-1), (B) biofloc + L1k cells (104 CFU mL-1), and (C) biofloc + L1k cells (106 CFU mL*). The results showed that the growth performance of catfish cultured in biofloc system with the addition heterotrophic bacterial cell concentrations at 104 CFU mL-1 showed the best results compared to other treatments, with the value of survival rate was 92.67% ± 6.92, feed conversion ratio was 0.90 ± 0.07, and daily growth rate of 6.10% ± 0.09. Bacterial cells abundance were ranging from 104 CFU mL-1 up to 108 CFU mL-1, either with or without the addition of hetero-trophic bacterial cells. Abstrak Penerapan teknologi bioflok mampu mengurangi limbah amonia menjadi biomassa bakteri yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan bagi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi sel bakteri heterotrofik da-lam air dan pakan suplemen untuk meningkatkan pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada sistem berba-sis bioflok. Percobaan dilakukan dengan lima perlakuan, yaitu: (K-) Tanpa bioflok, (K +) Bioflok, (A) Bioflok + L1k (102 CFU mL-1), (B) Bioflok + L1k (104 CFU mL-1), dan (C) Bioflok + L1k (106 CFU mL-1). Empat hari sebelum dilakukan pemeliharaan (H-4) diinokulasikan bakteri heterotrofik sebanyak 10 ml m-3 air dengan konsentrasi sesuai perlakuan dan molase cair 10 g ke media pemeliharaan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 42 hari, dengan frekuensi pem-berian pakan 2 kali sehari dan tingkat pemberian pakan 5% dari biomassa ikan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 42 hari dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari dan tingkat pemberian pakan 5% dari biomassa ikan. Penambahan sel bakteri L1k ke dalam media budidaya dilakukan seminggu sekali sebanyak 10 ml m-3 dengan konsentrasi sel 102, 104, dan 106 CFU ml-1. Penambahan molase dilakukan setiap hari ke media bioflok dengan rasio C:N akhir sebesar 15:1. Kinerja pertumbuhan ikan yang diamati meliputi parameter kelangsungan hidup, pertumbuhan, rasio konversi pakan, populasi sel bakteri total dan sel bakteri L1k. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja produksi ikan lele dumbo pada perlakuan bioflok lebih baik dibanding tanpa bioflok. Penambahan sel bakteri heterotrofik L1k 104 CFUml-1 menunjukkan hasil terbaik dengan nilai tingkat kelangsungan hidup 92,67% ± 6,92, rasio konversi pakan 0,90 ± 0,07, dan laju pertumbuhan harian 6,10% ± 0,09. Kelimpahan sel bakteri total berkisar dari 104 CFU mL-1 hingga 108 CFU mL-1, baik dengan maupun tanpa penambahan sel bakteri heterotrof.
Effects of dietary probiotic microcapsules Bacillus cereus P22 and Staphylococcus lentus L1k on growth performance, immune response, and resistance of African catfish, Clarias gariepinus Burchell 1822 infected with Aeromonas hydrophila Lilik Setiyaningsih; Widanarni Widanarni; Angela Mariana Lusiastuti; Munti Yuhana
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 2 (2017): June 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i2.354

Abstract

The aimed of this research was to evaluate the effects of dietary probiotic microcapsules B.cereus P22 and S. lentus (L1k) at different dose and frequency on growth performance, immune response and resistance of African catfish infected with A. Hydrophila. Probiotics used in this study were B. cereus P22 and S. lentus L1k encapsulated by spray draying method. The research was carried out for 56 days with eight treatments and four replications. The treatments were K- (negative control), K+ (positive control), A (feed supplemented with 0,5% of microencapsulated probiotic, fedevery day), B (feed supplemented with 0,5% of microencapsulated probiotic, fed once every three days), C (feed supplemented with 1% of microencapsulated probiotic, fed every day), D (feed supplemented with 1% of microencap-sulated probiotic with an administration once every three days), E (feed with 2% of microencapsulated probiotic with an administration every day) and F (feed with 2% of microencapsulated probiotic with an administration once every three days). On day 42, all of the fish except K- were challenged by intramuscular injection of A. hydrophila (108 CFU ml-1). In 40 days after infection, there were no significant difference on survival rate (SR) between treatments (p> 0.05). Treatment E displayed the higher growth rate (4,54±0,02%), total probiotic B. cereus (P22) and S . lentus (L1k) (4.06± 0.09 log CFU g-1; 4.02±0.08 log CFU g-1) than other treatments; whereas treatment D showed the best feed conversion rasio(1.191±0.013), and treatment F offered the highest total bacterial count (7.11±0.53 log CFU g-1). An administration of 2% microencapsulated probiotic in every day frequency demonstrated the better growth performance, immune res-ponse and resistance of African catfish to A. hydrophila compare with other treatments. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dosis dan frekuensi pemberian mikrokapsul probiotik melalui pakan terhadap kinerja pertumbuhan, respons imun, dan resistensi ikan lele yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Penelitian ini meng-gunakan Bacillus cereus P22 dan Staphylococcus lentus L1k yang telah dienkapsulasi melalui metode spray draying. Penelitian ini dilaksankan selama 56 hari dengan delapan perlakuan dan empat ulangan, terdiri atas perlakuan K- (kon-trol negatif), K+ (kontrol positif), A (pakan+mikrokapsul probiotik dosis 0,5% frekuensi setiap hari), B (pakan+mikro-kapsul probiotik dosis 0,5% frekuensi tiga hari sekali), C (pakan+mikrokapsul probiotik dosis 1% frekuensi setiap hari), D (pakan+mikrokapsul probiotik dosis 1% frekuensi tiga hari sekali), E (pakan+mikrokapsul probiotik dosis 2% fre-kuensi setiap hari) dan F (pakan+mikrokapsul probiotik dosis 2% frekuensi tiga hari sekali). Ikan diuji tantang dengan A. hydrophila pada hari ke 42 dengan kepadatan 108 CFU ml-1 secara intramuscular (kecuali K- diinjeksi dengan phos-phate buffer saline). Setelah 40 hari pascainjeksi, laju sintasan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antarperlakuan (p>0,05).Perlakuan E menunjukkan laju pertumbuhan (4,54±0,02%) dan total probiotik B. cereus (P22) dan S. lentus (L1k) (4,06±0,09 log CFU g-1; 4,02±0,08 log CFU g-1) tertinggi; sementara perlakuan D memberikan hasil nisbah konversi pakan terbaik (1,191±0,013), perlakuan F menunjukkan total bacterial count tertinggi (7,11±0,53 log CFU g-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 2% yang diberikan setiap hari memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan laju pertumbuhan, respons imun, dan resistensi ikan lele terhadap A. hydrophila.
Digestive system and growth performance of African catfish larvae Clarias gariepinus, (Burchell, 1822) maintained with biofloc technology with the addition of Chlorella sp. Sujaka Nugraha; Julie Ekasari; M Zairin Junior; Widanarni Widanarni
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.535

Abstract

The production of catfish in aquaculture is still limited by the low supply of good quality seeds. One solution that can be done to overcome this problem is by the application of biofloc technology with microalgae addition. This study aims to evaluate the performance of digestive system, growth and robustness of the African catfish larvae maintained with biofloc technology and the addition of Chlorella sp. This research applied a completely randomized experimental design consisted of three treatments and triplicates, i.e larvae maintained with regular water exchange as the control (K), larvae maintained biofloc system (BF) and larvae reared with biofloc treatment and Chlorella sp. addition (BFC) with a rearing period of 15 days. Length growth, specific growth rate, condition factor, the activity of protease, amylase and lipase were not significantly different between treatments (P>0.05). The villi length in fish maintained in BF treatmen (136μm), was higher than those of BFC (121μm) and K treatments (105μm). The particle size of floc in BF and BFC were 0.44±0.025 and BFC 0.79±0.048 mm, respectively. The survival of catfish larvae in the BFC treatment was (51 ± 0,32)b, which was significantly higher (P<0.05) than those of K (45±0.52)a and BF (45±0.15)a. The results of stress test using 15 g L-1 water salinity demonstrated that the fish maintained in BFC has a higher survival (63%) than those of BF (47%) and K (43%). Overall results of the present study showed that the addition of Chlorella sp. could improve the growth performance and robustness of African catfish larvae against salinity stress. Abstrak Produksi ikan lele dalam budidaya masih dibatasi oleh rendahnya pasokan benih yang berkualitas baik, karena permasalahan ketersediaan nutrisi yang berkualitas selama pemeliharaan larva. Salah satu solusi meningkatkan ketersediaan dan kualitas larva adalah dengan menggunakan teknologi bioflok serta penambahan Chlorella sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja sistem pencernaan, pertumbuhan dan ketahanan larva ikan lele yang dipelihara pada sistem bioflok dengan penambahan Chlorella sp. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu larva yang dipelihara dengan penggantian air sebagai perlakuan kontrol (K), larva yang dipelihara dengan sistem bioflok (BF), dan larva yang dipelihara dengan perlakuan bioflok dengan penambahan Chlorella sp. (BFC) dengan lama pemeliharaan selama 15 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan spesifik, faktor kondisi, aktivitas protease, amilase, dan lipase antar perlakuan tidak berbeda nyata antarperlakuan (P>0,05). Vili larva ikan lele pada perlakuan BF (136 μm) lebih panjang daripada BFC (121μm) dan K (105μm). Ukuran partikel bioflok pada media BF (0,44 ± 0,025 mm) lebih rendah daripada bioflok yang terdapat pada media BFC (0,79 ± 0,048 mm). Tingkat sintasan larva ikan lele pada perlakuan BFC mencapai 51 ± 0,32% lebih tinggi (P<0,05) daripada perlakuan K sebesar 45 ± 0,52% dan BF sebesar 45 ± 0,15%. Hasil uji stres salinitas pada larva ikan lele menunjukkan bahwa larva yang dipelihara dalam media BFC memiliki tingkat sintasan tertinggi (63 ± 3,33%) dibandingkan perlakuan lainnya (P<0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan Chlorella sp. dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan ketahanan larva lele terhadap uji stres menggunakan salinitas.
Seleksi dan Identifikasi Bakteri Selulolitik yang Dapat Mendegradasi Serat Kasar Daun Singkong Mulyasari Mulyasari; Widanarni Widanarni; M. Agus Suprayudi; M. Zairin Junior; M. Tri Djoko Sunarno
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v10i2.238

Abstract

Pemanfaatan daun singkong sebagai bahan baku pakan ikan belum dilaksanakan secara optimal karena mengandung selulosa yang cukup t inggi. Tujuan penelit ian ini adalah mendapatkan bakteri yang dapat mendegradasi serat daun singkong dan melakukan identifikasi jenis bakteri selulolitik tersebut. Seleksi bakteri selulolitik dilakukan pada 4 jenis isolat bakteriasal saluran pencernaan ikan gurame yaitu UG3, UG6, UG7, dan UG8 dengan mengukur aktivitas enzim selulase secara kuantitatif pada substrat Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan daun singkong menggunakan metode 3,5-dinitrosalicylic acid (DNS). Identifikasi bakteri dilakukan pada 3 isolat yang memiliki aktivitas enzim selulase tertinggi pada substrat daun singkong berdasarkan morfologi (perwarnaan Gram, motilitas dan bentuk bakteri), uji biokimia (oksidase dan katalase) dan analisis gen (16S-rRNA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4 isolat yang diuji cobakan, isolat UG7 memiliki aktivitas enzim selulase (CMCase) tertinggi (0,0043 U/ml) sedangkan yang terendah adalah UG3 (0,0018 U/ml). Pada uji coba di substrat daun singkong, aktivitas enzim tertinggi terlihat pada isolat UG3 (0,107 U/ml) dan terendah adalah UG6 (0,077 U/ml). Hasil identifikasi dari 3 jenis isolat bakteri uj i yang memiliki kemampuan mendegradasi daun singkong tertinggi (UG3, UG7, dan UG8) menunjukkan bahwa ketiga jenis isolat tersebut merupakan bakteri jenis Gram positif berbentuk batang (basil). Berdasarkan data base dari GenBank, isolat UG3 memiliki kemiripan sebesar 93% dengan Bacillus clausii, UG7 memiliki kemiripan sebesar 96% dengan Bacillus amyloliquefaciens dan UG8 memiliki kemiripan sebesar 88% dengan Bacillus subtilis.
CONTROL OF Vibrio alginolyticus INFECTION IN ASIAN SEA BASS Lates calcarifer USING AMBON BANANA PLANT POWDER Musa paradisiacal THROUGH THE FEED Hamida Pattah; Dinamella Wahjuningrum; Munti Yuhana; Widanarni Widanarni
Indonesian Aquaculture Journal Vol 15, No 2 (2020): (December, 2020)
Publisher : Center for Fisheries Research, Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resource

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/iaj.15.2.2020.85-91

Abstract

Asian sea bass is one of economically important commodities in aquaculture. However, its culture often challenged by vibriosis infection which resulted in lower production. The study aimed to evaluate the effectiveness of the ambon banana plant powder application in feed as an effort to control the disease caused by Vibrio alginolyticus infection. Asian sea bass with total length of 7.48 ± 0.45 cm. Five different treatments were applied in this experiment, i.e. positive control, negative control, prevention, curative, and antibiotic application. The challenge test is carried out on the 15th day. Challenge test was performed with intramuscularly injection of V. alginolyticus at the cell density of 106 CFU/fish. The results showed the amount of feed consumption after the challenge test was highest in the curative and antibiotic control. However, these results were not significantly different (P>0.05) among preventive and curative treatments but were significantly different from controls (P<0.05). Fish treated with supplemented feed showed the highest total erythrocytes, total leukocytes, hemoglobin, respiratory burst, and lysozyme activity compared to controls. IL-1b gene expression increased after the challenge test with the highest level of expression in the curative treatment. It can be concluded that the administration of ambon banana plant powder (3 g/100 g diet) could control of V. alginolyticus infection in Asian sea bass and resulted 70.00% survival rate on prevention and 83.33% on curative treatments.
POTENSI PREBIOTIK MADU KLENGKENG, RANDU, DAN ORGANIK TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Yani Aryati; Widanarni Widanarni; Dinamella Wahjuningrum; Iman Rusmana; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 15, No 3 (2020): (September, 2020)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.738 KB) | DOI: 10.15578/jra.15.3.2020.185-193

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan performa pertumbuhan dan komposisi mikroflora dalam usus, menghambat pertumbuhan patogen, dan meningkatkan imunitas ikan adalah dengan pemberian prebiotik. Madu memiliki kandungan utama berupa oligosakarida, salah satu material yang dapat dimanfaatkan sebagai prebiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi madu klengkeng, randu, dan organik sebagai prebiotik dan menguji pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Kriteria prebiotik yang diuji meliputi kandungan oligosakarida dari madu dan ekstraknya menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), hidrolisis asam lambung dan a-amilase dari ketiga ekstrak madu, serta stimulasi pertumbuhan bakteri probiotik dari ekstrak ketiga jenis madu. Pengujian pada ikan nila dilakukan selama 30 hari dengan perlakuan A (kontrol), B (1% madu klengkeng pada pakan), C (1% madu randu pada pakan), dan D (1% madu organik pada pakan), masing-masing diulang empat kali. Parameter kinerja pertumbuhan yang diukur meliputi bobot biomassa awal, bobot biomassa akhir, pertambahan bobot, konsumsi pakan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, dan sintasan. Hasil pengujian dengan KLT menunjukkan ekstrak madu klengkeng dan randu merupakan oligosakarida. Hidrolisis asam lambung dan asam á-amilase selama tiga jam pengamatan mengalami peningkatan, baik dari ekstrak madu klengkeng, madu randu, dan madu organik. Ekstrak madu randu memiliki kinerja paling baik dalam menstimulasi pertumbuhan bakteri probiotik. Madu klengkeng, randu, dan organik memenuhi kriteria prebiotik. Penambahan madu randu pada pakan ikan nila mampu meningkatkan bobot biomassa akhir tertinggi (28,42 ± 0,79); laju pertumbuhan spesifik tertinggi (11,15 ± 0,09), dan memberikan rasio konversi pakan terendah (1,77 ± 0,06) dibandingkan dengan perlakuan madu yang lain. Penambahan madu klengkeng, randu, dan organik sebanyak 1% melalui pakan mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila dengan hasil terbaik adalah penambahan madu randu.One of the efforts to improvethe growth performance and composition of microflora in the intestine, inhibit the growth of pathogens, and increase the immunity of fish is through the application of prebiotics. Honey is known to contain oligosaccharides, which can be used as prebiotics. This study aimed to evaluate the potential of longan, kapok, and organic honey as prebiotics and examine their effects on the growth performance of tilapia (Oreochromis niloticus). The prebiotic criteria tested included oligosaccharide content from the honey and their extracts using thin layer chromatography (TLC), gastric acid hydrolysis, and a-amylase as well as stimulation of growth of probiotic bacteria from the extract of the honey. Tests on tilapia were carried out for 30 days with treatments A (control), B (1% longan honey added in the feed), C (1% kapok honey added in the feed), and D (1% organic honey added in the feed) and each treatment repeated four times. The measured growth performance parameters included initial biomass weight, final biomass weight, weight gain, feed consumption, specific growth rate, feed conversion ratio, and survival. Test results with TLC showed that the extract of longan honey and kapok were oligosaccharides. Gastric acid hydrolysis and á-amylase acid during three hours of observation showed an increase, both from the extract of longan, kapok, and organic honey. The extract of kapok honey has the best performance in stimulating the growth of probiotic bacteria. Longan, kapok, and organic honey meet the criteria required for prebiotic. The addition of kapok honey intilapia feed attained the highest final biomass weight (28.42 ± 0.79), the highest specific growth rate (11.15 ± 0.09), and produced the lowest feed conversion ratio (1.77 ± 0.06) compared to the other honey treatments. The addition of 1% longan, kapok, and organic honey in feed can improve the growth performance of tilapia, of which kapok honey gives the best result. 
ISOLASI, SELEKSI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DARI SALURAN PENCERNAAN IKAN LELE SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK Titin Kurniasih; Widanarni Widanarni; Mulyasari Mulyasari; Irma Melati; Zafril Imran Azwar; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.415 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.277-286

Abstract

Penambahan probiotik pada pakan telah banyak diaplikasikan pada kegiatan akuakultur dan terbukti bermanfaat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan. Probiotik yang ditujukan untuk membantu meningkatkan aktivitas pencernaan dalam saluran pencernaan ikan, akan lebih baik apabila diisolasi dari saluran pencernaan ikan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri probiotik dari saluran pencernaan ikan lele, mengisolasi, menyeleksi, serta mengidentifikasi bakteri yang didapatkan. Lambung dan usus lele, digerus dan diencerkan, kemudian dikultur dengan teknik cawan sebar. Koloni yang didapat dimurnikan dan diseleksi dengan uji zona hidrolisis protein dan uji patogenisitas, dan diidentifikasi secara biokimiawi dan molekuler. Tahap isolasi mendapatkan 10 isolat, tahap uji zona hidrolisis protein mendapatkan 4 isolat dengan zona hidrolisis tertinggi, sedangkan uji patogenisitas hanya meloloskan 2 isolat, yaitu A1 dan L1. Hasil uji identifikasi biokimiawi dan molekuler menunjukkan bahwa isolat A1 adalah Staphylococcus epidermidis dan L1 adalah Bacillus cereus. Bacillus cereus merupakan spesies yang sebagian besar anggotanya merupakan probiotik bagi hewan darat dan ikan, dengan demikian dari penelitian ini didapatkan bahwa Bacillus cereus merupakan kandidat bakteri yang berpeluang untuk dijadikan probiotik.
SUPLEMENTASI PREBIOTIK FRUKTOOLIGOSAKARIDA (FOS) MENINGKATKAN EKSPRESI GEN TERKAIT METABOLISME SERTA PERTUMBUHAN UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei Yanti Inneke Nababan; Hasan Nasrullah; Widanarni Widanarni; Munti Yuhana; Alimuddin Alimuddin
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.4.2021.203-210

Abstract

Fruktooligosakarida (FOS) merupakan salah satu jenis prebiotik yang berpotensi menjadi feed additive dalam budidaya udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suplementasi prebiotik FOS melalui pakan terhadap tingkat ekspresi gen terkait metabolisme dan performa pertumbuhan udang vaname. Pakan uji berupa pakan komersil yang disuplementasi prebiotik FOS (Pre) dengan empat dosis berbeda dan masing-masing terdiri atas tiga ulangan yaitu: Pre-0% (kontrol), Pre-0,5%; Pre-1%, dan Pre-2%. Udang dengan bobot rata-rata 1,58 ± 0,21 g dipelihara dalam bak fiber (volume 1 m3) dengan kepadatan 100 ekor per bak. Pemberian pakan dilakukan selama 30 hari dengan dosis 6% dari bobot biomassa udang. Bobot tubuh diukur setiap 10 hari (n=10) dan tingkat ekspresi gen diukur dari hepatopankreas pada akhir pemeliharaan (n=3) dengan metode quantitative-realtime PCR (qPCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian prebiotik FOS dapat meningkatkan ekspresi gen terkait metabolisme pada udang vaname. Suplementasi prebiotik FOS memberikan bobot rata-rata, pertumbuhan harian, dan tingkat sintasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol (p>0,05). Perlakuan Pre-0,5% menunjukkan rata-rata tingkat ekspresi gen tertinggi, namun performa pertumbuhan, dan sintasan tidak berbeda (p>0,05) dengan perlakuan Pre-2%.Fructooligosaccharides (FOS) are natural feed additives with potential application in feed for Pacific white shrimp. This study aimed to evaluate the effects of prebiotic FOS supplementation on the modulation of metabolism-related gene expression and growth performance of Pacific white shrimp. A trial feed consisted of commercial feed supplemented with different doses of FOS: Pre-0% (control), Pre-0.5%, Pre-1%, and Pre-2%; each with triplicate. Pacific white shrimp with an average body weight of 1.58 ± 0.21 g were reared in fiber tanks (d=1.5 m3) with a density of 100 shrimp/tank for each treatment. The shrimp were given the treatment feed five times per day at 6% of the total body mass for 30 days. Shrimp body weight was measured every ten days (n=10). The gene expression level was measured from the hepatopancreas (n=3) by the quantitative-real time PCR (qPCR) method. The results showed that FOS supplementation increased the metabolism-related gene expression levels. FOS supplementation improved the average body weight, average daily growth, and survival higher than control (p<0.05). Pre-0.5% treatment showed the highest average gene expression despite growth performance and survival were not significantly different (p>0.05) compared to Pre-2% treatment. This study concludes that the application of FOS in the feed improves the growth performance of Pacific white shrimp, notably in gained weight, reduced FCR and improved survival rate.
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PROBIOTIK DARI LINGKUNGAN TAMBAK DAN HATCHERI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT VIBRIOSIS PADA LARVA UDANG WINDU, Penaeus monodon Widanarni Widanarni; Fahmi Rajab; Sukenda Sukenda; Mia Setiawati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.26 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.1.2010.103-113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bakteri probiotik yang mampu menghambat pertumbuhan Vibrio harveyi untuk pengendalian penyakit vibriosis pada larva udang windu. Jumlah isolat bakteri yang berhasil diisolasi dari 34 sumber yang berbeda di lingkungan tambak dan hatcheri ada 118 isolat. Dari total isolat tersebut setelah diseleksi secara in vitro menggunakan metode Kirby-Bauer dipilih 3 isolat bakteri kandidat probiotik yang paling potensial dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi MR5339, yaitu isolat 9a berasal dari Cyclotella dengan zona hambat 12,8 mm; isolat Ua berasal dari saluran pencernaan udang vaname dengan zona hambat 14,5 mm; dan isolat P17Bb berasal dari air pemeliharaan kerapu bebek dengan zona hambat 15,0 mm. Hasil uji patogenisitas dengan konsentrasi bakteri 106 CFU/mL menunjukkan bahwa ketiga isolat tersebut tidak bersifat patogen pada larva udang windu. Hasil uji tantang pada larva udang juga menunjukkan bahwa ketiga isolat tersebut mampu meningkatkan sintasan larva udang windu. Nilai sintasan larva pada perlakuan yang selain diinfeksi dengan V. harveyi MR5339 juga ditambah probiotik Ua, 9a, dan P17Bb masing-masing adalah 88,3%; 88,3%; dan 76,7% sedangkan pada perlakuan yang hanya diinfeksi dengan V. harveyi MR5339 tanpa probiotik nilai sintasannya hanya mencapai 65,0%. Populasi V. harveyi pada perlakuan dengan penambahan bakteri probiotik tampak lebih rendah dibanding perlakuan tanpa probiotik, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya kompetisi antara bakteri V. harveyi dengan bakteri probiotik
PEMBERIAN PROBIOTIK LACTOBACILLUS BREVIS DAN PREBIOTIK OLIGOSAKARIDA PADA BENIH PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus) YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila Yuke Eliyani; Widanarni Widanarni; Dinamella Wahjuningrum
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.506 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.241-251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian probiotikLactobacillus brevis, prebiotik oligosakarida dan sinbiotiknya terhadap jumlah bakteri Lactobacillus sp. dan total bakteri dalam usus, total eritrosit, total leukosit, diferensial leukosit, aktivitas fagositik, sintasan, tingkat pertumbuhan, serta FCR benih ikan patin siam yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa jenis probiotik dan patogen adalah Lactobacillus sp. dan Aeromonas hydrophila. Pada uji in vivo digunakan lima perlakuan yang terdiri atas K(+), K(-), probiotik (pro), prebiotik (pre) serta sinbiotik (sin). Bakteri Lactobacillus sp. ditemukan di usus pada perlakuan probiotik dan sinbiotik dengan kisaran jumlah sekitar 101 sampai 106 (CFU/g). Total eritrosit, total leukosit, aktivitas fagositik berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol pada beberapa waktu pengamatan. Tingkat sintasan terendah diperoleh pada perlakuan K(+) sebesar 43,33±11,55; sedangkan empat perlakuan lainnya memperoleh nilai 100%. Tingkat pertumbuhan harian berbeda nyata antar perlakuan, nilai terbaik dicapai pada perlakuan pemberian sinbiotik sebesar 3,370±0,14. Nilai FCR perlakuan probiotik, prebiotik dan sinbiotik menunjukkan beda nyata dengan kontrol. Perlakuan sin, pre, pro memberikan nilai yang lebih baik pada total eritrosit, total leukosit, aktivitas fagositik, sintasan, pertumbuhan, dan FCR dibandingkan kontrol.
Co-Authors . Sunarto A. Sunarma A. Suwanto A. SUWANTO A.J. Sihombing Achmad Farouq Ade Dwi Sasanti ADNI OKTAVIANA Afiff , Usamah Agus Oman Sudrajat Aldy Mulyadin Alfabetian Harjuno Condro Haditomo Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimudin Alimudin, Alimudin Alit Brilliant Angela Mariana Kusumastuti, Angela Mariana Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Anis Al Rosjidi Anis Zubaidah Anja Meryandini Anja Meryandini Annisa Astri Anggraeni Antonius Suwanto Apriani, Ita Ardana Kurniaji Arief Muhammad Arini Resti Fauzi Aris Tri Wahyudi Asri Sutanti, Asri Asrido, Farhan Astari, Belinda Ayi Santika B. W. LAY Bagus Ansani Takwin Bako, Surandha Benny Heltonika Bunyamin Bunyamin Catur A. Pebrianto D. Augustine D. Djokosetiyanto D. Meha D. Shafruddin D.D. Mailana D.T. Soelistyowati Daniel Djokosetiyanto DEBY YUNIASARI DEDI JUSADI Dendi Hidayatullah, Dendi Dewi Nurhayati Dewi Rahmi DIAH AYU SATYARI UTAMI DIANA ELIZABETH WATURANGI Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dwi Agung Saputra Dwi Nita Aryani E. Ayuzar Eddy Supriyono Edi Sudiarto Eko Sudjawoto Elizabeth Waturangi, Diana Enang Harris Enang Harris Enzeline, Valensia Evi Maria Fahmi Rajab Ferymon Mahulette Ferymon Mahulette, Ferymon Fiska Puspita Fitria Novianti Frid Agustinus Gentiga Muhammad Zairin Ghita Ryan Septiani Gustilatov, Muhamad H.J. Bugri Hamida Pattah Hamsah Hamsah Hamtini - Hamtini Hany Handajani Hariadi, Sugeng Harton Arfah Hasan Nasrullah Huda Salahudin Darusman Huda Shalahudin Darusman I. Effendi I. Tepu Iis Diatin Iis Sumartini Iman Rusmana Inem Ode Iqbal Kurniawinata, Mohamad Irma Melati Irzal Effendi Istiqomah, Amalia Ita Apriani Jeanni Indah Noermala Julie Ekasari Julyantoro, Pande Gde Sasmita Kautsar, Badar Kukuh Nirmala Lastriliah, Mira Lilik Setiyaningsih Linuwih Aluh Prastiti M. Tri Djoko Sunarno M. Yusuf Arifin M. Zairin Junior M.A. Lidaenni M.S. Arifin Maulana, Fajar Mia Setiawati Mohammad Faizal Ulkhaq MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Junior Zairin Muhammad Subhan Hamka Muhammad Zairin Jr. Mulyasari Mulyasari Mulyasari Mulyasari MUNTI YUHANA Nasrullah, Hasan NISA RACHMANIA MUBARIK Nur Bambang Priyo Utomo Nuri Kamaliah, Syarifah O. Carman Ode, Inem Prassetyo Dwi Dhany Wijaya Puguh Widagdo Putra, The Best Akbar Esa Rahmi, Kurnia Anggraini Rakhmawati, Rakhmawati, Ramadhani, Dian Eka Rifqah Pratiwi Rina Rahmawati, Rina Rio Yusufi Subhan Rizki Praseto, Rizki Rr. Bellya Anasti Maharani Ruku Ratu Borut S. Sarah Safira Qisthina Ayuningtyas, Safira Qisthina Salamah Salamah Samsu Adi Rahman Saputra, Damar Auliawan Siregar, Khoirotun Nisa SITI MARYAM Siti Munfaqiroh Sri Nuryati Sri Nuryati Suci antoro Sudrajat, R Herman Sugiyo Hadi Pranoto Sujaka Nugraha Sujono Sujono Sukenda Sukenda . Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda SUKENDA SUKENDA Sukenda Sukenda Suleman, Gabriella Augustine Suryadi Saputra Tambun, Andreas Tatag Budiardi Tatik Mufidah Tatik Mufidah Titin Kurniasih Tri Heru Prihadi Tri Rezeki, Nanda Tsani Untsa, Agista Turnip, Enita Romasni Vinasyam, Apriana W. Efiyanti Wahyu Afrilasari WAODE MUNAENI Wasmen Manalu Wida Lesmanawati Wijaya, Sella Septian Windu Sukenda Wira H Saputra Wiyarni Wiyarni Y. Hadiroseyani Yani Aryati Yanti Inneke Nababan Yeni Elisdiana Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yuke Eliyani Yuke Eliyani Yunarty Yunarty Zafril Imran Azwar Zairin Jr., Muhammad